Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. KONSEP REMAJA
1. Pengertian
Remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju ke
dewasa. Masa ini dianggap sangat penting karena disinilah awal
pembentukan kepribadian seseorang. Para ahli memandang masa remaja dari
berbagai sudut padang, dikarenakan dalam masa ini terjadi hal-hal yang unik.

2. Batasan usia remaja


Mengenai batasan usia remaja itu sendiri,para ahli memasukkannya dalam
beberapa periode. Menurut Hurlock (2008), masa remaja dibagi kedalam dua
periode yaitu : (1) remaja awal (early adolescence) antara usia 13-17 tahun
untuk wanita dan 14-17 untuk laki-laki. (2) remaja akhir (late adolescence),
antara 17-21 tahun. Menurut Mappiare (2008) batasan usia remaja di
Indonesia: (1) remaja awal, antara 12/13-17/18: (2) Remaja akhir, antara
17/18-21/22 tahun (Aat sriati 2008).

3. Karakteristik Remaja
Ciri khas remaja sering disebut “strom and stress”, remaja sangat peka,
sering berubah sikap atau haluan (Aat Sriati, 2008). Masa ini biasanya
dirasakan sebagai masa sulit, karena pada periode ini terjadi perubahan fisik
dan perkembangan psikologis yang pesat.

II. KONSEP DASAR KEPUTIHAN


1. Pengertian
Menurut dr. Sugi Suhandi, spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan RS
Mitra Kemayoran Jakarta, keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebihan
yang keluar dari vagina. Keputihan bisa bersifat fisiologis (dalam keadaan
normal) namun bisa juga bersifat patologis (karena penyakit). Dan keputihan
tidak mengenal batasan usia. Berapa pun usia seorang wanita, bisa terkena
keputihan (Sugi Suhandi, 2009).

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
4
Secara definisi keputihan adalah cairan tubuh (bukan darah) yang keluar
dari organ reproduksi wanita. Keadaan ini dapat bersifat fisiologis atau
patologis. Keputihan yang fisiologis dapat timbul saat terjadi perubahan siklus
hormonal, seperti sebelum pubertas, stress psikologis, sebelum dan setelah
datang bulan, kehamilan, saat menggunakan kontrasepsi hormonal, atau saat
menopause (Moctar R, 1986).
Keputihan sudah menjadi masalah yang banyak ditemui para wanita.
Penyebabnya mulai dari bakteri, jamur, parasit, sampai dengan virus. Selain itu
masuknya benda asing dalam vagina, kanker dan menopause, juga dapat
menjadi penyebab datangnya keputihan. Dari upaya menghilangkan gejala,
memberantas penyebab dan mencegah, pencegahan merupakan upaya efektif
(Moctar, 1986).

2. Etiologi
a) Penyebab non patologis.
b) Saat menjelang menstruasi atau setelah menstruasi.
c) Rangsangan Seksual, saat wanita hamil
d) Stress, baik fisik maupun psikologis

Penyebab patologis.
Keputihan bisa karena banyak hal. Benda asing, luka pada vagina, kotoran
dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian tampon atau panty liner
berkesinambungan. Semua ini potensial membawa jamur, bakteri, virus, dan
parasit:
a. Jamur Candida
Warnanya putih susu, kental, berbau agak keras, disertai rasa gatal pada
vagina. Akibatnya, mulut vagina menjadi kemerahan dan meradang.
Biasanya, kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB, dan
rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang baru lahir juga bisa
tertular keputihan akibat Candida karena saat persalinan tanpa sengaja
menelan cairan ibunya yang menderita penyakit tersebut.
b. Parasit Trichomonas Vaginalis

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
5
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi, atau bibir kloset.
Cairan keputihan sangat kental, berbuih, berwarna kuning atau kehijauan
dengan bau anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan gatal, tapi
liang vagina nyeri bila ditekan.
c. Kuman (bakteri)
Bakteri Gardnella-Infeksi ini menyebabkan rasa gatal dan mengganggu.
Warna cairan keabuan, berair, berbuih, dan berbau amis. Juga
menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-
sel epitel vagina berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang
akan diubah Menjadi senyawa amin bau amis,berwarna keabu-abuan.
Beberapa jenis bakteri lain juga memicu munculnya penyakit kelamin.
Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan,
yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang
mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah
terkena sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya
melalui senggama.
d. Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan penyakit kelamin,
seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS. Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-
kutil yang sangat banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula menjangkiti
wanita hamil. Sedang virus herpes ditularkan lewat hubungan badan.
Bentuknya seperti luka melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina,
mengeluarkan cairan gatal, dan terasa panas. Gejala keputihan akibat virus
juga bisa menjadi faktor pemicu kanker rahim.
e. Chlamydia trachomatis
kuman ini sering menyebabkan penyakit mata trakhoma. Ditemukan di
cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa.
f. Treponema pallidium
Penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-
kutil kecil di liang senggama dan bibir kemaluan (Mims, 2004).
Hal lain yang juga dapat menyebabkan keputihan antara lain:
pemakaian tampon vagina, celana dalam terlalu ketat, alat kontrasepsi,
rambut yang tak sengaja masuk ke vagina, pemakaian antibiotika yang

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
6
terlalu lama dan lain-lain. Kanker leher rahim juga dapat menyebabkan
keputihan.

3. Patogenesis
Keputihan yang fisiologik terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa
mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang, sedang
pada keputihan yang patologik terdapat banyak leukosit. Keputihan yang
fisiologik dapat ditemukan pada:
 Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari; ini disebabkan oleh
pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin.
 Waktu di sekitar menarche karena mulai terdapat pengaruh dari estrogen;
keputihan disini dapat menghilang dengan sendiri, akan tetapi dapat
menimbulkan kecemasan pada orang tua.
 Wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transudat dari dinding vagina.
 Waktu disekitar ovulasi, dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri
menjadi lebih encer.
 Pengeluaran sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri juga bertambah pada
wanita dengan penyakit menahun, dengan neurosis, dan pada wanita
dengan ektropion porsionis uteri.
Mekanisme keputihan patologis
Di dalam vagina terdapat berbagai bakteri, 95 persen adalah bakteri
lactobacillus dan selebihnya bakteri patogen (bakteri yang menyebabkan
penyakit). Dalam keadaan ekosistem vagina yang seimbang, bakteri patogen
tidak akan mengganggu. Peran penting dari bakteri dalam flora vaginal adalah
untuk menjaga derajat keasaman (pH) agar tetap pada level normal. Dengan
tingkat keasaman tersebut, lactobacillus akan tumbuh subur dan bakteri patogen
akan mati. Pada kondisi tertentu, kadar pH bisa berubah menjadi lebih tinggi atau
lebih rendah dari normal. Jika pH vagina naik menjadi lebih tinggi dari 4,2 (kurang
asam), maka jamur akan tumbuh dan berkembang. Akibatnya, lactobacillus akan
kalah dari bakteri patogen.( Greer, Cameron, Mangowan, 2003.)

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
7
4. Gejala klinis
Ciri-ciri dari cairan lendir yang normal adalah berwarna putih encer, bila
menempel pada celana dalam maka warnanya kuning terang, konsistensinya
seperti lendir (encer kental) tergantung dari siklus hormon, tidak berbau dan
tidak menimbulkan keluhan.
Sebaliknya, bila terjadi gejala antara lain: gatal pada organ intim perempuan,
rasa terbakar, kemerahan, nyeri selama berhubungan intim, nyeri saat
berkemih, keluar cairan berlebihan dari organ intim perempuan (baik berlendir
ataupun bercampur darah), dan berbau.

5. Komplikasi
Komplikasi yang sering adalah bila kuman telah naik ke panggul sehingga
terjadi penyakit yang dikenal dengan penyakit radang panggul. Komplikasi
jangka panjang lebih mengerikan lagi yaitu kemungkinan wanita tersebut akan
mandul akibat rusak dan lengketnya organ organ dalam kemaluan terutama
tuba fallopii.

6. Pengobatan
 cari dan obati penyebabnya,

 menghilangkan gejala,

 mengobati pasangan,

 mencegah kekambuhan,

 antimikroba seperti :

- antifungi

- antivirus

- antitrichomonas

- antibiotik

 vagina douche,

 rendam duduk.

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
8
Cara –cara pencegahan.
 Membersihkan bahagian luar kemaluan selepas buang air kecil atau air
besar, seelok-eloknya menggunakan air.

 Ketika haid, wanita dinasihatkan kerap menukar pembalut wanita terutama


pada hari-hari yang banyak darah keluar. Ini kerana darah adalah media
yang sesuai untuk kuman membiak. Bagi wanita yang menggunakan tampon
mereka perlu ingat untuk menukarnya.

 Hindari daripada sering mengamalkan douching yaitu memasukkan jari atau


pancutan ke dalam vagina dengan tujuan membersihkan bahagian dalam
vagina. Perbuatan ini akan menyingkirkan sejenis bakteria lactobacilli dari
vagina disamping mendedahkan vagina dan bahagian luar kemaluan kepada
bahan kimia yang boleh mengakibatkan iritasi kulit.

 Hindari menyabun pada alat kelamin kerana ia mungkin menyebabkan


kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Sesetengah wanita sensitif dan allergi
pada pewangi dalam buih sabun.

 Pasangan suami isteri digalakkan membersih alat kelamin dengan air


sebelum dan selepas hubungan seks untuk kebersihan yang optimal.

 Amalkan membuang air kecil lebih kurang setengah jam selepas hubungan
seks untuk mengurangkan risiko jangkitan kuman pada pundi kencing.
Amalan ini berkesan untuk wanita yang sering mengalami infeksi saluran
kemih (urinary tract infection).

 Hindari memakai pakaian dalam sintetik yang terlalu ketat kerana ia


menyebabkan kulit berpeluh, tiada peredaran udara pada kulit dan akhirnya
menggalakkan kuman membiak. Pakaian dalam perlu ditukar setiap hari dan
pada hari-hari mengalami keputihan, elok memakai panty liner supaya ia
tidak melekat pada pakaian dalam yang menyebabkan ketidakselesaan.

 Diet. Perbanyak antioksidan vitamin seperti vitamin A, C, dan E. Begitu juga


vitamin B kompleks dan D direkomendasikan untuk daya tahan tubuh.
Penggunaan yogurt sebagai terapi oral lactobacillus dapat menurunkan
angka rekuren. Pengendalian faktor risiko dengan tidak melakukan hubungan
seksual sebelum dinyatakan sembuh atau menggunakan kondom.

Kelompok Khusus Remaja, PKL Mahasiswa Angkatan XI Akper Rumkit Tk. III Dr. J. A.
Latumeten Dusun Ampera, Desa Tamilouw Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah,2016
9

Anda mungkin juga menyukai