Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yuniar Rizka

Nim : PO.71.24.2.16.039

Vaginitis

A. Definisi Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan dari vagina. Vaginitis sangat umum dan dilaporkan oleh
sebanyak 75% dari wanita-wanita pada beberapa titik dari kehidupan-kehidupan
mereka.Vaginitis dapat disebabkan oleh sejumlah infeksi-infeksi, termasuk bakteri-bakteri
(seperti Gardnerella dan gonorrhea), protozoan-protozoan (seperti trichomonas), dan
ragi(Candida). Infeksi ragi vagina adalah bentuk paling umum dari vaginitis, sering dirujuk
sebagai vaginal Candidiasis.

Infeksi-infeksi bakteri vagina terjadi ketika bakteri baru diperkenalkan kedalam area
vagina, atau ketika ada peningkatan dalam jumlah bakteri yang sudah hadir di vagina relatif pada
jumlah dari bakteri yang normal. Contohnya, ketika bakteri yang normal dan melindungi dihapus
oleh antibiotik-antibiotik (diminum untuk merawat infeksi saluran kencing, pernapasan dan tipe-
tipe lain) atau oleh obat-obat penekan imun (immunosuppressive drugs), bakteri dapat berlipat
ganda, menyerang jaringan-jaringan, dan menyebabkan iritasi dari lapisan vagina (vaginitis).

Infeksi-infeksi bakteri vagina dapat juga terjadi sebagai akibat dari luka pada
vagina bagian dalam, seperti setelah kemoterapi. Juga, wanita-wanita dengan sistim imun yang
ditekan (contohnya, yang memakai obat-obat yang berhubungan dengan
cortisone seperti prednisone) mengembangkan infeksi-infeksi bakteri vagina lebih seringkali
daripada wanita-wanita dengan imunitas yang normal. Kondisi-kondisi lain yang mungkin
memberi wanita-wanita kecenderungan mengembangkan infeksi-infeksi ragi vagina termasuk
diabetes militus kehamilan, dan memakai obat-obat kontrasepsi oral. Pengunaan pancuran-
pancuran atau spray-spray kesehatan vagina yang diberi minyak wangi mungkin juga
meningkatkan risiko seorang wanita mengembangkan infeksi bakteri vagina.

Infeksi bakteri vagina tidak dipertimbangkan sebagai infeksi yang ditularkan secara
seksual atau sexually transmitted infection (STD), karena Candida mungkin hadir pada vagina
yang normal, dan kondisi terjadi pada wanita-wanita yang tidak kawin. Bagaimanapun, adalah
mungkin untuk pria-pria mengembangkan gejala-gejala dari iritasi kulit penis dari infeksi bakteri
setelah hubungan seksual dengan pasangan yang terinfeksi.
B. Penyebab

Penyebabnya bisa berupa:

1.Infeksi

- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)

- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita

diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik

- Protozoa (misalnyabTrichomonas vaginalis)

- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).

2. Zat atau benda yang bersifat iritatif

- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons

- Sabun cuci dan pelembut pakaian

- Deodoran- Zat di dalam air mandi

- Pembilas vagina- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak
menyerap keringat

- Tinja

3.Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya

4.Terapi penyinaran

5.Obat-obatan

6. Perubahan hormonal.

C. Gejala

Gejala yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal
dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal
dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu
atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau
mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan
keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan
mengalami iritasi.

Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva
dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi
antibiotik.

Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih,
hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.

Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina,serviks (leher rahim) atau endometrium.

Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual.

Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma
manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerahlain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpesatau abses.

Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan
( pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.Vulvitis dapat juga
menyebabkan nyeri lokal sebagai tambahan pada gejala-gejala diatas. Nyeri pada areavulvar
dirujuk sebagai vulvodynia.

Pada sampai dengan 5% dari wanita-wanita, vulvovaginitis bakteri mungkin


menyebabkan persoalan kekambuhan. Infeksi bakteri yang kambuh terjadi ketika seorang
wanitamempunyai empat atau lebih infeksi-infeksi dalam satu tahun yang tidak berhubungan
dengan penggunaan antibiotik. Infeksi-infeksi bakteri yang kembuh mungkin dihubungkan
padakondisi medik yang mendasarinya dan mungkin memerlukan perawatan yang lebih agresif.

D. Diagnosa

Infeksi ragi vagina disarankan ketika kotoran putih yang seperti keju dicatat pada
dinding-dinding dari vagina, namun gejala-gejala dari infeksi ragi vagina adalah tidakspesifik
dan mungkin adalah akibat dari kondisi-kondisi lain.

Untuk menegakan diagnosis secara pasti dan menyampingkan penyebab-penyebab lain


apa saja dari gejala-gejala, dokter anda mungkin mengambil specimen yang digores dariarea
yang terpengaruh untuk analisa mikroskopik atau untuk pembiakan dalam
laboratorium.Identifikasi dari ragi dibawah mikroskop, jika memungkinkan, adalah cara yang
paling murah dan paling cepat dan akurat untuk menegakan diagnosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristikcairan


yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkanuntuk
mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan,
dilakukan pemeriksaan Pap smear . Pada vulvitis menahun yang tidak memberikan respon
terhadap pengobatan biasanya dilakukan pemeriksaan biopsy jaringan.

E. Pengobatan

Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bias
membantu mengurangi jumlah cairan.Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus
sesuai dengan penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-


virus,tergantung kepada organisme penyebabnya.Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan
pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan
terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.

Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel
satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.

Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar
cairanvagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular
seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksualdiobati pada saat yang
sama.

Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen
bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskanlangsung ke vulva
dan vagina.

Pengobatan Umum Untuk Vaginitis

Jenis infeksi Pengobatan


Miconazole, clotrimazole, butoconazole atau
Jamur terconazole (krim, tablet vagina atau supositoria)
Fluconazole atau ketoconazole< (tablet)
Biasanya metronidazole atau clindamycin (tablet vagina)
atau metronidazole (tablet).
Bakteri
Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan
ceftriaxon & tablet doxicyclin
Klamidia Doxicyclin atau azithromycin (tablet)
Trikomonas Metronidazole (tablet)
Virus papiloma Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk infeksi yg
manusia (kutil berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil
genitalis) (dioleskan ke kutil)
Virus herpes Acyclovir (tablet atau salep)

Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun)
serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau
berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim
atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya
infeksi herpes.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

F. Pencegahan

Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat
meredakan beberapa gejala:

1. Hindari bathtub dan pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda
setelah mandi, dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan
gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
2. Hindari iritasi. Ini termasuk tampon dan bantalan berparfum.
3. Usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari
tinja ke vagina.

Hal-hal lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:

1. Jangan gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi
biasa. Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di
vagina dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
2. Gunakan kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan
melalui hubungan seksual.
3. Pakailah pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda
merasa nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di
lingkungan lembab.
ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA NY “M”
DI PUSKESMAS GANDUS
TAHUN 2019

Waktu Pengkajian : Rabu, 20 Maret 2019


Pengkajian Oleh : Yuniar Rizka

Biodata
Nama Ibu : Nn “M”
Usia : 19 Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Ada
Alamat : Gandus RT.18

I. DATA SUBJEKTIF

A. KeluhanUtama
Klien mengatakan alat kelaminnya terasa gatal, perih dan keluar cairan berlendir
berwarna putih keabu-abuan berbau amis sejak 10 hari yang lalu.

B. Data Kebidanan
1. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 8 hari
d. Jumlah : 4 x ganti pembalut
e. Konsistensi : encer
f. Warna : merah muda
g. Dysminorhoe : kadang-kadang
h. Flour albus : sering
2. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Belum Kawin
b. Umur Waktu Kawin : Belum Kawin
c. Lamanya : Belum Kawin
d. Perkawinan Yang : Belum Kawin
e. Jumlah Anak : Belum Kawin

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang diderita pasien:
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menular dan penyakit keturunan
2. Riwayat Penyakit yang di derita keluarga :
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit menular dan
penyakit keturunan

D. Keadaan Psikososial Budaya


Klien merasa cemas dengan kondisinya,dan takut penyakitnya akan berpengaruh pada ke-
suburan organ reproduksinya.

E .Pola Kebiasaan Sehari-Hari

1. Pola Nutrisi
a. Pola Makan
Frekuensi :3x/hari
Jenis:Nasi, Lauk-pauk, Sayur, Buah
b. Minum
Air Putih: 8 gelas/hari
Kopi/Teh: 1x/hari
2. Pola Eliminasi
BAK: 6 x/ hari
BAB: 1x/hari
Keluhan : BAK terasa panas dan nyerih
3. Pola Istirahat/ Tidur
a. Siang : ± 1 jam /hari
b. Malam :± 7 jam/hari
4. Pola Aktivitas
Sebelum sakit: Melakukan kegiatan sehari – hari ( menyapu, mengepel, dll )
Sesudah sakit : agak terganggu karena timbulnya rasa gatal
5. Personal Hygiene
Mandi : 2x/ hari
Sikat Gigi : 3x/ hari
Ganti pakaian : 2x/ hari
Ganti celana dalam : 1x/hari
6. Pola seksual
Klien belum menikah atau bersuami dan tidak pernah melakukan hubungan seksual
7. Ketergantungan
Klien sering menggunakan produk sabun pembersih daerah kewanitaan saat membasuh
organ genetalianya

II. DATA OBYEKTIF

A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda-Tanda Vital
Tensi : 120/80mmHg
Suhu : 36,5 °C
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
5. BB : 48 Kg
6. TB : 155 cm
7. LILA : 23,5 cm
B. Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak
ketombe, tidak ada benjolan
Muka : Simetris,tidak pucat,tidak oedema
Mata : Simetris, ,tidak ikterik
Hidung : Simetris, bersih,tidak ada secret
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak sariawan, tidak ada caries gigi
Telinga : Simetris, bersih
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis
Payudara : Simetris, papilla mamae bersih
Aksila : Tidak ada benjolan
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi
Genetalia : Vulva dan vagina nampak kemerahan,tidak
odema,tidak varices,mengeluarkan lendir berwarna
keabu-abuan,dan berbau amis
Anus : Bersih, tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas : Simetris,tidak odema, kuku bersih,tidak ada gangguan
pergerakan
Ekstremitas bawah: Simetris,tidak odema, kuku bersih,tidak ada gangguan
Pergerakan
2. Palpasi
Genetalia : Nyeri tekan
Payudara : tidak ada benjolan

III. ANALISA DATA


Nn. M usia 19 tahun dengan vaginitis

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan klien baik. TD: 120/80 mmHg, nadi
:80x/menit, pernapasan: 20x/menit, suhu: 36,5ºC.( klien mengetahui kondisi dan hasil
pemeriksaan )

2. Menjelaskan pada klien tentang kondisinya saat ini mengalami vaginitis.


( klien mengetahui kondisi dan hasil pemeriksaan )

3. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan alat genetalia, dengan sering ganti
celana dalam , setelah BAB dan BAK dikeringkan dengan handuk kering/
tisu dan menerapkan cara cebok yang baik dari depan ke belakang.(Klien mengerti dan
mau melakukannya)

4. Meganjurkan klien untuk menghentikan pemakaian produk sabun pembersih


kewanitan (Klien mengerti dan mau melakukan nya)

5. Memberikan terapi Obat antibiotic


a.metronidazol, Dosis : 500 mg per oral 2x sehari selama 7 hari
b.krim klindamisin, Dosis : 2% per vaginam 1x sehari selama 7 hari

6. Menganjurkan klien kontrol ulang jika terjadi keluhan lagi(Klien mengerti dan mau
melakukan nya)
DAFTAR PUSTAKA

Obak. 2004. Buku ajar keperawatan maternitas.Edisi 4. Jakarta :ECG.


Edge,V. 1993.Women’s health care.VSA:von hoffman press.
Manuaba, Ida Bagus. 2001. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta:ECG.
Padjajaran, Universitas. 1981. Ginekologi. Bandung:Elstar Offset.
Fection,yestion.2010.http://www.totalkesehatananda.com/yeastinfection1.html.di akses tgl 19
jam 17.50.

Anda mungkin juga menyukai