Anda di halaman 1dari 95

Infeksi Ginekologi

Nadyatul Husna - 2140312152


Solehah Binti Mhd Sharuddin - 2040312106

Preseptor :
dr. Mondale Saputra, Sp. OG(K)-FER

Clinical Science Session


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

▰ Salah satu kelainan ginekologi yang terbanyak


disebabkan oleh infeksi.
▰ Infeksi Ginekologi merupakan salah satu masalah
kesehatan dunia dan masalah kesehatan masyarakat yang
serius tetapi tersembunyi. Infeksi alat reproduksi dapat
menurunkan kesuburan, mempengaruhi keadaan umum
dan mengganggu kehidupan seksual.
Latar Belakang

infeksi alat genitalia


Salah satu kelainan
termasuk IMS masih
ginekologi yang
merupakan masalah
terbanyak  infeksi
kesehatan masyarkat

Keluhan tersering: vaginal


discharge (20-30 %)
Organ yang paling sering
terkena: vulva, vagina,
leher rahim, dan rongga
rahim
Cara masuk kuman kedalam traktus genitalis
Latar Belakang (3)

Masalah Utama Wanita


Multiple sex partners Asimtomatik

Resistensi
Douching Infertilitas
Antibiotik
BATASAN MASALAH

▰ Clinical Science Session ini membahas


tentang definisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,
tatalaksana, komplikasi, prognosis Infeksi
Ginekologi.
TUJUAN PENULISAN

▰ Clinical Science Session ini bertujuan untuk


meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai Infeksi Ginekologi.
MANFAAT PENULISAN

▰ Penulisan Clinical Science Session ini


diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah informasi dan pengetahuan
tentang Infeksi Ginekologi.
METODE PENULISAN

▰ Menggunakan metode tinjauan pustaka yang


merujuk dari berbagai literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Flora Normal Vagina

▰ Aerobik dan Anaerobik


▰ Hydrogen peroxide  lactobacilli
▰ pH vagina dibawah 4,5
▰ Sel epitel vagina kaya akan glycogen dan dipengaruhi
oleh horman estrogen
Tinjauan Normal Pada Pemeriksaan Fisik
Mekanisme Pertahanan Vs Mikroba
Mekanisme Pertahanan Vs Mikroba
Sekret Vagina

Fisiologis Patologis
Keputihan terjadi pada forniks posterior Keputihan menempel pada sekitar dinding vagina

Kadar ph 3,8 – 4,5. Kadar ph dapat meningkat bila Kadar pH meningkat >4,5
terdapat sperma, darah atau cairan amnion
Menjelang menstruasi jumlah dapat semakin banyak Terdapat gejala penyerta seperti gatal, nyeri, dysuria

Konsistensi cairan keputihan pada saat ovulasi dapat Konsistensi lebih tebal dan pekat serta berwarna
menjadi lebih cair putih kekuningan sampai berwarna hijau dan
keabuan

Tidak terdapat tanda dan gejala yang menimbulkan


rasa tidak nyaman
Sindrom Discharge
ANATOMI GENITALIA

▰ Anatomi Genitalia Eksterna ▰ Anatomi Genitalia Interna


▰ INFEKSI GINEKOLOGI

Dalam klasifikasinya infeksi ginekologi dapat dibagi berdasarkan letaknya, penyebabnya serta
organ ginekologi yang terkena.

Berdasarkan letaknya, infeksi ginekologi dibagi menjadi:


• Infeksi organ genitalia eksterna
• Infeksi organ genitalia interna

Berdasarkan penyebabnya, infeksi ginekologi dibagi menjadi:

• Infeksi endogen oleh flora normal komensal yang berlebihan termasuk didalamnya kandidiasis dan
vaginosis bakterialis
• Penyakit menular menular seksual yaitu infeksi genital yang ditularkan melalui hubungan seks dengan
pasangan yang telah terinfeksi seperti trikomoniasis, gonore, chlamidia, kondiloma akuminata, herpes
genital
• Infeksi iatrogenik yaitu disebabkan melalui prosedur medis yang kurang atau tidak steril
Berikut beberapa jenis penyakit berdasarkan
organ yang terkena, yaitu:
▰ Radang pada korpus uteri
▻ Endometritis
▰ Radang pada vulva ▰ Adneksa dan jaringan di sekitarnya
▻ Pedikulosis pubis ▻ Penyakit radang panggul/Pelvic
▻ Moluskum kontagiosum Inflammatory Disease (PID)
▰ Kelainan lain: ulkus genital
▻ Kondiloma akuminatum
▻ Herpes genital
▰ Radang pada vagina
▻ Granuloma inguinal
▻ Vaginosis bakterial ▻ Sifilis
▻ Trikomoniasis ▰ Infeksi khusus
▻ Kandidiasis ▻ Infeksi saluran kemih
▰ Radang pada serviks uteri
▻ Klamidia trakomatis
▻ Gonorea
▰ Infeksi merupakan masalah ginekologis yang paling sering terjadi
pada 90% wanita remaja di dunia, kondisi ini disebabkan oleh
vaginosis bakterial (50%), kandidiasis vulvovaginal (25%),
trikomoniasis (25%).

▰ Penelitian-penelitian sebelumnya telah melaporkan angka kejadian


vaginitis di beberapa negara, diantaranya Thailand 33 %, Afrika-
Amerika 22,7%, London 21%.

▰ Indonesia 17%, Jepang 14%, Swedia 14%, dan Helsinki 12%. 4


Sindrom Discharge
Bakterial Vaginosis (BV)

▰ BV=terlalu banyak/overgrowth dari Gardnerella


Vaginalis (yang secara nature berada di vagina)
*Most common vaginal infection*
▰ Sebab : perubahan environment pada vagina
sering membilas/douching/rinsing, sering bertukar
pasangan, penggunaan antibiotics
Penyebab “Vaginal Discharge”
Patofisiologi

▰ Antibiotik membunuh kebanyakan bakteri yang ada


di vagina dan tubuh, jadi menjadi *overgrowth
populasi G.Vaginalis*
▰ Faktor-faktor yang dapat mengubah pH (asam basa
keseimbangan) melalui efek alkalinisasi antara lain
adalah mucus serviks, semen, darah haid, mencuci
vagina (douching)
Pemeriksaan

▰ Batang pleomorfik, gram-variabel yang terlibat dalam


vaginosis bakteri. Muncul sebagai keputihan berwarna abu-
abu dengan bau amis; tidak menyakitkan (vs vaginitis).
▰ Vaginosis bakterialis juga ditandai dengan pertumbuhan
berlebih dari bakteri anaerob tertentu di vagina. Sel
petunjuk (sel epitel vagina ditutupi dengan Gardnerella)
▰ Uji bau amina—pencampuran cairan dengan KOH 10%
Simptom Diagnosis Treatment

▰ Discharge >> , ▰ Wet Mount ▰ Aboral/vagina


Fishy odour (bau Swab sample dari ▰ Cth:
seperti ikan) vagina, letak di atas Metronidazole
mikroskopterlihat (Flagyl),
simple sqama cell ▰ Metrogel-Vagina
vagina
▰ Clindamycin
epithelialClue cell
>> di samping2 (Cleosin)*cream
epitelial ▰ Tinidazole (oral)
Trikomoniasis

▰ Trichomonas Vaginalismenyebabkan
Trichomoniasis= sexual transmit yang disebabkan
protozoa (parasit) dengan memakan fragmen2 sel
▰ T.Vaginalis tidak boleh hidup SELAIN dari vaginal
tract-serviks/urethra
▰ Tapi pada laki2 (carier yang ASIMPTOMATIK)
▰ T.Vaginalis naik ke dinding vagina dengan menggunakan
flagella dan akan menimbulkan stressor pada cell membrane,
cell akan mati (fragment) dan itu menjadi makanan untuk
parasit tersebut sehingga sistem imune akan merespon (sel
darah putih meningkat)Inflamasi (more cell death

▰ urethritisdysuria
▰ Vaginitis
▰ Dyspareuria (sakit ketika senggama/painful sex)
Gejala klinis & Diagnosis

▰ Frothy *green discharge*


▰ Keputihan berwarna hijau kekuningan, berbusa, gatal pada vulva,
nyeri pada saat buang air kecil, nyeri pada saat berhubungan seksual,
dan lesi berupa bintik– bintik perdarahan pada servix atau disebut
“strawberry cervix
▰ Bad smell
▰ 2 test yang bisa kita guna/imply
1) Wet Mount (swab vagina, letak pada slide, dan liat dibwh mikroskop)
2) Kultur (5 hari)
Treatment & Prevention

▰ Antibiotik (culture determine sensitivity)media


Diamond’s, Trichosel, dan InPouch **RECOMMENDED**
▰ Sexual partner HARUS di beri treatment juga.

▰ Guna kondom
Kandidosis Vulvovaginalis (KVV)

▰ Yeast/Jamur
▰ C.Albican>>, Cparasilosis, C.Tropicalis, C.Glabrata,
C.Krusei, C.Auris
▰ Banyak tempat bisa terdapat candida, dimana ada suhu yg
panas dan lembap, candida bisa hidup (mulut, celah
kangkang, vagina)
▰ Candida “Opportunistic Microbe”
▰ Jika low= Harmless
▰ Jika imun sistem rendah candida meningkat/candida overgrowth
▰ Candida bisa berubah bentuk : bulat (yeast cell), C.Albican
(pseudohyphae/long thin filamen)
▰ Cell candida yang sama bisa menghasilkan protien profil yang
berbeda/properties (maksudnya candida yang bulat/yeast cell bisa
berjalan/moving dari satu tisu ke tisu yang lain, tetapi yang
pesudohyphae/long thin filamen lebih suka invading tisu)
▰ Kandida hidup pada kulit/membrane mukosa dan bisa
merusak tisu sekitarnya
▰ Karna kandida yang tipe pesudohyphae menginvasi, jadi
akan merusak kulit/sel mukosa membran terjadi
kehancuran sel, keratin dan akumulasi protein akan
nampak “white lession/ cheese (keju)”
▰ White lession ini oleh karena masih di lapisan atas, bisa kita
buang dgn tongue depressor dan akan menimbulkan
kemrahan (kdg berdarah)
▰ Karna terjadi pada lemah imune sistem (jadi banyak
pada infant dan erderly)/ kondisi yang
immunosuppresor (DM/HIV)/ immunosuppresor
medical treatment (inhale steroids)
▰ Pada KVV yeast infection gatal pada
vagina (vaginal thrush)+ discharge+ nyeri
ketika BAK
Diagnosis

▰ Kultur (confirm)->media kultur Sabouraud


Dextrose Agar.
▰ Biopsi tisu
Pemeriksaan Penunjang

▰ C. albicans pada pulasan


sediaan basah dari
spesimen sekret
▰ vagina pasien
candidiasis vagina
Pemeriksaan Penunjang

▰ Gambar Kultur Albican


Treatment KVV

▰ Topical antifungus
▰ Resistant (azole antifungal medication)
Gonorhea

▰ Suatu PMS yang bersifat AKUT  Insidens tertinggi pada PMS


Ada perubahan POLA pengobatan  karena ada RESISTENSI PENISILIN
▰ Neisseria gonorrhoeae
▰ Gram NEGATIF  KHASnya berbtk spt BIJI KOPI (Diplococcus)  intra/ekstra
seluller
▰ Membelah diri dgn cepat
▰ Bisa beradaptasi dengan mukosa basah
▰ Menghasilkan peradangan yang EKSUDATIF  bisa masuk ke aliran darah
▰ Kuman ini tidak tahan  keadaan yang kering, suhu >35C & zat disinfektan
▰ Daerah yang mudah terkena mukosa epitel kuboid ATAU lapis gepeng
Gonorhea
Gonorhea

▰ Perempuan  servisitis, endometritis, salpingitis,


bartholinitis, penyakit radang panggul, kemandulan,
ketuban pecah dini, perihepatitis
▰ Laki-laki dan perempuan : Proktitis, faringitis, infeksi
gonokokus diseminata
Patogenesis
Diagnosis

Subyektif & Obyektif

Patognomonis
▰ Keluhan Sakit/Nyeri pada waktu kencing
▰ Mucosa oedema dan eritematous
▰ Sekret yang purulen
Pemeriksaan Penunjang

▰ Sediaan langsung  diplokokus gram negative intrasel


▰ Kultur  agar Thayer-Martoin, agar Modified Thayer-
Martin, Chocolate agar
Tatalaksana

▰ First line Cephalosphorin


▻ Ceftriaxone 250 mg IM, dosis tunggal (DOC untuk bumil dengan
gonorrhoea), atau
▻ Cefixime 400 mg PO, dosis tunggal
▰ Second Line Quinolon
▻ Ciprofloksasin 500 mg p.o dosis tunggal
▻ Ofloksasin 400 mg p.o dosis tunggal
▻ Levofloxacin 250 mg p.o dosis tunggal
SERVISITIS NON GONOKOKUS
SERVISITIS NON GONOKOKUS
Sindrom Ulkus
Sifilis

▰ Infeksi menular seksual dan vertikal (IMS) yang disebabkan oleh


spirochaete Treponema pallidum subspesies pallidum.
▰ Terbagi menjadi 3 fase, berdasarkan perjalanan penyakit: Sifilis
Primer, Sifilis Sekunder, Sifilis Tersier
Patogenesis
Stadium Sifilis

Stadium I (Sifilis Primer)

Stadium II (Sifilis Sekunder)

Latert Sifilis

Stadium III (Sifilis Tersier)


Diagnosis

▰ Terdapat  Ulkus Durum  Sifat


▻ Tidak Nyeri
▻ Sekitar ulkus teraba keras
▻ Dasar ulkus BERSIH dan berwarna merah
▻ SOLITER (asaibnya, 1-2 ulkus)
▰ Predileksi  ekstra genital
▰ Ulkus durum dengan pembesaran kelenjar getah bening lokal,
erupsi kulit, kondiloma lata, kerusakan tulang, kardiovaskular
dan neurologis
Diagnosis

▰ Pemeriksaan Tambahan Mikroskop Lapangan Gelap (Dark


Field)
▰ Bahan dari  SERUM yg keluar dr ULKUS
▰ Serum  taruh di objek glass & vaselin  MIKROSKOP
lapangan GELAP  (+)  jika T.Pallidum (bentuk SPIRAL)
Diagnosis

▰ Tes yang menetukan antibodi non spesifik


▻ VDLR (positif jika titer VDLR μ 1:4 & 1:8 90%
▻ Naik dan turunnya titer sebagai indikator KEBERHASILAN
▻ pengobatan
▰ Tes yang menentukan antibodi SPESIFIK
▰ TPHA Sebagian besar hasil (+) dipertahankan seumur hidup
▰ Kecuali pd stadium dini primary, kemungkinan setelah 2 tahun
pengobatan menjadi nonreactive
Tatalaksana

▰ Benzatin Penicillin G 2,4 juta unit (i.m) Dosis Tunggal


▰ Aqua Penicillin Procaine G 600.000 U (i.m) sekali sehari
(selama 10 hari)
▰ Doxycycline 100 mg (p.o) sehari 2 kali (selama 2 minggu)
▰ Tetracycline 500 mg (p.o) sehari 4 kali (selama 2 minggu)
▰ Erythromycine 500 mg (p.o) sehari 4 kali (selama 2 minggu)
▰ Ceftriaxone 200 mg (i.m) sehari sekali (selama 10 hari)
Herpes Simplex Virus Infection

▰ Infeksi akut yang disebabkan oleh virus penyebab


▰ Etiologi : HSV (Herpes Simplex Virus)
▰ Terdapat 2 macam klasifikasi / tipe
▻ Tipe 1 = Tipe Labial
▻ Tipe 2 = Tipe Genital
▰ HSV-1  predileksi PINGGANG keatas terutama mulut
dan hidung  BISA JADI herpes ENSEFALITIS
▰ HSV-2  predileksi PINGGANG kebawah terutama
daerah genital
Patogenesis
Diagnosis

Fase Infeksi Primer


▰ Berlangsung LEBIH LAMA & BERAT (± 3 mgg)
▰ Disertai gejala SISTEMIK (Demam, Malaise, & Anoreksia)
▰ Pembesaran KGB Regional
▰ Eflorosensi  Vesikel berkelompok diderah sembab dan
eritematosa  isi vesikel menjadi seropurulen  krusta &
kadang mengalami
▰ ulserasi  jika tidak ada skunder infeksi  sembuh tanpa
jar.sikatriks
Diagnosis

Fase Laten  Tidak ditemukan gejala klinis


Fase infeksi rekurensi
▰ Intinya jika ada trigger (fisik maupun psikis)  akan
bermanifestasi pada gejala klinis  seperti infeksi
primer  lebih ringan (7-10 hari)
▰ Anamnesis : terdapat riw. Berulang
Pemeriksaan Penunjang

▰ TZANK TEST sel datia berinti banyak & badan


inklusi intranuklear
▰ Kultur jaringan
▰ Antibodi Poliklonal HSV
Tatalaksana

Pada lesi primer (fase infeksi primer)


Simptomatis
- analgesik / kompres  jika ada ulserasi
- Anti-ViraL pilih salah satu
Acyclovir 5 x 200 mg (± 7-10 hr) (p.o)
Valacyclovir 2 x 500 mg (± 7-10 hr) (p.o)
Famcyclovir 3 x 250 mg (± 7-10 hr) (p.o)
- Jika terdapat KOMPLIKASI berat --> Acyclovir (i.v) 5
mg/kgBB/dosis bagi menjadi 3 dosis atau 3x1 & berikan ± 7-10 hr
Pada LESI REKUREN (fase infeksi rekurensi)
▰ Lesi RINGAN  simptomatis & acyclovir cream
▰ LESI BERAT  pilih salah satu
▻ Acyclovir 5 x 200mg (5 hari)
▻ Acyclovir 3 x 400mg (5 hari)
▻ Acyclovir 2 x 800mg (5 hari)
▻ Valacyclovir 2 x 125mg (5 hari)
▻ Famcyclovir 2 x 500mg (5 hari)
▰ Rekurensi > 8 kali/tahun  Acyclovir 3-4 x 200mg ATAU
Kondiloma Akuminata

▰ Vegetasi oleh HPV tipe tertentu, bertangkai dan


permukaan
▰ berjonjot
▰ Other Terminology : Kutil Kelamin, Genital Warts
▰ Termasuk dalam PMS (Penyakit Menular SeksuaL)
▰ Etiologi : HPV (Human Papiloma Virus)  ada 23 tipe virus
 yang paling sering  6 & 11
Kondiloma Akuminata

Predileksi : daerah yang


HPV masuk melalui mudah mengalami
Mikrolesi trauma dan lembab 
mikrolesi saat coitus

Cepat tumbuh pada


Masa Inkubasi. : 3-8
wanita yang sering
bulan
keputihan
Diagnosis

▰ Subyektif  kutil di daerah genital


▰ Obyektif  (Efloresensi “bervariasi”)
▰ Vegetasi bertangkai dengan permuakaan berjonjot 
(lesi baru kemerahan & lesi lama kehitaman)
▰ Vegetasi ada yg bergabung  bentukan BUNGA KOL
▰ Papul bermukaan halus & licin  bisa bergabung 
plakat
Tatalaksana

▰ Prinsip Terapi  lokal treatment


▻ Podofilin 0,5% solutio/gel  2x/hari selama 3 hari, hari ke4 (-) 
dilakukan sebanyak 4 kali
▻ Podofilotoksin
▻ Asam Triklorasetat / briklorasetat
▰ Prinsip  cari pencetus  keputihan, dll
▰ Kemoterapi  pakai superficial bukan IV
▰ Tindakan Bedah  (Skalpel, Listrik, Beku)
Pemeriksaan Penunjang

▰ Inspeksi Visual Asam Asetat


▰ Histo PA  koilositosis
Pelvic Inflammatory Disease

▰ Infeksi salah satu atau kombinasi dari:


uterus, tuba fallopii, ovarium, peritoneum
pelvis, sistem vaskuler pelvis, atau
jaringan ikat pelvis dan dapat akut atau
kronis
▰ Kasus ginekologi terbanyak yang
memerlukan perawatan di rumah sakit.
▰ PID Akut Vs Kronis
▻ Akut < 3 minggu
▻ Kronis
Etiologi

▰ N. gonorrhoeae
▰ C. trachomatis
Faktor Risiko

▰ Komplikasi dari infeksi menular seksual


(sering)
▰ Pasangan seksual multiple
▰ Riwayat PID sebelumnya
▰ Pemakaian AKDR
Patogenesis PID

▰ Ascending
infection
dari saluran
bawah.
Gejala

▰ Nyeri abdomen-pelvis
▰ Keputihan non fisiologi (kekuningan dan bau busuk)
▰ Demam, Mual
▰ Dismenorrhea, Disuria, Dispareunia
Diagnosis

Kriteria mayor, ketiganya harus ada :


▰ Abdomen bawah nyeri dan tegang dengan atau tanpa rebound
▰ Nyeri goyang serviks
▰ Nyeri adneksa

Kriteria tambahan salah satu kriteria minor berikut harus ada.


▰ Temperatur 38°C
▰ Pada smear endoservik ada 5 lekosit / lp
▰ Pada smear endoservik ada C. trachomatis
Pengecatan gram ada diplococcus gram neg intraseluler (GO)
▰ Cairan peritoneum hasil kuldosentesis ada lekosit dan bakteri
▰ Ada massa pada periksa dalam atau USG
▰ Leukositosis (>10,000/mm3) •
▰ LED meningkat
“ Terima Kasih ☺

90

Anda mungkin juga menyukai