Anda di halaman 1dari 18

KEPUTIHAN

 Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua


golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan
abnormal (patologis).
 Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi
setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi
atau sesudah menstruasi ataupun masa subur.
 Keputihan patologis dapat disebabkan
oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam
vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering
menimbulkan keputihan ini antara
lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran
kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si
penderita buang air kecil.
Jenis-jenis Keputihan yang Tidak Normal
1. Keputihan yang tidak normal umumnya terjadi karena
infeksi. Kondisi ini juga terkadang dapat menjadi indikasi dari
penyakit-penyakit tertentu sehingga sebaiknya diwaspadai. Berikut ini
adalah penjelasan jenis-jenis keputihan yang tidak normal:
2. Keputihan dengan lendir berwarna cokelat atau
mengandung darah
Keputihan ini umumnya disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak
teratur. Tetapi tetap perlu diwaspadai karena walau jarang, bisa
menjadi indikasi dari kanker serviksatau rahim.
3. Keputihan disertai rasa nyeri atau perdarahan
Rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil serta
mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah
berhubungan seks yang menyertai keputihan, dapat
mengindikasikan gonore atau chlamydia (klamidia). Jika dibiarkan,
kedua penyakit menular seksual ini dapat memicu infeksi serius pada
organ reproduksi wanita. Karena itu, segera temui dokter untuk
menjalani pengobatan dengan antibiotik.
4. Keputihan dengan lendir berwarna hijau, kuning, atau
berbuih
Jenis keputihan ini biasanya disebabkan oleh trikomoniasis, yaitu
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit. Lendir akibat
infeksi ini biasanya berjumlah banyak, berbau amis, dan disertai rasa
perih saat buang air kecil. Pembengkakan dan gatal-gatal di sekitar
vagina juga dialami penderita trikomoniasis. Infeksi ini juga dapat
diobati dengan antibiotik.
5. Keputihan disertai luka melepuh di sekitar genital
Penyebab jenis keputihan tidak normal ini biasanya adalah herpes
genital. Penyakit ini akan menyebabkan munculnya lepuhan atau luka
seperti sariawan yang terasa sakit di sekitar organ intim. Metode
pengobatannya bisa dengan mengonsumsi tablet antivirus. Penyakit ini
berpotensi untuk kambuh di masa yang akan datang.
6. Keputihan dengan lendir berwarna merah muda
Jenis keputihan ini disebabkan oleh proses peluruhan dinding rahim
setelah wanita melahirkan.
7. Keputihan dengan lendir yang cair atau berwarna putih dengan
rasa gatal
Keputihan ini dipicu oleh infeksi jamur atau ragi dan menyebabkan
munculnya lendir yang cair atau berwarna putih seperti susu kental, tapi
tanpa bau yang menyengat. Gejala lain yang biasanya menyertai adalah
rasa gatal yang parah dan rasa perih di sekitar vagina juga rasa sakit saat
berhubungan seks. Infeksi ini tidak menular melalui hubungan seks dan
umum dialami oleh sebagian besar wanita. Pengobatannya dapat dilakukan
dengan obat antijamur yang dijual bebas di apotek.
8. Keputihan dengan lendir berwarna putih atau abu-abu dan
berbau amis
Perubahan keseimbangan pada jumlah bakteri normal di vagina dapat
menyebabkan infeksi vaginosis bakteri. Lendir keputihan yang muncul
akan berbau amis dan berwarna putih atau abu-abu, tapi tidak disertai
rasa gatal atau iritasi. Ini juga termasuk infeksi yang umum terjadi dan
tidak menular melalui hubungan seks. Infeksi ini dapat ditangani dengan
antibiotik.Selain alasan medis, penggunaan sabun beraroma tajam yang
berlebihan juga dapat menyebabkan rasa perih pada vagina serta
keputihan yang tidak normal.
KEPUTIHAN KARENA KEHAMILAN
 Saat kehamilan ibu hamil mengalami perubahan hormonal yang
menyebabkan terjadinya keputihan. Aliran darah akan
meningkat ke daerah kewanitaan ketika anda sedang hamil yang
mempengaruhi cairan vagina menjadi lebih meningkat.
 Pada ibu hamil cairan vagina mempunyai manfaat untuk
mencegah infeksi dari vagina menuju ke rahim. Akan tetapi,
tidak semua cairan vagina memberikan manfaat karena jika
telah terkontaminasi dengan bakteri, parasit, atau virus justru
akan membuat pengaruh buruk dari terjadinya infeksi vagina
.Ibu hamil rentan terhadap infeksi vagina karena kesulitan dalam
membersihkan daerah intimnya.
 Ciri-ciri keputihan yang merupakan perubahan normal kehamilan
(fisiologis) yaitu berwarna bening keputihan, keputihan tidak
berbau tidak membuat gatal dan tidak terasa nyeri.
 Adapun penyebab dari keputihan patologis pada ibu hamil dapat
disebabkan adanya infeksi kuman penyakit atau gangguan kehamilan.
Infeksi dapat ditimbulkan oleh bakteri, jamur, parasit atau virus.
 Penyakit kanker mulut rahim dan PMS (Gonore, Klamidia, Sifilis)
adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya
keputihan. Selain itu, bagi sebagian wanita, penggunaan alat / obat
kontrasepsi tertentu dapat menyebabkan keputihan.
 Keputihan bisa merupakan salah satu gejala PMS jika didukung oleh
riwayat penderita yang aktif dalam melakukan hubungan seks bebas.
Selain dari perbedaan warna, bau, dan juga rasa gatal / perih / panas,
maka perbedaan keputihan yang disebabkan oleh PMS dan bukan
PMS hanya terletak pada riwayat kesehatan pasien sebelum dan
selama mengalami keputihan, termasuk kontak seksual serta gejala-
gejala lain yang menyertai keputihan tersebut.
SEKRET VAGINA
 Sekret vagina, yang dikenal pula sebagai leukore, sangat lazim
terjadi. Meskipun sekret keputih-putihan sering ada secara
normal, sekret berbau busuk sering menunjukkan problem
patologis.
 Bau patologis yang paling sering ditemukan adalah bau seperti
ikan busuk yang berkaitan dengan penguapan amina yang
dihasilkan oleh metabolik anaerobik.
 Wanita dengan moniliasis (kandidiasis) mengeluh mengeluarkan
sekret putih kering dengan rasa gatal hebat.
 Antibiotika mengubah flora normal vagina, sehingga dapat terjadi
pertumbuhan Candida secara berlebihan.
PATOFISIOLOGI
Sumber Cairan
1) Vulva
 Cairan yang berasal dari vulva tidak termasuk sekret vagina akan
tetapi penderita mengeluh keputihan karena tidak mengetahui asal
cairan tersebut. Cairan ini dapat berasal dari kelenjar Bartholin yang
mempunyai peranan penting dalam pelumasan introitus dan mukosa
vulva berupa lendir yang meningkat pada aktifitas seksual. Lendir juga
berasal dari daerah periurethral tempat bermuaranya saluran Skene.
2) Vagina
Walau vagina tidak mempunyai kelenjar akan tetapi cairan dapat
keluar dari permukaan secara transudasi. Cairan bersifat asam karena
adanya asam laktat yang diproduksi oleh mikroorganisme terutama
bakteri Doderlein.
3) Serviks
Kelenjar mukosa serviks adalah penghasil lendir utama. Lendir jernih,
basah, jumlah dan kekentalannya bervariasi bergantung dari fase siklus
menstruasi. Jumlah terbanyak ialah saat ovulasi, selain karena
pengaruh hormon, juga disebabkan oleh hiperemia.
4) Uterus
Kelenjar endometrium yang sebelumnya tidak aktif, baru
aktif pada fase postovulasi dan sedikit dari cairan ini dapat
turun ke vagina, jumlahnya kecil sekali kecuali bila terjadi
kelainan dalam hal vaskularisasi, kelainan faktor endokrin,
adanya neoplasma atau infeksi.
5) Tuba
Walau jarang tetapi mungkin terjadi dalam keadaan
tertentu misal salpingitis yang kemudian cairannya masuk
uterus dan selanjutnya turun ke vagina.
Komponen Sekret Vagina
 Sekret vagina terdiri dari beberapa komponen yang meliputi air,
elektrolit, mikroorganisme, sel-sel epitel dan senyawa organik
seperti asam lemak, protein dan karbohidrat.
 Komponen-komponen ini bergabung untuk menghasilkan sekret
vagina dengan pH kurang dari 4,5. Sel epitel berasal dari epitel
toraks serviks dan epitel gepeng vagina. Flora vagina yang normal
terdiri dari mikroorganisme yang mengkolonisasi cairan vagina dan
sel epitel. Leukosit, meskipun normalnya terdapat pada fase sekresi
siklus menstruasi, biasanya hanya ditemukan dalam jumlah kecil.
 Flora vagina yang normal terdiri dari mikroorganisme yang
mengkolonisasi cairan vagina dan sel epitel. Leukosit, meskipun
normalnya terdapat pada fase sekresi siklus menstruasi, biasanya
hanya ditemukan dalam jumlah kecil.
 Organisme fakultatif yang paling menonjol adalah spesies laktobasilus,
korinebakteria, streptokokus, stafilokokus epidermis dan Gardnerella
vaginalis.
 Sebenarnya semua wanita paling sedikit mempunyai satu organisme
fakultatif dan salah satu organisme fakultatif ini dapat ditemukan pada
40-80% wanita.
 E. coli, merupakan organisme koliformis virulen yang tersering
ditemukan, dapat ditemukan dari hanya kira-kira 20% wanita dan pada
wanita inipun hanya terdapat secara sepintas.
 Organisme anaerob yang paling menonjol adalah peptostreptokokus,
peptokokus, laktobasilus anaerob, eubakteria; Bacteroides sp., yang
ditemukan secara keseluruhan atau sendiri-sendiri pada 20-60%
wanita. Candida albicans, organisme jamur tersering ditemukan,
terdapat 5-10% wanita.
 Mycoplasma hominis terdapat pada 20-50% dan Ureaplasma
urealyticum terdapat pada 50-70% wanita asimtomatik yang aktif
berhubungan seksual. Jadi sulit sekali menentukan kapan keadaan
disebut patologis bila hanya berdasarkan ditemukannya suatu jenis
kuman tertentu.
MACAM PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA
1. Pengambilan spesimen cairan vagina (pap smear)
mendeteksi adanya kanker serviks
Pap smear adalah pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek
pemberian hormon seks, serta respon terhadap kemoterapi dan
radiasi.
Persiapan Pengambilan Spesimen Cairan Vagina :
1. Alat dan Bahan :
a. Kapas lidi steril atau aose
b. Gelas obyek
c. Bengkok
d. Sarung tangan
e. Spekulum
f. Kain kassa, kapas sublimat
g. Perlak
Prosedur Pelaksanaan
1. Memberitahu dan menjelas kan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan membawa ke dekat pasien
3. Memasang sampiran
4. Membuka atau menganjurkan pasien menanggalkan pakaian bawah (tetap jaga privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsalrecumbent)
7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir mengeringkan dengan handuk bersih
8. Memakai sarung tangan
9. Buka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan yang tidak dominan
10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dan tangan yang dominan sesuai kebutuhan
11. Menghapuskan sekret vagina pada gelas obyek yang disediakan
12. Membuang kapas lidi dalam bengkok
13. Memasukkan gelas obyek dalam piring petri atau ke dalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman spesimen untuk dikirim ke laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta mengeringkannya dengan
handuk bersih
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
2. Pemeriksaan Spekulum Steril
 Pemeriksaan Spekulum Steril diindikasikan untuk menentukan apakah
membran amnion sudah ruptur atau utuh. Fungsi-fungsi lain antara
lain untuk mengambil kultur; mengobservasi serviks untuk
mendeteksi servisitis, prolaks tali pusar, atau bagian janin; dan
memperkirakan dilatasi atau penipisan serviks. Pemeriksaan vagina
dengan spekulum steril dan sarung tangan steril dilakukan jika
ketuban sudah ruptur untuk menghindari memasukkkan organisme
menuju janin didalam lingkungan intra uterus. Lubrikan tidak
digunakan karena dapat mengubah temuan.
 Faktor yang mengindikasikan ruptur ketuban yaitu, tetesan atau
aliran kecil cairan amnion melewati serviks, Berkumpulnya cairan di
liang vagina. Kertas nitrazin menunjukkan reaksi basa terhadap
cairan vagina (berubah menjadi warna biru kurang lebih pH nya 7,15)
 Gambaran pakis cairan vagina jika dikeringkan pada preparat
mikroskop dan diperiksa secara mikroskopik.
 Berbagai zat dan kondisi dalam vagina dapat mengubah keakuratan
pemeriksaan ini
 Hasil negatif palsu semua hasil pengukuran dapat terjadi jika
ketuban sudah ruptur dan bocor selama waktu yang lama , atau
jika selaput ketuban bocor darisuatu tempat diatas bagian
presentasi dan hanya terdapat cairan minimal di dalam vagina pada
saat pemeriksaan vagina.
 Hasil positif palsu Nitrazin dapat terjadi ketika kertas
terkontiminasi dengan darah, semen, lendir serviks, urine, air
mandi, antiseptik yang basah, atau lubrikan larut air
 Gambaran pakis positif palsu kan muncul jika lendir serviks atau
darah mengontaminasi spesimen pada preparat
 Gambaran pakis lendir serviks tampak “lebih seperti kerangka”
dari pada gambaran pakis cairan amnion. Mekonium, pH vagina,
dan darah dalam cairan amnion (hingga 20 %) tidak akan mengisi
gambaran pakis
3. Sediaan Basah ( Wet Mount )
Selama pemeriksaan spekulum di vagina, sediaan basah dari sekret vagina
dapat disiapkan dengan menempatkan sedikitnya disebuah preparat, yang ditetesi
Salin Normal kemudian tutup dengan lembaran penutup. Sel petunjuk, bakteri,
sel darah merah, trikomonas, dan sperma dapat terlihat. Preparat lain dibuat
dengan larutan Kalium Hidroksida(KOH) 10%. Bau amina setelah menempatkan
KOH mengesankan vaginosis bakteri (“uji whiff”). Jamur atau Psedohyfae
Candidae lebih mudah terlihat pada penggunakan KOH.
4. Pemeriksaan Sekret Vagina ( mencari kuman neisseria gonorrhea
dalam secret vagina )
Dengan pewarnaan gram, kuman neisseria gonorrhea akan menyerap
cat carbol fuchsin sehingga kuman akan bewarna merah.
Persiapan pasien :
 Pasien dalam pengobatan, obat perlu dihentikan sehari sebelum pengambilan
specimen
 Sebaiknya pengambilan specimen pada pagi hari sebelum buang air kecil
 Pada wanita gonorrhea kronis, specimen sebaiknya diambil sebelum atau
sesudah haid
 Pengambilan specimen, pembuatan dan pengiriman sediaan :
Pengambilan specimen
Alat (loop/lidi kapas steril, kaca objek yang kering, bersih, lampu spiritus, kursi obstetric,
speculum vagina steril, sarung tangan, pinsil kaca, larutan salin steril
Pasien wanita :
 Pasien terbaring terlentang kedua lutut ditekuk pada kursi obstetric (posisi litotomi)
 Masukan speculum steril dengan hati-hati dan speculum dibuka
 Masukan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endoservik. Gerakan lidi melingkar ke
kanan diamkan beberapa saat untuk penyerapan
 Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek yang telah di beri nomor untuk dibuat
sediaan)
Pembuatan sediaan
Alat (forcep, rak pewarna, rak pengering)
Reagen (lar carbol gentian violet, lugol/iodin, larutan carbol fuchsin)
Cara :
 Pasca pengolesan di objek glas biarkan di udara beberapa saaat mongering, fiksasi dengan
melakukan diatas nyala api lampu spiritus
 Tuangi larutan carbol gentian violet selama 2-3 menit
 Cuci dengan air kran atau air mengalir
 Tuangi dengan alcohol 95% selama 20-30 detik cuci kembali
 Tuangi carbol fuchsin selama 1-2 menit kembali
 ·Keringkan
Pengiriman sediaan
Bila perlu uji silang (cross cek) dila fasilitas lab kurang sediaan perlu di
kirim ke laboratorium
Cara pengiriman :
 Setelah sediaan difiksasi bungkus dengan kertas tik tipis di bagi 2
menurut pjnya, tiap potong untuk 15-20 sediaan
 Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut lebarnya
dan ikat 2 kali
 Bungkus lagi dengan kertas karton bergelombang menurut panjangnya
dan ikat satu kali
 Bungkus kagi dengan kertas karton bergelombang menurut
panjangnya dan ikat dua kali
 Bungkus lagi dengan kertas sampul dan ikat 3 kali

Anda mungkin juga menyukai