4.
6.
Tuberkuloid
Bentuk
Makula
saja, Makula
makula
Jumlah
Borderline
Satu
dibatasi infiltrat,
infiltrat
Indeterminate
infiltrat
saja
,
dapat Beberapa
Satu
atau
atau beberapa
Distribusi
beberapa
satu
Permukaan
Asimetris
satelit
Variasi
Batas
Kering bersisik
Masih asimetris
Halus
Jelas
Kering bersisik
berkilat
Jelas
Anestesia
dengan
Jelas
agak
BTA
Lesi kulit
Tes lepromin
Hampir
selalu Negatif
negatif
hanya 1+
Positif lemah
Dapat
positif
lemah
atau
negatif
7.
4.
5.
6.
7.
HIV
kemoterapi
a. Pedofilin : pada wanita hamil sebaiknya jangan diberikan karna
dapat terjadi kematian fetus
b. asam triklorasetat : dapat diberikan pada wanita hamil
c. 5 fluorourasil
10.
Pengecatan giemsa
12.
13.
11 atau 16 18
14.
15.
18.
Bentuk
nodulus
tanda
dini
tidak
berambut
berwarna
Bentuk
superfisial
bentuk
plakat
dengan eritema,
skuama,
berwarna hitam
20.
bila jenis strawberry atau biru bola jenis kavernosa. Besar maksimum
pada umur 9 12 bulan, warnanya merah gelap.
Diagnosis Banding
-
Limfangioma
Higroma
Lipoma
Neurofibroma
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Ulkus
3. Trombositopeni
Pengobatan
1. Cara konservatif
Setelah mencapai besar maksimum regresi spontan sekitar umur 12
bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun
2. Cara Aktif
Pembedahan
Indikasi
-
Radiasi
Pengobatan ditinggalkan karena:
a. Penyinaran
berakibat
kurang
baik
pada
anak-anak
yang
definisi acne
acne konglobata
Suatu bentuk akne yang tidak umum dan berat dengan karakteristik
adanya abses interkoneksi dan skars ireguler (keloid dan atrofi),
terkadang sering menimbulkan kecacatan.
23.
24.
daerah sentral wajah yang ditandai dengan kemerahan pada kulit dan
telangiektasi disertai episode peradangan yang memunculkan pustul,
papul, edema.
25.
26.
27.
formis
28.
sebab atau akibat sengatan matahari. Eritema ini menetap lalu diikuti
timbulnya beberapa telangektasia.
29.
31.
pengobatan UNS
32.
yang
dianjurkan
(dengan
komplikasi)
Sefiksim
34.
Jika PMN > 5/lpb dan DGNI (+) maka diagnosisnya? Gonorea
35.
Pada pria
Infkesi pertama uretritis dengan komplikasi lokal: tysonitis, parauretritis,
litritis, vowperitis dan komplikasi asendens prostatistis, vesikulitis, vas
deferentitis/funkulitis, epididimitis, trigonitis
Pada wanita
Infeksi
pertama
uretritis
dam
servisitis
dengan
komplikasi
lokal
Pengobatan
Sifilis primer dan sekunder
1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM diberikan 1 kali seminggu
2. Penisilin prokain dalam akua dosis total 6 juta unit diberi 0,6 juta
unit/hari selama 10 hari.
3. PAM dosis total 4,8 jutga unit diberikan 1,2 juta unit/kali 2 kali
seminggu
Sifilis laten
1. Penisilin G benzatin dosis tunggal 7,2 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua, dosis total 12 juta unit (0,6 juta unit
per hari)
3. PAM dosis total 7,2 juta unit (1,2 juta unit/kali dua kali seminggu)
Sifilis S3
1. Penisilin G benzatin dosis total 9,6 juta unit
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 18 juta unit (0,6 juta
unit/hari)
3. PAM dosis total 9,6 juta unit (1,2 juta unit/kali, 2 kali seminggu)
37.
biasanya SII timbul setelah enam sampai delapan minggu sejak S1 dan
sejumlah sepertiga kasus masih disertai S1. Lama S2 dapat sampai
sembilan bulan. S2 disertai gejala tersebut yang terjadi sebelaum atau
selama S2. Gejalanya umumnya tidak berat, berupa anoreksia, turunnya
berat badan, malese, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, dan
artralgia. Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit
sehingga disebut the great imitaor. Selain memberik kelaina pada kulit, S2
juga dapat memberi kelainan pada mukosa, kelenjar getah bening, mata,
hepar, tulang, dan saraf.
Kelainan kulit yang membasah (eksudatif) pada S2 sangat menular,
kelainan yang kering kurang menular. Kondilomata lat dan plaque
muqeuses ialah bentuk yang sangat menular.
Gejala yang penting untuk membedakannya dengan berbagai penyakit
kulit yang lain ialah kelainan kulit pada S2 umumnya tidak gatal serta
disertai limfadenitis generalisata, pada S2 dini kelainan kulit juga terjadi
pada telapak tangan dan kaki.
Antara S2 dini dan S2 lanjut terdapat perbedaan. Pada S2 dini kelainan
kulit generalisata, simetrik, dan lebih cepat hilang (beberapa hari hingga
beberapa minggu). Pada S2 lanjut tidak generalisata lagi melainkan
setempat, tidak simeterik dan lebih bertahan lama (beberapa minggu
hingga beberapa bulan).
Bentuk lesi: roseola, papul, pustul, bentuk lain sifilis impetigenosa, ektima
sifilitikum, rupia sifilitika, ostrasea, sifilis maligna.
S2 pada mukosa: makula eritematosa yang cepat berkonfluensi sehingga
membentuk eritema yang difus, berbatas tegas dan sisebut angina
sifilitika eritematosa. Nyeri saat menelan, suara parau.
S2 pada rambut: alopesia difusa, alopesia areolaris
S2 pada kuku: kuku berubah putih, kabur, rapuh, alur transversal dan
longitudinal, bagian distal lempeng kuku menjadi hiperkeratotik sehingga
kuku terangkat disebut onikia sifilitika. Paronikia sifilitika : radang kronik
kuku menjadi rusak, mudah terlepas.
S2 juga menyerang KGB, Mata, hepar, tulang, dan saraf.
38.
39.
40.
infeksi
oportunistik HIV
Bila CD4 turun di bawah 100/mikroL infeksi oportunistik dan keganasan
meningkat.
41.
ilustrasi kasus
42.
sediaan obat
manifestasi klinis kusta, beda kusta (pelajari klasifikasi), beda acne sm
rosasea (acne punya komedo), derajat rosasea, obat jamur yang bersifat
spektrum luas (jawaban d atau a)
soal tambahan dari ria (ada yang sama mungkin juga yang penting gw
ketik),hehe
1. indeks bakteri kusta
2. indeks morfologi kusta
3. reaksi reversal kusta
4. gambaran mikroskopis yang ditemukan pada pemeriksaan kusta
5. pewarnaan untuk pemeriksaan penunjang kusta
6. derajat kecacatan kusta
7. perbedaan kusta pb dan bb
8. komplikasi lokal go : jawabannya tisonitis
9. go dengan nyeri pada skrotum : jawabannya go dengan komplikasi
10.
terapi go
11.
12.
terapi sifilis
13.
15.
semua
16.
17.
18.
19.
20.
21.
stadium hemangioma
22.
jawabannya
23.
24.
derajat rosasea
25.
formis
26.
27.
28.
29.
30.
komplikasi kortikosteroid