DOSEN PENGAJAR
dr. ZAKIYAH SALIM, Sp.PK.,M.Kes
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat kasih dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Dasar Keperawatan (Parasitologi) yang bertemakan
“TRICAMONAS VAGINALIS IMS” ini tepat pada waktunya.
Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui pengertian dan penggunaan konsep dasar
patologi dan patofisiologi pada sebuah penyakit . Adapun penjelasan-penjelasan pada makalah
ini saya ambil dari beberapa sumber buku dan website.
Saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini, akan tetapi saya juga menyadari bahwa terdapat kekurangan di dalam makalah ini.
Untuk itu dengan senang hati saya senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
19 Mei 2022
Penyususn
ii
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang umum dijumpai, dengan lebih
kurang 340 milyar infeksi kasus baru “yang dapat disembuhkan” setiap tahunnya secara
global pada wanita dan pria yang berusia 15-49 tahun. Infeksi ini termasuk yang disebabkan
bakteri, jamur, dan protozoa yang telah dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai.
Walaupun telah dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai, berbagai IMS tetap menjadi
masalah kesehatan masyarakat baik pada negara berkembang maupun negara maju. Proporsi
IMS paling besar terjadi di negara berkembang, yaitu di Asia Tenggara dan Asia Selatan,
diikuti Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin, dan Karibia.
IMS bukan hanya menyebabkan morbiditas akut pada dewasa, namun juga dapat
menyebabkan komplikasi pada fertilitas wanita dan pria, kehamilan ektopik, kanker leher
rahim, sifilis kongenital, berat badan lahir bayi rendah, dan prematuritas. Kebanyakan dari
IMS adalah asimptomatik sehingga dapat sulit untuk dikenali dan dikontrol, sehingga
insidensi kasus baru di seluruh dunia mungkin dapat lebih tinggi dari yang diperkirakan 340
milyar seperti yang disebutkan diatas.
Trichomonas vaginalis (T. vaginalis), protozoa patogenik, adalah penyebab IMS
nonviral paling umum di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization
(WHO) memperkirakan insidensi T. vaginalis sebanyak 170-190 milyar kasus baru di dunia
setiap tahunnya.
Wanita yang terinfeksi dengan T. vaginalis dapat asimptomatis (sebanyak 30%)
tetapi kebanyakan mengalami vaginitis. Sebagai tambahan T. vaginalis dapat menyebabkan
sekuele pada kesehatan reproduksi termasuk penyakit inflamasi panggul, persalinan preterm
dan berat badan lahir bayi rendah. Satu hal yang penting, T. vaginalis diindikasikan sebagai
salah satu kofaktor yang utama dalam transmisi HIV.
Rentannya satu kelompok tertentu tertular suatu IMS, terutama T. vaginalis, tidak
hanya disebabkan oleh perilaku seksualnya sendiri namun dapat juga disebabkan oleh
perilaku pasangan seksualnya yang berisiko tinggi. WHO menetapkan beberapa kriteria
untuk menetapkan seseorang berperilaku risiko tinggi, yaitu bila dijumpai jawaban ya untuk
satu atau lebih atas beberapa pernyataan berikut; yaitu: mempunyai pasangan seksual lebih
dari satu orang, mempunyai suami/pasangan seksual yang memiliki pasangan seksual lebih
dari satu orang, mempunyai suami/pasangan seksual yang menderita HIV serta mempunyai
suami/pasangan seksual yang menderita penyakit-penyakit IMS.
1
2. Apa Klasifikasi dari Trichomonas vaginalis?
3. Apa Morfologi Dari Trichomonas vaginalis?
4. Bagaimana Siklus Hidup Dari Trichomonas vaginalis?
5. Bagaimana Epidiomiologi dari Trichomonas vaginalis?
6. Bagaimana Patogenesisi dari Trichomonas vaginalis?
7. Bagaimana diagnosis dan diagnosis banding dari Trichomonas vaginalis?
8. Apa gejala atau simptom dari Trichomonas vaginalis?
9. Bagaimana terapi Trichomonas vaginalis?
10. Apa Penyebab Dari Penyakit Trichomonas vaginalis?
11. Bagaimana Cara Pencegahan Dari Trichomonas vaginalis?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Menjelaskan apa itu Trichomonas vaginalis pada IMS
2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan klasifikasi dari Trichomonas vaginalis?
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Morfologi Dari Trichomonas vaginalis?
4. Mahasiswa Mampu Mendeskripsikan Siklus Hidup Dari Trichomonas vaginalis?
5. Mahasiswa Mampu Mendeskripsikan Epidiomiologi dari Trichomonas vaginalis?
6. Mahasiswa Mampu Mendeskripsikan Patogenesis dari Trichomonas vaginalis?
7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Diagnosis dan diagnosis banding dari Trichomonas
vaginalis?
8. Mahasiswa Mampu Menjelaskan gejala atau symptom dari Trichomonas vaginalis?
9. Mahasiswa Mampu Menjelaskan terapi dari Trichomonas vaginalis?
10. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Penyebab Dari Penyakit Trichomonas vaginalis?
11. Mahasiswa Mampu Mendeskripskan Cara Pencegahan Dari Trichomonas vaginalis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Infeksi Trichomonas vaginalis merupakan salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual
IMS yang menyebabkan mikrotrauma pada saluran kelamin perempuan. Hal ini membuat
koinfeksi dengan mikroba lainnya dapat terjadi sehingga bisa menyebabkan kondiloma yang
umumnya terdapat pada Human Papillomavirus HPV.
Class : Flagellata
Family : Trichomonadidae
Genus : Trichomonas
a. Domain : Eukarya
Domain eukarya organisme yang selnya mengandung inti yang terikat membran.
b. Filum : Metamonada
Metamonada adalah organisme eukariotik mikroskopis,sekelompok besar loukozoa
amitochondriate flagellate.
c. Kelas : Parabasilia
Parabasalia adalah clade bersel tunggal,flagellata anaerobik yang terutama simbion
obligat atau parasit serangga dan vertebrata.
d. Order: Trichomonadida
Trichomonadida adalah perintah protista anaerob,termasuk dengan
parabasalid.anggota ordo ini disebut sebagai tricomonad.
3
e. Genus : Trichomonas
Trichomonas adalah genus protista anaerobik yang merupakan parasit pada vertebrata.
f. Spesies : T.vaginalis
2.3 Morfologi
Secara morfologi bentuk dari parasit Trichomonas Vaginalis tampak sebagai protozoa
berbentuk oval, panjang 4-32 µm dan lebar 2,4-14,4 µm, dengan 4 buah flagella yang
berfungsi sebagai alat gerak. Pada tubuh manusia, parasit ini sering kali ditemukan pada
wanita dibagian vagina, uretra, leher rahim, kandung kemih sedangkan pada pria dibagian
dan uretra dibawah kulup penis yang tidak disunat. Trichomonas vaginalis ini memperoleh
makanan secara osmosis dan fagositosis.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih
segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas beserta pergerakannya. Selain dari
sekret vagina, protozoa ini dapat juga kita temukan dalam urine. Tetapi sediaan dari sekret
vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah mati,
apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita untuk
membedakannya. Meskipun penularan trichomonas vaginalis secara non-venereal sangat
jarang, ternyata organisme ini dapat hidup beberapa jam di lingkungan yang sesuai dengan
lingkungannya. Selain itu, dokter juga dapat memastikan adanya parasit menggunakan
pemeriksaan kultur dan nucleic acid amplification test (NAAT).
4
Siklus Hidup Trichomonas vaginalis
Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di uretra dan prostat.
Parasit ini hidup di makosa vagina dengan makan bakteri dan leukosit. Trichomonas
vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar di antara sel-sel epitel dan leukosit dengan
menggerakkan flagel antesias dan membran bergelombang. Trichomonas berkembang biak
secara belah pasang longitudinal.
Di luar habitatnya, parasit mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada
suhu 00C. Dalam biakan, parasit ini mati pada pH kurang dari 4,9, inilah sebabnya parasir
tidak dapat hidup di sekitar vagina yang asam (pH 3,8 – 4,4). Parasit ini tidak tahan pula
terhadap desinfektans dan antibiotik.
Infeksi terjadi secara langsung waktu bersetubuh melalui bentuk trofozoit pada
keadaan lingkungan sanitasi kurang biak dengan banyak orang hidup bersama dalam satu
rumah. Infeksi secara tidak langsung melalui alat mandi seperti : lap mandi atau alat sanitasi
seperti toilet seat, pernah di laporkan.
5
2.5 Epidiomiologi
Trichomonas vaginalis yang di tularkan dengan jumlah cukup ke dalam vagina dapat
berkembang biak, bila flora bakteri, pH dan keadaan fisiologi vagina sesuai. Setelah
berkembang biak , terjadi degenerasi dan deskuamasi sel epitel vagina. Di sekitar vagina
tedapat sedikit leukosit dan parasit bercampur dengan sel epitel. Sekret vagina mengalir
keluar vagina dan menimbulkan gejala flour albus. Setelah lewat stadium akut, gejala
berkurang dan dapat reda sendiri. Pemeriksaan →in speculo, tampak kelainan berupa
vaginitis, dinding vagina dan porsio tampak merah meradang dan pada infeksi berat
→pendarahan-pendarahan kecil. Flour tampak berkumpul di belakang porsio, encer atau
sedikit kental pada infeksi campuran, berwarna putih kekuning2an atau putih kelabu dan
berbusa.
2.6 Patogenesis
1. Pengertian patogenesis
Patogenesis adalah istilah kedokteran yang berasal dari bahasa Yunani pathos, penyakit,
dan genesis, penciptaan. Patogenesis merupakan keseluruhan proses perkembangan penyakit
atau patogen, termasuk setiap tahap perkembangan, rantai kejadian yang menuju kepada
terjadinya patogen tersebut dan serangkaian perubahan struktur dan fungsi setiap komponen
yang terlibat di dalamnya, seperti sel, jaringan tubuh, organ, oleh stimulasi faktor-faktor
eksternal seperti faktor mikrobial, kimiawi dan fisis.
Infeksi terjadi secara langsung melalui hubungan seksual, stadium trofozoit masuk dan
menempel pada sel epitel vagina sehingga menyebabkan degenerasi dan deskuamasi sel epitel
vagina. T. vaginalis menghasilkan sistein proteinase sehingga dapat menempel pada epitel
vagina. Selain itu T. vaginalis juga dapat memodulasi antigen permukaan melalui variasi
antigen sehingga tidak dikenali oleh sistem imun.
Trichomonas vaginalis menginfeksi sel epitel vagina sehingga terjadi proses kematian sel
hospes. Komponen yang berperan dalam proses kematian sel tersebut adalah mikrofilamen
dari Trichomonas vaginalis. Selama proses invasi, Trichomonas vaginalis tidak hanya
merusak sel epitel namun juga eritrosit. Eritrosit mengandung kolesterol esensial dan asam
lemak yang diperlukan bagi pembentukan membran trichomonas. Proses pengikatan dan
6
pengenalan trichomonas dengan sel epitel hospes melibatkan protein spesifik dari
Trichomonas vaginalis, yang dikenal dengan sistein proteinase. Setelah proses pengikatan,
akan timbul reaksi kaskade yang mengakibatkan sitotoksitas dan hemolisis pada sel epitel
vagina sehingga vagina mengeluarkan cairan putih berbau tidak sedap, vulva membengkak
dan terasa nyeri serta gatal-gatal (flouralbus/leucorrhoea/keputihan), bahkan kondisi lebih
parah akan terjadi peradangan dan sangat gatal. Trichomonas vaginalis menyerang mukosa
urogenital manusia dimana menginduksi peradangan.
Masa inkubasi setelah terinfeksi adalah 4-28 hari (rata rata 10 hari). T. vaginalis yang
masuk ke saluran urogenital akan melakukan adhesi dengan sel epitel skuamosa. Kemampuan
adhesi ini dipengaruhi oleh faktor waktu, suhu dan pH (Arroyo R, 1992). Suhu yang terlalu
lembab dan pH yang basa dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan parasit
berkembang biak dengan cepat sehingga mempengaruhi kempampuan adhesi. Adhesi adalah
kecenderungan partikel atau permukaan yang berbeda untuk saling menempel. Pada wanita,
spektrum klinik dari trichomoniasis bervariasi dari asymptomatic carrier hingga gambaran
vaginitis berat
7
Memungkinkan dokter untuk membuat diagnosis yang benar
Gejala pada tricomoniasis ini bervariasi pada perempuan mulai dari tanpa gejala sampai
menimbulkan gejala berupa vaginitis sepertiga perempuan tanpa gejala berkembang menjadi
vaginitis selama 6 bulan.
Gejala klinis lain berupa keputihan, berwarna hijau, kekuningan, berbusa, gatal pada
vulva, nyeri pada saat buang air kecil, nyeri pada saat berhubungan seksual, dan lesi berupa
bintik-bintik pendarahan pada servix atau disebut strawberry cervix.
Gejala klinis pada laki-laki yang terinfeksi trichomoniasis ini juga bervariasi mulai dari
asimtomatik sampai urethritis dan nyeri pada saat buang air kecil, tetapi penegakan
diagnosis tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan gejala klinis Karena beberapa gejala juga
mirip dengan penyakit sexually transmitted diseases (STD) lainnya.
Studi yang dilakukan pada beberapa penderita STD menunjukkan gejala yang
asimtomatik pada 25% perempuan dan 40-75% pada laki-laki yang terinfeksi. Oleh karena
itu infeksi trichomoniasis tidak spesifik dan sering asimtomatik, maka diperlukan beberapa
pemariksaan laboratorium untuk menegakkan diagnosis trikomoniasis ini.
2.9 Terapi
Metrodinazole : 2 gram diminum 1 kali, atau 500 mg 2x1 selama 7 hari. Bagi pasien yang
sedang hamil tidak disarankan untuk dikonsumsi.
Tinidazole : 2 gram diminum 1 kali.
Efek samping obat-obatan tersebut yang memungkinkan ialah mual, muntah, diare, kram di
daerah perut, rasa logam di mulut, dan neuropati perifer.
8
Trikomoniasis biasanya sembuh dalam 7 hari. Akan tetapi pasien perlu memeriksa kembali ke
dokter dalam 3 minggu hingga 3 bulan setelah pengobatan. Hal ini untuk memastikan dirinya
tidak terinfeksi kembali.
Untuk mencegah reinfeksi, sebaiknya pasangan seksual harus mendapatkan pengobatan yang
sama. Selama pengobatan, pasien dilarang berhubungan seks hingga dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pasien juga tidak boleh mengonsumsi minuman beralkohol 24-72 jam setelah
mengonsumsi metronidazole karena dapat menyebabkan mual dan muntah, sakit kepala, sakit
di daerah perut dan kulit memerah.
2.11 Pencegahan
Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh trichomonas vaginalis dapat dilakukan dengan:
Penyuluhan dan pendidikan terhadap pasien dan masyarakat umumnya tentang infeksi
ini.
Diagnosis dan penanganan yang tepat pada pasangan penderita tricomoniasis.
Pemakaian kondom dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mencegah tertularnya
pasangan seksual terhadap infeksi ini.
9
Tidak berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dan apabila salah satu
pasangan menderita tricomoniasis, maka sebaiknya pengobatan diberikan kepada kedua
orang pasangan tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogenik yang biasanya dijumpai di
traktus genitaourinaria manusia yang terinfeksi. Ditularkan melalui hubungan seksual,
yang dapat menyebabkan vaginitis pada wanita dan uretritis non-gonococcoal pada pria.
Trichomonas vaginalis dapat diidentifikasi dari sediaan sekret vagina yang masih
segar, dimana kita dapat melihat organisme ini secara jelas pergerakannya. Selain dari
sekret vagina yang masih segar lebih baik karena protozoa ini sangat sensitif dan mudah
mati, apalagi pada urine bisa terdapat sel-sel lain (seperti leukosit) yang menyulitkan kita
untuk membedakannya.
Pada wanita, Trichominiasis menyebabkan vaginitis (radang vagina) dengan fluor
albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih. Bagian vulva dan cervic bisa
mengalami peradangan. Sedangkan pada pria jarang menunjukkan tanda yang jelas, tetapi
dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis. Pria biasanya mendapatkan infeksi ini dari
hubungan seksual dengan wanita yang terinfeksi trichomonas vaginalis.
3.2 Saran
1) Hindari hubungan seksual secara bebas ataupun orang yang terinfeksi dengan
trichomonas serta menjaga kebersihan terutama di bagian alat reproduksi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sari, M. P. (2007, september). Metode D iagnostik Trikomoniasis Vagina. J.Kedokt Meditek Volume
23, No. 63 J uli - September 2017, 57-61.
Susanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Mastigopora flagelata traktus digestif
dan traktus urogenital: Trichomonas vaginalis. in : Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. 4th ed.
Jakarta: Badan Penerbit FK UI; 2016.h;138-42.
Trikomoniasis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll. | Hello Sehat. (2021). Diakses 20 Mei 2022, dari
https://hellosehat.com/seks/trikomoniasis/penyakit-trikomoniasis/
Times, I., & Ustman, E. (2022). Trikomoniasis: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Diagnosis, dan
Pengobatan. Diakses 20 Mei 2022, dari
https://www.idntimes.com/health/medical/eliza/trikomoniasis-c1c2
12