Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH COMPOUNDING AND DISPENSING

“KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI - PASIEN”

Dosen Pengampu :
Dewi Ekowati, M.Sc., Apt

Oleh:
DORA ROSALINA SAMOSIR
(2020394363)

PROGRAM STUDI PROFESI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Definisi
Kandidiasis Vaginalis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur, yang
terjadi disekitar vagina. Umumnya menyerang orang-orang yang imunnya lemah.
Kandidiasis dapat menyerang wanita disegala usia, terutama usia pubertas.
Keparahannya berbeda antara satu wanita dengan wanita lain dan dari waktu ke
waktu pada wanita yang sama.
Candidiasis merupakan penyebab keputihan (vaginal discharge) yang
paling sering sebesar 40% dan cairan yang keluar biasanya kental, putih seperti
susu, bau dan disertai rasa gatal yang hebat pada kemaluan. Umumnya menyerang
orang-orang yang imun tubuhnya lemah. Kandidiasis dapat menyerang wanita di
segala usia, terutama pada usia pubertas, keparahannya berbeda antara satu wanita
dengan wanita yang lain dan dari waktu ke waktu pada wanita yang sama (Daili S
2009). Pada keadaan normal, jamur candida dapat ditemukan dalam jumlah
sedikit di vagina, mulut rahim dan saluran pencernaan. Jamur candida disini hidup
sebagai saprofit tanpa menimbulkan keluhan atau gejala (asimptomatis), jamur ini
dapat tumbuh dengan variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih
baik pada pH 4,5 - 6,5.
Keputihan atau fluor albus atau leukorea atau vaginal discharge merupakan
istilah yang menggambarkan keluarnya cairan dari organ genitalia atau vagina
yang berlebihan dan bukan darah (Sibagariang, 2010). Menurut Kusmiran (2011),
keputihan adalah cairan bukan darah yang keluar di luar biasanya dari liang
vagina baik berbau atau tidak, serta disertai adanya rasa gatal setempat. Menurut
Monalisa et al., (2012), keputihan terbagi dua macam, yaitu:
1) Keputihan Fisiologis
Keputihan fisiologis merupakan cairan yang terkadang berupa lendir atau
mukus dan mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedangkan
keputihan patologis banyak mengandung leukosit. Keputihan fisiologis terjadi
pada perubahan hormon saat masa menjelang dan sesudah menstruasi, sekitar
fase sekresi antara hari ke 10-16 siklus menstruasi, pada saat terangsang, hamil,
kelelahan, stres, dan sedang mengkonsumsi obat-obat hormonal seperti pil KB,
serta atrofi vulvovagina (hipoestrogenisme) pada menopause.
2) Keputihan Patologis
Merupakan cairan eksudat dan mengandung banyak leukosit. Cairan ini terjadi
akibat reaksi tubuh terhadap luka (jejas). Luka (jejas) ini dapat diakibatkan
oleh infeksi mikroorganisme seperti jamur (Candida albicans), parasit
(Trichomonas), bakteri (E.coli, Staphylococcus, Treponema pallidum).
Keputihan patologis juga dapat terjadi akibat benda asing yang tidak sengaja
atau sengaja masuk ke dalam vagina, neoplasma jinak, lesi, prakanker, dan
neoplasma ganas.
B. Penyebab 
Keputihan patologis dapat disebabkan beberapa hal berikut ini, yaitu :
A. Infeksi
1. Infeksi Jamur
Infeksi jamur terjadi jika ada kelainan flora vagina (misalnya penurunan
laktobasil) dan 80-95% disebabkan oleh Candida albicans. Gejala yang
biasanya muncul adalah keputihan kental seperti keju, bewarna putih susu,
rasa gatal, dan sebagian melekat pada dinding vagina akibatnya terjadi
kemerahan dan pembengkakan pada mulut vagina. Infeksi kandida tidak
dianggap sebagai penyakit menular seksual dan dapat timbul pada wanita
yang belum menikah. Kelompok resiko khusus yang rentan mengalami
kandidiasis adalah penderita diabetes mellitus, pengguna kontrasepsi oral,
pemakai antibiotika dan obat kortikosteroid yang lama, dan wanita hamil.
Selain itu, keputihan yang disebabkan kandida bisa disebabkan menurunnya
kekebalan tubuh seperti penyakit - penyakit kronis, serta memakai pakaian
dalam yang ketat dan terbuat dari bahan yang tidak menyerap keringat.
2. Bakteri
a. Gardnerella vaginalis
Bakteri ini terdapat kira-kira 30% dalam flora vagina wanita normal.
Mikroorganisme ini merupakan bakteri batang gram negatif yang biasanya
ditemukan bersamaan dengan bakteri anaerob (misalnya Bakteriodes dan
Peptokokus). Bakteri ini menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik,
biasanya membentuk clue cell (bakteri yang mengisi penuh sel-sel epitel
vagina). Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa
amin, berbau amis, dan bewarna keabu-abuan. Gejala yang ditimbulkan
ialah fluor albus yang berlebihan dan berbau disertai rasa tidak nyaman di
perut bagian bawah.
b. Gonokokus
Penyakit ini disebut juga dengan Gonorrhoe yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoe dan sering terjadi akibat hubungan seksual. Gejala
yang ditimbulkan ialah keputihan yang bewarna kekuningan atau nanah
dan rasa nyeri saat berkemih.
c. Klamidia trakomatis
Disebabkan oleh bakteri intraseluler obligat, Chlamydia trachomatis dan
sering menyebabkan penyakit mata trakoma dan menjadi penyakit menular
seksual. Infeksi biasanya ditandai dengan munculnya keputihan
mukopurulen, seringkali berbau dan gatal. Organisme ini paling baik
dideteksi dengan asam amino terkait enzim dalam uji antibodi monoklonal
terkonjugasi dengan floresen.
3.Parasit
Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trichomonas vaginalis.
Trikomonas berbentuk seperti buah pir, terdapat flagela uniseluler dapat
diamati bergerak di sekitar daerah yang berisi banyak leukosit pada sediaan
basah. T. Vaginalis hampir selalu merupakan infeksi yang ditularkan secara
seksual. Sumber kuman seringkali berasal dari pria dan terdapat di bawah
preputium atau dalam uretra atau uretra bagian prostat. Tetapi penularan
trikomonas dapat juga melalui pakaian, handuk, atau karena berenang.
Gejala yang ditimbulkan ialah fluor albus yang encer sampai kental,
bewarna kuning kehijauan, dan kadang-kadang berbusa disertai bau busuk,
serta terasa gatal dan panas.
4. Virus
Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin,
seperti kondiloma, herpes, HIV/AIDS. Kondiloma ditandai tumbuhnya
kutil-kutil yang sangat banyak dan sangat berbau. Sedangkan infeksi virus
herpes bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina,
mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Infeksi virus dapat memicu
terjadinya kanker mulut rahim.
B. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Seperti pada fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat cacat bawaan,
cedera persalinan dan radiasi.
C. Benda asing
Misalnya tertinggalnya kondom, pesarium pada penderita hernia atau prolaps
uteri dapat merangsang sekret vagina berlebihan.
D. Neoplasma jinak dan kanker
Pada neoplasma jinak maupun ganas dapat ditemukan leukorea atau keputihan
bila permukaan sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat
genitalia. Gejala yang ditimbulkan ialah cairan yang banyak, berbau busuk
disertai darah tak segar.
E. Menopause
Kadar hormon estrogen pada saat menopause menurun sehingga vagina kering
dan mengalami penipisan, ini mengakibatkan mudah luka dan disertai infeksi.
F. Fisik
Akibat penggunaan alat kontrasepsi IUD (intra uterine device), trauma pada
genitalia, dan pada pemakaian tampon.
G. Iritasi
a) Sperma, pelicin, kondom
b) Sabun cuci dan pelembut pakaian
c) Cairan antiseptik untuk mandi
d) Pembersih vagina
e) Kertas tisu toilet yang tidak bewarna
f) Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
C. Gejala Klinis
1. Mengenai mukosa vulva (labia minora) dan vagina
2. Bercak putih, kekuningan, heperemia, leukore seperti susu 
3. pecah, dan gatal hebat.
4. Dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih.
D. Diagnosa
     Secret encer, berwarna kuning keabu-abuan, berbau amis yang melekat pada
daerah vagina. Selain itu diagnisis dapat ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan mikroscopis menggunakan sediaan apus dari secret yang dihasilkan
vagina.
E. Patogenesis
Infeksi Kandida dapat terjadi, apabila ada faktor predisposisi baik endogen
maupun eksogen.
 Faktor endogen meliputi perubahan fisiologi, umur dan imonologi.
Perubahan fisiologi seperti kehamilan (karena perubahan pH dalam vagina):
kegemukan (karena banyak keringat); debilitas; latrogenik; endokrinopati
(gangguan gula darah kulit); penyakit kronik seperti : tuberculosis, lupus
eritematosus dengan keadaan umum yang buruk. Umur contohnya : orang tua
dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status imunologinya tidak
sempurna. Imunologi contohnya penyakit genetik.
 Faktor eksogen meliputi : iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan
respirasi meningkat, kebersihan kulit.

F. Pengobatan 
Penatalaksanaan keputihan dilakukan tergantung pada penyebabnya.
Umumnya obat-obatan untuk mengatasi penyebab dan mengurangi keluhan.
Misalnya diberikan obat golongan flukonazol untuk mengatasi infeksi jamur dan
golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit. Sediaan obat
yang diberikan dapat berupa sediaan oral (berupa pil, tablet, kapsul), sediaan
topikal seperti krim yang dioleskan, dan uvula yang dimasukkan ke dalam liang
vagina. Pada penderita yang sudah memiliki pasangan, sebaiknya pasangannya
juga diberi pengobatan, serta diberi anjuran untuk tidak berhubungan seksual
selama dalam pengobatan (Djuanda, 2009).

G. Pencegahan
 Menjaga kebersihan organ genitalia dan sekitarnya merupakan salah satu
upaya pencegahan keputihan, yaitu dengan:
 Pola hidup sehat meliputi diet seimbang, waktu istirahat yang cukup,
tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok, mengendalikan stress, dan
menjaga berat badan tetap ideal dan seimbang (Handayani,2011) .

 Jika sudah memiliki pasangan, setialah terhadap satu pasangannya.

 Selalu menjaga kebersihan daerah genitalia agar tidak lembab dan tetap
kering, misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang
menyerap keringat dan tidak ketat. Biasakan mengganti pembalut pada
waktunya untuk mencegah perkembangbiakan bakteri.

 Memperhatikan pakaian diantaranya dengan mengganti celana dalam


yang dipakai bila sudah terasa lembab dengan yang kering dan bersih,
menggunakan pakaian dalam dari bahan katun karena katun menyerap
kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap terjaga.

 Membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari depan ke belakang
tiap kali selesai buang air kecil ataupun buang air besar.

 Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena


dapat mengganggu keseimbangan flora normal vagina. Jika perlu,
sebelum menggunakan cairan pembersih vagina, sebaiknya
dikonsultasikan ke dokter.

 Hindari penggunaan bedak talkum, tisu, atau sabun dengan pewangi pada
daerah genitalia (vagina) karena dapat mengakibatkan iritasi.

 Jangan membiasakan meminjam barang-barang yang mempermudah


penularan misalnya peminjaman alat mandi (Djuanda A, 2009). Bila
menggunakan kamar mandi umum terutama kloset duduk harus hati-hati,
hindari duduk di atas kloset atau dengan mengelapnya terlebih dahulu.

 Jangan mengkonsumsi jamu-jamuan untuk mengatasi keputihan,


konsultasikan ke dokter terlebih dahulu (Kusmiran, 2011).
BAB II
PEMBAHASAN

I. PEMBAHASAN RESEP
Pasien dokter Ambarwati,Sp.PD., datang ke apotek untuk menebus
obatnya. Pasien (Ny. Nana) bercerita kalau dia sudah 1 minggu mengalami
keputihan yang sangat terasa gatal, dan perih. Setelah menyiapkan obatnya,
apoteker menyerahkan obat kepada disertai KIE.
1. Skrining Administrasi

Kelengkapan Ada Solusi


Nama dokter √
No. SIP √
Alamat dokter √
No.Telp. Praktek/Rumah √
Tanggal Penulisan Resep X Konfirmasi pada dokter
Nama obat dan komposisi √
Aturan Pemakaian Obat √
Paraf dokter X Konfirmasi pada dokter
Konfirmasi pada dokter dan
Nama pasien Ada tetapi salah
pasien
Umur pasien X Tanyakan pada pasien
Jenis Kelamin X Tanyakan pada pasien
Berat badan X Tanyakan pada pasien
Alamat dan No Telepon Pasien X Tanyakan pada pasien

2. Skrinning farmasetis
Dosis
Sediaa Dosis yang
No Nama obat Kandungan Stabilitas dlm
n beredar
resep
Disimpan pada Tablet
suhu kamar, 250 mg/125
Amoksisilin,
1. Amoxiclav Tablet terlindung dari mg, 500 -
asam klavulanat
cahaya mg/125 mg,
matahari 875 mg/125 mg
Disimpan pada
Metronidazole
Neo gynoxa Metronidazole 500 lemari
500 dan
2. ovula dan Nystatin 100.000 Ovula pendingin -
Nystatin
SI suhu2-50C
100.000 SI
Disimpan pada
suhu kamar,
Fluoconazol
3 Fluconazole 150mg Tablet terlindung dari 150 mg 150 m
e
cahaya
matahari

3. Skrining klinis
1. Amoxiclav
a. Indikasi
Mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, terutama bakteri yang
resisten terhadap amoxicillin
b. Kontra indikasi
 Memiliki riwayat alergi terhadap amoxicillin atau asam klaulanat
 Memiliki riwayat alergi terhadap agen beta lactam lainnya seperti
cephalosprorin, carbapenem atau monobactam
 Memiliki riwayat penykit kuning setalah mengonsumsi obat ini
 Menderitan gangguan ginjal dan hati yang berat
 Sedang menjalani cuci darah (hemodialysis)
c. Perhatian
 Hati-hati pada penderita gangguan hati dan ginjal
 Selalu patuhi dosis dan cara mengonsumsi yang sudah disarankan oleh dokter
d. Efek samping
Reaksi alergi ringan hingga berat terhadap komponen obat ini, Disfungsi
hati, termasuk hepatitis dan hepatitis kolestatis, Clostridium difficlle, kondisi
peradangan usus yang disebabkan oleh bakteri, Ruam kulit pada penderita
mononucleosis, Dapat memunculkan bakteri yang resisiten

2. Neo gynoxa Ovula


a. Indikasi
Perawatan infeksi vagina, Trichomonas vaginitis, antibiotic colitis terkait,
infeksi daerah panggul, infksi gusi dan gigi berlubang infeksi otak, infeksi paru-
paru, infeksi tulang, infeksi peruk, infeksi usus, dan kondisi lainnya
a. Efek samping
 Merasa sakit dan lemah
 Diare
 Demam
 Mual
 Sendi ayau nyeri otot
 Lidah berbulu
 Gangguan gastrointestinal
 Sakit kepala
b. Cara penggunaan
Cuci tangan hingga bersih, posisikan dalam keadaan tidur/berbaring atau
berdiri obat dimasukkan di liang vagina, ujungnya yang runcing dimasukkan lebih
dulu setelah dimasukkan dianjurkan tidak bergerak dulu agar obat tidak keluar
lagi,
kalau bisa digunakan sebelum tidur malam.
3.Fluoconazol
a. Indikasi
Mencegah mengobati berbagai infeksi jamur Candida dan Crytococcus. Obat
ini bekerja menghentikan pertumbuhan dari jenis jamur tertentu
b. Kontra indikasi
 Tidak boleh digunalan untuk pasien yang alergi terhadap fluokonazol
 Wanita hamil dan menyusui
 Pasien gangguan ginjal dan hati berat
c. Perhatian
 Harap berhati-hati jika memiliki riwayat gangguan ginjal, gangguan hati,
kanker, AIDS, gangguan irama jantung, serta keseimbangan elektrolit
 Berhati-hati jika baru saja melalui prosedur pembedahan, termasuk operasi
gigi
 Fluoconazole dapat menyebabkan pusing. Jangan mengendarai dan
menggunakan mesin
 Beritahu dokter jika akan mengonsumsi suplemen atau obat herbal tertentu
d. Efek samping
 Sakit kepala
 Nyeri perut
 Perubahan indra pengecap
 Diare
e. Non farmakologi
 Menjaga kelembaban vagina
 Sering membersihkan vagina
 Menggunakan pakaian dalam terbuat dari katun dan jangan terlalu ketat
 Pasangan sebaiknya juga harus diperiksa dan melakukan pengobatan
III. PERCAKAPAN KIE APOTEKER DENGAN PASIEN
Pasien : “Selamat pagi mbak, saya mau menebus resep.”
Apoteker : “Selamat pagi bu, baik bu sebelumnya perkenalkan saya Dora
Rosalina sebagai apoteker di apotek ini. Saya lihat dulu resepnya ya
bu. Ini benar dengan Ibu Nana sendiri? Dari dokter Ambarwati di
Nakula?”
Pasien : “Oh iya benar mbak ini dengan saya sendiri.”
Apotekr : “baik ibu tunggu sebentar ya bu saya siapkan obatnya.”
(apoteker melakukan skirinning resep dan menyiapkan obat)
Apoteker : “memanggil ibu Nana’’
Pasien : ‘’Iya mbak saya’’
Apoteker : “Baik bu, maaf bolehkah saya meminta waktunya sebentar bu?”
Pasien : “ oh iya silahkan mbak”
Apoteker : “ Ibu tadi saat periksa ke dokter, apakah dokter sudah menjelaskan
tentang obat yang ibu dapatkan?
Pasien : “Sudah mbak, saya dapat obat untuk keputihan”
Apoteker : “Untuk aturan cara pakai dan cara pengunaan obat sudah dijelaskan
juga bu?”
Pasien :” Sudah mbak, tapi masih bingung”
Apoteker : “ oh begitu ya bu, lalu apakah dokter menjelaskan mengenai harapan
setelah penggunaan obat ini bu ?”
Pasien :”belum mbak”
Apoteker : “baik bu jadi ibu diresepkan dokter 3 obat ya bu.
Yang pertama adalah amoxiclav ini berfungsi sebagai antibiotik karena
penyebab dari keputihan sendiri bisa disebabkan oleh adanya
pertumbuhan jamur atau bakteri. Jumlahnya ada 15 tablet diminum 3
kali sehari satu tablet pada jam 6 pagi, 2 siang, dan 10 malam setelah
makan ya bu. obat antibiotik harus dihabiskan ya bu dan diminum
secara teratur untuk mencegah bakterinya menjadi kebal.”
Pasien : (mengangguk)
Apoteker : “Obat kedua yaitu Neo gynoxa ovula, isinya metronidazole dan
nystatin ini berfungsi sebagai antibiotik juga bu, ini merupakan tablet
yang dimasukkan kedalam vagina, untuk dosis pemakaiannya 1 kali
sehari, dan digunakan pada malam hari sebelum tidur.
Untuk cara penggunaannya (sambal menunjukkann gambar
cara pengunaan ovula ) pertama cuci tangan dan daerah vagina Anda
dengan sabun secara perlahan-lahan bu, lalu bilas dan keringkan ya bu.
setelah itu nanti ibu buka kemasan, Letakkan bagian yang tumpul di
ujung Alat Aplikator, ibu dapat Menggunakan salah satu cara dari dua
posisi penggunaan aplikator. jika menggunakan cara dengan berdiri
ibu bisa mengaplikasikanya dengan Berdiri dengan kaki terpisah dan
Lutut ditekuk. Dan masukan aplikator sedalam yang membuat anda
masih terasa nyaman.
Atau dengan cara kedua yaitu berbaring telentang dengan lutut
ditekuk dan kaki agak terpisah.Masukkan ujung lancip ovula dengan
bantuan aplikator ke lubang vagina. Setelah aplikator berada di dalam
vagina, tekan tombol pada aplikator untuk melepaskan ovula. Setelah
itu nanti ibu diam terlebih dahulu sambil kaki dirapatkan selama 5
menit untuk mencegah obatnya keluar kembali, setelah itu nanti ibu
cuci tangan lagi ya bu setelah menggunakannya. Sebelum saya
lanjutkan, Ada yang mau ditanyakan bu ?

Pasien :” Tidak mbak”

Apoteker : “Baik bu, lalu untuk obat yang ketiga yaitu flukonazole tablet yang
berfungsi untuk mencegah adanya infeksi sekunder seperti jamur,
untuk cara minumnya diminum seminggu sekali 1 tablet.ini ibu dapat 3
berarti untuk 3 minggu ya bu, diminumnya pada jam dan hari yang
sama. Misalkan hari ini hari minggu ibu minum jam 7 malam makan
hari minggu berikutnya juga jam7 malam. Apakah ada yang
ditanyakan bu?
Pasien :” baik mbak, tidak ada”
Apoteker : “Ibu untuk penyimpanan obat . untuk kedua obat ini (amoxiclav dan
fluconazole) disimpan pada suhu kamar, ditempat kering dan
terlindung dari cahaya matahari ya bu. Nah kalau obat ovula ini ibu
harus simpan dilemari pendingin ya bukan difrezer cukup dipintu
kulkas saja bu. Tujuannya karena ovula ini mudah meleleh pada suhu
panas ”
Pasien :” iya mbak”
Apoteker : “Ibu mengkomsumsi obat dan cara pakainya harus sesuai petunjuk
yang saya jelaskan ya bu , agar obatnya dapat memberikan efek yang
maksimal’’
Pasien :” iya mbak”
Apoteker : “ibu untuk efek samping kedua obat ini (amoksiclav dan
fluconazole ) yaitu mual dan muntah tetapi itu jarang terjadi bu , jadi
ibu tidak perlu khwatir. Sedangkan untuk obat ovula ini efek samping
alergi mual dan muntah dan demam juga bu , tetapi ini juga jarang
terjadi ibu.
Pasien :” iya mbak”
Apoteker : “Baik bu, untuk mengkonfirmasi apakah ibu bisa mengulangi
penjelasan saya tadi ?”
Pasien :”pasien mengulangi instruksi apoteker”
Apoteker : “Baik bu, ibu sudah paham ya untuk aturan pakai dan cara
penggunaan obatnya?”
Pasien :” iya mbak”
Apoteker :” baik bu, sepertinya ibu sudah paham dan mengerti apa yang saya
jelaskan. Ibu nanti sebaiknya menggunakan pakaian dalam dari bahan
katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi
udara tetap terjaga, membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu
dari depan ke belakang tiap kali selesai buang air kecil ataupun buang
air besar. Selalu cara kebersihan dan hindari penggunaan bedak
talkum, tisu, atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena
dapat mengakibatkan iritasi. Selain itu ibu selama pengobatan
sebaiknya ibu jangan melakukan Hubungan intim dengan suaminya
agar mencegah penularan ya bu.
Pasien : “baik mbak. Terimakasih”

Apoteker : “Iya bu, semoga cepat sembuh, dan ini ada brosur tentang cara
penggunaan ovula dan penjelasan tentang penyakit yang sedang ibu
alami dan ini juga ada kartu nama saya bu , disini ada kontak person
saya jadi nanti jika ibu ada yang bingung atau ingin ditanyakan
kembali bias langsung hubungi nomor yang ada pada kartu nama saya
ya bu. Untuk pembayaran ibu bisa langsung ke kasir. Terimakasih ibu.

Apoteker : “Baik mbak, terimakasih saya permisi”

Apoteker :”iya bu”

CARA PENGGUNAAN OVULA


DAFTAR PUSTAKA

A to Z fact, 2009
Handayani, 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Puteri
Tentang Kebersihan Organ Genetalia Ekterna di Madrasah Tsanawiyah
Pembangunan. Skripsi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ISO Volume 45 2010/2011
Kusmiran, E. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba
Medika
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10 2010/2011
Monalisa et al. 2012. Clinical Aspects Fluor Albus of Female and Treatment.
IJDV. 1(1): 19-22.
Sanjaya DMR, Darmada IGK, Rusyati LMM., 2013., Kandidiasis Vagina Yang
Mendapat Terapi Sistemik Dan Topikal Sebuah Laporas Kasus, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana Denpasar
Sibagariang dkk.(2010). Kesehatan Repoduksi Wanita. Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai