Oleh : Preseptor :
Adilla Oktariza Zarwin 2040312118 dr. H. Masrizal, SpOG (K)
Sharon Serafim Bosawer 2040312116
Penyebab duh :
Non Infeksi Fisiologis
Non Infeksi Menular Seksual Vaginosis Bakterialis, Candidiasis
Infeksi Menular Seksual Chlamydia trachomatis, N. gonorrheae, Trichomonas
vaginalis
INDONESIA
o Leukorea Fisiologis Cairan/ sekret tidak berwarna, tidak gatal dan tidak berbau yang keluar dari
vagina; banyak epitel & sedikit leukosit. Banyak ditemukan pada bayi baru lahir, saat menarche, saat
ovulasi, sebelum koitus, stress, kehamilan, kelelahan, dan saat pemakaian kontrasepsi hormonal.
o Leukorea Patologis Cairan/ sekret yang keluar dari vagina dengan jumlah, bau dan konsistensi yang
bervariasi berdasarkan penyebabnya; ciri2 adanya gatal, rasa terbakar di kemaluan, dan nyeri saat
berkemih & bersenggama. Banyak leukosit. Disebabkan oleh infeksi (bakteri, jamur, parasit), iritasi,
benda asing, tumor/ jaringan abnormal lain, dan radiasi.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Etiologi :
• Fisiologis Lactobacillus
acidophilus
• Patologis
02 Vaginosis Bakterialis
Etiologi : Bertambahnya organisme anaerob lebih banyak
dari flora normal Lactobaciluus Sp. terutama yang
menghasilkan hydrogen peroksida Gardnerella vaginalis,
Prevotella, Mobilincus spp, Peptostreptococcus, Mycoplasma
hominis.
Faktor Risiko : ras kulit hitam, merokok, mestruasi, wanita
dengan pasangan laki-laki yang tidak di sirkumsisi,
kemisikinan, kekurangan vitamin D, stress kronik dan
genetik.
03 Candidosis
• Terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1 dan 2 • Vaginosis bakterial timbul akibat perubahan
yang mempunyai pili sehingga ekosistem mikrobiologis vagina, sehingga
bersifat virulen dan tipe 3 dan 4 yang bakteri normal dalam vagina (Lactobacillus sp)
tidak memiliki vili sehingga bersifat sangat berkurang. Secara invitro, Lactobacillus
nonvirulen. sp akan menghambat G. vaginallis,
Mobiluncus dan batang anaerob gram negatif.
• Pili ini akan melekat ke mukosa epitel • Cairan vagina pasien vaginosis bakterial
dan akan menimbulkan reaksi radang. mengandung banyak endotoksin, sialidase dan
Daerah yang paling mudah terinfeksi glikosidase yang akan mendegradasi musin
adalah daerah dengan epitel mukosa sehingga mengurangi viskositas duh dan
kuboid atau lapis gepeng yang belum menghasilkan duh tubuh vagina yang homogen
berkembang (immature). dan encer.
• Bau amis dihasilkan dari produksi amin dari
bakteri anaerob. Bau amis meningkat dengan
bertambahnya pH. Saat pH vagina menjadi
basa terutama setelah hubungan seksual dan
saat menstruasi bau amis semakin meningkat.
PATOFISIOLOGI
Trikomoniasis
Candidosis
• • Trichomonas Vaginalis mampu menimbulkan
Terjadi karena perubahan kondisi
lingkungan vagina. peradangan pada dinding saluran urogenital
dengan cara invasi sampai mencapai jaringan
• Sel Ragi akan berkompetisi dengan flora epitel dan subepitel.
normal. Hal-hal yang memudahkan
• Pada wanita, yang diserang bagian dinding vagina
pertumbuhan sel ragi antara lain, keadaan
penurunan daya tahan tubuh, penyakit sedangkan pada laki-laki yang diserang etrutama
kronis, penggunaan antibiotik spektrum uretra, kelenjar prostat kadang preputium,
luas jangka lama, penggunaan kontrasepsi, vesikula seminalis kadang epididimis.
kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, • T. vaginalis menginvasi epitel kemudian
diabetes yang tidak terkontrol, penggunaan menimbulkan gejala pada 4 hari - 3 minggu
obat imunsupresan, pemakaian pakaian setelahnya dengan mengakibatkan peradangan
ketat dan berlapis-lapis yang tidak epitel skumosa vagina dan ektoserviks,
menyerap keringat dengan baik.
• Peradangan ini menyebabkan peningkatan sekresi
kelenjar vagina dan sekret yang mukopurulen.
Pada kasus lanjut akan terbentuk jaringan
granulasi dan terjadi nekrosis epitel sampai
subepitel
PATOFISIOLOGI
Infeksi Genital Non Spesifik
• Chlamydia Trachomatis merupakan parasit
intraobligat, mirip bakteri gram negatif.
• C. Trachomatis mengalami 2 fase
perkembangan : 1) Fase non infeksius/
laten. Dapat ditemukan kuman di genitalia
maupun konjungtiva. Kuman berada di
intraselular dalam vakuol yang melekat
pada inti sel host, disebut badan inklusi 2)
Fase Penularan. Vakuol pecah kuman
keluar dalam bentuk badan elementer dan
dapat menimbulkan infeksi pada sel
hospes yang baru.
• Pematangan badan inisial dan badan
elementer diikuti dengan peningkatan
sintesis DNA dan RNA. Organisme ini
lebih menyukai infeksi sel-sel
skuamokolumnar yaitu pada zona transisi
serviks.
GEJALA KLINIS
Vaginosis Bakterialis
Neisseria gonorrheae • 50% Wanita tidak menunjukkan gejala
• Jika ada gejala : duh berbau amis (sering
• Gejala umum : dysuria, polyuria, rasa nyeri terjadi setelah hub seksual). Jarang terjadi
pinggul bawah gatal, dysuria, dyspareunia.
• Labia mayora : bengkak, merah, nyeri • Duh tubuh vagina berwarna abu-abu
tekan homogen, viskositas rendah atau normal,
• Kelenjar bartholini : meradang berbau amis, melekat di dinding vagina,
(menimbulkan nyeri saat berjalan/duduk) seringkali terlihat di labia dan fourchette,
• Serviks : tampak merah dgn erosi, secret pH sekret vagina berkisar antara 4.5-5.5.
mukopurulen tidak ditemukan tanda peradangan
gambaran serviks normal
GEJALA KLINIS
Trichomonas Vaginalis
Candidosis vulvovaginalis
• Dapat akut/kronik
• Gejala umum : rasa gatal, terbakar / panas • Akut : terlihat sekret vagina seropurulen berwarna
sering kali disertai dengan iritasi vagina, kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak
dysuria enak (malodorous), berbusa, rasa gatal dan dapat
• Cairan vagina yang keluar berwarna putih disertai disuria.
seperti susu yang bergumpal-gumpal • Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
(“cottage cheese-like”), tidak berbau dan Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina
pH sekret vagina <4.5. dan serviks yang tampak seperti granulasi
• Pemeriksaan dalam : eritema dinding vulva berwarna merah yang dikenal sebagai
dan vagina, kadang-kadang dengan plak “strawberry appearance” dan disertai
putih yang menempel. dispareunia, pendarahan pasca koitus dan
• Pada laki-laki biasanya mengeluh rasa perdarahan inter menstrual. Bila ada sekret,
gatal dan kemerahan pada penis. banyak yang keluar dapat timbul iritasi pada lipat
paha atau sekitar genitalia eksterna.
• Pada kasus kronik, gejala lebih ringan dan
biasanya sekret vagina tidak berbusa.
GEJALA KLINIS
• Pewarnaan Gram
• Kriteria Amsel
• Skor Nugent
• Kriteria Hay Ison Vaginosis
• Pemeriksaan pembantu : KOH & tes whiff, pemeriksaan bakterialis
2% klindamisin krim :
5g intravagina seelum tidur selama 7 hari
Kandidiasis Vulvovaginalis
Pencegahan
Pencegahan
Memperhatikan pakaian
Menjaga kebersihan
organ kewanitaan kering dan
genitalia
tidak lembab
Gonore :
Vaginosis Bakterial : Infertilitas akibat PIC
1. Endometriosis
2. Ketuban Pecah Dini
3. Peny. Radang Panggul
4. Lahir Preterm
Trikomoniasis :
Klamidiasis : 1.Persalinan premature
1.PID 2.Ketuban pecah dini
2.Nyeri panggul kronis 3. Bayi letak rendah
3.Infertilitas faktor tuba
4. Resiko kehamilan ektopik
Prognosis
• Prognosis Baik
• Pada Vaginosis Bakterial kesembuhan baik yakni 70-80%
• Kandidiasis sekitar 80-95%
• Trikomoniasis sekitar 95% dengan terapi adekuat
BAB 3
PENUTUP
“Sindroma Discharge Genital adalah sekelompok keluhan pada genitalia dengan gejala keluarnya
cairan putih hingga kekuningan ( fluor albus/ leukorea/ duh tubuh vagina) melalui vagina.
Sedangkan Vaginal discharge bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu manifestasi klinis
terhadap suatu penyakit. Vaginal discharge ini ada yang bersifat fisiologis dan ada yang bersifat
patologis. Vaginal discharge yang patologis sering terjadi berupa kandidosis vulvovaginal, vaginosis
bakterialis, trikomoniasis, Infeksi Genital Non Spesifik (IGNS), uretritis / vaginitis gonore. Masing-
masing penyakit terebut memiliki penyebab, manifestasi klinis dan tatlaksana yang berbeda-beda”
—Penutup—
TERIMAKASIH