Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SWAMEDIKASI

“VAGINAL DOUCHE”

Dosen Pengampu :
Dra. Yul Mariah, M.Si., Apt

Disusun oleh:
1. Nabila Arraissa 1820364044
2. Nisa Fitri Andhini 1820364045
3. Nisrina Febri Maisun 1820364046
4. Normalisa 1820364047
5. Nova Mahindri SP 1820364048
6. Noviana Nur Laila 1820364049

PROGRAM PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
secara utuh, yang tidak semata - mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan
prosesnya (Depkes, 2001). Kesehatan organ reproduksi dan organ genitalia
menjadi bagian yang penting. Kebersihan daerah kewanitaan bagi
perempuan sangat penting karena dapat membuat wanita merasa nyaman dan
dapat mencegah dari penyakit serta infeksi menular (Taylor, 2000).
Keputihan atau Fluor albus merupakan suatu gejala gangguan alat
kelamin yang dialami oleh wanita, berupa keluarnya cairan berwarna putih
kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Secara normal, setiap
wanita dapat mengalami keputihan. Namun perlu diwaspadai bahwa
keputihan juga dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur atau juga parasit. Pengobatan menggunakan antibiotik
merupakan salah satu usaha yang dilakukan demi kesembuhan penyakit
tersebut. Padahal penggunaan antibiotik terus menerus tersebut dapat
mengakibatkan berkurangnya flora normal yang terdapat pada vagina.
Akibatnya jamur menggantikan posisi flora normal yang menguntungkan
tersebut. Telah dilaporkan bahwa Candida sp merupakan jamur yang paling
banyak ditemukan pada sekret vagina wanita yang mengalami keputihan.
Dari 100 spesies Candida yang berhasil diisolasi, 50-60% nya adalah
Candida albicans. Candida albicans merupakan flora normal selaput mukosa
saluran pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Namun jamur
ini diketahui merupakan spesies candida yang paling berbahaya. Dilaporkan
bahwa 85-95% penyebab keputihan adalah C. albicans (Wozniak, et al.
2002).
Salah satu cara perawatan daerah feminim dapat dilakukan dengan
douching vagina. Douching vagina merupakan kegiatan mencuci atau
membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan air atau cairan lain (cuka,
baking soda atau larutan douching komersil) ke dalam vagina. Menurut
Taylor, dkk (2000) tujuan douching yang sesungguhnya adalah untuk tujuan
terapeutik, yaitu untuk membersihkan vagina setelah dilakukan tindakan
pembedahan, dan untuk mengurangi pertumbuhan bakteri setelah diberikan
antiseptik. Akan tetapi bagi wanita yang sehat, douching dengan berbagai
bahan dan larutan akan mengubah flora bacterial normal dan keseimbangan
kimiawi vagina serta akan mengubah mucus/lender yang alami sehingga
menganggu ekologi vagina.
Douching vagina meliputi eksternal douching maupun internal
douching. Eksternal douching meliputi pembilasan labia dan bagian luar
vagina dengan bahan-bahan tertentu, sedangkan internal douching meliputi
memasukkan bahan atau alat pembersih ke dalam vagina dengan
menggunakan jari dan atau dalam bentuk spraying atau liquid. Air atau cairan
lain (cuka, baking soda, atau larutan douching komersil) tersebut diletakkan
dalam botol kemudian disemprotkan kedalam vagina melalui suatu tabung
dan ujung penyemprot (Qomariyah, 2004).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud keputihan?
2. Apa yang dimaksud vaginal douche dan fungsinya ?
3. Kapan penggunaan vaginal douche sebaiknya dilakukan?
4. Bagaimana cara penggunaan vaginal douche ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keputihan.
2. Untuk mengetahuivaginal douche dan fungsinya.
3. Untuk mengetahui waktu penggunaan vaginal douche yang baik.
4. Untuk mengetahui cara penggunaan vaginal douche.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keputihan (Flour Albus)
1. Definisi keputihan
Keputihan (leukorea, fluor albus) merupakan gejala keluarnya cairan
dari vagina selain darah haid. Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik
(normal) dan ada yang patologik (tidak normal). Keputihan tidak
merupakan penyakit melainkan salah satu tanda dan gejala dari suatu
penyakit organ reproduksi wanita (Mansjoer, 2001).

2. Macam-macam keputihan
Menurut Monalisa et al., (2012), keputihan terbagi dua macam, yaitu:
a. Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis merupakan cairan yang terkadang berupa
lendir atau mukus dan mengandung banyak epitel dengan leukosit
yang jarang. Keputihan fisiologis terjadi pada perubahan hormon
saat masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar fase sekresi
antara hari ke 10-16 siklus menstruasi, pada saat terangsang, hamil,
kelelahan, stres, dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal
seperti pil KB, serta atrofi vulvovagina (hipoestrogenisme) pada
menopause.
b. Keputihan Patologis
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan
mengandung banyak leukosit. Cairan ini terjadi akibat reaksi tubuh
terhadap luka (jejas). Luka (jejas) ini dapat diakibatkan oleh infeksi
mikroorganisme seperti jamur (Candida albicans), parasit
(Trichomonas), bakteri (E.coli, Staphylococcus, Treponema
pallidum). Keputihan patologis juga dapat terjadi akibat benda asing
yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke dalam vagina, neoplasma
jinak, lesi, prakanker, dan neoplasma ganas.
3. Penyebab Terjadinya Keputihan
Penyebab terjadinya keputihan bermacam-macam, dapat disebabkan
oleh adanya:
a. Infeksi (kuman, jamur, parasit, virus)
Adanya jasat renik berupa kuman, jamur, parasit atau virus
yang menghasilkan zat kimia tertentu bersifat asam sehingga
menimbulkan bau tak sedap dan mengganggu kehidupan sel-sel alat
kelamin normal. Beberapa contoh kuman (bakteri), jamur, parasit
dan virus yang dapat menimbulkan keputihan.
1) Kuman (bakteri)
a) Gonococus
Penyakit kelamin yang dikenal dengan nama GO
disebabkan oleh kuman Neisseria gonorhaoe mengeluarkan
cairan dari liang vagina berwarna kekuningan berisi nanah
dari sel darah putih yang mengandung kuman tersebut.
b) Chlangdia trachomatis
Menyebabkan penyakit pada mata yang dikenal dengan
penyakit trakoma, kuman ini juga ditemukan pada cairan
rongga vagina.
c) Treponema pallidum
Merupakan penyebab sifilis, yaitu terbentuknya kulit-
kulit kecil di ruang senggama dan bibir kemaluan yang
disebut kandilomalata.

2) Jamur
Jamur yang menyebabkan keputihan adalah dari spesies
candida, cairan yang keluar dari liang senggama biasanya
kental, berwarna putih susu dan acapkali berbentuk kepala susu
disertai rasa gatal. Beberapa keadaan yang mempercepat
pertumbuhan jamur yaitu pada kehamilan, DM, pemakai pil
KB.
3) Parasit
Penyebab keputihan terbanyak karena parasit. Biasanya
disebabkan oleh Tricomonas vaginalis, cairan yang keluar dari
liang senggama biasanya banyak berbuih menyerupai air sabun
dan bau tidak terlalu gatal, tapi liang senggama tampak
kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila
berkemih. Pada pria tanpa gejala sehingga dapat menular pada
pasangannya tanpa disadari.

4) Virus
Keputihan akibat infeksi virus disebabkan oleh Candyloma
acuminata dan herpes. Cairan yang dikeluarkan dari liang
senggama pada infeksi virus condyloma sering berbau, tanpa
rasa gatal, penyebabnya adalah virus caplak pada manusia
(Human Poppiloma Virus) sedangkan jenis lainnya adalah
Condyloma datar yang sering tampak pada leher rahim dan
liang senggama yang di hubungkan dengan cikal bakal
terjadinya kanker rahim. Virus lain yang menyebabkan
keputihan adalah virus herpes simplek tipe 2 yang juga
merupakan penyakit yang ditularkan melalui senggama. Pada
saat awal infeksi tampak kelainan kulit berbentuk seperti
melepuh terkena panas yang kemudin pecah dan menimbulkan
luka seperti borok dan terasa sakit.

b. Kelainan alat kelamin yang didapat atau bawaan


Kadang-kadang pada wanita ditemukan cairan dari liang
senggama yang tercampur dengan air seni atau feces. Hal ini terjadi
akibat adanya lubang kecil (fistel) dari kandung kencing atau ke
liang senggama akibat adanya cacat bawaan, cidera persalinan,
penyinaran pada kanker alat kandungan (radiasi) atau kanker itu
sendiri.
1) Benda asing
Adanya benda asing seperti kotoran tanah atau biji-bijian
pada anak-anak atau tertinggalnya kondom atau benda tertentu
yang dipakai waktu senggama, adanya cincing pesarium yang
digunakan pada wanita yang menderita hernia atau prolape, jika
rangsangan ini menimbulkan luka dapat menimbulkan infeksi
pada liang senggama.
2) Kanker
Pada kanker terdapat gangguan dari pertumbuhan sel
normal yang berlebihan sehingga mengakibatkan sel tumbuh
sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, sehingga terjadi
pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah
yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada
sel kanker tersebut, akibat proses pembusukan tersebut terjadi
pengeluaran cairan yang banyak disertai oleh bau busuk.
3) Menopause
Pada keadaan mati haid (baki/menopause) sel-sel pada
leher rahim dan liang senggama mengalami hambatan dalam
pematangan sel karena tidak adanya hormon pemacu yaitu
estrogen, liang senggama, menjadi kering kadang timbul gatal
karena tipisnya lapisan sel sehingga mudah timbul luka dan
infeksi penyerta (Sianturi, 2001).

B. Vaginal Douche
1. Definisi Vaginal Douche
Kata “douche” berasal dari bahasa Perancis yang artinya mencuci
atau merendam. Douching berarti mencuci atau membersihkan vagina
atau “pintu kelahiran” dengan air atau campuran cairan tertentu. Douche
adalah larutan dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat ke
dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan.
Karena larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. Larutan
untuk disemprotkan pada vagina (vaginal douche) dapat dibuat dari
serbuk, dari larutan cair atau dari cairan padat. Dalam pengguanaan
cairan pekat, pasien diinstruksikan untuk menambahkan sejumlah cairan
pekat yang ditentukan (biasanya satu sendok teh atau satu tutup botol)
dengan sejumlah tertentu air hangat (seringkali hampir satu liter).
Larutan yg dihasilkan maka mengandung bahan kimia dalam jumlah
yang tepat dalam kekuatan yang wajar. Zat yang terdapat adalah sama
seperti yang ditetapkan di atas untuk serbuk yang disemprotkan.
Komposisi dari serbuk untuk vaginal douche yaitu:
1. Asam borat atau natrium borat.
2. Astringen seperti kalium alum (tawas), ammonium aum, zink sulfat.
3. Antimikroba seperti oksiquinolin sulfat, povidon-iodium.
4. Kompleks ammonium kuartener seperti benzetonium klorida.
5. Detergen seperti natrium lauril sulfat.
6. Oksidator seperti natrium perborat.
7. Garam-garam seperti natrium sitrat, natrium klorida.
8. Aromatika seperti mentol timol, eukaliptol, metal salisilat, fenol.

Serbuk untuk disemprotkan umumnya digunakan untuk efek


kebersihan.sedikit serbuk untuk disemprotkan mengandung zat
antiinfeksi untuk pengobatan yang spesifik yaitu digunakan terhadap
infeksi monilial dan trikomonal. Fungsi dari pemberian Vaginal Douche
yaitu, vagina terasa lebih bersih terutama setelah mestruasi. Dan
mengurangi bau tidak sedap pada vagina.

2. Waktu penggunaan Vaginal Douche yang baik


Vagina sudah punya cara sendiri untuk membersihkan diri dengan
menjaga kadar pH serta koloni bakteri tetap seimbang. Untuk
meringankan gejala bau tak sedap, gatal, keputihan, atau untuk
mencegah infeksi pada area vagina, bisa menggunakan produk antiseptik
kewanitaan. Terutama waktu menstruasi, yaitu saat di mana vagina
sangat rentan terkena infeksi. Pembersih antiseptik kewanitaan yang baik
biasanya mengandung bahan aktif Providone Iodine dan sama sekali
tidak mengandung pewangi, parfum, atau zat sabun.

3. Cara Penggunaan Vaginal Douche


Cara penggunaan douche meliputi:
1. Cuci tangan sebelum menggunakan alat douche-nya sebagai
aplikator.
2. Obat bisa digunakan sambil duduk di kursi toilet, kemudian ujung
pembilas dimasukkan ke dalam vagina dan lepaskan penjepit di pipa
yang terhubung dengan kantung cairan pembilas.
3. Larutan atau cairan pembilas dialirkan ke dalam vagina sambil
memegang bibir vagina tertutup untuk mempertahankan cairan.
4. Jika cairan yang dimasukkan terlalu banyak (vagina membengkak),
maka klem dibuka, setelah beberapa menit kelebihan cairan akan
keluar.
5. Proses diulangi sampai seluruh larutan dalam kantung pembilas
digunakan.
BAB III
KESIMPULAN

1. Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.
Keputihan (fluor albus) ada yang fisiologik (normal) dan ada yang patologik
(tidak normal). Keputihan tidak merupakan penyakit melainkan salah satu
tanda dan gejala dari suatu penyakit organ reproduksi wanita.
2. Douche adalah larutan dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat ke
dalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan.
Karena larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik.
KASUS

Nn. Sc mengalami keputihan dan datang ke apotik dengan keluhan gatal dan bau
tidak sedap dibagian vagina, dia mengaku mengalami keluhan tersebut setelah
menstruasi satu hari yang lalu, sebelumnya pasien belum pernah mengalami
gejala seperti ini. Pasien datang ke apotik ingin membeli obat untuk keluhan
tersebut.

Ir.SETIABUDI, M.Kes
SIP. 2020/DU/02/10/2013

Praktek : Jl. S.Indragiri 41, Solo Telp. (0271) 612345


Pagi : Jam 06.00-07.00 Sore : Jam 17.00-20.00

Surakarta,18/09/2018
Dokter: Mawar SpOG

R/ Betadine Vag.D fl I + alat


S ue

Pro : Ny. Galuh


Umur : 39 th
Alamat : Jl. Cempaka, No.7, Solo

Obat tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan dokter


Nama obat:
Vaginal douche

Kandungan/Komposisi:
Povidone iodine 10%

Indikasi/Kegunaan:
Untuk menjaga kebersihan vagina, mengobati keputihan, infeksi pada vagina yang
disebabkan oleh jamur, bakteri maupun protozoa.

Kontraindikasi:
Hamil dan menyusui

Efek samping:
Infeksi bakteri vagina, penyakit radang panggul, masalah kehamilan, kanker
serviks.
DAFTAR PUSTAKA
PERCAKAPAN
Apoteker : Selamat sore mba, perkenalkan saya Lisa apoteker di apotek ini,
ada yang bisa saya bantu?
Pasien : Selamat sore mba, ini saya mau menebus resep (sambil
menyerahkan resep)
Apoteker : Iya bmba, mohon ditunggu sebentar ya.
Apoteker menyiapkan obat untuk pasien

Apoteker : baik mba, ini obatnya. Sebelumnya saya boleh minta waktunya
sebentar mba? Saya ingin memberikan penjelasan mengenai obat
yang mba dapatkan.
Pasien : Boleh sekalimba.
Apoteker mengajak pasien ke ruang konseling

Apoteker : Baik mba, silahkan duduk.


Pasien : Iya mba
Apoteker : baik mba, sebelumnya apakah dokter sudah menjelaskan tentang
kegunaan obat yang mba dapatkan?
Pasien : Belum mba.
Apoteker : Apakah dokter sudah menjelaskan tentang cara penggunaan
obatnya?
Pasien : Sudah mba.
Apoteker : Apakah dokter sudah menjelaskan harapan setelah menggunakan
obat ini?
Pasien : Sudah mba, dokter mengatakan kalau saya menggunakan obat ini
maka keluhan saya akan hilang.
Apoteker : Baik mba. Jadi begini, mba mendapat satu macam obat yakni
Betadine vaginal douche. Obat ini digunakan untuk mengobati
gatal dan bau tidak sedap pada vagina. Apakah mba sudah tau
bagaimana cara penggunaannya?
Pasien : Belum mba.
Apoteker : Jadi begini mba, Vaginal douche ini digunakan 2x sehari, selama
3-5 hari atau sampai keluhannya hilang. Untuk cara
pemakaiannya sendiri yaitu:
1. Cuci tangan sebelum menggunakan alat douche-nya sebagai
aplikator.
2. Obat bisa digunakan sambil duduk di kursi toilet, kemudian
ujung pembilas dimasukkan ke dalam vagina dan lepaskan
penjepit di pipa yang terhubung dengan kantung cairan
pembilas.
3. Larutan atau cairan pembilas dialirkan ke dalam vagina
sambil memegang bibir vagina tertutup untuk
mempertahankan cairan.
4. Jika cairan yang dimasukkan terlalu banyak (vagina
membengkak), maka klem dibuka, setelah beberapa menit
kelebihan cairan akan keluar.
5. Proses diulangi sampai seluruh larutan dalam kantung
pembilas digunakan.

Bagaimana mba apakah sudah paham tentang cara


pemakaiannya?
Pasien : Iya sudah mba.
Apoteker : Baiklah mba, untuk memastikan bahwa mba sudah paham tentang
cara penggunaan vaginal douche ini, bisakah mba ulangi apa
yang sudah saya sampaikan barusan?
Pasien : Baik mba, jadi Betadine Vaginal Douche ini digunakan 2x sehari,
selama 3-5 hari atau sampai keluhannya hilang. Untuk cara
penggunaannya yaitu :
1. Cuci tangan sebelum menggunakan alat douche-nya sebagai
aplikator.
2. Obat bisa digunakan sambil duduk di kursi toilet, kemudian
ujung pembilas dimasukkan ke dalam vagina dan lepaskan
penjepit di pipa yang terhubung dengan kantung cairan
pembilas.
3. Larutan atau cairan pembilas dialirkan ke dalam vagina
sambil memegang bibir vagina tertutup untuk
mempertahankan cairan.
4. Jika cairan yang dimasukkan terlalu banyak (vagina
membengkak), maka klem dibuka, setelah beberapa menit
kelebihan cairan akan keluar.
5. Proses diulangi sampai seluruh larutan dalam kantung
pembilas digunakan.
Apoteker : Iya benar mba. Sebaiknya mba juga banyak istirahatya, minum air
putihyang banyak, makan makanan yang bergizi, jangan terlalu
stress, menjaga kebersihan vagina dan sebaiknya jangan
menggunakan sabun untuk membersihkan vagina karena dapat
mengganggu keseimbangan pH pada daerah kewanitaan mba.
Kemudian usahakan jangan menggunakan celana yang terlalu
ketat ya mba.
Pasien : Baik mba.
Apoteker : Oh iya untuk penyimpanan betadine vaginan douche ini
sebaiknya disimpan ditempat yang aman ya mba, jauhkan dari
sinar matahari, dan tempat yang lembab. Serta jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Pasien : Iya mba. Nanti saya letakan dikotak obat.
Apoteker : Baik mba. Ada yang mau ditanyakan lagi? Atau mungkin ada
yang kurang jelas?
Pasien : Tidak mba, sudah jelas kok.
Apoteker : Baik kalau begitu mba. Oh iya ini kartu nama saya jika nanti ada
yang mau ditanyakan lagi, mba silahkan menghubungi saya ya bu.
Dan ini obatnya, silahkan dibayar dikasir ya mba.
Pasien : Iya mba, terimakasih.
Apoteker : Sama-sama bu. Semoga lekas sembuh ya.

Anda mungkin juga menyukai