salah satu jenis bakteri. Penggabungan bakteri menyebabkan infeksi yang tidak
diketahui.
Vaginitis dapat disebabkan oleh:
1. Infeksi
a. Bakteri (misalnya klamedia gonokokus)
b. Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes dan wanita
hamil serta pemakai antibiotic.
c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
d. Virus (misalnya HPV dan Herpes)
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons,
pembilas vagina, pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan
tidak menyerap keringat
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Perubahan hormonal.
2.1.4 Tanda dan Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari
vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat
atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih
kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam.
Misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna
putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan
hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin
menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin
banyak yang tumbuh. Vulva terasa gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa
terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina
keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita
penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.Infeksi karena
Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau
4
keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat
hebat.
Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh
kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa
menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal
atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma
manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar
ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan
oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole
kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-
gatal di daerah vulva.
Wanita dengan vaginistis biasanya ada yang tanpa gejala atau dengan
gejala, berikut ini adalah tanda dan gejala yang pada wanita vaginitis antara lain:
1. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari
vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya
menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering
tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya
bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan
2. Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih,
abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan
hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin
menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri
semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
3. Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar
pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina
keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita
penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik
4. Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang
berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap
dan gatal-gatalnya sangat hebat.
5
5. Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh
kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium
6. Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan
hubungan seksual
7. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus
papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang
belum menyebar ke daerah lain)
8. Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi
herpes atau abses
9. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan oleh kanker atau sifilis
10. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah
vulva.
2.1.5 Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein,
streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam
simbiosis diantara mereka. Jika simbiosis ini terganggu dan kuman-kuman seperti
streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang biak,
timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan seksual, stress
dan hormon dapat merubah lingkungan vagina dan dapat memungkinkan
organisme pathogen tumbuh. Pada vaginosis bkcterial dipercayai bahwa beberapa
kejadian yang provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroksida yang
diproduksi C. acidophilus organism. Hasil dari perubahan pH yang terjadi
memungkinkan perkembangbiakan berbagai organisme yang biasanya ditekan
pertumbuhannya seperti G. vaginalis, M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine,
yang akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel
vagina. Amine inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi
vaginosis bacterial dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina,
seperti peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan dan tingkat
progesterone karena kontrasepsi oral memperkuat penempelan C.albikans ke sel
epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan ini dapat
6
Prognosis
Prognosis bakterial vaginosis dapat timbul kembali pada 20-30% wanita
walaupun tidak menunjukkan gejala. Pengobatan ulang dengan antibiotik yang
sama dapat dipakai. Prognosis bakterial vaginosis sangat baik, karena infeksinya
dapat disembuhkan. Dilaporkan terjadi perbaikan spontan pada lebih dari 1/3
kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan klindamisin memberi angka
kesembuhan yang tinggi (84-96%).
2.1.8 Pengobatan
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan
penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur
atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan
gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air.
Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena
bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari. Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan
vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan.bakteri. Pada infeksi
menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual
diobati pada saat.yang.sama. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi
dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester
kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Pengobatan Umum Untuk Vaginitis & Vulvitis
Jenis Infeksi Pengobatan
Jamur a. Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim, tablet
vagina atau supositoria)
b. Fluconazole atau ketoonazole (tablet)
Bakteri Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet vagina) atau
metronidazole. Jika penyebabnya gonokokus biasanya
diberikan suntikan ceffriaxon dan tablet doxicylin.
8
bakteri berbahaya. Pencegahan vaginosis bakteri termasuk diet sehat dan perilaku
serta meminimalkan stres karena semua faktor ini dapat mempengaruhi
keseimbangan pH vagina. Mengkonsumsi bakteri baik dalam produk dengan
hidup-budaya, seperti yoghurt, atau hanya melalui suplemen probiotik, seseorang
dapat mengurangi kemungkinan mengembangkan vaginitis karena antibiotik.
Pencegahan trikomoniasis berkisar seks aman-prosedur, seperti penggunaan
kondom.
2.2 Cervicitis
2.2.1 Definisi
Cervicitis ialah radang dari selaput lendir canalis cervicalis karena epitel
selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka mudah
terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina (Sarwono, 2008). Pada
seorang multipara dalam keadaan normal canalis cervikalis bebas kuman, pada
seorang multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas atas
dari daerah bebas kuman ostium uteri internum. Walaupun begitu canalis
cervicalis terlindung dari infeksi oleh adanya lendir yang kental yang merupakan
barier terhadap kuman-kuman yang ada didalam vagina. Terjadinya cervisitis
dipermudah oleh adanya robekan serviks, terutama yang menimbulkan ectropion
(Sarwono, 2008).
Infeksi ini terjadi pada sebagian besar wanita yang telah melahirkan.
Terdapat perlukaan ringan pada mulut rahim. Gejala infeksi ini adalah leukorea
yang kadang sedikit atau banyak, dapat terjadi perdarahan (saat hubungan seks).
Pengobatan terhadap infeksi ini dimulai dengan pemeriksaan setelah 42 hari
persalinan atau sebelum hubungan seks dimulai. Pada mulut rahim luka lokal
disembuhkan dengan cairan albutil tingtura, cairan nitrasargenti tingtura, dibakar
dengan pisau listrik, termokauter, mendinginkannya (cryosurgery). Penyembuhan
servisitis menahun sangat penting karena dapat menghindari keganasan dan
merupakan pintu masuk infeksi ke alat kelamin bagian atas.
2.2.2 Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti: trikomonas vaginalis,
kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina
11
normal, cairan yangkeluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina
yang terlepas dan mucus serviks, yangakan bervariasi karena umur, siklus
menstruasi,kehamilan, penggunaan pil KB. Lingkungan vagina yang normal
ditandai adanyasuatu hubungan yang dinamis antaraLactobacillus acidophilus
dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, dan hasil metabolit lain.
Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik
terhadap bakteri patogen.Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina,produksi
glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan
pHvagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan padalevel ini dapat menghambat
pertumbuhan bakterilain. Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vaginayang
disebabkan oleh Candida sp . terutama C.albicans . Infeksi Candida terjadi karena
perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal
sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi
adalah penggunaan antibiotic yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi,
kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetesyang tidak terkontrol, pemakaian
pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi.
Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat
kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena
kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina
dan merupakan media bagi pertumbuhan jamur. Candida albicans berkembang
dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau
sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan
juga menajdi faktor predisposisi kandidiasisvaginalis.Pada penderita dengan
Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan
peningkatan pH vagina dan kadar glikogensehingga berpotensi bagi pertumbuhan
danvirulensi dari Trichomonas vaginalis. Vaginitis sering disebabkan karena
flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri pathogen atau adanya
perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami
proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubunganseksual, stres dan hormon dapat
merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri
patogen.Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat
18
2.4 Salpingitis
2.4.1 Definisi
Salpingitis adalah peradanganpada saluran tuba, dipicu oleh infeksibakteri.
Salpingitis kadang-kadangdisebut penyakit radang panggul (PID). Penyakit
Radang Panggul atau Pelvic Inflamatory Diases adalah keadaan terjadinya
infeksi pada genitalia interna, disebabkan berbagai mikroorganisme, dapat
menyerang endometrium, tuba, ovarium, parametrium, dan peritoneum panggul,
baik secara perkontinuniatum dari organ sekitarnya, secara hematogen, ataupun
akibat penularan secara hubungan seksual. Penyakit ini dapat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu:
a. Penyakit radang panggul akut
b. Penyakit radang panggul kronik
2.4.2 Etiologi
Resiko pada wanita yang tidak menikah, hubungan seks di usia muda dan
punya lebih darisatu pasangan. Infeksi dapat mencapai tuba bilaaliran menstruasi
berbalik atau terbukanya servikssaat menstruasi. Faktor lain termasuk prosedur
pembedahan dimana melewati serviks, misal:
a. endometrial biopsy
b. curettage
c. hysteroscopy
Resiko lain terjadi jika suatu faktor dalam vagina dan serviks yang
menyebabkan organism penginfeksi “bermigrasi” naik ke tuba, misalnya:
23
2.4.6 Komplikasi
Di antara sebab-sebab yang paling banyak terdapat ialah infeksi gonorea dan
infeksi puerperal dan postabortum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh
teberkulosis. Selanjutnya bias timbul radang adneksasebagai akibat tindakan
(kerokan,laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang
darialat yang letaknya tidak jauh sepertiappendiks.Penanganan yang tidak
serius,salpingitis bisa menyebabkan beberapa komplikasi meliputi :
a. Kehamilan ektopik
b. Infeksi yang terjadi didaerahterdekat dengan tuba fallopi,seperti ovarium
atau uterus
c. Infertilitas
d. Menginfeksi orang yangdiajak berhubungan seksual.
2.4.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Penyakit Radang Pangul Akut
Pemeriksaan darah tepi lengkap : hemoglobin, hematocrit, leukosit dan
sejenisnya, LED, Urinalisis, Tes kehamilan dengan beta HCG, USG dan
Kuldos entesis.
2. Penyakit Radang Panggul Kronik
Pemeriksaan darah lengkap, akan tampak leukosit dan peningkatan LED.
2.4.8 Pencegahan
a. Alat pelindung
Memakai alat pelindung terhadap kemungkinan tertularnya PHS dapat
dilakukan dengan menggunakan kondom. Kondom cukup efektif
mencegah terjadinya penularan PHS termasukAIDS.
b. Pemakaian obat atau cara profilaksis
Pemakaian antiseptik cair untuk membersihkan vagina pada hubungan
yang dicurigai menularkan penyakit kelamin relative tidak ada jika tidak
disertai dengan pengobatan terhadap microorganism penyebab
penyakitnya. Pemakaianobat antibiotik dengan dosis profilaksis atau
dosisyang tidak tepat juga merugikan karena selain kuman tidak terbunuh
juga terdapat kemungkinan kebal terhadap obat jenis tersebut. Pemakaian
27
obat yang mengandung estriol baik krem maupun obat minum bermanfaat
pada pasien menaupose dengan gejala yang berat.
c. Pemeriksaan secara dini
Kanker serviks dapat dicegah secara dini dengan melakukan Pap smear
secara berkala. Dengan pemeriksaan Pap smear dapat diamati
adanyaperubahan sel-sel normal menjadi kanker yangterjadi berangsur-
angsur, bukan secara mendadak. Kanker leher rahim memberikan
gejalakeputihan berupa sekret encer, berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta berbau busuk.
28
BAB 3. PATHWAY
3.1 Pathway Vaginitis
Zat asing Candida Albicans Perubahan Hormone Nisseria Gonorrhea
Tricomonas Vaginalis
konsentrasi flora
normal
Vaginitis
Ig E Stimulation
Nyeri
29
1. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan denagn adanya lesi dan eritema
2. Hipertermi berhubungan dengan adanya proses peradangan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rasa gata pada daerah
vagina