Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

FLUOR ALBUS

(KEPUTIHAN)

Oleh :
MADE UTTITHA RAMANTY RANI ARTHAPUTRI
NIM. P07120120073
TINGKAT 3.2 D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

DENPASAR

2022
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau fluor albus,
yaitu keluarnya cairan dari vagina. Leukore adalah semua pengeluaran cairan dari alat
genetalia yang bukan darah tetapi merupakan manifestasi klinik berbagai
infeksi,keganasan atau tumor jinak organ reproduksi (Manuaba, 2009).
Keputihan atau leukorea yaitu keluarnya cairan yang berlebihan dari vagina
yang terkadang disertai perasaan gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, atau
kerap juga disertai bau busuk dan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama.
Pengertian lebih khusus keputihan merupakan infeksi jamur kandida pada genetalia
wanita dan disebabkan oleh organisme seperti ragi yaitu candida albicans (Clayton,
2008).
Keputihan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan normal
(fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan normal dapat terjadi pada
masa menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16
saat menstruasi, juga terjadi melalui rangsangan seksual. Keputihan abnormal dapat
terjadi pada semua alat genitalia (infeksi bibir kemaluan, liang senggama,mulut rahim,
rahim dan jaringan penyangga, dan pada infeksi penyakit hubungan seksual)
(Manuaba, 2009).
2. Etiologi
Menurut Ayuningsih, et al. (2009) penyebab keputihan yaitu:

1) Perilaku tidak higienis: air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap
keringat, penggunaan pembalut yang kurang baik.

2) Stres sehingga daya tahan tubuh rendah.

Keputihan bukan suatu penyakit tetapi hanya suatu gejala penyakit, sehingga
penyebab pastinya perlu ditetapkan melalui berbagai pemeriksaan cairan yang keluar
dari alat genitalia tersebut. Pemeriksaan terhadap keputihan meliputi pewarnaan gram
(untuk infeksi jamur), preparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi
jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenias bakteri penyebab), dan pap smear
(untuk menentukan adanya sel ganas) (Manuaba, 2009).
Menurut Ababa (2003), penyebab paling sering dari keputihan tidak normal
adalah infeksi. Organ genitalia pada perempuan yang dapat terkena infeksi adalah
vulva, vagina, leher rahim, dan ronggarahim. Infeksi ini dapat disebabkan oleh :

A. Bakteri (kuman)
1) Gonococcus
Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubunganseksual, yang paling sering
ditemukan yaitu gonore. Pada laki-laki penyakit ini menyebabkan kencing
nanah, sedangkan pada perempuan menyebabkan keputihan.
2) Chlamydia trachomatis
3) Keputihan yang ditimbulkan oleh bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih
encer bila dibandingkan dengan penyakit gonore.
4) Gardnerella vaginalis
5) Keputihan yang timbul oleh bakteri ini berwarna putihkeruh keabu-abuan,
agak lengket dan berbau amis seperti ikan,disertai rasa gatal dan panas pada
vagina.
B. Jamur Candida
Candidia merupakan penghuni normal rongga mulut, usus besar, dan vagina.
Bila jamur candida di vagina terdapat dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
keputihan yang dinamakan kandidosis vaginalis. Gejala yang timbul sangat
bervariasi,tergantung dari berat ringannya infeksi. Cairan yang keluar biasanya
kental, berwarna putih susu, dan bergumpal seperti kepalasusu atau susu pecah,
disertai rasa gatal yang hebat, tidak berbau dan berbau asam. Daerah vulva (bibir
genitalia) dan vagina meradang disertai maserasi, fisura , dan kadang-kadang
disertai papulopustular.
Keputihan akibat Candida terjadi sewaktu hamil maka bayi yang dilahirkan
melalui saluran vagina pun akan tertular. Penularan terjadi karena jamur tersebut
akan tertelan dan masuk kedalam usus. Dalam rongga mulut, jamur tersebut dapat
menyebabkan sariawan yang serius jika tidak diberi pengobatan. Pada suatu
saat jamur yang tertelan tadi akan menyebar ke organ lain, termasuk kealat
kelamin dan menimbulkan keputihan pada bayi perempuan.
C. Parasit
Parasit ini menimbulkan penyakit yang dinamakan trikomoniasis. Infeksi akut
akibat parasit ini menyebabkan keputihan yang ditandai banyaknya keluar cairan
yang encer, berwarna kuning kehijauan, berbuih menyerupai air sabun, dan baunya
tidak enak. Meskipun dibilas dengan air, cairan ini tetap keluar. Keputihan akibat
parasit ini tidak begitu gatal, namun vagina tampak merah, nyeri bila ditekan, dan
pedih bila kencing. Terkadang terlihat bintik perdarahan seperti buah strawberry.
Bila keputihan sangat banyak, dapat timbul iritasi dilipat paha dan sekitar bibir
genitalia. Pada infeksi yang telahmenjadi kronis, cairan yang keluar biasanya telah
berkurang danwarnanya menjadi abu-abu atau hijau muda sampai kuning.
Parasit lain yang juga menyebabkan keputihan adalah cacing kremi. Cacing ini
biasanya menyerang anak perempuan umur 2-8 tahun. Infeksi terjadi akibat sering
bermain di tanah, atau penjalaran cacing dari lubang dubur ke alat genital.
Keputihan akibat cacing kremi dasertai rasa gatal, sehingga anak sering
menggaruk genitalianya sampai menimbulkan luka.
D. Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex
(VHS) tipe 2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV telah terbukti dapat
meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan virus herpes
simpleks tipe 2 dapat menjadi faktor pendamping. Keluhan yang timbul pada
infeksi VHS tipe 2 berupa rasa terbakar, nyeri, atau rasa kesemutan pada tempat
masuknya virus tersebut.
Pada pemeriksaan tampak gelembung–gelembung kecil berisi vesikel (cairan),
berkelompok, dengan dasar kemerahan yang cepat pecah dan membentuk tukak
yang basah. Kelenjar limfe setempat teraba membesar dan nyeri. Pada perempuan,
penyakit ini dapat disertai keluhan nyeri sewaktu kencing, keputihan, dan radang
di mulut rahim. Pencetus berulangnya penyakit ini adalah stres, aktivitas seks,
sengatan matahari, beberapa jenis makanan, dan kelelahan.
Penyebab lain keputihan selain infeksi (Dalimartha, 1999) antara lain :
E. Benda asing dalam vagina
Benda asing di vagina akan merangsang produksi cairan yang berlebihan. Pada
anak–anak, benda asing dalam vagina berupa biji–bijian atau kotoran yang berasal
dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa tampon, kondom
yang tertinggal didalam akibat lepas saat melakukan senggama, cincin pesarium
yang dipasang pada penderita hernia organ kandungan (prolaps uteri), atau adanya
IUD pada perempuan yang KB spiral. Cairan yang keluar mula–mula jernih dan
tidak berbau. Tetapi jika terjadi luka dan infeksi dengan jasad renik normal yang
biasanya hidup di vagina, keputihan menjadi keruh dan berbau, tergantung
penyebab infeksinya.
F. Penyakit organ kandungan
Keputihan juga dapat timbul jika ada penyakit di organ kandungan, misalnya
peradangan, tumor ataupun kanker. Tumor, jernih, dan tidak berbau. Pada kanker
rahim atau kanker serviks (leher rahim), cairan yang keluar bisa banyak disertai
bau busuk dan kadang disertai darah.
G. Penyakit menahun atau kelelahan kronis
Kelelahan, anemia (kurang darah), sakit yang telah berlangsung lama, perasaan
cemas, kurang gizi, usia lanjut, terlalu lama berdiri di lingkungan yang panas,
peranakan turun (prolapse uteri), dan dorongan seks tidak terpuaskan dapat juga
menimbulkan keputihan. Keputihan juga berhubungan dengan keadaan lain seperti
penyakit kencing manis (diabetes mellitus), kehamilan, memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen progesteron seperti pil KB atau memakai obat steroid
jangka panjang.
H. Gangguan keseimbangan hormon
Hormon estrogen diperlukan untuk menjaga keasaman vagina, kehidupan
Lactobacilli doderleins, dan proliferasi (ketebalan) sel epitel skuamosa vagina
sehingga membran mukosa vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri.
Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi. Hal–hal diatas dapat terjadi karena
dalam sel epitel vagina yang menebal banyak mengandung glikogen. Lactobacilli
doderlein yang dalam keadaan normal hidup di vagina, akan memanfaatkan
glikogen tadi selama pertumbuhannya dan hasil metabolismenya akan
menghasilkan asam laktat. Timbulnya suasana asam laktat akan menyuburkan
pertumbuhan Lactobacilli dan Corynebacteria acidogenic, tetapi mencegah
pertumbuhan bakteri lainnya. Proses diatas akan mempertahankan pH vagina yang
dalam keadaan normal memang bersifat asam, yaitu sekitar 3,5–4,5.
Keluarnya mucus servix (lender leher rahim) sehingga vagina tidak terasa
kering juga dipengaruhi oleh stimulasi estrogen. Hormon estrogen yang dihasilkan
oleh indung telur akan berkurang pada perempuan menjelang dan sesudah
menopause (tidak haid). Akibatnya dinding vagina menjadi kering, produksi
glikogen menurun dan Lactobacilli menghilang. Keadaan tersebut menyebabkan
menghilangnya suasana asam sehingga vagina dan uretra mudah terinfeksi dan
sering timbul gatal. Akibat rasa gatal di vagina, maka garukan yang sering
dilakukan menyebabkan terjadinya luka-luka yang mudah terinfeksi dan
menyebabkan keputihan.
Kekurangan atau hilangnya estrogen juga dapat diakibatkan dibuangnya kedua
ovarium (indung telur) akibat kista atau kanker, atau karena radiasi (penyinaran)
indung telur yang terserang kanker. Pada masa pubertas, remaja putri masih
mengalami ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya mereka juga sering mengeluh
keputihan selama beberapa tahun sebelum dan sesudah menarche (haid pertama).
I. Fistel di vagina
Terbentuknya fistel (saluran patologis) yang menghubungkan vagina dengan
kandung kemih atau usus, bias terjadi akibat cacat bawaan, cedera persalinan,
kanker, atau akibat penyinaran pada pengobatan kanker serviks. Kelainan ini akan
menyebabkan timbulnya cairan di vagina yang bercampur feses atau air kemih.
Biasanya mudah dikenali karena bau dan warnanya
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala leukorea atau yang biasa disebut dengan keputihan
adalah sebagai berikut :
Gejala pada keputihan fisiologis :
Menurut Stiaputri (2009), gejala keputihan fisiologis yaitu :
- Cairan tidak berwarna (bening)
- Tidak berbau
- Tidak berlebihan
- Tidak menimbulkan keluhan
- Gejala pada keputihan patologis :
Menurut Abidin (2009) , gejala keputihan patalogis yaitu :
- Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri
- Sekret vagina yang bertambah banyak
- Rasa panas saat kencing
- Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal
- Sekret berwarna putih keabu-abuan atau kuning
- Sekret berbau

4. Patofisiologi Keputihan

Organ yang paling sensitif dan rawan pada tubuh wanita adalah organ

reproduksi dan merupakan organ yang paling rawan dibanding organ tubuh yang

lainnya. Keputihan (Flour Albus) merupakan salah satu tanda dan gejala penyakit

oragan reporoduksi wanita, didaerah alat genatalia ekternal bermuara saluran kencing

dan saluran pembuangan sisa-sisapencernaan disebut anus. Apabila tidak dibersihkan

secara sempurna akan ditemukan berbagai bakteri,jamur,dan parasit akan menjalar ke

sekitar oragan genetalia. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dengan gejala keputihan.

Selain itu dalam hal melakukan hubungan seksual terkadang terjadi pelecetan, dengan

adanya pelecetan merupakan pintu masuk organisme penyebab infeksi hubungan

seksual (PHS) yang kontak dengan air mani dan mukosa (Kasdu,2008).

5. Penatalaksanaan
Menurut Nenk (2009) penatalaksanaan klien dengan keluhan keputihan adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan pemeriksaaan dengan alat tertentu untuk mendapatkan
gambaran alat kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan
kolposkopi yang berupa alat optic untuk memperbesar gambaran leher
rahim, liang senggama dan bibir kemaluan.
2. Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
3. Memberikan obat-obat penawar misalnya betadine vaginal kit, intima,
detol, yang sekadar membersihkan cairan keputihan dari liang
senggama, tapi tidak membunuh kuman penyebabnya. Selain itu dapat
dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatiska,
sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi, tetrasiklin, penisilin,
thiamfenikol, doksisklin, eritromisin, flukoonazole, metronidazole,
enystatin dan sebagainya. Karena itu, lebih baik mencegah daripada
mengobati.
Sering kali wanita merasa mampu mengenali sendiri sedang menderita flour
albus tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh
pemeriksaan secara lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat-
obatan flour albus yang dijual bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup
beresiko, karena apabila kurang tepat dalam pengenalan penyakitnya dapat
menyebabkan kurang tepat pula obat yang dipilih, sehingga selain efektifitas terapi
tidak tercapai juga akan beresiko pada munculnya resistensi sehingga jamur
semakin kebal dengan obat (Nenk, 2009).
Sedangkan menurut Abidin (2009) rencana asuhan atau penatalaksanaan yang
diberikan pada gangguan reproduksi dengan keputihan adalah diantaranya:
a. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya.
b. Memberikan KIE tentang keputihan
c. Menjelaskan bagaimana cara membersihkan daerah pribadi dan
genetalianya agar tetap bersih dan kering.
d. Menjelaskan pemakaian celana dalam dengan benar.
e. Menjelaskan untuk tidak sering menggunakan pencuci vagina.
f. Memberikan terapi pada keputihannya.
Peningkatan konsentrasi
Candida albican Hygine kurang flora

Ig E Stimulation Vaginitis

1.4 Pathway

SRS-A Prostaglandin

Efek vasodilatasi lokal Secret porulens

Gangguan pola tidur


Gatal

Gangguan rasa nyaman


Lesi

Ketidaktahuan penanganan

Ansietas
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Berupa waktu, tempat, dan identitas pasien (nama, umur,suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat, dan status perkawinan)

RIWAYAT OBSTETRI
A. Riwayat Menstruasi
 Menarche : usia pertama kali haid Siklus : normal setiap bulan
 Banyaknya : noemalnya 50-100 ml / hari Lamanya : 5-7 hari
 HPHT : jika sedang hamil Keluhan : ada/tidaknya nyeri saat
haid
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
C. Postpartum Sekarang
1. Riwayat persalinan sebelumnya : normal/sc
2. Tipe persalinan : spontan / bantuan
3. Lama Persalinan :-

D. E. Rencana perawatan bayi : ( ) sendiri ( ) orang tua


( ) lain – lain

Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat

bayi:

 Breast care : klien mengatakan mampu


 Perineal care : klien sering menggunakan celana dalam
 Nutrisi : klien tidak memiliki
 Senam nifas : tidak dilakukan ketika hamil
 KB : tidak menggunkan KB
 Menyusui : tidak menyusui anaknya sejak anak berusia 1 minggu
karena anaknya tidak mau negenyot puting susu ibunya
2. Riwayat Keluarga Berencana
 Melaksanakan KB : menggunakan kb atau tidak
 Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan
 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi
 Masalah yang terjadi
3. Riwayat Kesehatan
 Penyakit yang pernah dilami ibu : sekarang ibu mengalami penyakit keputihan
 Pengobatan yang didapat : ibu mengonsumsi obat dari dokter untuk mengatasi
penyakit keputihan
 Riwayat penyakit keluarga :
( ) penyakit diabetes melitus

( ) penyakit jantung

( ) penyakit hipertensi

( ) penyakit lainnya: sebutkan……………….

4. Riwayat Lingkungan :
 Kebersihan : rumah tampak bersih
 Bahaya : tidak ada benda berbahaya yang berserakan
 Lainnya sebutkan : ………………

5. Aspek Psikososial :
a. Persepsi ibu setelah bersalin : dia bahagia memili anak tetapi ia cemas atas keputihan
yang ia alami
b. Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari ? bila ya
bagaimana : cemas dan sering bertanya apakah penyakit yang ia alami berbahaya atau
tidak
c. Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : anaknya sehat dan kondisinya kembali
normal
d. Ibu tinggal dengan siapa : suami dan mertua
e. Siapa orang yang terpenting bagi ibu : anak/keluarga
f. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : menyarankan untuk segera berobat
ke dokter
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu : (  ) ya ( ) tidak
6. Kebutuhan Dasar Khusus:
1. Pola Nutrisi
a. frekuensi makan : 3 x/hari
b. nafsu makan : ( ) baik ( ) tidak nafsu,
alasan………………………………………
c. Jenis makanan rumah : nasi, sayur, lauk pauk.
d. Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan : -
2. Pola Eliminasi
BAK

a. Frekwensi : 6 kali sehari


b. Warna : kuning
c. Keluhan saat BAK : -
BAB

a. Frekwensi :1 kali sehari


b. Warna : coklat kekuning-kuningan
c. Bau : normal
d. Konsistensi : padat sedikit lunak
e. Keluhan :-
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi
 Frekwensi : 2 x/hari
 Sabun : () ya ( ) tidak
b. Oral Hygiene
 Frekwensi : 2 x/hari
 Waktu : (  ) pagi (  ) sore ( ) setelah makan
c. Cuci rambut
 Frekwensi : 3 x/minggu
 Shampo : (  ) ya ( ) tidak

4. Pola Istirahat dan Tidur


 Lama tidur : 4 jam ketika malam hari
 Kebiasaan sebelum tidur : gosok gigi
Keluhan : sering merasa gatal-gatal dilipatan paha

5. Pola Aktivitas dan Latihan


 Kegiatan dalam pekerjaan : melakukan pekerjaan rumah tangga
 Waktu bekerja : (  ) pagi (  ) sore ( ) malam
 Olah raga : ( ) ya (  ) tidak
Jenisnya :……………………………………………………………………………

Frekwensi :………………………………………………………………………….

 Kegiatan waktu luang : -


 Keluhan dalam aktivitas : merasa tidak nyaman karena keputihan

6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


 Merokok :-
 Minuman keras :-
 Ketergantungan obat : -

7. Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : normal Kesadaran : compos metis
 Tekanan Darah : normal Nadi : normal
 Respirasi : normal Suhu : normal
 BB : ideal tinggi badan : -

Kepala, mata, hidung, dan tenggorok :

Kepala : Bentuk : simetris

Keluhan : -

Mata

 Kelopak mata : palpebra


 Gerakan mata : normal
 Konjungtiva : merah muda
 Sklera : berwarna putih kemerahan
 Pupil : normal
 Akomodasi : normal
 Lainnya sebutkan : ada lingkarang hitam di bawah mata, mata tampak
mengantuk

Hidung

 Reaksi alergi :-
 Sinus :-
 Lainnya sebutkan :-

Mulut dan tenggorokan

 Gigi geligi : normal tidak ada keluhan


 Kesulitan menelan : -
 Lainnya sebutkan :-

Dada dan axilla

 Mammae : membesar (  ) ya ( ) tidak


 Areola mammae : kecoklatan
 Papila Mammae : menonjol
 Colostrum :-

Pernafasan

 Jalan nafas : normal


 Suara nafas :
 Menggunakan otot – otot bantu pernafasan : -
 Lainnya sebutkan : -

Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apikal..............................x/mnt
 Irama :
 Kelainan bunyi jantung : -
 Sakit dada :-
 Timbul :-
 Lainnya sebutkan :……………………………………………………….

Abdomen

 Mengecil : normal
 Linea & striae : tidak ada
 Luka bekas operasi :-
 TFU :-
 Kontraksi :-
 Lainnya, sebutkan : adanya nyeri di bagian bawah perut

Genitourinary

 Perineum : normal
 Lokhea :-
 Vesika urinaria : kosong
 Lainnya Sebutkan : vulva terlihat ada lendir kental dan berbau agak amis

Ekstremitas ( integumen/Muskuloskeletal )

 Turgor kulit : normal


 Warna kulit : sawo matang
 Kontraktur pada persendian ekstremitas : -
 Kesulitan dalam pergerakan : -
 Lainnya Sebutkan :……………………………………………………………..

F. Data Penunjang : bila ada


1. Laboratorium : -
2. USG : -
3. Rontgen : -
4. Terapi yang didapat : -
G. Data tambahan
Kaji apakah ada data tambahan

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI Diagnosa

1. DO : Candida albican Gangguan rasa nyaman

- kemerahan pada kulit


terinfeksi Peningkatan
konsentrasi
- adanya ulkus atau lesi flora normal

yang dangkal
Vaginitis
DS :

klien mengatakan gatal-


Secret porulens
gatal di daerah kemaluan
Gatal
klien mengatakan keluar
keputihan yang lebih
Lesi
banyak dari biasanya,
berbau amis dan agak
asam seperti susu basi
Gangguan rasa
nyaman

2. DO : wajah klien terliahat Secret porulens Ansietas


cemas

DS : Gatal

klien mengatakan sering


menanyakan keadaan Lesi
penyakit
klien mengutarakan Ketidaktahuan
perasaan cemas penanganan

Ansietas

3. DO : Peningkatan Gangguan pola tidur


konsentrasi flora
- mata tampak mengantuk normal

- sklera berwarna putih


kemerahan Vaginitis

- adanya garis hitam


dibawah mata. Secret porulens

DS :

Klien mengutarakan tidur


malam kurang karena Gatal
gatal-gatal

Gangguan pola tidur

7. Diagnosis Keperawatan
1) Ganggauan rasa nyaman (gatal-gatal) berhubungan dengan infeksi candida
albicans, ditandai dengan klien mengatakan keluar keputihan yang lebih banyak dari
biasanya, berbau amis agak asam seperti susu basi dan gatal-gatal di daerah kemaluan,
kemerahan pada kulit terinfeksi, adanya ulkus atau lesi yang dangkal
2) Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan, kurang terpajan informasi
ditandai dengan sering menanyakan keadaan penyakit, mengutarakan perasaan cemas
dan wajah klien terlihat cemas.
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan gatal-gatal dilipatan paha, pruritus
perineal ditandai dengan mengutarakan tidur malam kurang karena gatal-gatal, mata
tampak mengantuk, sklera berwarna putih kemerahan, garis hitam dibawah mata.
8. Iintervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Gangguan rasa Setelah dilakukan i Edukasi


nyaman pendidikan
berhubungan kesehatan klien bisa Kesehatan I.12383
dengan infeksi mengatasi gangguan Observasi
candida albicans rasa nyaman dengan 1. Identifikasi
kriteria hasil: kesiapan dan
kemapuan menerima
1.
informasi
Ras
2. Identifikasi faktor
a
faktor yang dapa
gata
meningkatkan
l
dan menurunkan
hila
motivas perilaku
ng
hidup bersih dan sehat
atau
Terapeutik
ber
3. Sediakan materi
kur
dan media
ang
pendidikan
2.
kesehatan
Kli
4. Jadwalkan
en
pendidikan kesehatan
dap
sesua kesepakatan
at
5. Berikan
me
kesempatan untuk
nga
bertanya
tasi
Edukasi
rasa
6. Jelaskan faktor
gata
resiko yang
l
dapa
sec
mempengaruhi
ara kesehatan
ma 7. Ajarkan perilaku
ndir
hidup bersih dan sehat 1. Mengetahui waktu untuk
8. Ajarkan strategi yang tingkat menyampaikan apa
dapat digunakan untuk pengetahuan yang belum di
meningkatkan perilaku pasien agar pahami
6. Mencegah

dapat perkembangbiakan

menent jamur karena daerah

ukan lembab merupakan

interve tempat yang ideal

nsi berkembangbiaknya

selanju
tnya
2. Mengetahui
gambaran
tentang
faktor yang
dapat
meningkatkan/
menu runkan

motivasi
perilaku

hidup bersih
dan sehat
3. Mempermuda
h pemberian
edukasi
4. Menetapkan
waktu
untuk diskusi
dan
memfokuskan
menerima
informasi
5. Memberikan
hidup bersih dan sehat jamur.
7. Mencegah
berkembangnya
jamur & mengurangi
rasa gatal.(menjaga
kelembapan daerah
genetalia)
8. Menjaga kelembaban
daerah genetalia
(dengan mengganti
celana dalam setiap
hari, Menjaga
kelembaban dan
tetap kering serta
mencegah infeksi
berulang)

9. Implementasi
Pemberian implementasi disesuaikan dengan intervensi
10. Evaluasi
 Menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan
 Rasa gatal hilang atau berkurang
 Klien dapat mengatasi rasa gatal secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Ababa, M. 2003. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Ercon


Abidin, T. 2009. Flour Albus/Loukorea. http://flour-albus/loukorea.html. Diakses 14 Mei
2017
Anurogo, D & Ari W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: Andi
Clayton C, 1998. Seri Kesehatan Wanita, Keputihan dan Infeksi Jamur Candida Lain.
Jakarta: Arcan.
Dalimartha, S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. Trubus Agriwidya. Anggota
IKAPI. Jakarta : PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Febiliawanti, IA. 2009. Kenali ciri keputihan vagina abnormal. Didapat dari:
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/10/26/14125869/kenali.ciri.keputihan.vagina.ab
normal

Manuaba, I.B.G. 1999. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan I. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B.G. 2001. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi. Cetakan II. Jakarta : EGC

Nenk.(2009). Penatalaksanaan Keputihan.


http://sobatbaru.blogspot.com/2009/2017/pentalaksanaan-keputihan.html. Diakes 14
Mei 2017
Setiaputri. 2009. Leukorea. http://pabrian.blogspot.com.2009.10.leukorea.html. Diakses 14
Mei 2017

Solikhah, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan dengan Perilaku Remaja


Putri dalam Menjaga Kebersihan Diri di Desa Bandung Kecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen. 2010. Didapat dari:
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/23/jtstikesmuhgo-gdl-rizqisolik-1131-
2-hal.63--0.pdf

Anda mungkin juga menyukai