Anda di halaman 1dari 30

Skenario 5

Kelompok 1 5.3
Skenario 5
LEUKORHEA
Pasien wanita, umur 30 tahun, ibu rumah tangga, baru 2 bulan menikah
datang berobat ke dokter dengan keluhan keputihan yang banyak, cair,
berbau anyir yang kadang kadang disertai gatal sejak 3 minggu yang
lalu. Penderita mempunyai siklus menstruasi yang normal dan tidak
menggunakan kontrasepsi. Suami penderita bekerja sebagai supir dan
riwayat melakukan hubungan seksual dengan wanita lain disangkal.
Pada pemeriksaan genetalia eksterna: labium mayus dan minus tampak
eritema dan sedikit erosi. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan:
discharge vagina homogeny, keabu- abuan dan tampak melekat pada
dinding vagina. Pasiendisarankan melakukan Pemeriksaan PAP’smear
STEP 1
1. leukorhea: keluarnya cairan berlebih namun bukan darah yang
berasal dari vagina bisa berbau ataupun tidak dengan warna putih
hingga kekuningan
2. kontrasepsi : alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan yang
dapat berupa pil KB, kondom, dsb.
3. pemeriksaan pap smear : pemeriksaan yang mengambil sampel dari
leher rahim atau serviks.
4. pemeriksaan inspekulo : pemeriksaan fisikpada vagina
menggunakan spekulum untuk menilai dinding vagina dan serviks,
pemeriksaan ini hanya dilakukan pada wanita yang sudah
melakukan hubungan seksual.
1. Apa indikasi pemeriksaan papsmear?
2. Apa penyebab keluarnya cairan putih dari vagina?
3. Mengapa perlu ditanyakan pekerjaan suami?
STEP 2

4. Mengapa discharge vagina berwarna keabu abuan?


5. Apakah penggunaan kontrasepsi dan siklus menstruasi
berpengaruh pada keputihan pasien?
STEP 3
1. Mulai melakukan hubungan seksual aktif pada usia muda, sering berganti pasangan
seksual, pernah atau mengalami infeksi menular seksual dan keganasan.
2. faktor higienitas, penggunaan celana dalam yang terlalu ketat sehingga menyebabkan
genital lembab, dan pH daerah genital tidak seimbang (normal: 3,5-4,5).
3. Untuk menyingkirkan faktor risiko dari penyakit menular seksual.
4. Keputihan berwarna abu abu tanda dari infeksi bakteri akibat infeksi menular seksual.
5. Ya, keputihan bisa disebabkan oleh ovulasi, konsumsi pil KB, penggunaan IUD, dan
kehamilan.
PETA KONSEP
wanita 30 th

KU:
Keputihan banyak, berbau anyir,
disertai gatal.

Anamnesis:
siklus menstruasi normal
tidak menggunakan
kontrasepsi
suami tidak berganti ganti
pasangan

PF:
labium mayor minor tampak
eritem dan sedikit erosi
inspekulo: discharge vagina
homogen, keabu abuan,
tampak melekat pada dinding
vagina

LEUKORHEA
LO

Learning Objectives
1. Definisi dan etiologi LEUKORHEA
2. Faktor risiko epidemiologi LEUKORHEA
3. patogenesis dan patofisiologi LEUKORHEA
4. manifestasi klinis LEUKORHEA
5. dx dan dd LEUKORHEA
6. tx, pencegahan, dan edukasi LEUKORHEA
7. komplikasi dan prognosis LEUKORHEA
LO 1
Definisi

Keputihan (leukorea,flour albus, vaginal discharge) adalah sekret yang keluar secara berlebihan
dari vagina selain darah haid, dan tidak disebabkan neoplasma atau penyakit sistemik.

Keputihan yang fisiologis terjadi pada:


a. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon
estrogen dan progesteron sang ibu.
Etiologi

b. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid.


c. Setiap wanita dewasa yang mengalami kegairahan seksual, ini
berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat
senggama.
d. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.
e. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah ke daerah
vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.
LO 1
keputihan patologis:
Etiologi
a. infeksi
b. benda asing
c. neoplasma jinak
d. kanker
e. menopause
Faktor risiko
Faktor risiko
a. Penggunaan Celana Dalam yang Ketat
b. Cara Membersihkan Alat Kemaluan
c. Penggunaan Pantyliner
d.Penggunaan Pembersih Kewanitaan
e. Stress
f. Diabetes
g. Imunosupresi
h. Obesitas
i. Pendidikan yang rendah
j. Wanita hamil
Epidemiologi
Penelitian secara epidemiologi, flour albus patologis dapatmenyerang wanita mulai dari
usia muda, usia reproduksi sehatmaupun usia tua dan tidak 6 mengenal tingkat
Pendidikan, ekonomi dan social budaya, meskipun kasus ini lebih banyakdijumpai pada
wanita dengan tingkat Pendidikan dan social ekonomi yang rendah. Flour albus patologis
sering disebabkanoleh infeksi, salah satunya bakteri vaginosis (BV) adalahpenyebab
tersering (40-50% kasus terinfeksi vagina), vulvovaginal candidiasis (VC) disebabkan oleh
jamur candida species, 80-90% oleh candida albicans, trichomoniasis (TM) disebabkan
oleh trichomoniasis vaginalis, angka kejadiannyasekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina
(Khuzaiyah et al., 2015).
LO 4 Manifestasi Klinis
A. Keputihan Normal ( fisiologis)
1. Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer
2. Tidak mengeluarkan bau yang menyengat
3. proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
4. sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
5. tidak disertai rasa gatal.
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan
tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher Rahim, walaupun ada
yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
LO 4 Manifestasi Klinis
B. Keputihan abnormal (patologis)
1. cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari
saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
2. Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
3. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat
mengakibatkan iritasi pada vagina.
4. merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahya seperti HIV,
Herpes, Candyloma.
LO 5
a. Anamnesis
Pasien mengeluh adanya duh tubuh dari vagina yang ringan atau sedang dan berbau tidak enak
(amis), bau lebih menusuk setelah senggama dan mengakibatkan darah menstruasi berbau
abnormal, iritasi daerah vagina atau sekitar vagina (gatal, rasa terbakar).
Diagnosis

b. Pemeriksaan fisik
· duh tubuh vagina bertambah, warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau,
dan jarang berbusa
· pH sekret vagina berkisar antar 4,5-5,5.
· Terdapat eritema pada vagina atau vulva atau petekie pada dinding
LO 5
C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan mikroskopis Kriteria AMSEL Skor nugent


Diagnosis
LO 5
Diagnosis
banding
- Bacterialis vaginosis - Carcinoma cervix
- Trichomoniasis vaginitis
- Candidiasis vaginalis
>Tatalaksana
>Tatalaksana
>Tatalaksana
>Tatalaksana
Trikomoniasis
Pengobatan standar untuk trikomoniasis adalah metronidazoloral dosis tunggal 2 g.
Pengobatan alternatifnya adalahmetronidazol oral dengan dosis 500 mg dua kali sehari selama
tujuh hari. Karena T.vaginalis dapat mengkolonisasi uretradan kelenjar terkait, terapi topikal
kurang efektif. Namun, agen topikal telah terbukti mengurangi gejala dan mungkin berguna
pada pasien dengan masalah resistensi metronidazol yang jarang terjadi. Jika pengobatan
gagal, dapatkah dilanjutkan dengan metronidazol atau tinidazol 2 gram secara oral selama 7
hari. Pada wanita hamil, metronidazol 2 gramdalam dosis tunggal dapat diberikan
>Edukasi dan Pencegahan
1. Pola hidup sehat meliputi diet seimbang, istirahat cukup, hindari rokok dan
alkohol, olahraga teratur serta hindari stress yang berkepanjangan.
2. Gunakan pakaian dalam yang berbahan katun
3. Mengganti pakaian dalam minimal 2x dalam sehari
4. Hindari penggunaan celana ketat
5. Mengganti pembalut, atau panty liner pada waktunya untuk mencegah
tumbuhnya bakteri. Ini semua untuk mejaga kebersihan daerah vagina dan
agar selalu tetap kering.
>Edukasi dan Pencegahan
6. Membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari depan (vagina) ke
belakang (anus) tiap kali buang air.
7. Tidak menggunakan cairan pembersih vagina, karena dapat mematikan flora
normal vagina (Kusmiran, 2012).
8. Untuk mencegah iritasi pada vagina, hindari penggunaan bedak, sabun, atau
tisu dengan pewangi pada daerah vagina.
9. Jangan membiasakan meminjam barang yang memudahkan penularan
seperti alat-alat mandi dan sebagainya. Dan berhati-hati bila menggunakan
WC umum terutama untuk kloset duduk, hindari duduk di atas kloset atau mengelapnya
terlebih dahulu
Komplikasi
Komplikasi
a. Infeksi saluran kencing
b. Abses bartholini di bibir kemaluan
c. Peradangan rongga panggul
d. Gangguan haid
e. Kemandulan

Prognosis
Prognosis umumnya dubia ad bonam. Ada beberapa hal yang menentukan prognosis
leukorrhe di antaranya kepatuhan berobat dan perubahan gaya hidup juga
mempengaruhi keberhasilan penyembuhan.
Kesimpulan
Berdasarkan keluhan dari pasien, mengalami keluhan keputihan yang banyak berbau
anyir serta disertai rasa gatal, serta terjadi eritema dan sedikit erosi apda labium major
minor diduga leukorea yang dialami oleh pasien yaitu bakterial vaginosis. Tatalaksana
yang diberikan dapat diberikan metronidazole. Prognosis umumnya dubia ad bonam.
Dalil
‫كل ما َخَرَج من َذ َك ٍر من ُرُط وَبِة َبْو ٍل أو َم ْذ أو َو ْد أو ما َال ُيْع َرُف أو ُيْع َرُف َف ُه َو َنِج ٌس ُكُّلُه ما َخَال‬
‫ٍي‬ ‫ٍي‬
‫المنى‬

Artinya, “Setiap kencing, madzi, wadzi atau sesuatu yang tidak diketahui
atau diketahui yang keluar dari kemaluan bagian depan, maka semua
hukumnya najis kecuali mani.”
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. (2013). Panduan
Praktik Klinis Endokrin.
Sudarsana, P., Suardana, K., Puspitayani, , I Gusti Agung Mirah, & Arsani,
N. L. K. A. (2022). Bakterial Vaginosis : Etiologi, Diagnosis, dan
Tatalaksana. Ganesha Medicina Journal, 2(2), 110–114.
Aprilia Wikayanti, R., Pratama, B., & Rodiani. (2022). Diagnosis dan
PenatalaksanaanVaginosis Bakterialis pada Wanita Hamil. Majority,
11(1), 1–7.
DAFTAR PUSTAKA
Joseph,R.J.;Ser,H.-L.; Kuai, Y.-H.; Tan, L.T.-H.; Arasoo, V.J.T.; Letchumanan,
V.; Wang, L.; Pusparajah, P.; Goh, B.-H.; Ab Mutalib, N.-S.; et al. Finding a
Balance in the Vaginal Microbiome: How Do We Treat and Prevent the
Occurrence of Bacterial Vaginosis? Antibiotics 2021, 10, 719.
https://doi.org/10.3390/ antibiotics10060719
Amabebe E and Anumba DOC (2018) The Vaginal Microenvironment:
The Physiologic Role of Lactobacilli. Front. Med. 5:181. doi:
10.3389/fmed.2018.00181

Anda mungkin juga menyukai