Kesehatan

Reproduksi Wanita
 Mengatasi keputihan
dengan aman dan pasti
 Prevalensi Keputihan

Challenge
• Negara kepulauan,
daerah yang luas
• Iklim yang tropis
• Sanitasi
• Fasilitas kesehatan
yang tidak merata

Data WHO, 2010 :

75% wanita didunia pernah mengalami keputihan paling tidak sekali dalam hidupnya
45% wanita mengalami keputihan dua kali atau lebih
Di Eropa, angka keputihan sebesar 25%, dimana 40-50% akan mengalami kekambuhan. (NCBI, 2013)

Di Indonesia, 75% wanita pernah mengalami keputihan sekali dalam hidupnya dan setengahnya, mengalami
keputihan 2x atau lebih
Berdasarkan data DepKes tahun 2010, Keputihan menduduki peringkat ke 2 , gangguan yang sering dialami
wanita
Vaginal Discharge

Fisiologis Patologis
Keputihan terjadi pada forniks posterior Keputihan menempel pada sekitar
dinding vagina
Kadar ph 3,8 – 4,5. Kadar ph dapat Kadar pH meningkat >4,5
meningkat bila terdapat sperma, darah
atau cairan amnion
Menjelang menstruasi jumlah dapat Terdapat gejala penyerta seperti gatal,
semakin banyak nyeri, dysuria
Konsistensi cairan keputihan pada saat Konsistensi lebih tebal dan pekat
ovulasi dapat menjadi lebih cair serta berwarna putih kekuningan
sampai berwarna hijau dan keabuan
Tidak terdapat tanda dan gejala yang
menimbulkan rasa tidak nyaman

Carr PL, Felsenstein D, Friedman RH. Evaluation and management of vaginitis. J Gen Intern Med. 1998
 Vagina Normal
Vagina  ekosistem epitel  habitat flora/mikroba  gram (+), gram (-),
anaerob
Cairan Vagina: cairan endometrium, saluran tuba, eksudat gl. Bartholin &
Skene, transudat epitel skuamosa vagina, eskfoliasi sel skuamosa,
metabolit mikroflora
Flora normal: terbanyak Lactobacillus sp

• Lactobacillus sp  gram (+)  bakteriosin dan H2O2 (efek

protektif)  pH rendah
• pH : 3,8 – 4,5
• Perubahan jumlah cairan vagina :
• Endogen: siklus menstruasi, hamil, hubungan seksual
• Eksogen: kontrasepsi, vaginal douching, antibiotik, obat-obatan yang
mempengaruhi imunitas/hormonal
Berek & Novak's Gynecology
Marrazzo JM. Interpreting the epidemiology and natural history of bacterial
vaginosis: are we still confused? Anaerobe. 2011;
DIFERENSIAL DIAGNOSIS

Keputihan

Patologis Fisiologis

Usia
Patologis Patologis
Non Infeksi menopause,
(Vaginitis) (Servisitis)
dll
NON - IMS

Vaginitis

Bakterial Candidiasis
T. Vaginalis
Vaginosis Sp.
VAGINITIS DAN SERVISITIS

Keputihan
= Keluhan paling umum + prediktor IMS

Etiologi tersering (CDC)

• Bakterial Vaginosis (BV) 22-50%
• Trichomoniasis 4-15%
• Kandidosis vulvovagina 17-39%
Chlamydia trachomatis IMS yang paling
umum terjadi di Inggris dan Amerika Serikat.
Diikuti dengan Neisseria gonorrhoeae.

50%
Terapi tidak tepatKerusakan permanen
organ reproduksi RI
 BAKTERIAL VAGINOSIS

Definisi: Perubahan flora bakteri normal  pertumbuhan >> bakteri

anaerob  (-) H2O2
Lactobacillus digantikan  anaerobik (Bakteroides spp., G. vaginalis,
Mobiluncus, Mycoplasma hominis, Peptostreptococcu sp.),
 Gejala dan Tanda
Bakterial vaginosis

Bau tidak sedap

Rasa basah berlebih

Maserasi vulva

Fluor greyish homogen

1. Adler M. ABC Of Sexually Transmitted Infection. 5 ed. London: BMJ Publishing Group Ltd; 2004.
2. Rosevear S. Handbook of Gynaecology Management 1ed. Auckland: Blackwell Science; 2002.
3.Richard L. MS, Ronald S., MD Gibbs. Infectious Diseases of the Female Genital Tract. 4th ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
4.Gilles R.G.Monif DAB. Infectious Disease In Obstetric and Gynaecology. 5th ed. New York: The Parthenon Publishing Group; 2004.
 Diagnosis BV

Kriteria Amsel: 3 dari 4 • Skor Nugent  • Alternatif:

kriteria proporsi relatif
morfotipe bakteri • Pap Smear,
1. Lendir putih dan • skor antara 0 dan • PCR,
homogen, 10.
2. Clue cell pada • Skor <4 adalah • Kultur,
pemeriksaan
normal, 4-6 • Imunologi
intermediate,
mikroskop, • dan >6 adalah BV. • Deteksi enzim
3. Ph vagina >4,5 • >> objektif proline
4. Bau amis saat • Px mikroskop dengan iminopeptidas
diberikan alkali gram e
(10% KOH) • Medium transport 
tabung dengan
normal saline

Moussavi Z, Behrouzi R. Diagnostic Amsel criteria compared standardized method of Gram stain
for the diagnosis of bacterial vaginosis. International Congress Series. 2004
 Treatment BV
International guidelines
• Metronidazole (orally or vaginally)
− 2 g single dose orally, with repeated application at day 3
− 500 mg orally twice daily for 7 days
− Metronidazole gel 0.75 % (5 g) intravaginally for 7 days

• Clindamycin (intravaginally)
− 100 mg suppository intravaginally at bedtime for 3 days
− 300 mg orally twice daily for 7 days

New option
• Dequalinium chloride (Fluomizin® vaginal tablets)
 KANDIDIASIS

Candida albicans : 85% hingga 90% infeksi

Gejala khas: gatal, keputihan seperti keju
25- 40% bersifat asimptomatik.

Diagnosis
• Pewarnaan dengan KOH
10%  pseudohifa dan
blastospora
• Pewarnaan Gram
• Kultur (tentatif)

Banks TA, Curtis MG. Vulvovaginitis. In: Curtis MG, Overholt S, Hopkins MP, editors.
Glass’ Office Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006
 Gejala dan Tanda
Vaginitis kandida

Bau tidak sedap

Nyeri sanggama

Gatal

Maserasi vulva

Vagina
kemerahan

Fluor putih
bergumpal

1. Adler M. ABC Of Sexually Transmitted Infection. 5 ed. London: BMJ Publishing Group Ltd; 2004.
2. Rosevear S. Handbook of Gynaecology Management 1ed. Auckland: Blackwell Science; 2002.
3.Richard L. MS, Ronald S., MD Gibbs. Infectious Diseases of the Female Genital Tract. 4th ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2002.
4.Gilles R.G.Monif DAB. Infectious Disease In Obstetric and Gynaecology. 5th ed. New York: The Parthenon Publishing Group; 2004.
 Diagnosis Kandidiasis

Golden Standard  kultur jamur  agar dektrosa Sabouraud.

Hasil waktu 48-72 jam bila diinkubasi pada suhu 36°C
Medium transport  normal saline
Alternatif  wet mount  ditemukannya miselium (elemen
hifa bercabang) atau blastopor (bentuk ragi uniseluler).
 Treatment VVC (Kandidasis)
Uncomplicated VVC
Local agents:
• Azoles - Clotrimazole, Miconazole, Econazole, Nystatin, Ciclopirox,
etc.
• Fluomizin
Systemic agents:
• Azoles once oral - Fluconazole, Itraconazole
Complicated VVC
• Treatment with the same antimycotics, identification of Candida spp.
& elimination of predisposing factors if possible
• Longer oral therapy (2 weeks) until the patient is completely
asymptomatic and a culture is negative; additional and/or
maintenance vaginal treatment (Ciclopirox, Nystatin, etc.)
• Treatment with ketoconazole (hepatotoxicity!)

Spinillo et al., 1992; Sobel, 1998; Sobel, 2002

 AEROB VAGINITIS

Keputihan yang disebabkan oleh mikroorganisme aerob, seperti Group B

streptococcus (GBS), Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (E.
coli).
Karakteristik yang timbul berbeda dari bakterial vaginosis. Bentuk paling
berat dari aerobic vaginitis adalah desquamative inflammatory vaginitis

• Pada aerob vaginitis sering juga ditemukan adanya Enterococcus

faecalis, Streptococcus viridans, dan Staphylococcus epidermidis,
Streptococcus pyogenes,, E. faecalis, Clostridium perfringens, Proteus
mirabilis, Klebsiella aerogenes, dan streptokokus hemolitikus

Isibor JO SS, et al. Prevalence of bacterial and candidia albican infection amongst women attending
Irria specialist Teaching Hospital, Irrua, Nigeria. . African Journal of Microbiology
Research Vol 5(20), pp 3126-3130. 2011
Donders G, Vereeet al. BS. Abstract Definition of a type of abnormal vaginal flora that is distinct from
bacterial vaginosis: aerobic vaginitis. BJOG. 2002
 DIAGNOSIS AEROB VAGINITIS

Diagnosis aerob vaginitis berdasarkan pemeriksaan mikroskopik

Gold Standard  Kultur
 Aerobic vaginitis (AV), Mixed
infection (MI)
No standard treatment available!

• Vaginal broad spectrum systemic antibiotics or local antiseptics (Fluomizin®)

• Restoration of the vaginal ecosystem with probiotics

(Lactobacillus + Estrogen)
Isu terkini tentang keputihan
Masalah utama wanita
Multiple sex partners
Asimtomatik
Douching (antiseptik /bahan yang mengurangi keasaman vagina)
Kehilangan bakteri lactobacillus
Penggunaan ANTIBIOTIK – Anti Jamur, tidak terkendali
Resistensi anti mikroba !!
Infertilitas !!
Kehamilan !!!

Masalah dalam Kehamilan

• Persalinan prematur
• KPD
• Infeksi nifas
 FLUOMIZIN TERAPI ALTERNATIF BARU YANG
POTENSIAL UNTUK INFEKSI VAGINA

• Fluomizin memiliki spektrum

antimikroba yang luas (broad
spectrum) Anti Mikroba yang ada
• Bekerja efektif melawan bakteri
gram positif dan negatif, yeast saat ini:
(jamur), dan protozoa
1. Antibiotik bekerja
• Bekerja secara cepat (30-60 mnt),
sehingga pasien cepat mengalami secara spesifik
perbaikan gejala.
• Memiliki banyak mekanisme aksi 2. Timbulnya resistensi
multi mode action, sehingga tidak mikroba terhadap
menimbulkan resistensi
• Mempunyai profil keamanan yang antibiotik
tinggi, tidak diabsorpsi tubuh (local
action), sehingga aman digunakan
• Aman digunakan pada ibu hamil
dan menyusui
Anti Infeksi baru dengan
beberapa keunggulan
FLUOMIZIN Product Profile

Zat Aktif :
Dequalinium Chloride 10 mg

Boxes @ 6 Vaginal tablet yang

mengandung 10 mg
dequalinium Chloride

Shelf Life 3 years

Penyimpanan dibawah suhu

30 C
 1. Efektif mengatasi keputihan yang disebabkan
tidak hanya bakteri tetapi juga jamur

Konsentarsi setelah penggunaan Fluomizin tablet vaginal :

2000 – 4000 g/mL Dequalinium chloride  Break point - approximately

1000 g/mL
Konsentrasi yang diperlukan untuk terapi :
2 – 4 x lebih tinggi dari MIC
Fluomizin MIC – in vitro
Microorganism Gram MIC Microorganism Gram MIC
Aerobic / facultative Anaerobic bacteria
aerobic bacteria
Staphylococcus aureus + 0.2 – 10 Bacteroides spp. /
Streptococci group A + 0.25 – 20
Prevotella spp. / - 64 – 512
Streptococci group B + 2–8
Porphyromonas spp.
Streptococci group C + 0.2 – 64 Peptostreptoccocus spp. + 1 – 32
Listeria sp. + 4 – 32 Fungi
Escherichia coli - 1 – 400 Candida albicans 0.2 – 200
Klebsiella sp. - 3.1 – 400 Candida glabrata 0.2 – 256
Pseudomonas sp. - 5 – 400 Candida krusei 128
Serratia sp. - 3.1 – 400 Candida tropicalis 0.2 – 50
Proteus sp. - 20 – >1024 Protozoa
Gardnerella vaginalis -/+ 2 – 256 Trichomonas vaginalis 28.8 – 400
Della Casa V et al., 2002
 • Aktivitas bakterisida dan
antifungisida

FLUOMIZIN Antimicrobial activity in vitro

Substances
Dequalinium Clinda- Metro- Clotri- Fluco-
Hexetidin
chloride mycin nidazole mazole nazole
Pathogenen
Anaerobic
(Gardnerella, Bacteroides,
Prevotella)
Aerobe Gram-positive
(S. aureus, Streptococci,
Enterococci)
Bacteria

Aerobe Gram-negative
(E. coli, Klebsiella)

Candida albicans
Fungi

Candida glabrata
Candida krusei

sensitive partial sensitive resistant no data

 • Fluomizin merupakan broad
spectrum anti-infective

Broad spectrum antiinfective, Dequalinium

Ciclopirox

Nystatin Clindamycin

Azole:
Clotrimazole,
Miconazole,
Econazole, Metronidazole
Fluconazole, etc.

Vulvovaginal Candidosis Mixed Infection Aerobe Vaginitis Bacterial Vaginosis

2. Fluomizin bekerja dengan cepat

Onset 30-60 menit

 Efek bakterisida dan fungisida dari Dequalinium klorida
terjadi in vitro dalam waktu 30 sampai 60 menit setelah
aplikasi/penggunaan.
 Sehingga pasien lebih cepat mengalami perbaikan
gejala
 Gejala akan berkurang pada 24 -72 jam pertama
 3. Fluomizin bahkan aman untuk ibu
hamil dan menyusui
Fluomizin bekerja secara lokal, di absorbsi tubuh dalam jumlah yang sedikit, hampir
tidak diserab oleh tubuh, sehingga tidak ada efek sistemik, sehingga ditoleransi
baik oleh tubuh dan tidak temukan efek samping yang berarti.
Bahkan aman digunakan untuk ibu hamil dan meyusui.
Study Design
Year Pregnant patients Efficacy Safety
Country Indication
Fauner & Binder, 1974 Open, monocentric,before-after type 46 pts were free of Candida infection No side effects and intolerance
Germany Total: 55 (I, II, III) after single application, 8 – after
Candida albicans during pregnancy further application.
FLU399, 1999 Open, multicentric, before-after type A distinct improvement in all No adverse events
Germany Total: 60 , I tr. : 11 , II tr.: 12 , III tr.: 37 documented clinical symptoms.
(1) Bacterial mixed infection Assesment `good’ to ‘very good’ 95.2%
(2) Bacterial vaginosis by phisician and 95.0% by patient.
(3) Candidiasis
(4) Trichomoniasis
Demina et al., 2005 Open, monocentric, parallel groups, Microbiocenosis recovery - in all None adverse events reported
Ukraine before-after type pregnant women of group I after one
Total: 60 , pregnancy term I treatment, and vaginal clearance of
Group I (basic): Fluomizin -32 degrees I and II was seen in 91,7%. No
Group II (reference): povidon.iodine - 28 Candida albicans after Fluomizin.
Chronic vaginosis and vaginitis caused by
opportunistic flora during pregnancy.
Grishchenko et al., Open, monocentric, parallel groups, before-after Sanitation of vagina at BV with None adverse events reported
2006 type Fluomizin in term I, demonstrated
Ukraine Total: 66 (6 to 8 weeks) favourable
Group I (main): Fluomizin -34 pregnancy conditions and perinatal
Group II (reference): povidone-iodide outcomes.
Pregnant patients with bacterial vaginosis.
 4. Fluomizin bekerja dengan 3 cara
(Unik)
Mekanisme aksi Dequalinium chloride (DQC)

Fluomizin mempunyai “Unique Multi Mode Action” sehingga angka resistensi rendah
Sumber: Werner Mendling,dkk. Arch Gynecol Obstet.201622
Mendling W, Weissenbacher ER, Gerber S, Prasauskas V, Grob P. Use of locally delivered dequalinium chloride in the treatment of vaginal infections: a
review. Arch Gynecol Obstet. 2015;293(3):469-84
 6. Efikasi Fluomizin setara dengan
GOLD STANDART
FLUOMIZIN merupakan Alternatif baru untuk terapi BV dan Mixed Infection

Data pendukung dari penelitian:

Angka Kesembuhan Klinis
Dequalinium Chloride 75 - 80 % [1]
Clindamycin vaginal 75 -78 % [1]
61 -87 % [2,3,4]
Metronidazole oral 61 -87 % [2,3,4]

(1) Weissenbacher et al., 2012. A Comparison of Dequalinium Chloride Vaginal Tablets (Fluomizin®) and Clindamycin Vaginal Cream
in Treatment of Bacterial Vaginosis; Gynecol Obstet Invest; DOI: 10.1159/000332398
(2) Ferris DG et al., 1995. Treatment of bacterial vaginosis: a comparison of oral metronidazole, metronidazole vaginal gel, and
clindamycin vaginal cream. J Fam Pract; 41:443-449.
(3) Schmitt C et al., 1992. Bacterial vaginosis: Treatment with clindamycin cream versus oral metronidazole. Obstet Gynecol;
79:1020-1023
(4) Paavonen J et al., 2000. Vaginal clindamycin and oral metronidazole for bacterial vaginosis: a randomized trial. Obstet Gynecol;
96:256-260.
7. Fluomizin Mudah disimpan

 Easy Storage/Mudah disimpan karena

bentuknya tablet vaginal bukan ovule atau
suppo
 penyimpanan suhu kamar
 Fleksible
Mudah dibawa kemana-mana