Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan GMO:

1. Tadi dijelaskan tatalaksana pada pasien demensia berupa terapi simptomatis,


suportif, dan bantuan emosional serta psikososial. Berarti, demensia tidak dapat
sembuh sempurna?

Demensia dianggap dapat diobati karena jaringan otak yang disfungsional


dapat menahan kemampuan untuk pemulihan jika pengobatan dilakukan tepat pada
waktunya. Jika penyakit neurokognitif didiagnosis seluruhnya atau sebagian yang
disebabkan oleh kondisi yang dapat diobati, terapi spesifik terhadap kondisi tersebut
merupakan lini terapi pertama. Namun sampai saat ini, belum terdapat terapi yang
dapat menyembuhkan penyakit neurodegeneratif.

Penggunaan obat golongan cholinesterase inhibitors dapat berguna pada


pasien demensia Alzheimer. Golongan obat ini dapat memberikan efek pada kognitif
dan perilaku pasien. Terdapat beberapa perbedaan respons golongan ini pada
demensia jenis lainnya. Pada demensia oleh karena penyakit Parkinson, golongan ini
memperlihatkan peningkatan kognitif dan fungsi harian yang bermakna. Pada
demensia vaskular, bukti yang ada masih belum jelas, namun sering diberikan karena
seringnya penyakit ini bersamaan dengan penyakit serebrovaskular dan
neurodegeneratif lainnya. Sedangkan pada demensia frontotemporal, belum terdapat
bukti yang kuat terhadap keuntungan obat ini dan terdapat laporan obat ini
memperparah gejala yang ada. Jadi, sampai saat ini, pengobatan yang ada hanyalah
untuk perbaikan gejala dan perbaikan kognisi serta perilaku pasien.

2. Bagaimana anda melibatkan keluarga dalam penanganan delirium pada lansia?


Lingkungan di sekitar pasien memegang peranan yang sangat penting dalam
proses perbaikan kondisi delirium ataupun saat delirium sudah teratasi. Hal ini
disebabkan pada saat pasien pulang dari perawatan terkadang terdapat gejala sisa
delirium sehingga keluarga dan pengasuh memainkan peran penting dalam perawatan
pasien terutama di rumah. Pengasuh dan keluarga pasien dapat memberikan bantuan
psikososial yang bersifat mendorong pasien untuk dapat kembali kepada fungsi awal
sebelum terjadinya delirium. Untuk itulah anggota keluarga dan pengasuh pasien
harus diberi penjelasan tentang delirium sehingga dapat menghadapi pasien dengan
baik. Terkadang informasi yang salah tentang delirium dapat membuat keluarga atau
pengasuh menjadi tidak sabar atau marah terhadap pasien yang dapat mencetuskan
distress pada pasien. Berkaitan dengan pentingnya peranan keluarga dan pengasuh
pasien dalam upaya penatalaksanaan pasien delirium, suatu penelitian bahkan
mengatakan bahwa delirium sebaiknya ditangani di rumah dalam lingkungan keluarga
di mana terdapat dukungan sosial yang adekuat. Hal ini dapat dilaksanakan terutama
bila penyakit medis yang menyertai tidak memerlukan pelayanan medis di rumah
sakit. Namun jika memang memerlukan perawatan maka penatalaksanaan transisi
yang hati-hati dan pendampingan pihak keluarga serta penjelasan yang jelas tentang
apa yang terjadi dapat meminimalkan peningkatan kebingungan yang biasanya terjadi
pada perubahan lingkungan. Beberapa penanganan secara psikososial dapat dilihat di
bawah ini:
a. Penyediaan bantuan suportif dan orientasi:
1) Berkomunikasi secara jelas dan tegas; berikan pengulangan secara verbal
tentang hari, tanggal, lokasi dan identitas kunci orang-orang yang bermakna,
misalnya anggota tim medis dan saudara.
2) Sediakan beberapa petanda seperti jam, kalender dan jadwal harian di dekat
pasien.
3) Bawalah barang-barang yang cukup akrab bagi pasien dari rumah untuk
ditaruh di sekitar pasien.
4) Sediakan televisi dan radio untuk relaksasi dan membantu pasien untuk
mempertahankan kontak terhadap dunia luar.
5) Libatkan keluarga dan pengasuh dalam meningkatkan perasaan aman dan
orientasi pasien.
b. Penyediaan lingkungan yang tidak ambigu:
1) Sederhanakanlah ruang dengan memindahkan objek-objek yang tidak perlu
untuk mempertahankan ruang yang cukup luas di kamar tidur.
2) Pertimbangkan untuk mengambil ruang yang tunggal untuk membantu
istirahat dan menghindari pengalaman sensori yang berlebihan.
3) Hindari penggunaan istilah-istilah medis di tengahtengah keberadaan pasien
karena hal itu dapat menimbulkan paranoid.
4) Gunakan penerangan yang adekuat, gunakan lampu antara 40-60 Watt untuk
mengurangi salah persepsi.
5) Atur sumber suara (baik dari staf medis, paralatan, ataupun pengunjung),
setara tidak lebih dari 45 desibel di waktu siang dan 20 desibel di waktu
malam.
6) Jaga temperatur ruangan tetap di antara 21,1oC sampai 23,80C.
c. Pertahankan kemampuan pasien
1) Identifikasi dan perbaiki kesalahan sensorik, jamin keberadaan kacamata, alat
bantu dengar atau gigi palsu untuk membantu pasien. Bila ada kesulitan dalam
bahasa, pertimbangkan jasa penerjemah.
2) Berikan dukungan untuk perawatan mandiri dan partisipasi dalam pengobatan.
3) Pengobatan dilakukan untuk memperoleh tidur yang tidak tertunda.
4) Pertahankan akitivitas fisik: bagi pasien yang dapat bergerak lakukan jalan
kaki tiga kali dalam sehari, bagi yang tidak dapat berpindah tempat berikan
pergerakan selama 15 menit tiga kali sehari.

3. Bagaimana cara membedakan delirium dan demensia, mengingat keduanya dapat


mengakibatkan keslulotan mengingat dan gangguan komunikasi?
Delirium adalah perubahan secara mendadak pada otak yang menyebabkan
kebingungan. sedangkan demensia adalah penurunan kemampuan fungsi otak.
Delirium dan demensia adalah dua kondisi gangguan yang berbeda. Namun
kadangkala, keduanya sulit dibedakan. Bisa dilihat dari beberapa penjelasan berikut.
a. Proses terjadinya penyakit lupa delirium dan demensia
Demensia pada umumnya terjadi secara perlahan dan bertahap, untuk dapat
disadari, baik oleh penderita maupun orang sekitarnya. Mengetahui latar belakang
dan kehidupan sehari-hari seseorang, dapat membantu mengevaluasi kondisinya.
Berbeda dari demensia, delirium merupakan proses perubahan yang terjadi secara
mendadak. Pada suatu hari, mungkin penderita demensia terlihat baik-baik saja.
Namun keesokan hari, mungkin ia tampak sangat kebingungan, hingga kesulitan
mengenakan bajunya sendiri.
b. Penyebab
Penyebab dari demensia adalah beberapa penyakit seperti gangguan pembuluh
darah, penyakit Alzheimer, lewy body dementia, atau penyakit lainnya.
Sementara itu, delirium terjadi akibat penyakit seperti infeksi saluran kencing,
radang paru-paru, dehidrasi, intoksikasi obat-obatan, atau sindrom putus obat dan
alkohol.
c. Durasi
Pada umumnya, demensia bersifat kronis, progresif, dan tidak dapat
disembuhkan. Meski demikian, ada beberapa tipe demensia yang dapat
disembuhkan. Seperti halnya kekurangan vitamin B12 dan gangguan fungsi
kelenjar tiroid. Delirium dapat berlangsung selama beberapa hari hingga bulan.
Pada umumnya, delirium bersifat sementara, apabila penyebabnya dapat
teridentifikasi dan diobati
d. Kemampuan berkomunikasi
Penderita demensia mungkin dapat mengalami kesulitan menemukan kalimat
yang tepat, pada saat berkomunikasi. Bersamaan dengan semakin parahnya
demensia, penderitanya juga dapat mengalami kemunduran dalam
mengekspresikan dirinya. Sementara itu, delirium secara signifikan mengganggu
kemampuan seseorang untuk berbicara secara runtut atau jelas.
e. Pemusatan perhatian dan daya ingat
Pada demensia, kewaspadaan umumnya tidak terganggu, hingga mencapai
stadium akhir. Namun, gangguan memori atau daya ingat dapat timbul, mulai dari
awal terjadinya penyakit. Pada delirium, hal yang sebaliknya terjadi. Gangguan
memori biasanya tidak atau sedikit terganggu. Meski demikian, penderita
delirium mengalami gangguan kewaspadaan dan pemusatan perhatian yang
sangat buruk

4. Bagaimana cara pencegahan demensia?


Penelitian telah mengungkapkan sejumlah faktor yang mungkin dapat
mencegah atau menunda timbulnya Dimensia pada beberapa orang. Sebagai contoh,
penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang mempertahankan kontrol yang ketat
terhadap kadar glukosa mereka cenderung memiliki skor lebih baik pada tes fungsi
kognitif dibandingkan dengan orang yang diabetesnya tidak terkontrol. Beberapa studi
juga telah menunjukkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam kegiatan merangsang
intelektual, seperti interaksi sosial,catur, teka-teki silang, dan memainkan alat musik,
secara signifikan lebih rendah resiko mereka terserang penyakit Alzheimer dan bentuk
lain dari Dimensia. tindakan preventif lainnya yg termasuk adalah menurunkan
homocysteine (asam amino), menurunkan kadar kolesterol, menurunkan tekanan
darah, olahraga, pendidikan, mengendalikan peradangan, dan penggunaan jangka
panjang obat anti-inflammatory (NSAIDs) seperti ibuprofen, naproxen, dan obat-
obatan serupa

Anda mungkin juga menyukai