Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dengan perkembangan zaman, tindakan seksual di luar nikah semakin


sering dilakukan. Parahnya lagi disertai dengan tindakan hobi berganti-ganti
pasangan. Bahkan daerah untuk bermukimnya WTS (Wanita Tuna Susila)
semakin banyak dibangun. Hal ini menjadi pemacu kuat dalam meningkatnya
Penyakit Menular Seksual (PMS). Selain itu, kurangnya higienitas dan kurangnya
pengetahuan masyarakat akan kesehatan juga menjadi faktor pemicu dalam
meningkatnya PMS.

Seandainya saja masyarakat lebih mengerti higienitas dan menyadari


penggunaan kondom dapat membantu mengurangi PMS, maka kemungkinan
besar PMS tidak begitu banyak. Penyakit-penyakit kelamin tersebut banyak
macamnya salah satunya Chancroid (Ulkus Mole).

Ulkus Mole adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif,
dan biasanya terlokalisasi di genitalia atau anus dan sering disertai pembesaran
kelenjar di daerah inguinal. Chancroid diketahui menyebar dari satu orang ke
orang lain melalui hubungan seksual.

Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah-daerah dengan tingkat


sosial ekonomi rendah. Laporan-laporan hanya datang dari beberapa Negara yang
sudah berkembang, karena kesukaran menemukan penyebabnya.karena kurangnya
fasilitas diagnostik, sering terjadi salah diagnosis secara klinis sebagai sifilis
stadium pertamaa.. CHAPEL dkk. (1977) hanya dapat menemukan H.ducreyi
pada sepertiga jumlah kasus yang secara klinis dibuat diagnosis sebagai
chancroid.

Kemudian Penyakit ini juga banyak ditemukan di negara berkembang,


khususnya di negara tropis dan subtropis. Chancroid paling banyak terjadi di
bagian dunia yang memiliki sarana kesehatan yang kurang misalnya di Afrika,
Asia, dan Karibia. Di Afrika bagian selatan dan timur, dimana yang melakukan
sirkumsisi agak rendah dan prevalensi HIV yang tinggi, menyebabkan daerah ini

1
endemik terhadap chancroid. Daerah dimana kejadian ini masih kurang, yaitu di
Afrika Barat,. Di Kenya, chancroid menular melalui penderita HIV mulai muncul
sejak tahun 1980-an, diduga dari pekerja seks komersial dan pasien yang terkena
penyakit infeksi menular seksual. Dilaporkan, sejak terjadi peningkatan
penggunaan kondom oleh pekerja seks komersial maka kejadian dari ulkus
genitalia mulai menurun. Chancroid menyebabkan nyeri ulkus pada genitalia,
50% kasus disertai dengan limfadenitis inguinal unilateral. Bila tidak ditangani
akan membentuk abses yang dapat ruptur secara spontan, menghasilkan ulkus
yang tidak bisa terobati. Chancroid juga diketahui menjadi kofaktor utama
transmisi infeksi HIV-1. Hubungan ini terutama pada penyebaran HIV
heteroseksual di Afrika.

Untuk mencegah perkembangan Chancroid yang disebabkan oleh


Haemophilus Ducrey, maka harus dimengerti bagaimana etiologi, epidemiologi,
pathogenesis, gejala klinis, komplikasi yang dapat terjadi, prognosis dan
pengobatan dari chancroid.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah defenisi dari Ulkus Mole?
2. Bagaimanakah Epidemiologi dari Ulkus Mole?
3. Bagaimanakah Etiologi dari Ulkus Mole?
4. Bagaimanakah Patogenesis dari Ulkus Mole?
5. Bagaimanakah gejala-jegala klinis dari Ulkus Mole?
6. Apakah jenis-jenis bentuk klinis dari penyakit Ulkus Mole?
7. Apakah komplikasi dari Ulkus Mole?
8. Bagaimanakah cara mendiagnosis dari Ulkus Mole?
9. Apakah diagnosis banding dari dari Ulkus Mole?
10. Bagaimanakah Pengobatan dari Ulkus Mole?
11. Bagaimanakah prognosis dari Ulkus Mole?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari Ulkus Mole
2 Untuk mengetahui Epidemiologi dari Ulkus Mole
3 Untuk mengetahui Etiologi dari Ulkus Mole
4 Untuk mengetahui Patogenesis dari Ulkus Mole
5 Untuk mengetahui gejala-jegala klinis dari Ulkus Mole
6 Untuk mengetahui jenis-jenis bentuk klinis dari penyakit Ulkus Mole
7 Untuk mengetahui komplikasi dari dari Ulkus Mole
8 Untuk mengetahui cara mendiagnosis dari Ulkus Mole
9 Untuk mengetahui diagnosis banding dari dari Ulkus Mole
10 Untuk mengetahui Pengobatan dari Ulkus Mole
11 Untuk mengetahui prognosis dari Ulkus Mole

1.4 Manfaat

1 Dapat mengetahui defenisi dari Ulkus Mole


2 Dapat mengetahui Epidemiologi dari Ulkus Mole
3 Dapat mengetahui Etiologi dari Ulkus Mole
4 Dapat mengetahui Patogenesis dari Ulkus Mole
5 Dapat mengetahui gejala-jegala klinis dari Ulkus Mole
6 Dapat mengetahui jenis-jenis bentuk klinis dari penyakit Ulkus Mole
7 Dapat mengetahui komplikasi dari dari Ulkus Mole
8 Dapat mengetahui cara mendiagnosis dari Ulkus Mole
9 Dapat mengetahui diagnosis banding dari dari Ulkus Mole
10 Dapat mengetahui Pengobatan dari ulkus mole
11 Dapat mengetahui prognosis dari Ulkus Mole

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi

Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada kelamin yang akut, disebabkan
oleh haemopilus ducrey. chancroid adalah infeksi menular seksual yang ditandai
dengan ulkus pada daerah genetalia disertai dengan pembengkakan kelenjar
limfe inguinal dan penanahan yang disebabkan oleh streptobacillus ducrey
(haemophilus ducreyi).

2.2 Epidemiologi

Ulkus mole ini ditemukan di seluruh dunia dan paling banyak terdapat di
daerah tropik dan sub tropik. Karena banyak di temukan di daerah tropik dan sub
tropik, maka oleh beberapa para ahli. Ulkus mole ini sering dikelompokkan dalam
penyakit-penyakit kelamin di daerah tropik. Di Negara-negara berkembang di
daerah tropik dan subtropik banyak kasus ulkus mole dilaporkan, sedangkan di
zona di luar negara-negara berkembang tropik dan subtropik, penyakit ini banyak
bejangkit di daerah-daerah yang standar hyginenya rendah seperti Turki,
Greendland, dan Winipeg Kanada ( Irianto, 2014).

Pria lebih sering menunjukkan gejala ulkus molle daripada wanita, hal ini
mungkin disebabkan oleh pria sering melakukan prostitusi dibanding wanita.
Penderita lebih banyak terjadi pada laki-laki heterosexual dan biasanya pada
wanita pekerja seks. Begitu pula ulkus molle lebih banyak ditemukan pada usia
muda dengan kegairahan seksual yang aktif, selain ditularkan melalui hubungan
seksual, dapat juga melalui kontak langsung (misal pada jari dokter / perawat).
Dengan sangat mudahnya hubungan seksual saat ini khususnya di Indonesia,
maka tidak dapat disangkal bahwa penularan penyakit ini cukup banyak dan
bahkan ditemukan bukan dalam bentuk murni ulkus molle, tetapi dalam bentuk
infeksi ganda dengan sifilis, yang pada keadaan ini kuman Haemophillus ducreyi
sering kali sukar ditemukan (Irianto, 2014)

4
2.3 Etiologi

Penyebabnya adalah Streptobacillus Ducrey (Haemophilus Ducreyi)


merupakan bakteri gram negative, anaerobic fakultatif, berbentuk batang pendek
dengan ujung bulat, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan memerlukan
hemin untuk pertumbuhannnya anaerob, mereduksi nitrat menjadi nitrit, Basil
sering kali berkelompok, berderet membentuk rantai, terutama dapat dilihat pada
biakan sehingga disebut juga streptobacillus Basil ini pada lesi Basil ini pada lesi
terbuka di daerah genital sukar ditemukan karena tertutup oleh infeksi sekunder,
lebih mudah dicari bila bahan pemeriksaan berupa nanah yang diambil dengan
cara aspirasi abses kelenjar inguinal. Kuman ini sukar dibiak (Utama, 2011).

2.4 Patogenesis

Belum diselidiki secara mendalam. Namun dengan adanya trauma atau


abrasi, penting untuk organisme melakukan penetrasi epidermis. Jumlah inokulum
untuk menimbulkan infeksi tidak diketahui. Pada lesi, organisme terdapat dalam
makrofag dan neutrofil atau bebas berkelompok dalam jaringan interstitial
(Judanarso, 2009).
Tiga faktor penting yang mempengaruhi patogenesis dari ulkus mole adalah
kemampuan organisme Ducrey aderens / menempel pada permukaan epidermis,
kecepatan penghasilan eksotoksin (CDT), dan resistensi terhadap mekanisme
pertahanan tubuh host (Judanarso, 2009).

2.5 Gejala-gejala Klinis

Masa inkubasi berkisar diantara 1-14 hari, pada umumnya kurang dari 7
hari. Lesi kebanyakan multiple, biasanya di daerah genital. Mula-mula kelainan
kulit berupa papul kemudian menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat
pecah menjadi ulkus (Utama, 2011)
Setelah masa inkubasi satu hingga dua minggu, chancroid atau ulkus mole
menimbulkan benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi dalam satu hari
dan benjolan berwarna abu-abu kekuningan serta jika dilukai atau dikikis misal
dengan kuku maka akan keluar darah, terasa nyeri yang sangat hebat

5
Gejala infeksi Chancroid adalah :

1. Pengembangan borok menyakitkan pada alat kelamin (penis atau vagina).

2. Chancroid juga dapat menyebabkan kelenjar getah bening di daerah


pangkal paha membengkak.

3. Ulkus chancroid, nyeri biasanya berkembang 3-10 hari setelah terinfeksi.

4. Pada wanita, borok yang mungkin terjadi di dalam vagina dan tidak segera
terlihat tanpa pemeriksaan panggul. Pada wanita ialah labia, klitoris,
vestibulum, anus, dan serviks.

5. Wanita dengan Chancroid juga mungkin mengalami gejala seperti nyeri


saat buang air kecil, keputihan, nyeri saat menggerakan perut, atau
perdarahan rektum.

6. Tempat predileksi pada laki-laki adalah permukaan mukosa preputium,


sulkus coronarius, frenulum penis, korpus penis, dan dapat juga timbul di
uretra, skrotum, perineum, atau anus.

7. Baik pria maupun wanita bisa mengalami demam dan kelelahan umum
dengan penyakit.

Gambar ulkus mole pada labia minor wanita Gambar ulkus mole pada penis pria

6
2.6 Jenis-Jenis Bentuk Klinis

2.6.1 Ulkus Mole Folikularis

Timbul pada folikel rambut, pada permukaannya menyerupai folikulitis


yang disebabkan oleh kokus, tetapi cepat menjadi ulkus. Lesi seperti ini
dapat timbul pada vulva dan pada daerah berambut di sekitar genitalia dan
sangat superfisial.

2.6.2 Dwarf chancroid

Lesi sangat kecil dan menyerupai erosi pada herpes genitalis, tetapi dasarnya
tidak teratur dan tepi berdarah.

2.6.3 Transient chancroid (Chancre mou valant)

Lesi kecil, sembuh dalam beberapa hari, tetapi 2-3 minggu kemudian diikuti
timbulnya bubo yang meradang pada daerah inguinal. Gambaran ini
menyerupai limfogranuloma venerum.2

2.6.4 Papular Chancroid (ulkus mole elevatum)

Dimulai dengan ulkus yang kemudian menimbul terutama pada tepinya.


Gambarannya menyerupai kondilomata lata pada sifilis stadium II.

2.6.5 Giant chancroid


Mula-mula timbul ulkus kecil, tetapi meluas dengan cepat dan menutupi satu
daerah. Sering mengikuti abses inguinal yang pecah, dan dapat meluas ke
daerah suprapubis bahkan daerah paha dengan cara autoinokulasi.

2.6.6 Phagedenic chancroid


Lesi kecil menjadi besar dan destruktif dengan jaringan nekrotik yang luas.
Genitalia eksterna dapat hancur. Akibat superinfeksi dengan organisme
fusospirochetes.

7
2.6.7 Ulkus mole serpiginosa
Lesi membesar karena perluasan atau autoinokulasi dari lesi pertama ke
daerah lipat paha atau paha. Ulkus jarang menyembuh, dapat menetap
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.

2.7 Komplikasi dari ulkus mole

2.7.1 Mixed chancre

Kalau disertai sfilis stadium 1. Mula-mula lesi khas ulkus mole, tetapi
setelah 15-20 hari menjadi manifes, terutama jika di obati dengan
sulfonamide.1 Dapat terjadipada bagian atas penis dan kelenjar inguinal
kanan.

Fase Akhir Dari Penyakit Sifilis dan Infeksi chancroid

2.7.2 Abses kelenjar inguinal

Bila tidak diobati dapat memecah menimbulkan sinus yang kemudian


menjadi ulkus. Ulkus kemudian membesar membentuk giant chancroid.

Kelenjar Getah Bening Inguinal Meledak Akibat Chancroid

8
2.7.3 Fimosis parafimosis

Kalau lesi mengenai preputium.

2.7.4 Fistula uretra

Timbulnya karena ulkus pada glans penis yang bersifat dekstruktif. Dapat
mengakibatkan nyeri pada waktu buang air kecil dan pada keadaan lanjut
dapat menjadi stiktura uretra.

Ulkus Glans Penis

2.7.5 Infeksi campuran

Dapat disertai infeksi organisme Vincent sehingga ulkus makin parah dan
bersifat destruktif. Di samping itu juga dapat disertai penyakit
limfogranuloma venereum atau granuloma inguinale (Djuanda,A. 2009)

2.8 Diagnosis

Berdasarkan gambaran klinis dapat disingkirkan penyakit kelamin yang


lain. Harus dipikirkan juga kemungkinan infeksi campuran. Pemeriksaan
serelogik untuk menyingkirkan sifilis juga harus dikerjakan. Sebagai penyokong
diagnosis adalah (Djuanda,A. 2009)

9
1. Pemeriksaan sediaan hapus

Diambil bahan pemeriksaan (spesimen) dari tepi ulkus yang tergaung


dengan menggunakan apusan kapas, di buat hapusan pada gelas alas,
Pemeriksaan langsung ini dapat dilakukan dengan pewarnaan gram,
giemsa atau mikroskop elektron. Identifikasi yang cepat dapat dengan
pewarnaan methylgreenpyronine pappenheim dan Unna, juga dapat
dilaksanakan dengan pewarnaan blue dan wright. Namun pemeriksaan
langsung tersebut dapat menyesatkan oleh karena banyaknya flora
polimikrobial ulkus genital. Hanya pada 30-50% kasus ditemukan basil
berkelompok atau berderet seperti rantai.

2. Biakan kuman

H. ducreyi merupakan mikroorganisme yang sulit dikultur. Untuk


mengkultur bakteri tersebut diperlukan teknik dan keterampilan khusus.
Pemeriksaan kultur merupakan gold standard untuk mendeteksi H.
ducreyi.(6,16) H. Ducreyi tumbuh pada suhu terbaik 33oC kelembaban
atmosfer yang mengandung karbondioksida 5%.(14) Untuk
mendapatkan sensitivitas yang tinggi pada isolasi primer,
dirokemendasikan penggunaan 2 media sekaligus yang ditambahkan
dengan hemoglobin dan serum.

Bahan diambil dari pus bubo atau lesi kemudian ditanam pada
perbenihan atau pelat agar khusus ( Chocolate Agar) yang ditambahkan
darah kelinci yang sudah didefibrinasi. Akhir-akhir ini ditemukan
bahwa perbenihan yang mengandung serum darah penderita sendiri
yang sudah diinaktifkan memberikan hasil yang memuaskan. Inkubasi
membutuhkan waktu 48 jam.

10
4. Biopsi

Biopsi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pada


gambaran histopatologik ditemukan:

a. Daerah superfisial pada dasar ulkus : neutrophil, fibrin, eritrosit, dan


jaringan nekrotik.

b. Daerah tengah : pembuluh-pembuluh darah kapiler baru dengan


proliferasi sel-sel endotel sehingga lumen tersumbat dan
menimbulkan thrombosis. Terjadi perubahan degeneratif pada
dinding pembuluh-pembuluh darah.

c. Daerah sebelah dalam : infiltrat padat terdiri atas sel-sel plasma dan
sel-sel limfoid.

5. Tes kulit ito-reenstierna

Sekarang tidak dipakai lagi karena tidak spesifik. Vaksin yang dipakai
(Dmelcos)terdiri atas 225 juta kuman mati/ml. Disuntikkan intradermal
0,1 ml pada lengan bawah bagian fleksor, sebagai control disuntikkan
cairan pelarut intradermal pada sisi lain.

Tes dinilai positif kalau timbul infiltrate berdiameter minimal 0,5 cm


setelah 48 jam, sedangkan kontrol negatif. Tes ini menjadi positif 6-11
setelah hari timbul ulkus mole, dan tetap positif sampai beberapa tahun
bahkan seumur hidup.

6. Autoinokulasi

Bahan diambil dari lesi yang tersangka, diinokulasi pada kulit sehat
daerah lengan bawah atau paha penderita yang digores lebih dahulu.
Pada tempat tersebut akan timbul ulkus mole. Sekarang cara ini tidak
dipakai lagi.

11
2.9 Diagnosis Banding (Djuanda,A. 2009)

2.9.1 Herpes Genitalis

Pada herpes genitalis kelainan kulitnya ialah vesikel yang berkelompok dan
jika memecah menjadi erosi, jadi bukan ulkus seperti pada ulkus mole. Tanda-
tanda radang akut lebih mencolok pada ulkus mole. Kecuali itu pada ulkus mole,
pada sediaan hapus berupa bahan yang diambil dari dasar ulkus tidak ditemukan
sel raksasa berinti banyak.

2.9.2 Sifilis stadium I

Pada sifilis stadium I (ulkus durum), ulkus bersih, indolen, terdapat indurasi,
dan tanda-tanda radang akut tidak terdapat. Jika terjadi pembesaran kelenjar getah
bening regional juga tidak disertai tanda-tanda radang akut kecuali tumor, tanpa
disertai periadenitis dan perlunakan.

Pada ulkus mole, hasil pemeriksaan sediaan hapus dengan mikroskop


lapangan gelap sebanyak tiga kali berturut-turut negatif. T.S.S. yang diperiksa tiap
minggu sampai satu bulan, kemudian tiap bulan sampai tiga bulan , tetap negatif.

2.9.3 Limfogranuloma venerium (L.G.V)

Pada L.G.V. afek primer tidak spesifik dan cepat hilang. Terjadi pembesaran
kelenjar getah bening ingunal, perlunakannya tidak serentak. Titer tes ikatan
komplemen untuk L.G.V. kurang dari 1/16 dan tes ulangan untuk meninggi.

2.9.4 Granuloma inguinale

Yang khas pada penyakit ini ialah ulkus dengan granuloma. Pada sediaan
jaringan tidak tampak badan Donovan.

12
2.10 Pengobatan

2.10.1 Sistemik (Utama, 2011)

2.10.1.1 Sulfonamida

Misalnya sulfatiazol, sulfadiazine, atau sulfadimidin, diberikan dengan


dosis pertama 2-4 gram dilanjutkan dengan 1 gram tiap 4 jam sampai sembuh
sempurna (kurang lebih 10-14 hari). Tablet kotrimoksazol, ialah kombinasi
sulfametoksazol 400 mg dengan trimetroprim 80 mg, diberikan dengan dosis 2 x 2
tablet selama 10 hari. Bila pengobatan berhasil, perlu dilakukan drainase,
dorsmsisi pada preputium. Pada bubo yang mengalami supurasi dilakukan aspirasi
melalui kulit yang sehat. MEHEUS dkk.(1981) menyatakan bahwa pemberian
kontrikmosazol 2 x 4 tablet selama 2 hari, sangat efektif untuk ulkus mole.

2.10.1.3 Penisilin

Sedikit efektif, terutama diberikan kalau terdapat organisme Vincent.

2.10.1.5 Kanamisin

Disuntikkan 1.m. 2 x 500 mg selama 6-14 hari. Obat ini tidak mempunyai
efek terhadap T.pallidum.

2.10.1.4 Tetrasiklin dan oksitetrasiklin

Efektif kalau diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/ hari selama 10-20 hari,
antibiotik golongan ini menutupi gejala-gejala sifilis stadium I. Di beberapa
negara H. ducreyi sudah resisten terhadap antibiotika golongan ini. STAMPS
(1974) mengobati 32 penderita ulkus mole dengan doksisiklin 300 mg dosis
tunggal dan hanya menemukan kegagalan pada 1 orang.

2.10.1.6 Kloramfenikol

Efektif terhadap H.ducreyi, tetapi karena mempunyai efek toksis tidak


digunakan lagi.

13
2.10.1.7 Eritromisin

Diberikan 4 x 500 mg sehari, selama seminggu. (KK). Eritromisin


diekskresi terutama melalui hati. Hanya 2-5% obat ini dieksresi dalam
bentuk aktif melalui urin. Efek samping yang berat akibat pemakaian
eritromisin jarang terjadi. Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentk
demam, eosinofilia, dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.1

2.10.1.8 Kuinolon

Ofloksasin : cukup dosis tunggal 400 mg.

2.10.1.9 Azitromisin

` 1 g Dosis tunggal - Oral CDC, CEG

2.10.1.10 Seftriaksone

250 mg Dosis tunggal - IM WHO, CDC, CEG

2.10.1.11 Siprofloksasin

500 mg Dosis tunggal - Oral WHO, CEG

500 mg 2 x 1 3 hari Oral CDC, CEG

2.10.1.13 Spectinomisin

2 g Dosis tunggal - IM WHO

Kontraindikasi Ulus Mole pada Ibu Hamil dan Menyusui


Keamanan dan kemanjuran azitromisin untuk ibu hamil dan wanita menyusui
belum ditetapkan. Ciprofloxacin adalah kontraindikasi selama kehamilan dan
menyusui. Tidak ada efek merugikan dari chancroid pada hasil kehamilan telah
dilaporkan

14
2.10.2 Lokal

Dapat dilakukan kompres, rendam atau irigasi dengan larutan salin (NaCL)
2 kali sehari selama 15 menit. yang akan membantu menghilangkan debris
nekrotik dan mempercepat penyembuhan ulkus (Utama,2011). Namun
jangan diberikan Antseptik local merupakan kontra indikasi karena dapat
mengganggu pemeriksaan untuk diagnosis dini sifillis dengan mikroskop
kepang gelap (Djuanda ,A. 2009).

2.10.3 Wewenang Bidan dalam penyakit ulkus mole

Menberikan pendidikan pada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai


berikut
a. Bahaya PMS dan komplikasinya
b. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya
d. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika
tidak dapat menghindari lagi
e. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang

2.11 Prognosis

Prognosis ulkus mole adalah baik jika penyakit diterapi dengan tepat dan
tidak ditemukan infeksi HIV. Pasien sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan
aktivitas seksual sampai lesi sembuh sempurna. Kontak seksual sebaiknya
diperiksa dan diterapi. Tetapi, tanpa pengobatan, ulkus genital dan abses inguinal
dilaporkan kadang-kadang menetap (Irga,2010)

15
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PENYAKIT ULKUS MOLE PADA
WANITA USIA SUBUR (WUS)

1. Subjektif
Nama : Ny.S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Alamat : Jombang
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Kawin
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Jawa

Keluhan Utama: luka seperti sariawan kemaluan.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke BPM dengan keluhan terdapat luka seperti sariawan
kemaluan, dan dari luka seperti sariawan tersebut keluar darah dan nanah,
dan pasien merasa sangat nyeri. Rasa nyeri dan panas pada kemaluan
dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Berawal ketika hendak berhubungan
suami istri 7 hari yang lalu, suami pasien melihat pada bagian vagina
terdapat benjolan kecil berwarna merah seperti gigitan nyamuk. Karena
dirasa tidak bermasalah, maka benjolan kecil tersebut tidak dihiraukan. 4
hari kemudian, benjolan tersebut bertambah besar, dan terasa nyeri.
Keluhan nyeri saat berkemih, keluar nanah saat berkemih, gangguan
berkemih, semuanya disangkal.

16
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini disangkal
- Riwayat DM disangkal.
- Alergi makanan laut, udang dan kepiting, serta kacang-kacangan. Alergi
terhadap obat-obatan disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Riwayat DM disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal, asma disangkal
- Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

Riwayat Sosial :
- Suami pasien bekerja sebagai sopir mobil.
- Pasien memiliki multiple sex partner disangkal
- Pasien menjaga kebersihan tubuh dengan mandi sehari 2 kali dengan air
PDAM dan mengganti celana dalam 2 kali sehari.

Objektif
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status higienitas : Cukup
Kesan gizi : Cukup
Vital sign :
 Tekanan Darah : tidak dilakukan pemeriksaan
 Nadi : tidak dilakukan pemeriksaan
 RR : tidak dilakukan pemeriksaan
Kepala : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorak : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas atas : dalam batas normal
Ekstremitas bawah : dalam batas normal

17
 Pemeriksaan Kebidanan secara inspeksi :
Pada regio vulva vagina, didapatkan ulkus multipel dengan diameter ±
5mm, tepi ulkus sedikit menggaung, dasar kotor, mudah berdarah, kulit
disekitar ulkus tampak radang akut yang jika dilakukan perabaan lunak
dan terasa sangat nyeri, fluor bewarna keabuan berbusa (+).

 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pengecatan gram: tidak dilakukan
Pemeriksaan kultur: tidak dilakukan
Pemeriksaan histopatologi: tidak dilakukan

Assement
Ny. S berumur 28 tahun dengan keluhan terdapat luka seperti sariawan
kemaluan, dan dari luka seperti sariawan tersebut keluar darah dan nanah,
dan pasien merasa sangat nyeri. Rasa nyeri dan panas pada kemaluan
dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Berawal ketika hendak berhubungan
suami istri 7 hari yang lalu, suami pasien melihat pada bagian vagina
terdapat benjolan kecil berwarna merah seperti gigitan nyamuk. Karena
dirasa tidak bermasalah, maka benjolan kecil tersebut tidak dihiraukan. 4
hari kemudian, benjolan tersebut bertambah besar, dan terasa nyeri.
Keluhan nyeri saat berkemih, keluar nanah saat berkemih, gangguan
berkemih, semuanya disangkal. Riwayat penyakit dahulu, pasien pernah
mengalami keluhan seperti ini disangkal, riwayat DM disangkal, alergi
makanan laut, udang dan kepiting, serta kacang-kacangan. Alergi terhadap
obat-obatan disangkal. Riwayat penyakit keluarga, riwayat DM disangkal,
riwayat hipertensi disangkal, asma disangkal, alergi makanan dan obat-
obatan disangkal Riwayat social, suami pasien bekerja sebagai sopir
mobil, pasien memiliki multiple sex partner disangkal, pasien menjaga
kebersihan tubuh dengan mandi sehari 2 kali dengan air PDAM dan
mengganti celana dalam 2 kali sehari.

18
Pada pemeriksaan inspeksi vulva vagina, didapatkan ulkus multipel
dengan diameter sekitar ± 5 mm, tepi ulkus sedikit menggaung, dasar
kotor, mudah berdarah, kulit disekitar ulkus tampak radang akut yang jika
dilakukan perabaan lunak dan terasa sangat nyeri, , fluor bewarna keabuan
berbusa (+).

Planning
1. Jika ulkus mole yang diderita oleh pasien telah parah segera rujuk ke
doketr SpOG
2. Jika ulkus mole ditangani oleh bidan, bidan hanya boleh memberikan
edukasi dan memberikan pengobatan serta therapinya yang berhak adalah
dokter, edukasinya sebagai berikut :
a. Pasien diberi penjelasan mengenai penyakit yang diderita,
penyebabnya, dan pengobatannya.
b. Menyarankan pasangan pasien untuk ikut memeriksakan diri.
c. Memotivasi pasien untuk menghindari / menghentikan gaya hidup
tidak sehat (multiple sex partner) dan motivasi perilaku monogami.

19
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Ulkus mole adalah penyakit menular seksual dalam bentuk ulkus genitalia
disamping sifilis dan herpes genitalia. Prostitusi merupakan media penularan
penyakit ini. Secara epidemiologi, insiden ulkus mole banyak terjadi di negara-
negara berkembang dan menular melalui kontak kulit serta mukosa pada saat
melakukan aktivitas seksual. Pria lebih banyak daripada wanita terkena dengan
perbandingan 10:1. Karakteristik penyakit ini adalah ulkus yang nyeri dan
pembentukan bubo. Ulkus yang muncul sifatnya multipel, mudah berdarah, dan
mengandung pus. Ulkus mole disebabkan oleh bakteri gram negatif Haemophilus
ducreyi. Diagnosis ditegakkan melalui gambaran klinis dan pemeriksaan kultur
laboratorium. Bakteri ini membutuhkan keterampilan khusus ketika dikultur
karena tanpa metode dan media yang tepat, sangat sulit bagi bakteri ini untuk
bertumbuh. Pengobatan yang dilakukan berupa antimikroba dan terapi lokal
dengan jalan mengompres kelenjar getah bening ingunal untuk mengurangi
edema. Terapi yang diberikan bervariasi, terdiri dari terapi sitemik dan terapi
topical, Prognosis ulkus mole adalah baik dan disarankan pasien dan pasangannya
diobati bersama-sama dan tidak melakukan aktivitas seksual sampai lesi sembuh
sempurna.

3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang
apa yang dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular Seksual ), dan dapat
melakukan berbagai tindak pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita
semua untuk mengurangi tingkat kejadian pada penyakit mematikan tersebut.
Menghindari tindakan seks bebas, meberikan pengetahuan pada seluru remaja
agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut karna dapat merusak
masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.

20
DAFTAR PUSTAKA

Price & Lorraine. 2005. Patofisiologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Judanarso, J., dalam: Djuanda Adhi, Prof.Dr.dr.editors. 2009. Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. 6th ed. Jakarta : Balai penerbit FKUI. Hal 418-422.

Utama, Hendra. 2011. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : FKUI. Hal 103-108
Irianto, Koes.2014. Epidemiologi Penyakit Menular & Tidak Menular Panduan
Klinis. Bandung : Alfabeta. Hal 135-137
Irga.2010.Chancroid,(online),(http://www.irwanashari.com/2009/05/ulkus-

mole.htmldiakses 18 Oktober2018).

21

Anda mungkin juga menyukai