Anda di halaman 1dari 59

Case Report Session

F05.0 Delirium tak


bertumpang tindih dengan
demensia
Oleh
Alifio Mareto P. 3308 A
Fairuz Raffelstha P. 3306 A

Preseptor
dr. Eldi Sauma, Sp. KJ
01
Pendahuluan
Demensia Alzheimer

Demensia Vaskular

Demensia Penyakit lain

F00- F09 Gangguan Mental Organik Sindrom amnesik

Delirium bukan akibat alkohol dan


zat psikoaktif lainnya

Lainnya

YTT
Delirium

• Dari 42 kohort dalam 40 studi, 10-31% dari pasien baru yang masuk rumah
sakit memenuhi kriteria untuk delirium dan kejadian delirium yang
berkembang selama rawatan berkisar antara 3-29%. Pada pasien yang dirawat
di ICU, angka kejadian delirium mencapai 80%.
• Delirium merupakan salah satu dari gangguan mental organik. Delirium atau
yang dikenal juga sebagai keadaan kebingungan akut, merupakan sindrom
klinis yang berkembang pada orang lanjut usia.
• Hal ini ditandai dengan perubahan kesadaran dan kognisi dengan
berkurangnya kemampuan untuk fokus, mempertahankan, atau mengalihkan
perhatian.
Batasan Masalah Tujuan Penulisan Metode Penulisan

Penulisan Case Report Tujuan penulisan Case


Metode penulisan Case
Session ini dibatasi pada Report Session ini adalah
Report Session ini berupa
definisi, epidemiologi, untuk menambah
tinjauan kepustakaan
etiologi, prinsip diagnosis, pengetahuan dan
yang merujuk kepada
diagnosis banding, pemahaman mengenai
berbagai literatur.
tatalaksana, komplikasi, delirium.
dan prognosis dari
delirium.
02
Tinjauan
Pustaka
F05. Delirium

• Delirium didefinisikan sebagai disfungsi mental sementara, biasanya reversibel, dan


bermanifestasi secara klinis dengan berbagai kelainan neuropsikiatri.

• Ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada pasien yang berusia
lanjut dan memiliki status mental yang sebelumnya terganggu.

• Gejala : kebingungan jangka pendek serta gangguan kognitif.

• Penderita dikatakan mengalami gangguan depresi apabila ditemukan gejala-gejala


tersebut selama minimal dua minggu serta tidak adanya riwayat episode hipomanik,
campur, atau manik
F05. Delirium

F05.0 Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia

F05.1 Delirium, bertumpang tindih dengan demensia

F05.8 Delirium lainnya

F05.8 Delirium YTT


Epidemiologi

42 kohort dalam 40 studi, 10-


komplikasi bedah yang 31% dari pasien baru yang
paling umum di antara masuk rumah sakit memenuhi
orang dewasa lanjut dengan kriteria untuk delirium dan
insiden dilaporkan hingga kejadian delirium yang
15% sampai 25% setelah berkembang selama masuk
operasi elektif besar dan berkisar antara 3-29%. Pada
50% setelah prosedur pasien yang dirawat di ICU,
berisiko tinggi (perbaikan angka kejadian delirium
patah tulang pinggul atau Sepertiga pasien medis mencapai 80%
operasi jantung). umum yang berusia 70
tahun atau lebih
mengalami delirium
Etiologi
Predisposisi • Pembedahan
Pencetus: • anestesi,
a. Usia
• Obat antipsikotik, sedatif •
b. Demensia Anemia
• Penggunaan obat •
c. Cacat Fungsional Infeksi
polifarmasi • peny. akut
d. Jenis Kelamin
e. Ggn Kognitif
f. Alkohol
Diagnosis Menurut PPDGJ III

Pada PPDGJ III delirium dikhususkan lagi menjadi delirium bukan


akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya, dengan kode F05 pada ICD-
10. Kriteria untuk kelompok diagnosis ini, yaitu :
a. Gangguan kesadaran dan perhatian :
● Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma
● Menurunnya kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan,
mempertahankan, dan mengalihkan perhatian

b. Gangguan kognitif secara umum :


● Distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi- seringkali visual
● Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak, dengan atau tanpa
waham yang bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat
inkoherensi yang ringan
● Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat
jangka panjang cenderung masih utuh
● Disorientasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga disorientasi
tempat dan orang
Diagnosis Menurut PPDGJ III

c. Gangguan psikomotor
● Hipo dan hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang tak terduga dari satu ke
yang lain
● Waktu bereaksi yang lebih panjang
● Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
● Reaksi terperanjat meningkat

d. Gangguan siklus tidur-bangun :


● Insomnia, atau pada kasus yang berat, tidak dapat tidur sama sekali atau
terbaliknya siklus tidur-bangun (tertidur pada siang hari)
● Gejala yang memburuk pada malam hari
● Mimpi yang mengganggu, atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi
halusinasi setelah bangun tidur.
Diagnosis Menurut PPDGJ III

e. Gangguan emosional
● Misalnya depresi, anxietas, atau takut, lekas marah, euforia, apatis, atau rasa
kehilangan akal

f. Onset biasanya cepat, perjalanan penyakitnya hilang timbul sepanjang hari dan
keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan.
Diagnosis Menurut DSM 5
DSM-5 mendefinisikan delirium sebagai adanya seluruh kriteria berikut: 7
1. Gangguan perhatian dan kesadaran yang berkembang secara akut dan cenderung berfluktuasi tingkat keparahannya.
2. Setidaknya satu gangguan tambahan dalam kognisi
3. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan oleh demensia yang sudah ada sebelumnya.
4. Gangguan yang tidak terjadi dalam konteks penurunan tingkat gairah atau koma.
5. Bukti penyebab atau penyebab organik yang mendasari.
Diagnosis Banding
a. Demensia

b. Skizofrenia dan Depresi


Tatalaksana

Non Farmakologis Hospital Elder Life Antipsikotik


Perawatan utama untuk Program (HELP)
delirium didasarkan pada
intervensi non-farmakologis Intervensi ini berupa haloperidol, olanzapine, dan
karena tidak ada obat yang penurunan gangguan quetiapine
disetujui FDA. lingkungan
Tatalaksana

Tahap
Penelitian
melatonin dan analognya
Prognosis
• Sebagian besar pasien dengan delirium selama masuk rumah sakit terus menunjukkan
gejala delirium saat keluar, 6 bulan, dan 12 bulan follow-up. 2 Kesalahan diagnosis
dapat menyebabkan kematian yang bervariasi dari 10% hingga 36%, dan ada
peningkatan risiko kematian sebesar 70% selama enam bulan pertama setelah
kunjungan.
• Pasien, yang mengalami delirium dalam perawatan intensif sampai (ICU), memiliki
dua hingga empat kali lipat peningkatan risiko kematian di luar rumah sakit, dan
mereka yang berada di bangsal medis umum atau geriatri memiliki satu setengah kali
peningkatan risiko kematian di rumah sakit dalam beberapa tahun setelah rawat inap.
Penting untuk diperhatikan bahwa pada akhir kehidupan, pengaturan ini mendekati
85% dalam perawatan paliatif
03
Laporan
Kasus
I. Identitas Pasien
Nama (inisial) : Ny.A Panggilan : A
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir/ Umur : Padang, 6 Juni 1951
Status perkawinan : Janda
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku bangsa : Minang
Negeri Asal : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Wiraswasta ( Berjualan Kue)
Alamat & Telepon : Pasir Muaro GAnting, Parupuk Tabing /
0821xxxxxxxx
Nama, Alamat, No. KTP keluarga terdekat di
Padang (untuk pasien luar kota padang) :-
I. Identitas Pasien
KETERANGAN DIRI ALLO/INFORMAN
Nama (Inisial) : Tn. AP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA
Alamat & Telepon : Parupuk Tabing/0823xxxx xxxx
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
Keakraban dengan pasien : Akrab
Sudah berapa lama mengenal pasien : 32 tahun

Kesan pemeriksa/dokter terhadap keterangan


yang diberikannya :-
II. Riwayat Psikiatri
Keterangan/ anamnesis di bawah ini diperoleh dari (lingkari angka di bawah ini )
1. Pasien sendiri (autoanamnesis)
2. Informan ( alloanamnesis)

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan (lingkari pada huruf yang sesuai)
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa/ Hakim
e. Dan lain-lain
II. Riwayat Psikiatri
2. Sebab Utama
Pasien datang ke IGD RSUP DR. M. Djamil Padang diantarkan
keluarga karena mengeluhkan sesak nafas yang memberat sejak
4 jam sebelum masuk rumah sakit

3. Keluhan Utama (Chief Complaint)


Pasien mengeluhkan sesak nafas yang memberat sejak 4 jam
sebelum masuk rumah sakit
II. Riwayat Psikiatri
4. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
• Pasien datang diantarkan keluarga ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 7
Januari 2022 dengan keluhan sesak nafasyang memberat sejak 4 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sesak nafas sudah dirasakan sejak satu minggu yang lalu. Pasien juga
mengalami demam dan batuk.
• Seminggu setelah pasien dirawat (14 Januari 2022) pasien mulai sering gelisah. Pasien
kadang tidak menyambung saat diajak berbicara dan sering meracau. Pasien tertidur
pada siang hari dan sulit untuk dibangunkan, namun kesulitan tidur pada malam hari.
Semakin malam pasien semakin gelisah. Pasien pernah ingin mencabut infusnya
sehingga dilakukan fiksasi pada pasien.
• Seminggu setelah rawaran pasien juga mengalami lemah anggota gerak kanan.
Artikulasi pasien saat berbicara juga tidak jelas.
II. Riwayat Psikiatri
5. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Psikiatri
• Pasien tidak memiliki riwayat gangguan mental sebelumnya.
b. Riwayat Gangguan Medis
• Pasien mengalami sindroma koroner akut pada bulan Desember 2021 dan dilakukan PCI pada
tanggal 7 Desember 2021.
c. Riwayat Penggunaan NAPZA
• Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA
II. Riwayat Psikiatri
6. Riwayat Keluarga
a) Identitas orang tua
IDENTITAS Orang Tua Keterangan
Bapak Ibu
Kewarganegaraan Indonesia Indonesia Pasien tidak
Suku Bangsa Minang Minang mengingat
Agama Islam Islam pendidikan
Pendidikan - - terakhir dan
Pekerjaan Petani Ibu Rumah Tangga umur kedua
Umur - - orang tuanya.
Alamat - -
Hubungan pasien* Akrab Akrab Kedua orang
Biasa Biasa tua pasien
Kurang KurangTak telah
Tak Peduli Peduli meninggal.
II. Riwayat Psikiatri
b) Sifat/Perilaku Orang tua tua kandung
Bapak (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/diragukan)
Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul (-), Banyak
teman(-), Pemalu(-), Perokok berat(-), Penjudi(-), Peminum (-), Pecemas(-), Penyedih(-),
Perfeksionis(-), Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak
bertanggung jawab (-).

Ibu (Dijelaskan oleh pasien dapat dipercaya/diragukan )


Pemalas (-), Pendiam (-), Pemarah (-), Mudah tersinggung (-), Tak suka Bergaul (-), Banyak
teman(-), Pemalu(-), Perokok berat(-), Penjudi(-), Peminum (-), Pecemas(-), Penyedih(-),
Perfeksionis(-), Dramatisasi (-), Pencuriga (-), Pencemburu (-), Egois (-), Penakut (-), Tak
bertanggung jawab (-).
II. Riwayat Psikiatri
c) Saudara
Jumlah bersaudara 4 orang dan pasien anak ke 2

d) Urutan bersaudara dan cantumkan usianya dalam tanda kurung untuk pasien
sendiri lingkari nomornya.*
1. Lk/Pr (saudara pasien telah meninggal dunia)
2. Lk/Pr (70 tahun)
3. Lk/Pr (pasien tidak mengingat umur saudaranya)
4. Lk/Pr (pasien tidak mengingat umur saudaranya)
II. Riwayat Psikiatri
e) Gambaran sikap/ perilaku masing-masing saudara pasien dan hubungan pasien terhadap
masing-masing saudara tersebut, hal yang dinyatakan serupa dengan yang dinyatakan pada
gambaran sikap/ perilaku pada orang tua.*

Saudara Gambaran sikap dan perilaku Kualitas hubungan dengan


ke saudara (akrab/biasa,/kurang/tak
peduli)

1 Baik Tidak bisa dinilai


3 Baik Akrab
4 Baik Akrab
II. Riwayat Psikiatri
g) Apakah ada riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik ( yang ada
kaitannya dengan gangguan jiwa) pada anggota keluarga o.s :

No Hubungan dengan Gambaran sikap dan Kualitas


pasien tingkah laku hubungan (akrab/
biasa,/kurang/tak
peduli)
1 Anak kandung pasien Baik Akrab
2 Anak kandung pasien Baik Akrab
3 Menantu Pasien Baik Akrab
4 Cucu Pasien Baik Biasa
5 Cucu Pasien Baik Biasa
6 Cucu Pasien Baik Biasa
II. Riwayat Psikiatri
Skema Pedegree
(satu generasi)

h) Riwayat tempat tinggal yang pernah didiami pasien:


No Rumah Keadaan rumah
tempat tinggal Tenang Cocok Nyaman Tidak
nyaman
1 Rumah orang tua - - ✓ -

i) Dan lain-lain
II. Riwayat Psikiatri
7. Gambaran seluruh faktor-faktor dan mental yang bersangkut paut dengan perkembangan
kejiwaan pasien selama masa sebelum sakit (premorbid) yang meliputi :
a) Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan. (tidak ada informasi)
- Keadaan ibu sewaktu hamil (sebutkan penyakit-penyakit fisik dan atau kondisi- kondisi mental yang diderita
si ibu)
Kesehatan Fisik : -
Kesehatan Mental : -
- Keadaan melahirkan :
Aterm ( ), partus spontan ( ), partus tindakan ( )
Pasien adalah anak yang direncanakan/ diinginkan (ya/tidak)
Jenis kelamin anak sesuai harapan (ya/tidak)

b)Riwayat masa bayi dan kanak-kanak (tidak ada informasi)


Pertumbukan fisik : baik, biasa, kurang*
Minum ASI: ( ), sampai usia…………
Usia mulai bicara : ………tahun………bulan
Usia mulai jalan : ………tahun………bulan
Sukar makan ( ), anoreksia ( ), bulimia ( ), pika ( ), gangguan hubungan ibu-anak ( ), pola tidur baik ( ),
cemas terhadap orang asing sesuai umur ( ), cemas perpisahan ( )
II. Riwayat Psikiatri
c) Simtom-simtom sehubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada masa kanak- kanak,
misalnya: mengisap jari ( ), ngompol ( ), BAB di tempat tidur ( ), night teror ( ), temper tantrum ( ),
gagap ( ), tik ( ), masturbasi ( ), mutisme selektif ( ), dan lain-lain.

d) Toilet training (tidak ada informasi)


Umur :-
Sikap orang tua : (memaksa/menghargai/membiarkan/………..)
Perasaan anak untuk toilet training ini : -

e) Kesehatan fisik masa kanak-kanak : demam tinggi disertai menggigau ( ), kejang-kejang ( ),


demam berlangsung lama ( ), trauma kapitis disertai hilangnya kesadaran ( ), dan lain-lain.

f) Temperamen sewaktu anak-anak : pemalu ( ), gelisah ( ) overaktif ( ), menarik diri ( ), suka


bergaul ( ), suka berolahraga ( ), dan lain-lain
II. Riwayat Psikiatri
Perihal SD SMP SMA
g) Masa Sekolah Umur - - -
(Tidak Ada Informasi) Prestasi* - - -

Aktifitas - - -
Sekolah*
 
 
Sikap - - -
Terhadap
Teman *
Sikap - - -
Terhadap
Guru
 
Kemampua - - -
n Khusus
(Bakat)
Tingkah Baik Baik Baik
Laku
II. Riwayat Psikiatri
h) Masa remaja: Fobia (-), masturbasi (-), ngompol (-), lari dari rumah (-), kenakalan remaja (-),
perokok berat (-), penggunaan obat terlarang (-), peminum minuman keras (-), problem berat badan (-),
anoreksia nervosa (-), bulimia (-), perasaan depresi (-), rasa rendah diri (-), cemas (-), gangguan tidur
(-), sering sakit kepala (-), dan lain-lain. (Tidak ada informasi)

i) Riwayat Pekerjaan
Usia mulai bekerja 50 tahun, kepuasan kerja ( ), pindah-pindah kerja ( ), pekerjaan yang pernah
dilakukan ……..
Konflik dalam pekerjaan : ( ), konflik dengan atasan ( ), konflik dengan bawahan ( ), konflik dengan
kelompok ( ).
Keadaan ekonomi* : baik, sedang, kurang (menurut anak kandung pasien)
II. Riwayat Psikiatri
j) Percintaan, Perkawinan, Kehidupan Seksual dan Rumah Tangga
• Haid pertama* (sudah/belum), (tidak ada informasi)
• Awal pengetahuan tentang seks tidak diketahui, sikap orang tua baik
• Hubungan seks sebelum menikah (tidak ada informasi)
• Riwayat pelecehan seksual tidak ada (tidak ada informasi)
• Orientasi seksual normal
• Keterangan pribadi suami :
Nama :W
Umur : Meninggal usia 75 tahun ( 4 tahun yang lalu)
Suku : Minang
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : tidak sekolah
Pekerjaan : Nelayan
Status sosial/ekonomi : tinggi, menengah, rendah*
II. Riwayat Psikiatri
• Perkawinan didahului dengan pacaran (), kawin terpaksa (-), kawin paksa (-), perkawinan kurang
disetujui orang tua (-), kawin lari (-), sekarang ini perkawinan yang pertama. Kepuasan dalam
hubungan suami istri : sering, sesekali, tidak pernah (ai)*, kelainan hubungan seksual (-) ai (bila
ada jelaskan di halaman kiri). (tidak ada informasi)
• Kehidupan rumah tangga : rukun (-), masalah rumah tangga (-)
• Keuangan : kebutuhan sehari-hari terpenuhi (+), pengeluaran dan pendapatan seimbang (+),
dapat menabung (+).
• Mendidik anak : suami-istri bersama-sama (+), istri saja (-), suami saja (-), selain orang tua
sebutkan (-).
II. Riwayat Psikiatri
k) Situasi sosial saat ini:
1. Tempat tinggal : rumah sendiri (+), rumah kontrak (-), rumah susun (-), apartemen (-), rumah
orang tua (-), serumah dengan mertua (-), di asrama ( -) dan lain-lain
2. Polusi lingkungan : bising (-), kotor (-), bau (-), ramai (-) dan lain-lain.

l) Perihal anak anak pasien meliputi:

No Sex Umur Pendidikan Sikap dan Kesehatan Sikap


Perilaku fisik dan pada anak
mental
1 Perempuan 38 tahun SMK Baik Baik Akrab
2 Laki-laki 32 tahun SMA Baik Baik Akrab
II. Riwayat Psikiatri
m) Ciri Kepribadian sebelumnya/ Gangguan kepribadian (untuk axis II)
Keterangan: ( ), beri tanda (+) atau (-)
Kepribadian Gambaran Klinis
Skizoid Emosi dingin (-), tidak acuh pada orang lain (-),perasaan hangat atau lembut pada orang lain(-), peduli terhadap
pujian maupun kecaman (-), kurang teman (-), pemalu (-), sering melamun (-), kurang tertarik untuk mengalami
pengalaman seksual (-), suka aktivitas yang dilakukan sendiri (-)

Paranoid Merasa akan ditipu atau dirugikan (-), kewaspadaan berlebihan (-),sikap berjaga-jaga atau menutup-nutupi (-),
tidak mau menerima kritik (-),meragukan kesetiaan orang lain (-),s ecara intensi fmencari-cari kesalahan dan
bukti tentang prasangkanya (-), perhatian yang berlebihan terhadap motif-motif yang tersembunyi (-), cemburu
patologik (-), hipersensifitas (-), keterbatasan kehidupan afektif (-).

Skizotipal Pikiran gaib (-), ideas of reference (-), isolasi sosial (-), ilusi berulang (-), pembicaraan yang ganjil (-), bila
bertatap muka dengan orang lain tampak dingin atau tidak acuh (-).
Siklotimik Ambisi berlebihan (-), optimis berlebihan (-), aktivitas seksual yang berlebihan tanpa menghirau kan akibat
yang merugikan (-), melibatkan dirinya secara berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan tanpa
menghiraukan kemungkinan yang merugikan dirinya (-), melucu berlebihan(-), kurangnya kebutuhan tidur(-),
pesimis (-), putus asa (-), insomnia (-), hipersomnia (-), kurang bersemangat (-), rasa rendahdiri(-), penurunan
aktivitas (-), mudah merasa sedih dan menangis (-), dan lain-lain.
II. Riwayat Psikiatri
Histrionik Dramatisasi (-), selalu berusaha menarik perhatian bagi dirinya (-), mendambakan
ransangan aktivitas yang menggairahkan (-), bereaksi berlebihan terhadap hal-hal sepele
(-), egosentris (-), suka menuntut (-), dependen (-), dan lain-lain.
Narsisistik Merasa bangga berlebihan terhadap kehebatan dirinya (-), preokupasi dengan fantasi
tentang sukses, kekuasaan dan kecantikan (-), ekshibisionisme (-), membutuhkan
perhatian dan pujian yang terus menerus (-), hubungan interpersonal yang eksploitatif
(-), merasa marah, malu, terhina dan rendah diri bila di kritik (-),dan lain-lain.

Dissosial Tidak peduli dengan perasaan orang lain (-), sikapyang amat tidak bertanggung
jawabdan berlangsung terus menerus (-), tidak mampu mengalami rasa bersalah dan
menarik manfaat dari pengalaman (-), tidak peduli pada norma-norma, peraturan dan
kewajiban sosial(-), tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung
lama(-), iritabilitas (-), agresivitas (-), impulsif (-), sering berbohong (-),sangat cendrung
menyalah kan orang lain atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal, untuk
perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat(-)
II. Riwayat Psikiatri
Ambang Pola hubungan interpersonal yang mendalam dan tidak stabil (- ), kurangnya pengendaian terhadap
kemarahan (-), gangguanidentitas (-), afek yang tidak mantap (-), tidak tahan untuk berada sendirian (-),
tindakan mencederai diri sendiri(-), rasa bosan kronik (-), dan lain-lain
Menghindar Perasaan tegang dan takut yang pervasif (-), merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah
dari orang lain (-), kengganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin disukai (-), preokupasi
yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial (-), menghindari aktivitas sosial atau
pekerjaan yang banyak melibatkan kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak.

Anankastik Perasaan ragu-ragu yang hati-hati yang berlebihan (-), preokupasi pada hal-hal yang rinci (details),
peraturan, daftar, urutan, organisasi danjadwal (-), perfeksionisme (-),ketelitian yang berlebihan (-), kaku
dan keras kepala (-), pengabdian yang berlebihan terhadap pekerjaan sehingga menyampingkan
kesenangan dan nilai-nilai hubungan interpersonal(-), pemaksaan yang berlebihan agar orang lain
mengikuti persis caranya mengerjakan sesuatu(-), keterpakuan yang berlebihan pada kebiasaan sosial (-),
dan lain-lain.
Dependen Mengalami kesuitan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa nasehat dan masukan dari orang lain (-),
membutuhkan orang lain untuk mengambil tanggung jawab pada banyak hal dalam hidupnya (-), perasaan
tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang
ketidakmampuan mengurus diri sendiri (+), takut ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya (-)
II. Riwayat Psikiatri
8. Stresor psikososial (axis IV)
Pertunangan (-), perkawinan (-), perceraian (-), kawin paksa (-), kawin lari ( -), kawin terpaksa (-), kawin gantung (-),
kematian pasangan (-), problem punya anak (-), anak sakit (-), persoalan dengan anak (-), persoalan dengan orang tua (-),
persoalan dengan mertua (-), masalah dengan teman dekat (-),masalah dengan atasan/ bawahan (-),mulai pertama kali
bekerja (-),masuk sekolah (-),pindah kerja (-),persiapan masuk pension (-),pensiun (-),berhenti bekerja (-),masalah di
sekolah (-),masalah jabatan/ kenaikan pangkat (-), pindah rumah (-),pindah ke kota lain (-),transmigrasi (-),pencurian
(-),perampokan (-),ancaman (-), keadaan ekonomi yang kurang (-),memiliki hutang (-),usaha bangkrut (-),masalah
warisan (-),mengalami tuntutan hukum (-),masuk penjara (-),memasuki masa pubertas(-),memasuki usia dewasa
(-),menopause (-), mencapai usia 50 tahun (-), menderita penyakit fisik yang parah (-), kecelakaan (-),pembedahan
(-),abortus (-), hubungan yang buruk antar orang tua (-),terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga (-),cara
pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua atau kakek nenek (-), sikap orang tua yang acuh tak acuh pada
anak (-),sikap orang tua yang kasar atau keras terhadap anak (-),campur tangan atau perhatian yang lebih dari orang tua
terhadap anak (-),orang tua yang jarang berada di rumah (-), terdapat istri lain (-), sikap atau kontrol yang tidak konsisten
(-),kontrol yang tidak cukup (-),kurang stimulasi kognitif dan sosial (-), bencana alam (-),amukan masa (-),diskriminasi
sosial (-),perkosaan (-),tugas militer (-),kehamilan (-), melahirkan di luar perkawinan (-),dan lain-lain.
II. Riwayat Psikiatri
9. Risiko suicide (-)

10. Riwayat pelanggaran hukum


Tidak pernah ada riwayat pelanggaran hukum.

11. Riwayat agama


Pasien beragam islam, pasien sholat 5 waktu dengan kesadaran sendiri.

12. Persepsi Dan Harapan Keluarga


Tidak ada informasi

13. Persepsi Dan Harapan Pasien


Tidak bisa dinilai
Grafik Perjalanan Penyakit
III. Status Internus


Keadaan Umum : sakit berat
Kesadaran : Berkabut
IV. Status Neurologikus
• Tekanan Darah : 113/68
• Nadi : 121 1. GCS :E4M6V5
• Nafas : 41x/ menit 2. Tanda ransangan Meningeal : Tidak ada
3. Tanda-tanda efek samping piramidal : Tidak ada
• Suhu : 37
4. Tremor tangan : Tidak ada
• Tinggi Badan : 156 cm 5. Akatisia : Tidak ada
• Berat Badan : 50 kg 6. Bradikinesia : Tidak ada
• Status Gizi : Cukup 7. Cara berjalan : Tidak dapat dinilai
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas 8. Keseimbangan: Tidak dapat dinilai
normal 9. Rigiditas : Tidak ada
10. Kekuatan motorik : 222 pada ekstremitas kanan
• Sistem Respiratorik : Dalam batas atas dan bawah. 555 pada ekstremitas kiri
normal 11. Sensorik : Normal
• Kelainan Khusus : Tidak 12. Refleks : Bisep (+++/++), trisep (+++/++),
ditemukan KPR (+++/++), APR (+++/++)
V. Status Mental
A.Keadaan Umum
1. Kesadaran/ sensorium : compos mentis (-), somnolen (-), stupor (-), kesadaran berkabut (+), konfusi (-), koma
(-), delirium (-), kesadaran berubah (-), dan lain-lain

2. Penampilan
• Sikap tubuh: biasa(+), diam(-), aneh(-), sikap tegang(-), kaku (-), gelisah (-), kelihatan seperti tua(-), kelihatan seperti
muda (-), berpakaian sesuai gender (+).
• Cara berpakaian : rapi (+), biasa (-), tak menentu (-), sesuai dengan situasi (+), kotor(-), kesan ( dapat/ tidak dapat
mengurus diri)*
• Kesehatan fisik : sehat (-), pucat (-), lemas (-), apatis (+), telapak tangan basah (-) dahi berkeringat (-), mata
terbelalak (-)

3. Kontak psikis
Dapat dilakukan (-) tidak dapat dilakukan (+) wajar (-), kurang wajar (-)sebentar (-), lama (+).

4. Sikap
Kooperatif (-), penuh perhatian (-), berterus terang (-), menggoda (-), bermusuhan (-), suka main-main (-), berusaha
supaya disayangi (-), selalu menghindar (-), berhati-hati (-), dependen (-), infantil (-), curiga (-), pasif (-), dan lain-lain.
V. Status Mental
5. Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
• Cara berjalan : biasa (-), sempoyongan (-), kaku (-), tidak dapat dinilai
• Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-), rigiditas katatonik (-), posturing katatonik (-),
cerea flexibilitas (-), negativisme (-), katapleksi (-),stereotipik (-), mannerisme (-), otomatisme (-), otomatisme
perintah (-), mutisme (-), agitasi(-) psikomotor (-), hiperaktivitas/ hiperkinesis (-), tik (-), somnabulisme (-), akathisia
(-), kompulsi (-), ataksia, hipoaktivitas (-), mimikri (-), agresi (-), acting out (-), abulia (-), tremor (-), ataksia (-),
chorea (-), distonia (-), bradikinesia (-), rigiditas otot (-), diskinesia (-),convulsi (-),seizure (-), piromania
(-),vagabondage (-).

B. Verbalisasi dan cara berbicara


• Arus pembicaraan* : biasa, cepat, lambat
• Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
• Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
• Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
• Volume pembicaraan*: biasa, menurun, meninggi
• Isi pembicaraan* : sesuai/ tidak sesuai
• Penekanan pada pembicaraan* : Ada/ tidak
• Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
V. Status Mental
C. Emosi
Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak adekuat), echt/unecht, dalam/dangkal, skala
diffrensiasi (sempit/luas), arus emosi (biasa/lambat/cepat).
1. Afek
Afek appropriate/ serasi (-), afek inappropriate/ tidak serasi (-), afek tumpul (-), afek yang terbatas (-), afek datar (-), afek
yang labil(-).

2. Mood
mood eutimik (-), mood disforik (+), mood yang meluap-luap (expansive mood) (-), mood yang iritabel (-), mood yang
labil (swing mood) (-), mood meninggi (elevated mood/ hipertim) (-), euforia (-), ectasy (-), mood depresi (hipotim) (-),
anhedonia (+), duka cita (-), aleksitimia (-), elasi (-), hipomania (-), mania (-), melankolia(-), La belle indifference (-),
tidak ada harapan (-).

3. Emosi lainnya
Ansietas (-), free floating anxiety (-), ketakutan (-), agitasi (-), tension (ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi
(-), abreaksional (-), rasa malu (-), rasa berdosa/ bersalah (-), kontrol impuls (-).

4. Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood


Anoreksia (-), hiperfagia (-), insomnia (+), hipersomnia (-), variasi diurnal (-), penurunan libido (-), konstispasi (-),
fatigue (-), pica (-), pseudocyesis (-), bulimia (-).
V. Status Mental
D. Pikiran/ Proses Pikir (Thinking)
• Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat)
• Mutu proses pikir (jelas/tajam)

1. Gangguan Umum dalam Bentuk Pikiran


Gangguan mental (-), psikosis (+), tes realitas ( tidak dapat dilakukan), gangguan pikiran formal (-), berpikir tidak logis (-), pikiran autistik (-),
dereisme (-), berpikir magis (-), proses berpikir primer (-).

2. Gangguan Spesifik dalam Bentuk Pikiran


Neologisme (-), word salad (-), sirkumstansialitas (-), tangensialitas (-), inkohenrensia (+), perseverasi (-), verbigerasi (-), ekolalia (-),
kondensasi(-), jawaban yang tidak relevan (-), pengenduran asosiasi (-), derailment (-), flight of ideas (-), clang association (-), blocking (-),
glossolalia (-).

3.Gangguan Spesifik dalam Isi Pikiran


• Kemiskinan isi pikiran (-),Gagasan yang berlebihan (-).
• Delusi/ waham
waham bizarre (-), waham tersistematisasi (-), waham yang sejalan dengan mood (-),waham yang tidak sejalan dengan mood (-), waham
nihilistik (-), waham kemiskinan (-), waham somatik (-), waham persekutorik (-), waham kebesaran (-), waham referensi (-), though of
withdrawal (-), though of broadcasting (-), though of insertion (-), though of control (-), Waham cemburu/ waham ketidaksetiaan (-), waham
menyalahkan diri sendiri (-), erotomania (-), pseudologia fantastika (-), waham agama.
• Idea of reference
Preokupasi pikiran (-), egomania (-), hipokondria (-), obsesi (-), kompulsi (-), koprolalia (-), hipokondria (-), obsesi (-), koprolalia (-), fobia(-),
noesis (-), unio mystica (-).
V. Status Mental
E. Persepsi
• Halusinasi
Non patologis: Halusinasi hipnagogik (-),halusinasi hipnopompik (-),
Halusinasi auditorik (-), halusinasi visual (-), halusinasi olfaktorik (-), halusinasi gustatorik (-), halusinasi taktil (-), halusinasi somatik (-),
halusinasi liliput (-), halusinasi sejalan dengan mood (-), halusinasi yang tidak sejalan dengan mood (-), halusinosis (-), sinestesia (-), halusinasi
perintah (command halusination), trailing phenomenon (-).
• Ilusi (-)
• Depersonalisasi (-),derealisasi (-).

F. Mimpi dan Fantasi


Mimpi : (-)
Fantasi : (-)

G. Fungsi kognitif dan fungsi intelektual


• Orientasi waktu (baik/ terganggu), orientasi tempat (baik/ terganggu), orientasi personal (baik/ terganggu), orientasi situasi (baik/
terganggu).
• Atensi (perhatian) (-), distractibilty (-), inatensi selektif (-), hipervigilance(-),
• Konsentrasi (baik/terganggu), kalkulasi ( baik/ terganggu )
• Memori (daya ingat) : gangguan memori jangka lama/ remote (-), gangguan memori jangka menengah/recent past (-), gangguan memori
jangka pendek/baru saja/ recent (-), gangguan memori segera/ immediate (-), Amnesia (-), konfabulasi (-), paramnesia (-).
• Luas pengetahuan umum: baik/ terganggu
• Pikiran konkrit : baik/ terganggu
• Pikiran abstrak : baik/ terganggu
• Kemunduran intelek : (Ada/tidak), Retardasi mental (-), demensia (-), pseudodemensia (-)
V. Status Mental
Dicriminative Insight*
VI. Pemeriksaan Laboratorium dan
• Derajat I (penyangkalan) diagnostik khusus lainnya
• Derajat II (ambigu)
• Rutin : dalam batas normal
• Derajat III (sadar, melemparkan kesalahan kepada
• Anjuran : hipokalemi, hiperkloremi
orang/ hal lain)
• Derajat IV ( sadar, tidak mengetahui penyebab)
• Derajat V (tilikan intelektual)
• Derajat VI (tilikan emosional sesungguhnya) VII. Pemeriksaan oleh Psikolog / petugas
sosial lainnya
• Tidak ada
H. Discriminative Judgement :
• Judgment tes : sulit dinilai
• Judgment sosial : sulit dinilai
VIII. Ikhtisiar Penemuan Bermakna
Telah diperiksa pasien Ny. A berusia 70 tahun seorang perempuan dengan pekerjaan pedagang
kue, beragama islam, suku bangsa minangkabau, pendidikan tidak tamat SD, dan menjanda. Pasien
sudah seminggu dirawat (14 Januari 2022) dengan indikasi sindroma koroner akut. Pasien mulai
sering gelisah. Pasien kadang tidak menyambung saat diajak berbicara dan sering meracau. Pasien
tertidur pada siang hari dan sulit untuk dibangunkan, namun kesulitan tidur pada malam hari. Semakin
malam pasien semakin gelisah. Pasien pernah ingin mencabut infusnya sehingga dilakukan fiksasi
pada pasien.
IX. Formulasi Diagnosis
Diagnosis Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya berdasarkan PPDGJ III

Gejala Ada/Tidak

• Gangguan kesadaran dan perhatian Ada


• Gangguan kognitif secara umum Ada
• Gangguan psikomotor Ada
• Gangguan siklus tidur-bangun Ada
• Gangguan emosional Ada

5 gejala terpenuhi dengan perjalanan penyakit yang hilang timbul setiap hari dan onset berlangsung cepat (kurang dari 6
bulan). Pada pasien tidak ada gejala/riwayat demensia sebelumnya.
X. Diagnosis Multiaksial
1. Axis I : F05.0 Delirium, tak
bertumpang tindih dengan demensia
2. Axis II : Penyakit kardiovaskular dan XII. Penatalaksanaan
serebrovaskular + Pneumonia
A. Farmakoterapi
3. Axis III : tidak ada (none)
1. Aripiprazole 10 mg 1x1/2 tab PO
4. Axis IV : tidak ada (none)
2. Lasix 2x10 mg
5. Axis V : GAF 20-11
3. Ramipril 2x5 mg
4. Spironolakton 1x25 mg
5. Aspilet 1x 80 mg
6. Clopidogrel 1x75 mg
XI.Diagnosis Banding Axis I 7. Atorvastatin 1 x 40 mg
F05.1 Delirium bertumpang tindih dengan demensia B. Psikoterapi
8. Psikoterapi suportif

XIII. Prognosis
Quo et vitam : dubia ad bonam
Quo et fungsionam : dubia ad bonam
Quo et sanctionam : dubia ad bonam
04
Diskusi
Diskusi
Telah diperiksa pasien Ny. A berusia 70 tahun seorang perempuan dengan pekerjaan pedagang kue, beragama
islam, suku bangsa minang kabau, pendidikan tidak tamat SD, dan menjanda.Pasien sebelumnya datang ke IGD RSUP
Dr. M. Djamil Padang diantar keluarga pada 7 Januari 2022 dengan keluhan sesak yang semakin berat. Pasien akhirnya
dirawat di CVCU RSUP Dr. M. Djamil padang dengan diagnosis sindroma koroner akut Setelah seminggu dirawat (14
Januari 2022) , pasien mulai sering gelisah. Pasien kadang tidak menyambung saat diajak berbicara dan sering meracau.
Pasien tertidur pada siang hari dan sulit untuk dibangunkan, namun kesulitan tidur pada malam hari. Semakin malam
pasien semakin gelisah. Pasien pernah ingin mencabut infusnya sehingga dilakukan fiksasi pada pasien.
Berdasarkan pemeriksaan terhadap pasien dan alloanamnesis kepada keluarga pasien, pasien memenuhi kritertia
untuk sindroma delirium. Pada pasien terjadi gangguan kesadaran dan perhatian dimana kesadaran pasien berkabut,
gangguan kognitif, gangguan psikomotor dimana terjadi hiperaktivitas pada pasien. Pada pasien juga terjadi gangguan
siklus tidur- bangun, dimana pasien sulit tertidur pada malam hari, tetapi tertidur pada siang hari dan sulit untuk
dibangunkan. Pasien juga mengalami gangguan mood dimana pasien lekas marah dan memiliki mood yang labil. Pasien
tidak ada riwayat mengonsumsi alkohol dan zat psikoaktif lainnya. Berdasarkan gejala tersebut, maka pasien memenuhi
kriteria delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoktif lainnya sesuai PPDGJ III. Pada pasien dapat diduga terjadinya
delirium dicetuskan oleh penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular pada pasien. Riwayat tindakan PCI sebelumnya
pada pasien juga meningkatkan resiko terjadinya delirium.
Diskusi
Berdasarkan alloanamnesa kepada anak kandung pasien, pasien tidak ada menunjukkan gejala demensia sebelum
dirawat, sehingga pasien dapat didiagnosis dengan F 05.0 delirium tak bertumpang tindih dengan demensia.
Saat ini pasien mendapatkan obat aripiprazole 1 x 5 mg untuk gejala demensianya.Aripiprazole merupakan
golongan antipsikotik atipikal yang juga memiliki efek sedasi sehingga dapat meredakan gejala pada pasien. Pemberian
antipsikotik ini dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala delirium tipe hiperaktif, akan tetapi tidak
dipertimbangkan untuk delirium tipe hipoaktif. Dosis antipsikotik harus dioptimalkan dan disesuaikan setiap hari sampai
tidak diperlukan lagi. Akan tetapi perlu diingat tidak ada terapi khusus untuk delirium yang disarankan oleh FDA,
sehingga terapi dari delirium ini lebih diarahkan kepada psikoterapi. Sehingga pada pasien ini dilakukan psikoterapi
suportif.
Pada pasien dengan delirium, manajemen utamanya diarahkan untuk mengobat penyakit yang mendasarinya.
Kesimpulan
Delirium merupakan suatu sindrom, bukan merupakan suatu penyakit yang dapat disebabkan
oleh banyak penyakit, yang menyebabkan pola gejala yang sama terkait dengan kesadaran dan fungsi
kognitif pasien
Delirium ditandai oleh kebingungan jangka pendek serta gangguan kognisi. Terdapat empat
subkategori berdasarkan sejumlah penyebab: (1) kondisi medis umum, seperti infeksi; (2) terinduksi
obat, seperti kokain, opioid, fensiklidin; (3) etiologi multipel, sepefti trauma kepala dan penyakit
ginjal; dan (4) delirium yang tak tergolongkan di tempat Iain, seperti kurang tidur.
Tujuan utama dalam penatalaksanaan delirium adalah pencegahan dan deteksi dini. Kesalahan
diagnosis pada delirium sangat menentukan prognosis pada pasien. Oleh karena itu, dibutuhkan
ketepatan pada diagnosis dan tatalaksana dari delirium.
THANK YOU !
Any question for us?

CREDITS: Diese Präsentationsvorlage wurde von Slidesgo erstellt,


inklusive Icons von Flaticon, Infografiken & Bilder von Freepik

Bitte lösche diese Folie nicht, es sei


denn du bist ein Premium Nutzer

Anda mungkin juga menyukai