Anda di halaman 1dari 80

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Evi Desfauza,SST, M.Kes


LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
 Langkah-langkah penelitian adalah serangkaian
proses penelitian dimana peneliti dari awal yaitu
merasa menghadapi masalah, berupaya u/
memecahkan masalah, memecahkan masalah
sampai akhirnya mengambil keputusan yg
berupa kesimpulan bagaimana hasil
penelitiannya, dpt memecahkan masalah/ tidak.
 Langkah2 penelitian hrs serasi kait mengait &
dukung mendukung satu sama lain shg
merupakan jalinan urutan langkah yg
sistematis, shg demikian diperoleh bobot hasil
penelitian yg kwalifait.
1. Menemukan, memilih dan merumuskan masalah.
2. Menyusun latar belakang teoritis.

3. Menetapkan hipotesis (kalau perlu)

4. Menetapkan variable.

5. Memilih alat pengumpul data.

6. Menyusun rancangan penelitian

7. Menentukan sampel

8. Menyimpulkan dan menyajikan data.

9. Mengolah dan menganalisa data.

10. Menginterpretasi hasil analisis dan mengambil


kesimpulan
11. Menyusun laporan

12. Mengemukaakan implikasi


PROSES PENELITIAN PADA GARIS BESARNYA
TERDIRI DARI 4 (EMPAT) TAHAP,
YAITU:SOEKIJO NOTOATMOJO)
1. Tahap persiapan (perencanaan)
2. Tahap pelaksanaan (pengumpulan data)

3. Tahap pengolahan dan analisis Data

4. Tahap penulisan hasil Penelitian (laporan)


 Pada tahap persiapan ini mencakup kegiatan2

pemilihan (perumusan masalah) masalah


sampai dgn penyusunan instrument (alat
pengukur/pengumpulan data). Kegiatan2 yg
dilakukan pd tahap persiapan ini biasanya
dirumuskan dlm bentuk usulan/proposal
penelitian.
USULAN PENELITIAN INI BIASANYA DIBEDAKAN MENJADI DUA VERSI, YAITU :

 Usulan penelitian dimana hasil penelitian


nanti fokusnya diaarahkan kepada
pemecahan masalah/ mencari informasi yg
akan digunakan u/ memecahkan su/
masalah/ keperluan program. Dgn kata lain,
usulan penelitian u/ kepentingan program
 Usulan penelitian, dimana hasilnya
difokuskan kepada kepentingan ilmu
penget/ karya ilmiah, misalnya u/ membuat
skripsi, thesis/ desertasi dsbnya. Usulan ini
lebih terinci & lebih rumit dibandingkan dgn
versi yg pertama.
FORMAT/ OUT LINE USULAN PENELITIAN,
KHUSUSNYA U/ KEPENTINGAN PENULISAN
ILMIAH:
1. Judul penelitian
2. Latar belakang masalah
3. Perumusan masalah
4. Tujuan penelitian
a. Umum
b. Khusus
5. Manfaat penelitian
6. Tinjauan perpustakaan
7 Kerangka konsep, definisi operasional
8. Hipotesis
9. Metode penelitian :
a. Jenis penelitian
b. Populasi dan sampel
c. Cara pengumpulan data
d. Instrument (alat pengumpul data)
e. Rencana pengolahan dan analisis data
10. Rencana kegiatan
11. Organisasi penelitian
12. Rencana biaya (anggaran)
13. Daftar kepustakaan.
AD.1. JUDUL PENELITIAN
 Judul penelitian merupakan
pencerminan dari tujuan penelitian.
O/k tu/ penelitian itu dirumuskan dari
masalah penelitian, atau dgn kata
lain, tu/ penelitian itu merupakan
jawaban sementara dari pertanyaan2
penelitian, maka judul penelitian juga
mencerminkan masalah penelitian.
AD.1. JUDUL PENELITIAN
 judul penelitan “ketidaksinambungan
Imunisasi Polio pada anak2 balita di kota
Medan”, ini mencerminkan bahwa msh yg
dihadapi o/ Kota Medan pd saat itu adh ”drop
out” / ketidak sinambungan imunisasi sangat
tinggi. Judul penelitian tsb juga mencerminkan
bahwa tu/ penelitian akan mencoba
mengungkapkan masalah2 (factor2) yg
menyebabkan ketidak sinambungan imunisasi
polio tsb di Kota medan. Dgn kata lain, pelitian
ini secara implicit akan mencari factor2 yg
berpegaruh/ berhubungan dgn “drop out” /
ketidak sinambungan imunsasi polio pd anak
balita.
2. LATAR BELAKANG
Dlm latar belakang masalah penelitian, akan
diuraikan fakta2 pengalaman2 si peneliti, hasil2
penelitian dari or la/ teori2 tsb maka or la (pihak
pemberi dana / pembimbing) diyakikan bahwa
masalah yg akan diajukan tsb cukup penting,
dan cukup “justifiet”. Dlm latar belakang hrs
dgn jelas diuraikan: mengapa masalah tsb
dipilih? Apa justifikasinya, mengapa penelitian
itu diadakan di wilayah ttt?
 Apabila judul penelitian sep contoh tsb di atas

(Ketidaksinambungan Imunisasi Polio pada


Anak Balita di Wilayah Kota Medan),
2. LATAR BELAKANG
 maka latar belakang harus diuraikan:
 Peranan/ pentingnya imunisasi polio bagi anak

balita
 Masalah polio di Indonesia & program imunisasi

polio di Indonesia
 Masalah drop out/ ketidaksinambungan imunisasi

polio secara umum di Indonesia


 Masalah drop out imunisasi polio di Kota Medan.

 Agar masalah yg akan diteliti tsb cukup “justified”


uraian latar belakang tsb hrs didukung/ disertai dgn
data atau fakta2 empiris
RUMUSAN MASALAH
 Rumusan msh berbeda dgn msh. Kalau msh itu
berupa kesenjangan antara yg diharapkan dgn
apa yg terjadi, maka rumusan msh itu
merupakan su/ pertanyaan yg akan dicarikan
jawabannya melalui pengumpulan data
 Ada beberapa para ahli mendefinisikan ttg

rumusan msh, diantaranya :


 Menurut Pariata Westra bahwa “Su/ masalah
yg terjadi apabila seseorang berusaha
mencoba suatu tu/ atau percobaannya yg I u/
mencapai tu/ itu hingga berhasil.
 Menurut Sutrisno Hadi “Msh adh kejadian yg
menimbulkan pertanyaan kenapa & kenapa”.
RUMUSAN MASALAH
 Perumusan msh merup salah satu thp di antara
sejumlah thp penelitian yg memiliki kedudukan
yg sangat penting dlm kegiatan penelitian. Tanpa
perumusan msh, su/ kegiatan penelitian akan
menjadi sia2 & bahkan tdk akan membuahkan
hasil apa2.
 Perumusan msh/ research questions/ dis juga sbg
research problem, diartikan sbg su/ rumusan yg
mempertanyakan su/ fenomena, baik dlm
kedudukannya sbg fenomena mandiri, maupun
dlm kedudukannya sbg fenomena yg saling
terkait di antara fenomena yg satu dgn yg
lainnya, baik sebagai penyebab maupun sbg
akibat.
RUMUSAN MASALAH
 Rumusan msh itu merupakan su/
pertanyaan yg akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data bentuk 2
rumusan mlh penelitian ini berdasarkan
penelitian menurut tkt eksplanasi.
 Rumusan msh ini pd hakikatnya adh
deskriptip ttg ruang lingkup msh,
pembatasan dimensi & analisis var yg
tercakup didlmnya. Dgn demikian
rumusan msh tsb sekaligus menunjukkan
fokus pengamatan di dlm proses
penelitian nantinya.
RUMUSAN MASALAH
A. Rumusan msh penelitian yg baik, al:
1. Bersifat orisinil, blm ada/ blm banyak orla yg meneliti
msh tsb.
2. Dpt berguna bagi kepentingan ilmu penget & thp
masy
3. Dapat diperoleh dgn cara2 ilmiah.

4. Jelas & padat, jangan ada penafsiran yg lain thp


masalah tsb.
5. Dirumuskan dlm bentuk kalimat tanya.

6. Bersifat etis, artinya tdk bertentangan/ menyinggung


adat istiadat, ideologi, & kepercayaan agama.
Bgn rumusan msh berisi ttg masalah 2 yg hendak
dipecahkan melalui penelitian. Tentunya mlh 2 yg
dihasilkan itu tdk lepas dari latar belakang mlh yg
dikemukakan pd bgn pendahuluan
RUMUSAN MASALAH
B. Ada bbp hal yg disarankan ttg cara menulis rumusan
msh penelitian yaitu :
1. Dikemukakan dlm kalimat tanya (interogatif)
Rumusan dlm kalimat tanya sangat dianjurkan, krn dpt
lebih bersifat khas & tajam.
2. Rumusan hendaknya bersifat khas, tdk bermakna
ganda.
Suatu pertanyaan penelitian;
a. Mengapa kesinambungan imunisasi polio bagi anak
balita di Kota Medan Rendah.? (mengapa angka drop
out imunisasi polio tinggi)
b. Factor2 apa yg menyebabkan/mempengaruhi
ketidak sinambungan imunisasi polio bg anak di Kota
Medan ?
RUMUSAN MASALAH

3. Bila terdpt banyak pertanyaan penelitian,


maka hrs ditanyakan scr terpisah. yg
masing2 dpt diuji dgn uji hipotesis yg
sesuai scr terpisah.
4. Rumusan hendaklah padat dan jelas.
5. Rumusan msh hrs berisi implikasi adanya
data u/ memecahkan msh.
6. Perumusan msh hrslah dibatasi
lingkupnya, shg memungkinkan penarikan
simpulan yg tegas. Kalau disertai rumusan
msh yg bersifat umum, hendaknya disertai
penjabaran2 yg spesifik & operasional
TUJUAN PENELITIAN
 Tu/ penelitian adh su/ indikasi kearah mana,/ data
(inf) apa yg akan dicari mll penelitian itu. Tu/
penelitian dirumuskan dlm bentuk pernyataan yg
konkret dpt diamati (obs) & dpt diukur (measurable).
Mis :
 Memperoleh informasi (data) ttg jumlah pemeriksaan
ibu2 hamil di kecamatan “X” selama kehamilan
 Memperoleh inf ttg hub antara frekuensi pemeriksaan
kehamilan dgn BBL (Berat badan bayi lahir)
 Biasanya tu/ penelitian ini dibedakan menjadi 2 tu/;
umum dan tujuan khusus. Tu/ khusus pd hakikatnya
adh penjabaran dr tujuan umum.
CONTOH :
Tujuan Umum
U/ menget hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih
yg digunakan dgn terjadinya diare di wilayah Kota Medan

Tujuan Khusus
1. U/ menget jenis sarana air bersih yg digunakan o/ masy
di kota Medan
2. U/ menget kondisi/kualitas fisik sarana air bersih tsb
3. U/ Menget hub antara kualitas fisik sarana air bersih
dgn kualitas airnya
4. U/ menget hub atr kualitas fisik sarana air bersih dgn
kejadian diare.
Apabila tu/ umum su/ penelitian tdk dpt/ tidak perlu
dispesifikasikan lagi, maka tdk perlu adanya tu/ umum &
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian adh kegunaan hasil penelitian nanti, baik bagi
kepentigan pengemb program maupun kepentingan Ilmu penget. O/s itu
dlm manfaat penelitian ini hrs diuraikan scr terinci manfaat/gunanya hsl
penelitian nanti. Dgn kata lain, data (inf) yg akan diperoleh dr penelitian tsb
akan dimanfaatkan u/ apa, dlm rangka pengemb program kes. Dr segi ilmu,
data/inf yg diperoleh dr penelitian tsb mempunyai kontribusi apa bagi
pengemb ilmu penget.
Contoh :
 Hasil penelitian ini dpt digunakan u/ masukan dlm rangka meningkatkan
upaya2 pencegahan diare khususnya diwil kota Mdn
 Hasil penelitian ini dpt menambah wawasan ilmu penget kes masy
khusnya dibidang sanitasi lingkungan (u/ ilmu)
 Bbp peneliti (mahasiswa) kdg2 manfaat penelitian ini juga dilihat dari
kepentingan pribadi peneliti, yakni sbg pengalaman PBM khususnya
dlm bidang met lit.
TINJAUAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORI

Tinjauan kepustakaan ini sangat penting dlm


mendasari penelitian yg akan dilakukan. mencakup
dua hal:
1. Tinjauan teori yg berkaiatan dgn permasalahan yg
akan diteliti. tinjauan teori ini dimaksudkan agar
peneliti dpt meletakkan/mengidentifikasi msh yg
ingin diteliti itu dlm konteks ilmu penget yg sedang
digeluti. O/s itu sering di dlm tinjauan kepustakaan
ini diuraikan ”kerangka teori” sebagai dasar u/
mengembangkan ”kerangka konsep penelitian”
2. Tinjauan dari hasil2 penelitian lain yg berkaitan dgn
masalah yg akan diteliti.
FUNGSI TEORI
fungsi al:
1. Menyediakan kerangka konsepsi
penelitian, dan memberikan pertimbangan
perlunya penyelidikan
2. Melalui teori kita dpt membuat
pertanyaan yg terinci u/ penyidikan.
3. Menunjukkan hubungan antar var yg
diteliti.
4. Kajian pustaka meliputi pengidentifikasian
scr sistematis, penemuan, & analisis
dokumen2 yg memuat informasi  yg
berkaitan dgn masalah penelitian.
Yg perlu diperhatikan dlm menyusun
kerangka/ landasan teori, al:
1. Kerangka teori sebaiknya menggunakan
acuan yg berhub dgn permasalahan yg diteliti
& acuan2 yg berupa hasil penelitian
terdahulu .
2. keterkaitan dari subbab ke subbab yg lain hrs
jelas dgn memperhatikan aturan penulisan
pustaka.
3. hrs memenuhi prinsip kemutakhiran &
keterkaitannya dgn permasalahan yg ada.
Gunakan buku edisi terbaru,menggunakan
Jurnal sbg referensi tdk ada pembatasan th
4. Semakin banyak sumber bacaan,  kualitas
5. Pedoman kerangka teori di atas
berlaku u/ semua jenis penelitian
6. Teori bukan merupakan pendapat
pribadi (kecuali pendapat tsb sdh
ditulis di BUKU)
7.Pd akhir kerangka teori bagi
penelitian korelasional disajikan
model teori, model konsep (apabila
diperlukan) & model hipotesis pd
subbab tersendiri,
sedangkan penelitian studi kasus
ckp menyusun Model teori & beri ket.
.
Contoh:

Judul : Hubungan antara Tingkat Kecemasan dengan


Perubahan Siklus Menstruasi pada Siswa SMA
XX

RM : Apakah ada hubungan antara tingkat


kecemasan dengan perubahan siklus
menstruasi pada siswa
SMA XXXXX?

Ha : Ada Hubungan antara tingkat kecemasan


perubahan siklus menstruasi pada siswa
SMA XXXXXX
Bagaimana cara membangun/membuat
konstruksi landasan teori?
1. Kita hrs memahami var2 dlm
penelitian.
2. Kita hrs mampu menjabarkan var2
tsb dlm bentuk konsep yg mendukung
thp rumusan masalah yg disusun
3. Kita hrs mampu menjabarkan  var2
tsb dlm konsep yg sesuai dgn
Hipotesa penelitian.
Mis   : Var penelitian terdiri dari var
Tingkat kecemasan (X) & perub
siklus menstruasi (Y)
Jadi kontruksi Landasan teori dlm
penelitian tsb, sbb:
Tingkat Kecemasan :
1. Pengertian kecemasan
2. Faktor2 yg mempengaruhi kecemasan
3. Kualifikasi kecemasan
4. dll yg berkaitan dgn kecemasan
Perubahan Siklus Menstruasi :
1. Pengertian siklus menstruasi
2. Macam2 perubahan siklus menstruasi
3. Faktor penyabab terjadinya perubahan siklus
menstruasi
4. dll yg berkaitan dgn perubahan siklus
menstruasi
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
Kerang Konsep
 Hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tsb serta
mlh penelitian yg telah dirumuskan , maka
dikembangkan su/ “kerangka konsep penelitian”
kerangka konsep penelitian adh su/ hub/kaitan antara
konsep satu thp konsep yg lainnya dr mlh yg ingin
diteliti.
 Konsep adh abstraksi yg dibentuk dgn
menggeneralisasikan su/ pengertian. O/s itu konsep tdk
dpt diukur & diamati scr lgs.
 Agar dpt diamati & dpt diukur, maka konsep tsb hrs
dijabarkan ke dlm var2. dr var itulah konsep dpt diamati
& diukur.
 Cth : Ekonomi kel adl su/ konsep, u/ mengukur konsep
ekonomi, dpt melalui var pendapatan/pengeluaran kel.
Tkt social adh merup konsep, maka u/ mengukur tkt
social seseorg dpt melalui var2, & pekerjaan .
BAGAN 1
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Pendidika Perilak
n u
 Kualitas Kualitas
Fisik sarana Kejadian
Air Bersih Air Bersih
Diare
 

Status Status
Ekonomi Sosial
CTH

 Var Independen Var Dependen

karakteristi
Pengetahua
n Kejadian
Sikap diare
Tindakan
Pendidikan
Sumber Bakteri
air
bersih
 yg dimaksud “kerangka konsep” penelitian
adh su/ hub/ kaitan antara konsep 2/ var2 yg
akan diamati (diukur) melalui penelitian yg
dimaksud.
 Konsep2 (var2) yg akan diamati berdasarkan
cth tsb adh : pendidikan , perilaku, status
social ekonomi konsumen, & kualitas sarana
air bersih, kualitas air bersih sebagai
independen var (var bebas) & kejadian
diare sbg dependen var (var terikat).
Sekaligus penelitian ini akan membuktikan
pengaruh dari tiap2 var bebas thp var tkt
(kejadian diare). Namun demikian kualitas air
bersih sbg var dependen u/ var2 bebas:
pendidikan, kualitas saraana air bersih, status
ekonomi dsbnya.
Hipotesis
 Hipotesis adh su/ jawaban sementara dari
pertanyaan penelitian. Biasanya hipotesisi ini
dirumuskan dlm bentuk hub antara dua var;
var bebas dan var terikat. Hipotesis berfgs u/
menentukan kearah pembuktian, artinya
hipotesis ini merupakan pertanyaan yg hrs
dibuktikan. Kalau hipotesis tsb terbukti maka
menjadi “skripsi. o/s itu hipotesis seyogianya;
spesifik, konkrit, dan “observable” (dpt
diamati/diukur).
 Kdg2hipotesis tsb dpt dijabarkan ke dlm
hipotesis2 yg lebih spesifik lagi (sub hipotesis)
Beberapa org sering membedakan adanya hipotesis mayor
dan hipotesis minor. Hipotesis mayor masih lebih bersifat
umum.
Sedangkan hipotesis minor merup penjabaran hipotesis
mayor, o/s lebih bersifat khusus (spesifik).
Contoh :
Hipotesis (hipotesis mayor)
Kualitas air bersih ditentukan o/ kualitas sarana air bersih,
perilaku, pendidikan dan social ekonomi
Sub hipotesisi (hipotesis minor)
1. Makin tinggi pendidikan makin baik kualitas air bersihnya
2. Makin baik kualitas sarana air bersih, makin baik kualitas air
bersih
3. Makin baik perilaku, makin baik kualitas air bersih
4. Makin tinggi tingkat ekonomi, makin baik kualitas air bersih.
Apabila su/ hipotesis sdh spesifik, & sdh tdk perlu dijabarkan
lagi, maka hipotesis minor (subhipotesis) tdk perlu disusun
lagi.
Definisi Operasional (DO)

U/ membatasi ruang lingkup/ pengertian var2 diamati/diteliti,


perlu sekali var2 tsb diberi batasan/DO”.
DO ini juga bermanfaat u/ mengarahkan kpd pengukuran/
pengamatan thp var2 yg bersangkutan serta pengembangan
instrument (alat ukur).
Contoh ;
Sarana air bersih
 Bangunan atau alat yg digunakan u/ mendapatkan air
bersih, berupa sumur pompa tangan, sumur gali, PAM
dsbnya
Diare
 Ggg/peny perut yg ditandai dgn mencret/berak2 encer >
3x/hr sesuai dengan catatan yg di status pasien
Anemia ibu Hamil
 Keadaan kadar HB di dlm darah ibu hamil yg lebih rendah
daripada nilai normal yaitu 11 gram %
Pada Waktu Menyusun DO var Biasanya Sekaligus
Diidentifikasi Skala pengukuran Var yg Digunakan,

 Apakah Nominal, Ordinal, Interval, Atau


Ratio.
Misalnya Var Air Bersih Tsb
Menggunakan Skala Pengukuran
Ordinal (Baik, Sedang, Kurang Dsb)
BERIKUT INI BAGAN PENGUKURAN SKALA VARIABEL DIATAS.

A’kah data
bisa
Tidak Nominal
diurutkan ..?

ya

Apakah Tidak Ordiinal


jarak
antara Data
sama ..?
ya

A’kah terdapat Tidak


nilai Nol Interval
Mutlak..?

ya
Rasio
B.  SKALA SIKAP

 Skala ini hanya digunakan u/ mengukur


sikap, perkembangan ilmu sosiologi
dan pisikologi yg banyak menggunakan
ini u/ khusus mengukur sikap.
Beberapa skala sikap yg dpt digunakan
u/ penelitian adm, pendidikan dan
social digunakan : Skala likert
METODE PENELITIAN
 Metode penelitan mencakup :
 Jenis penelitian, menjelaskan termasuk
ke dlm jenis pendekatan/ metode yg
mana, penelitian yg diusulkan tsb.
Misnya: penelitian itu menggunakan
metode survey, dgn pendekatan “cross
Sectional” di mana data yg menyangkut
var bebas/risiko & var terikat/ var akibat,
akan dikumpulkan dlm waktu bersama.
POPULASI DAN SAMPLE

Populasi adl wilayah generalisasi berupa


sejumlah besar subyek yg mempunyai
karakteristik tertentu. Subyek dpt berupa
manusia, hewan coba, data lab dll,
Popuasi penelitian dibagi menjadi 2, yakni !
1. Populasi target (target Population)
merupakan sasaran akhir penerapan hasil
penelitian
2 Populasi terjangkau (accessible population)/
populasi sumber (source population) bgn dr
populasi target yg dpt dijangkau o/ peneliti
SAMPLE
sampel ad sebagian dari populasi yg diteliti.
 Dgn kata lain, sampel merup

sebagian/bertindak sbg perwakilan dr populasi


shg hasil penelitian yg berhasil diperoleh dari
sampel dpt digeneralisasikan pd populasi.
 Penarikan sampel diperlukan jika populasi yg

diambil sangat besar, & peneliti memiliki


keterbatasan u/ menjangkau seluruh populasi
maka peneliti perlu mendefinisikan populasi
target & populasi terjangkau baru kmd
menentukan jumlah sampel & teknik sampling
yg digunakan.
BESAR SAMPEL
Beberapa hal yg hrs diperhatikan dlm memilih rumus
besar sampel yg akan digunakan, yaitu:
 Tu/ utama dari penelitian dibagi menjadi 2:

1. Mengestimasi parameter populasi

2. Menguji hipotesis
 Desain penelitian

 Cara pengambilan sampel

 Kerangka sampel

 Jenis variabel (proporsi atau rata-rata)

 Tentukan presisi

 Tentukan derajat kepercayaannya

 Tentukan kekuatan ujinya


BESAR SAMPEL
U/ menentukan sampel dr populasi
digunakan perhitungan maupun acuan
tabel yg dikembangkan para ahli.
Secara umum sampel minimal :
 Penelitian Korelasional Adl 30,

 Penelitian Eksperimen 15 Dari Masing 2


Klp
 Penelitian survey jumlah sampel 100.
RUMUS U/ MENENTUKAN JUMLAH SAMPEL ;

1. Rumus Slovin
n = N/N(d)2 + 1
n = sampel;
N = populasi;
d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tkt
kesalahan yg dikehendaki adh 5%, maka jumlah
sampel yg digunakan adh :
n = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95
 
TUJUAN: ESTIMASI PROPORSI
(1.2) Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Proporsi Dg
Presisi Mutlak
z12 / 2 P(1  P )
n
d2
P=Estimasi proposi
d=simpangan mutlak
Z(1-α/2) =nilai Z pada derajat kepercayaan
tertentu
Asumsi
Contoh desain: populasi tak terbatas dan
penggunaan:
sampel
Survei SRS imunisasi
cakupan
Survei prevalensi gizi buruk di masyarakat
Penelitian prevalensi hipertensi di
CONTOH: ESTIMASI PROPORSI DG PRESISI MUTLAK
Kepala Din Kes Kab Cianjur ingin mengetahui
prevalensi anemia pada ibu hamil. Berdasarkan
informasi pd survei gizi ibu hamil di Jawa Barat
diperoleh prevalensi anemia pd kehamilan sebesar
62%. Berdasarkan masalah dan informasi yg ada,
berapa jumlah sampel yg dibutuhkan jika Kepala
Dinas menginginkan presisi mutlak 10% dan
derajat kepercayaan 90%?
Jawab:
Prevalensi anemia (P)=0,62
Presisi mutlak (d)=0,1
Nilai Z pada derajat kepercayaan 90% (Z(1-/2))=
1,64
CONTOH: ESTIMASI PROPORSI DG PRESISI MUTLAK

Dgn menggunakan rumus besar sampel u/


estimasi proporsi dgn presisi mutlak:

1,64 2 * 0,62(1  0,62)


n
0,12

n  63,37
Kesimpulan:
Jadi sampel yg dibutuhkan dalam
penelitian ini sebanyak 64 ibu hamil
TUJUAN: ESTIMASI RATA-RATA
(1.3)Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi
Rata-rata Dg Presisi Mutlak

2
z
1 / 2 s 2
n  2
d

s=simpang baku
d=simpangan mutlak dari rata-rata
Z(1-α/2) =nilai Z pada derajat kepercayaan
tertentu
Asumsi desain: populasi tak terbatas dan
CONTOH: ESTIMASI RATA-RATA DG PRESISI MUTLAK

Suatu penelitian dilakukan u/ mengetahui asupan


kalri pada anak balita di Kab Lebak. Dari penelitian di
kab lain, diketahui standar deviasi asupan kalori pd
anak balita adh 50 kalori. Berapa besar sampel yg
diperlukan jika peneliti menginginkan derajat
kepercayaan 95% dan besar simpangan maksimum
dari rata2 asupan kalori adh 20 kalori? 

Jawab:
Simpangan baku (σ) = 50 kalori;
Presisi mutlak (d)=20 kalori;
Nilai Z pada derajat kerpercayaan 95% (Z1-α/2)= 1,96
CONTOH: ESTIMASI RATA-RATA DG PRESISI MUTLAK

Dengan menggunakan rumus estimasi rata-


rata dengan presisi mutlak:
2 2
1,96 50
n
20 2

n  24,01

Kesimpulan:
Jadi dalam penelitian ini dibutuhkan 25
anak balita.
TUJUAN: ESTIMASI RATA-RATA

(1.4) Rumus Besar Sampel untuk


Estimasi Rata-rata dg Presisi Relatif

zs
2 2
n 1 / 2
e m 2 2

s=simpang baku
e=simpangan relatif dari rata-rata
m=rata-rata
Z(1-α/2) =nilai Z pada derajat kepercayaan
tertentu
TUJUAN: ESTIMASI BEDA 2 PROPORSI (N2 = N1)

(1.5)Rumus Besar Sampel Untuk Estimasi Beda 2


Proporsi (n2 = n1)

n
 z 2
1 / 2 P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
(d ) 2

Keterangan:
P1=Proporsi pd faktor yg berisiko dg outcome yg diteliti
P2= Proporsi pd faktor yg tidak berisiko dg outcome yg
diteliti
d =presisi mutlak
CONTOH: ESTIMASI BEDA PROPORSI (N1=N2)

Hasil penelitian di negara lain diperoleh ibu yang menderita


hipertensi memiliki risiko 18% untuk melahirkan bayi berat lahir
rendah. Sedangkan ibu yang tidak menderita hipertensi memiliki
risiko 9% untuk melahirkan berat bayi lahir rendah. Estimasi beda
risikonya adalah 18%-9%=9%. Jika seorang peneliti ingin melakukan
penelitian yang sama di negaranya dan menginginkan presisi 2%
dan derajat kepercayaan 95%, berapa sampel yang diperlukan?

Jawab: 
Proporsi ibu hipertensi yg BBLR (P1)=0,18
Proporsi ibu hipertensi yg tidak BBLR (P2)=0,09
Presisi mutlak (d)=0,02
Nilai Z pada derajat kerpercayaan 95% (Z 1-α/2)= 1,96
CONTOH: ESTIMASI BEDA PROPORSI (N1=N2)
Dengan menggunakan rumus besar sampel untuk estimasi beda proporsi

Kesimpulan:
Jadi dalam penelitian ini dibutuhkan 2205 ibu yang menderita hipertensi dan 2205 ibu yang tidak hipertensi .

n
 z 2
1 / 2 P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
(d ) 2

n
1,96 0,18(1  0,18)  0,09(1  0,09) 
(0,02) 2
n  2204,12
TUJUAN: UJI HIPOTESIS BEDA 2 PROPORSI

(1.9)Rumus Besar Sampel Untuk Uji Hipotesis Beda


2 Proporsi

n
 z
1 / 2 2 P (1  P )  z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 )  2

( P1  P2 ) 2

Keterangan:
P1=Proporsi pd faktor yg berisiko dg outcome yg
diteliti
P2= Proporsi pd faktor yg tidak berisiko dg outcome
yg diteliti
=( P1+ P2)
Z(1-α/2) =nilai Z pada derajat kepercayaan tertentu
CONTOH: UJI HIPOTESIS BEDA 2 PROPORSI
Suatu obat “A” dikatakan dpt menghilangkan nyeri pd
80% pasien osteoartritis. Sedangkan parasetamol, yg
merup analgesik lama dpt menghilangkan nyeri pd 50%
pasien osteoartritis. Seorg peneliti ingin menguji a’kah
obat “A” memang lebih efektif dr parasetamol. Berapa
besar sampel yg diperlukan jika peneliti menginginkan
derajat kemaknaan 1% & kekuatan uji 80%? 

Jawab:
P1=0,80;
P2=0,50;
=(0,80+0,50)/2=0,65
Nilai Z pd derajat kemaknaan 1% (Zα)= 2,33 ;
Nilai Z pd kekuatan uji 80% (Z1-β)= 0,84
CONTOH: UJI HIPOTESIS BEDA 2 PROPORSI
Dengan menggunakan rumus besar sampel
untuk uji hipotesis beda 2 proporsi:

n
 2,33 2 * 0,65(1  0,65)  0,84 0,80(1  0,80)  0,50(1  0,50)  2

(0,80  0,50) 2
n  49,45

Kesimpulan:
Jadi dlm penelitian ini dibutuhkan 50 pas
osteoartritis yg diobati dengan obat “A” dan
50 pasien osteoartritis yg diobati dgn
MASALAH “ESTIMASI”
1. Tidak mungkin digunakan srs (misalnya survei) 
jumlah dikoreksi dengan design effect

2. Estimasi tdk hanya pd satu variabel, misal Survei Kes


Ibu dan anak
• Hitung sampel untuk masing-masing variabel

• Ambil jumlah sampel yang terbesar

3. Jumlah sampel adalah jumlah sampel yg bisa diambil


datanya bukan rumah/ org yg perlu didatangi
• Contoh untuk sampel 100 balita, mungkin
pewawancara harus datang ke 150 rumah tangga
MASALAH “UJI HIOTESIS”
 Jika hipotesis tidak fokus
Misalnya “Faktor2 yg berpengaruh pada
kejadian BBLR”
 Variabelnya banyak “P1 dan P2 yg mana” ?
 Solusi:
 Pilih faktor utama saja, faktor lain dianggap

confounder
 Hitung sampel u/ tiap faktor utama

 Perbedaan P1 dan P2 hrs berdasarkan


perbedaan yg dianggap scr subtansi bermakna,
bukan hanya dari penelitian terdahulu saja
RUMUS BESAR SAMPEL RR DAN OR

 
2
z
1 2 P (1  P )  z1  P1(1  P1 )  P2 (1  P2 )
n
( P1  P2 ) 2

Sama seperti u/ beda 2 proporsi


Hanya P1 dihitung berdasarkan P2 dan
RR / OR
 P1, P2, RR dan OR

P1 = RR*P2

(OR ) P2
P1 
(OR ) P2  (1  P2 )
CONTOH: RR
 Su/ penelitian dilakukan u/ membandingkan hasil
terapi radiasi & pembedahan pada pasien Ca Cervix
 Asumsi perhitungan sampel
 Keluaran yg dinilai: hidup / mati dlm 5 th setelah

terapi
 Dari ref, 35% pasien yg dibedah meninggal dalam

waktu 5 tahun
 Hipotesis peneliti pasien yg diberikan radiasi

risiko u/ meninggal dalam 5 th pasca terapi


setengahnya dari pasien yg dibedah
 Jadi: P2=0,35 ; RR=0,5 ; P1=0,5*0,35=0,175

 Derajat kemaknaan=5% ; Kekuatan uji=90%


CONTOH: RR

n
1,96 2 * 0,2625(1  0,2625)  1,28 0,175(1  0,175)  0,35(1  0,35) 
2

(0,175  0,35) 2

n  131

Jadi dibutuhkan 131 pasien yang diterapi dengan


pembedahan dan 131 pasien yang diterapi
dengan radiasi
CONTOH: OR, KASUS-KONTROL
 Suatu penelitian dilakukan u/
mengetahui anemia sebagai faktor
risiko terjadinya BBLR.
 Asumsi:
 Prevalensi anemia: 60%

 Rasio odds: 2,5

 Derajat kemaknaan: 5%

 Kekuatan uji: 80%


CONTOH: OR, KASUS-KONTROL
2,5 * 0,6
P1   0,79
2,5 * 0,6  (1  0,6)

n
1,96 2 * 0,70(1  0,70)  0,84 0,79(1  0,79)  0,60(1  0,60)  2

(0,79  0,60) 2
n  94

Jadi dibutuhkan sampel 94 bayi BBLR dan 94 bayi


normal (tidak BBLR)
TEKNIK SAMPLING

 Teknik sampling merupakan teknik


pengambilan sampel yang secara
umum terbagi dua yaitu
 probability sampling

 non probability sampling.


PROBABILITY SAMPLING
2. NON PROBABILTY SAMPEL

 Sampling Kuota,
 Sampling Insidential,
 Sampling Purposive,
 Sampling Jenuh,
 Snowball Sampling
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENENTUAN
UKURAN SAMPEL

 Ketelitian (presisi)
 Keyakinan (confidence)
CARA /TEKNIK PENGUMPULAN DATA

 Sumber data : primer & sekunder


 Instrumen Penelitian
 Instrumen sebagai alat pengumpul data hrs betul 2
dirancang & dibuat sedemikian rupa shg menghasilkan
data empiris sebagai datanya.
 Sebelum mengkaji hakikat instrumen penelitian, peneliti
sebaiknya memperhitungkan terlebih dahulu jenis data.
Apakah data kuantitatif/ data kualitatif? Apakah data
nominal, ordinal, interval, ataukah data rasio? Apakah
data primer atau data sekunder? Data kuantitatif data
yg berkenan dgn jumlah. Data kualitatif berkenan dgn
nilai kualitas baik, sedang, kurang, dll. Data kualitatif
jika perlu dpt disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asal
ada kriteria yang jelas dan tegas penggunaanya.
LANGKAH-LANGKAH TERSEBUT ADALAH:

1. Analisis variabel penelitian menjadi sub


variabel
2. Menetapkan jenis instrumen yg
digunakan u/ mengukur variabel/
subvariabel /indikator-indikatornya.
3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out
instrumen
4. Peneliti menyusun item/ pertanyaan

5. Instrumen yg sdh dibuat sebaiknya diuji


coba
B. JENIS-JENIS INSTRUMEN PENELITIAN

1. Instrumen Tes
 Menurut Arikunto (2002:127) tes adh
serentetan pertanyaan/ latihan atau
alat lain yg digunakan u/ mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan/ bakat yg dimiliki ind/ klp.
MACAM-MACAM INSTRUMEN TES:

 Tes kepribadian yaitu u/ mengungkap


kepribadian seseorang. Yg diukur bisa
self-concept, kreativitas, disiplin,
kemampuan khusus,dll.
 Tes bakat .
 Tes intelegensi
 Tes sikap
 Tes minat
 Tes prestasi
2. INSTRUMEN NONTEST

1. Angket atau kuesioner


 Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Kuesioner dipandang dari bentuknya maka ada 4:
 a)  Kuesioner pilihan ganda
 b)  Kuesioner isian
c)  Check list yaitu responden tinggal membubuhkan
tanda check(√)
d) Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat
setuju.
3.INTERVIEW
 Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview
dibedakan atas :
 a)  Interview bebas di mana pewawancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan
data apa yang akan dikumpulkan.
 b)  Interview terpimpin di mana pewawancara
deng membawa sederetan pertanyaan lengkap
dan terperinci.
 c)  Interview bebas terpimpin yaitu antara
kombinasi antara interview bebas dan interview
terpimpin.
4.OBSERVASI

Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis


yaitu:
 a)  Observasi non-sistematis yang
dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
 b)  Observasi sistematis yang dilakukan
oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman sebagai instrumen
pengamatan.
5.DOKUMENTASI

Metode dokumentasi dapat dilaksanakan


dengan :
a)    Pedoman dokumentasi yang memuat
garis-garis besar atau kategori yang akan
dicari datanya.
b)    Check-list, yaitu daftar variabel yang akan
dikumpulkan datanya.dalam hal ini peneliti
tinggal memberikan tanda atau tally setiap
pemunculan gejala yang dimaksud.[5]
D.    KEAMPUHAN INSTRUMEN

 Validitas instrument penelitian.


adalah ukuran tingkat keshahihan
(keabsahan) suatu instrmen
 Reliabilitas instrument
suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat
kehandalan, atau tingkat ketidak
percayaan suatu instrument
9.E. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Langkah-langkah Pengolahan Data


(1)Editing;
 Beberapa hal perlu diperhatikan dalam mengedit data, yaitu:
1) Apakah data sudah lengkap dan sempurna?
2) Apakah data sdh cukup jelas tulisannya u/ dpt dibaca?
3) Apakah semua catatan dpt dipahami?
4) Apakah semua data sudah cukup konsisten?
5) Apakah data cukup uniform?
6) Apakah ada responsi yg tidak sesuai?

(2) mengkode data atau kodefikasi data;


jawaban tersebut perlu diberi kode.

(3) membuat tabulasi


ANALISA DATA

 Analisa data adalah mengelompokkan,


membuat suatu urutan, memanipulasi
serta menyingkatkan data shg mudah
untuk dibaca
PENULISAN RUJUKAN / DAFTAR PUSTAKA

 Cara penulisan rujukan ada


beberapa macam, yakni :
 System nomor
 System nama dan tahun (Harvard)
 System kombinasi alphabet dan nomor
 System Vancouver

Anda mungkin juga menyukai