Candidiasis
Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) atau kandidosis vulvovaginalis merupakan
infeksi mukosa vagina dan atau vulva (epitel tidak berkeratin) yang
disebabkan oleh jamur spesies Candida. Infeksi dapat terjadi secara akut,
subakut, dan kronis, didapat baik secara endogen maupun eksogen yang
sering menimbulkan keluhan berupa duh tubuh. Awalnya infeksi pertama
timbul di vagina disebut vaginitis dan dapat meluas sampai vulva (vulvitis).
Vulvovaginitis kandidiasis yang dikenal juga sebagai keputihan, paling
sering disebabkan oleh jamur Candida. Terdapat 3 jenis golongan jamur ini,
yaitu Candida albicans, Candida propikalis, dan Candida glabrata.
Keduanya menimbulkan angka kejadian tinggi, dengan prevalensi BV di
Amerika Serikat 29% dan prevalensi KVV 70-75% pada wanita usia
reproduktif. Angka kesembuhan jangka panjang rendah, BV kambuh pada
40% wanita dalam 3 bulan setelah selesai terapi antibiotika dan pada 50%
wanita setelah 6 bulan terapi.1 Survei di Amerika Serikat menunjukkan
6,5% wanita mengalami >1 episode KVV dan 8% mengalami >4 episode
KVV dalam setahun.
Candidiasis vulvovaginitis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
Candida yang menginfeksi mukosa vagina dan vulva. Penyebab
terseringnya adalah spesies jamur Candida albicans. Nama lain dari
penyakit ini adalah candidosis vulvovaginitis atau mycotic vulvovaginitis.
Bacterial vaginosis
Bakteri vaginosis (BV) adalah infeksi vagina yang disebabkan oleh
pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Setiap vagina yang sehat
mengandung bakteri. Biasanya, bakteri ini saling menyeimbangkan.
Terkadang, bakteri "jahat" tumbuh terlalu banyak dan mengalahkan
bakteri "baik". Ini membuang keseimbangan bakteri di vagina Anda dan
menyebabkan vaginosis bakteri. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan
keputihan Anda berbau “mencurigakan”. Ini juga dapat menyebabkan
iritasi vagina pada beberapa orang. Orang lain mungkin tidak memiliki
gejala BV.
Bacterial vaginosis (BV) merupakan penyebab keputihan yang sering
terjadi pada wanita usia subur (WUS) yang ditandai dengan peningkatan
pH (asam basa keseimbangan) vagina dan pergeseran keseimbangan flora
normal vagina dimana dominasi Lactobacillus digantikan oleh bakteri
anaerob dan Gardnerella vaginalis. Bacterial vaginosis (BV) ditandai
dengan adanya perubahan karakteristik dari lendir vagina diantaranya
keputihan yang tipis dan berbau namun wanita yang mengidap Bacterial
vaginosis (BV) kadang–kadang tidak menunjukkan gejala.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan
normal flora vagina diantaranya adalah:
- Teknik cebok yang salah yaitu cebok dari arah belakang ke depan. ;
- Kurang menjaga kebersihan vagina pada saat menstruasi ;
- Penggunaan serta frekwensi ganti celana dalam sehari. ;
- Kebersihan vulva setelah melakukan hubungan sexual;
- Penggunaan deodoran yang dapat merusak kelembaban vagina;
- Penggunaan larutan kimia pembersih vagina yang terlalu sering untuk
cebok
Trichomoniasis
2. Etiologi
Bacterial vaginosis
Bakteri penyebab terjadinya Bacterial vaginosis (BV) antara lain;
- Gardnella vaginalis,
- Ureaplasma urealythicum,
- Mycoplasma hominis,
- Mobilunces spp,
- Prevotella bivia,
- Peptostreptoccocus,
- Ureaplasma urealyticum.
Candidiasis
Trichomoniasis
Trichomonas adalah organisme eukariotik berflagel, termasuk ordo
Trichomonadida. Sebagian besar trichomonas adalah organisme komensal
yang terdapat pada saluran usus mamalia dan burung. Tiga diantaranya
ditemukan pada manusia yaitu T.vaginalis yang merupakan parasit pada
saluran kemih dan kelamin, sedangkan T.venax dan Pentatrichomonas
hominis termasuk trichomonas non patogen yang ditemukan pada rongga
mulut dan usus besar. Trichomonas tidak memiliki mitokondria, 28S
ribosom, dan kemampuan untuk melakukan glikolisis. T.vaginalis
berbentuk oval atau fusiform dengan panjang rata-rata 15mm (seukuran
sebuah leukosit). la akan hidup optimal pada lingkungan lembab dengan
suhu 35-37°C dan pH 4,9-7,5. Kadar pH menjadi faktor penting dalam
pertumbuhan T.vaginalis. Kadar pH pada vagina yang sudah terinfeksi akan
menjadi basa yaitu 5,5-6.
3. Faktor Risiko
4. Manifestasi Klinis
Keluhan utama terbanyak yang dirasakan oleh pasien adalah duh
tubuh vagina yang gatal, yaitu sebanyak 213 pasien (65,5%). Keluhan yang
paling sering pada KVV adalah adanya duh tubuh vagina yang disertai rasa
gatal pada vulva, akan tetapi keluhan tersebut bukanlah gejala khusus dari
KVV. Keputihan tidak selalu ada dan seringkali hanya sedikit. Dapat
ditemukan rasa nyeri pada vagina, iritasi, rasa panas, dispareunia maupun
disuria dan jika didapatkan bau biasanya hanya minimal.1,2,9 Menurut
Sobel sebanyak 10-20% wanita sehat pada usia subur memiliki koloni
kandida pada vaginanya yang tidak menimbulkan keluhan
Bacterial vaginosis
Candidiasis
Trichomoniasis
Pemeriksaan Gram staining atau pewarnaan gram pap smear pada gram
vagina merupakan cara cepat dan relatif sederhana untuk mendiagnosis
bakterial vaginosis, hal ini memungkinkan pengenalan flora intermediate,
dan slide dapat disimpan dan dievaluasi secara independen dalam studi
penelitian di kemudian hari. Lactobacilli ciri khasnya besar, batang gram-
positif tumpul pada ujung. G. vaginalis biasanya coccus gramnegatif.
normal flora mencakup lactobacilli yang banyak berlimpah.
BV® blue test dilakukan secara signifikan lebih baik daripada tes sederhana
lainnya dalam pengaturan klinis, seperti tingkat pH vagina dan uji bau,
yang tidak memerlukan microscop. BV® blue test sangat baik dengan
pewarnaan Gram 98,7%. BV® blue test adalah tes sederhana, cepat dan uji
handal memungkinkan diagnosis segera dan pengobatan yang tepat dari
BV tanpa adanya mikroskop yang akan sangat menguntungkan pada
mayoritas perempuan yang berisiko terbesar bakterial vaginosis. BV® blue
test dapat tersedia dan dilakukan dalam 10 menit, dapat menguntungkan
pasien dalam hal diagnosis dan pertama kali perawatan dengan
pengaturan yang sama bukannya mengevaluasi gram stain pap (metode
Nugent) yang biasanya memakan waktu, biaya dan memerlukan teknisi
laboratorium yang terampil untuk interpretasi. Kriteria Amsel ini tetap
merupakan metode klinis yang penting untuk diagnosis bakterial vaginosis,
namun dapat menguntungkan juga dengan menggunakan BV® blue test
sebagai tes tambahan untuk menyediakan dugaan diagnosis bakterial
vaginosis. BV® blue test tidak mengesampingkan kehadiran ragi,
Trichomonas vaginalis, atau organisme lain dalam kasus dengan infeksi
vagina campuran. BV® blue test ini tidak boleh digunakan pada wanita
yang sedang haid atau memiliki pendarahan vagina, setelah mengalami
perdarahan banyak, menggunakan obat-obatan supositoria vagina atau
semprotan feminine hygiene atau terlibat dalam hubungan seksual vagina
dalam waktu 72 jam sebelum pengujian.
Candidiasis
Bacterial vaginosis
- Dalam keadaan hamil menyebabkan kelahiran prematur
- STI meningkatkan risiko terkena chlamydia dan GO, jika punya HIV
merupakan risiko paling tinggi
- Pelvic Inflamatory Disease
8. Tatalaksana
Candidiasis
Terapi rekomendasi KVV adalah antijamur topikal durasi cepat, misalnya
klotrimazole 1% krim 5g intravagina selama 7-14 hari, klotrimazol 2% krim
5g intravagina selama 3 hari, mikonazol 2% krim 5g intravagina selama 7
hari, mikonazol 200mg vaginal suppository selama 3 hari. Pada KVV
rekurens, terapi antijamur topikal dapat diberikan dalam jangka waktu
lebih lama yaitu 7-14 hari. Namun 30-50% wanita akan mengalami
kekambuhan setelah terapi maintenance dihentikan.
Bacterial vaginosis
Terapi yang direkomendasikan adalah metronidazol oral 2x500 mg selama
7 hari atau metronidazol gel 0,75% 5 g intravagina sekali sehari selama 5
hari, atau krim klindamisin 2%, 5g intravagina sebelum tidur selama 7 hari.
BV rekurens terjadi pada hampir 50% wanita 6 bulan setelah terapi. Angka
rekurensi yang tinggi terhadap pajanan antibiotika yang berulang dan
munculnya galur resisten obat memberikan kebutuhan untuk alternatif
terapi.