Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. MILIARIASIS
1. Definisi
Milliariasis adalah dermatosis yang disebabkan oleh retens keringat akibat

tersumbatnya pori kelenjar keringat. (Vivian, 2010)


Miliariasis adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, di tandai adanya

vesikel milier, berukuran 1-2 mm pada bagian badan yang banyak berkeringat. Pada

keadaan yang lebih berat, dapat timbul papul merah atau papul putih. (Sudoyo,

2009).
Miliariasis atau biang keringat adalah kelainan kulit yang timbul akibat

keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat, yaitu di dahi, leher,

bagian-bagian badan yang tertutup pakaian (dada dan punggung), serta tempat

yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan dapat juga dikepala. Keadaan

ini biasanya di dahului oleh produksi keringat yang berlebihan, dapat diikuti rasa

gatal seperti ditusuk, kulit menjadi kemerahan dan disertai banyak gelembung kecil

berair. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000).


2. Etiologi
Penyebab terjadinya miliariasis ini adalah udara yang panas dan lembab.

Sering terjadi pada cuaca yang panas dan kelembaban yang tinggi. Akibat tertutupnya

saluran kelenjar keringat terjadilah tekanan yang menyebabkan pembengkakan

saluran atau kelenjar itu sendiri, keringat yang menembus ke jaringan sekitarnya

menimbulkan perubahan-perubahan anatomis pada kulit berupa papul atau vesikel.

(Vivian, 2010)
Faktor faktor penyebab milariasis :
a. Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
b. Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
c. Aktivitas yang berlebihan
d. Setelah menderita demam atau panas
e. Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan

edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum

korneum (Lenteraimpian, 2010)


3. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya milliariasis diawali dengan tersumbatnya pori-pori

kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya pengeluaran

keringat ditandai dengan adanya vesikel miliar di muara kelenjar keringat lalu disusul

dengan timbulnya radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar

kemudian diabsorpsi oleh stratum korneum. (Vivian, 2010)


Milliariasis sering terjadi pada bayi prematur karena proses diferensiasi sel

epidermal dan apendiks yang belum sempurna. Kasus milliariasis terjadi pada 40-

50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama dan akan menghilang

dengan sendirinya pada 3-4 minggu kemudian. Terkadang kasus ini menetap untuk

beberapa lama dan dapat menyebar ke daerah sekitarnya. (Vivian, 2010)


4. Klasifikasi
a. Miliaria Kristalina
1) Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai

kulit kemerahan.
2) Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup

pakaian.
3) Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus.
4) Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal.
5) Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang

berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap

keringat.
b. Miliaria Rubra
1) Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
2) Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau

berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih


3) Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
4) Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum

sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis


5) Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari

udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak

salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%


c. Miliaria Profunda
1) Timbul setelah miliaria rubra
2) Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
3) Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
4) Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak

berupa papula daripada vesikel


5) Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini

jarang ditemui
6) Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah

pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang


7) Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu

yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin

dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alcohol.

Berdasarkan letak sumbatan, miliaria diklasifikasikan menjadi : (Arif

Mansyoer, 2001)

a. Miliaria Kristalina
Pada miliaria kristalina, sumbatan terjadi pada intra subkorneal. Terlihat

vesikel berukuran 1-2 mm terutama pada badan setelah banyak berkeringat,

misalnya karena hawa panas yang bergerombol tanpa tanda radang pada

bagian yang tertutup pakaian. Umumnya tidak memberi keluhan dan sembuh

dengan sisik yang halus.


b. Miliaria Rubra
Pada miliaria rubra, sumbatan terjadi pada stratum spinosum. Terlihat

papul merah atau papul vesicular ekstrafolikular yang gatal dan pedih pada

badan tempat tekanan atau gesekan pakaian. Jenis ini terdapat pada orang yang

tidak biasa pada daerah tropic.


c. Miliaria Profunda
Miliaria profunda terjadi bila sumbatan terdapat pada dermis bagian atas,

biasanya timbul setelah miliaria rubra, ditandai papul putih, keras berukuran 1-3

mm terutama di badan dan ekstremitas.


5. Penatalaksanaan
a. Pencegahan :
1) Bayi atau anak tetap dianjurkan mandi secara teratur paling sedikit 2 kali

sehari menggunakan air dingin dan sabun.


2) Bila berkeringat, sesering mungkin dibasuh dengan menggunakan handuk

(lap) basah, kemudian dikeringkan dengan handuk atau kain yang lembut.

Setelah itu dapat diberikan bedak tabur.


3) Jangan sekali-kali memberikan bedak tanpa membasuh keringat terlebih

dahulu, karena akan memperparah penyumbatan sehingga mempermudah

terjadinya infeksi baik oleh jamur maupun bakteri.


4) Hindari penggunaan pakaian tebal, bahan nilon, atau wol yang tidak menyerap

keringat (FKUI, 2002).

Biang keringat bisa tidak dialami bayi asalkan orang tua rajin menghindari

penghalang penguapan keringat yang menutup pori-pori bayi dengan cara:

1) Bayi harus dimandikan secara teratur pada pagi dan sore hari.
2) Setelah selesai mandi pastikan semua lipatan kulit bayi seperti ketiak, leher,

paha dan lutut harus benar-benar kering kemudian oleskan bedak keseluruhan

tubuh dengan tipis.


3) Jaga tubuh bayi agar tetap kering.
4) Jika bayi berkeringat jangan keringkan dengan menggunakan bedak.

Sebaiknya dengan waslap basah, lalu dikeringkan, dan diolesi dengan bedak

tipis.
5) Gunakan pakaian bayi dari bahan katun yang menyerap keringat bayi.
6) Biasanya 70% biang keringat timbul pada bayi karena sirkulasi udara kamar

yang tidak baik. Untuk itu usahakan udara di dalam kamar bayi mengalir

dengan baik sehingga kamar selalu sejuk.


7) Pada saat memandikan bayi yang menderita biang keringat, sebaiknya

gunakan sabun bayi yang cair, sebab sabun cair tidak meninggalkan partikel.

Jika menggunakan sabun padat bisa meninggalkan partikel yang dapat

menghambat penyembuhan (Pasaribu, 2007).


b. Pengobatan
1) Perawatan kulit secara benar
2) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau

bedak kocok setelah mandi


3) Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk

memperparah sumbatan kelenjar


4) Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic
5) Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak

menggores kulit saat menggaruk) (lenteraimpian, 2010)

Seluruh bentuk miliaria berespon baik terhadap pendinginan penderita dengan

pengaturan suhu lingkungan, melepas pakaian yang berlebihan, dan pada penderita

demam pemberian anti piretik. Pengobatan yang paling efektif adalah dengan

memperhatikan kebersihan lingkungan untuk mengatasi sebab ini.

Penting untuk menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi

yang baik dan menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat. Untuk miliaria

kristalina tidak diperlukan pengobatan. Untuk miliaria rubra dapat diberikan bedak

salisil 2 % dbubuhi menthol - 2 %.

Losio Febri dapat pula digunakan komposisi sebagai berikut :

R/ Acidi salicylici 500 mg

Talci 5 mg

Oxydi zincici 5 mg

Amyli oryzae 5 mg
Alkohol (90; vo1%) 25 mg

Sebagai antipruritus dapat ditambahkan menthol - 1% atau kamper 1-2%

dalam losio feberi. Untuk miliaria dapat digunakan losio calamin dengan atau tanpa

menthol 0,25%, dapat pula resorsin 3% dalam alkohol. (Arif Mansyur, 2001)

6. Peran Bidan
Berikut ini merupakan peran bidan dalam kasus milliariasis yang ditinjau dari

aspek pelayanan kesehatan promotif, kuratif, rehabilitatif, dan preventif. Diantaranya

yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan Promotive
Memberikan informasi kepada ibu dan kelurga mengenai :
1) Perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh bayi.
2) Kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga tidak

menggores kulit saat menggaruk.


3) Keringat yang harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti

pakaian jika basah dan kotor. (Vivian, 2010)


b. Pelayanan Kesehatan Preventif
1) Menggunakan pakaian yang tipis dan longgar serta menyerap keringat dan

tidak terlalu sempit.


2) Melakukan perawatan kulit yang benar dan selalu menjaga kebersihan tubuh

bayi.
3) Menjaga kebersihan kuku dan tangan anak. Kuku pendek dan bersih sehingga

tidak menggores kulit saat menggaruk.


4) Keringat harus segera dikeringkan dan sering mandi. Segera ganti pakaian jika

basah dan kotor. (Vivian, 2010)


c. Pelayanan Kesehatan Kuratif
1) Topikal bisa diberikan bedak atau bedak kocok pendingin dengan bahan

antigatal, dapat ditambah dengan mentol 0,25% sampai 1% kalau gatal.

Lanolin anhidrat dan salephidrofilik bisa menghilangkan sumbatan pori

sehingga mempermudah aliran keringat yang normal.


2) Kasus ringan bisa berespon dengan bedak seperti talkum bayi. Bila sangat

gatal, pedih, luka dan timbul bisul akibat infeksi, penderita sebaiknya segera
dibawa ke dokter. Dokter akan memberikan obat minum serta krim atau salap

bila diperlukan, untuk mengatasi keluhan tersebut. Dan bila timbul bisul

jangan dipijat arena kuman dapat menyebar ke sekitar sehingga semakin

meluas. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)


3) Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering, anjurkan untuk diberi bedak

salicil atau bedak kocok setelah mandi. Dan bila membasah jangan berikan

bedak karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar.

(Vivian, 2010)
d. Pelayanan Kesehatan Rehabilitatif
1) Sedapat mungkin mencegah produksi keringat yang berlebihan, dengan cara

menghindari hawa panas dan kelembaban yang berlebihan, misalnya memakai

pakaian tipis dan menyerap keringat, mandi dengan air dingin dan

menggunakan sabun. Selama berbagai faktor penyebab yang berpengaruh

dapat diatasi, kekambuhan dapat dihindari.


2) Biang keringat dapat membaik dalam beberapa hari setelah penderita pindah

ke lingkungan yang lebih sejuk, atau ke tempat dengan ventilasi yang lebih

baik. (Arjatmo Tjoktronegoro dan Hendra Utama, 2000)

Anda mungkin juga menyukai