Anda di halaman 1dari 23

Makalah Obat-Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat

  Makalah
Obat-Obat Gangguan Sistem Saraf Pusat

Oleh :
Rudol Manda Parintak
12077

AKADEMI KEPERAWATAN NUSANTARA JAYA MAKASSAR


2013

Kata Pengantar
Puji dan syukur  penulis panjatkan  kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa,
karena  atas berkat dan rahmat-Nya lah makalah ini dapat  terselesaikan.
Melalui makalah ini, kita dapat mengetahui tentang macam-macam obat dan
fungsinya, beserta, dosis dan efek sampingnya. Pembuatan  makalah ini
menggunakan metode kepustakaan,serta  data-data  penulis  peroleh  dari beberapa 
sumber  dan  pemikiran  yang  penulis  gabungkan  sehingga menjadi  sebuah
makalah yang semoga dapat bermanfaat  bagi  pembaca.
Penulis  menyadari  akan  kelemahan  dan  kekurangan  dari  makalah 
ini.Oleh  sebab  itu, penulis  membutuhkan  kritik  dan  saran  yang sifatnya 
membangun, agar  makalah  ini  akan  semakin  baik  sajiannya. Semoga  makalah 
ini  dapat  bermanfaat  bagi  semua  pembaca.

Makassar, 12 Mei 2013

 Penulis
Daftar isi
Halaman Sampul.......................................................................................................... I
Kata  Pengantar............................................................................................................ II
Daftar isi........................................................................................................................ III
BAB 1
PENDAHULUAN                                                                                                          
1.1  Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................. 2
1.3  Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
1.4  Manfaat Penulisan............................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
   2.1 Defenisi Sistem Saraf Pusat.............................................................................. 4
   2.2 Klasifikasi Sistem Saraf Pusat.......................................................................... 5
   2.3 Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat................................................................ 5
   2.4 Jenis Obat-Obat Sistem Saraf Pusat & Mekanisme Kerjanya...................... 7
BAB III PENUTUP
.... 3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 22
     3.2 Saran................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus
dan dibedakan menjadi dua, sel neuron dan sel neoroglia. Sel neuron adalah sel saraf yang
merupakan suatu unit dasar dari sistem saraf. Sel ini bertugas melanjutkan informasi dari organ
penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya.
Adapun Jaringan saraf terdiri dari 3 komponen yang mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda, yaitu sel saraf (neuron) yang mampu menghantarkan impuls, sel Schwann yang
merupakan pembungkus kebanyakan akson dari sistem saraf perifir dan sel penyokong
(neuroglia) yang merupakan sel yang terdapat diantara neuron dari sistem saaf pusat. Oleh
karena itu saraf dari sistem saraf perifiritu di bangun oleh neuron dan sel schwann, sedangkan
traktus yang terdapat diotak dan susm-sum tulang belakang dibentuk oleh neuron dan neuroglia.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan listrik didalam saraf, perlu diketahui dulu sifat-
sifat akson. Akson dari kebanyakan hewan mamalia umumnya relatif kecil, untuk itu didalam
percobaan digunakan akson raksasa yang terdapat pada hewan invertebrat seperti cumi-cumi dan
gurita. Berbagai bangunan yang dapat ditemukan dalam sistem saraf hewan yaitu otak, serabut
saraf, plektus, dan ganglia. Serabut saraf yaitu kumpulan akson dari sejumlah sel saraf baik
sejenis maupun tidak sejenis. Contoh serabut yang sejenis adalah serabut eferen, serabut
campuran contohnya adalah campuran antara sejumlah akson dari sel saraf motorik dan sensorik.
Apabila rangsangan dengan kekuatan tertentu diberikan kepada membran sels araf, membran
akan mengalami perubahan elektrokimia dan perubahan fisiologis. Perubahan tersebut berkaitan
dengan adanya perubahan permeabilitas membran yang menyebabkan terjadinya permiabel
tehadap Na+ dan sangat kurang permiabel terhadap K+.
Depolarisasi yang timbul hanya pada bagian yang dirangsang dinamakan depolarisasi
lokal. Pada bagian tersebut terbentuk arus lokal. Apabila rangsangan yang diberi cukup kuat,
arus lokal yang timbul pada membran yang terdepolarisasiakan merangsang membran
disebelahnya yang masih dalam keadaan istirahat, sehingga sebagian membran tersebut akan ikut
terdepolarisasi. Peristiwa ini menunjukkan penjalaran impuls. Depolarisasi adalah nilai potensial
aksi yang terjadi akibat adanya rangsangan. Bagian otak depan terakhir adalah telensefalon, telah
mengalami perubahan sangat besar selama evolusi vertebrata. Pada ikan dan amphibi,
telensefalon lebih dari sekedar suatu penciuman, tapi dapat juga menerima input dari bulbus
olfaktori. Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa disadari. Oleh
karena itu, penulis akan memfokuskan pembahasan mengenai obat-obat gangguan neurologi
(saraf).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa defenisi sistem saraf pusat ?
2.      Apa obat perangsang sistem saraf pusat ?
3.      Bagaimana klasifikasi sistem saraf pusat ?
4.      Bagaimana jenis obat-obat sistem saraf pusat & mekanisme kerjanya ?
  
2    1.3 Tujuan Penulisan
      Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Menjelaskan tentang defenisi sistem saraf pusat ?
2.      Menjelaskan tentang obat perangsang sistem saraf pusat ?
3.      Menjelaskan tentang klasifikasi sistem saraf pusat ?
4.      Menjelaskan tentang jenis obat-obat sistem saraf pusat & mekanisme kerjanya ?
1.4 Manfaat Penulisan
       Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui tentang defenisi sistem saraf pusat ?
2.      Mengetahui tentang obat perangsang sistem saraf pusat ?
3.      Mengetahui tentang klasifikasi sistem saraf pusat ?
4.      Mengetahui tentang jenis obat-obat sistem saraf pusat & mekanisme kerjanya ? 

 BAB IIPEMBAHASAN
2    2.1 Defenisi Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang
melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan
yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan.
Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.
Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu
jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara
individu dengan lingkungan sekitarnya.
Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula
dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP
akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.
Sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi
(SST). Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan suara mula-mula
diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan sumsum tulang belakang. Rasa sakit
disebabkan oleh perangsangan rasa sakit diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan
reaksi emosional yang ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan
seluruhnya oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat yang
dapat merangsang SSP disebut analeptika.
Obat – obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1. Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang
aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta syarafnya.
2. Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir proses
proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf- sarafnya.
Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus mempengaruhi
pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas.

2.2 Klasifikasi Sistem Saraf Pusat

Obat yang bekerja terhadap SSP dapat dibagi dalam beberapa golongan besar, yaitu:
1. Psikofarmaka (psikotropika), yang meliputi Psikoleptika (menekan atau menghambat
fungsi-fungsi tertentu dari SSP seperti hipnotika, sedativa dan tranquillizers, dan antipsikotika);
Psiko-analeptika (menstimulasi seluruh SSP, yakni antidepresiva dan psikostimulansia
(wekamin)).
2. Untuk gangguan neurologis, seperti antiepileptika, MS (multiple sclerosis), dan
penyakit Parkinson.
3. Jenis yang memblokir perasaan sakit: analgetika, anestetika umum, dan lokal.
4. Jenis obat vertigo dan obat migrain (Tjay, 2002).
Umumnya semua obat yang bekerja pada SSP menimbulkan efeknya dengan mengubah
sejumlah tahapan dalam hantaran kimia (tergantung kerja transmitter).

2.3 Obat-Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat

Obat Perangsang Sistem Saraf Pusat antara lain :

1. AMFETAMIN

Indikasi                                    : untuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatian


Efek samping                           : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor,
iritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler                                                                             
(Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)

Farmakokinetik                       : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada


urin asam daripada urin basa

Reaksi yang merugikan            : menimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf       
                                                 pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.

dosis                                        : Dewasa: 5-20 mg & Anak > 6 th : 2,5-5 mg/hari.

2. METILFENIDAT

Indikasi                                    : pengobatan depresi mental, pengobatan keracunan


depresan SSP, syndrom hiperkinetik pada anak

Efek samping                                : insomnia, mual, iritabilitas, nyeri abdomen, nyeri kepala,
Tachicardia

Kontraindikasi             : hipertiroidisme, penyakit ginjal.

Farmakokinetik                         : diabsorbsikan melalui saluran cerna dan diekskresikan


melalui urin, dan waktu paruh plasma antara 1-2 jam

Farmakodinamik                     : mula- mula :0,5 – 1 jam P : 1 – 3 jam, L : 4-8 jam.

 Reaksi yang merugikan           : takikardia, palpitasi, meningkatkan hiperaktivitas.

  dosis pemberian                        : Dewasa : 10 mg 3x/hr & Anak : 0.25 mg/kgBB/hr.

3. KAFEIN

Indikasi                                    : menghilangkan rasa ngantuk, menimbulkan daya pikir yang


cepat,                                                   perangsang pusat pernafasan dan fasomotor, untuk
merangsang                                                       pernafasan pada apnea bayi prematur

Efek samping                            : sukar tidur, gelisah, tremor, tachicardia, pernafasan lebih cepat

Kontraindikasi                                    : diabetes, kegemukan, hiperlipidemia, gangguan migren,


sering                                                         gelisah (anxious).

Farmakokinetik                        : kafein didistribusikan keseluruh tubuh dan diabsorbsikan dengan


cepat setelah pemberian, waktu paruh 3-7 jam, diekskresikan                                                       
melalui urin

Reaksi yang merugikan            : dalam jumlah yang lebih dari 500 mg akan mempengaruhi SSP 
dan jantung.
           
Dosis pemberian                      : apnea pada bayi : 2.5-5 mg/kgBB/hr.

4. NIKETAMID

Indikasi                                    : merangsang pusat pernafasan

Efek samping                           : pada dosis berlebihan menimbulkan kejang

Farmakokinetik                       : diabsorbsi dari segala tempat pemberian tapi lebih efektif dari IV

Dosis                                        : 1-3 ml untuk perangsang pernafasan

5. DOKSAPRAM

Indikasi                                    : perangsang pernafasan


             
Efek samping                           : hipertensi, tachicardia, aritmia, otot kaku, muntah

Farmakokinetik                       : mempunyai masa kerja singkat dalam SSP

Dosis                                       : 0.5-1.5 mg/kgBB.

2.3 Jenis Obat-Obat Sistem Saraf Pusat & Mekanisme Kerjanya

1.      Obat Anestetik
Obat anestetik adalah obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dalam
bermacan-macam tindakan operasi.
a). Anestetik Lokal : Obat yang merintangi secara reversible penerusan impuls-impuls
syaraf ke SSP (susunan syaraf pusat) pada kegunaan lokal dengan demikian dapat
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, panas atau dingin.

Cara penggunaan obat Anestetik


Anestetik lokal umumnya digunakan secara parenteral misalnya pembedahan kecil
dimana pemakaian anestetik umum tidak dibutuhkan. Anestetik local dibagi menjadi 3 jenis :
1.  Anestetik permukaan, digunakan secara local untu melawan rasa nyeri dan gatal,
misalnya larutan atau tablet hisap untuk menghilangkan rasa nyeri di mulut atau leher, tetes mata
untuk mengukur tekana okuler mata atau mengeluarkan benda asing di mata, salep untuk
menghilangkan rasa nyeri akibat luka bakar dan suppositoria untuk penderita ambient/ wasir.
2. Anestetik filtrasi yaitu suntikan yang diberikan ditempat yang dibius ujung-ujung
sarafnya, misalnya pada daerah kulit dan gusi
3. Anestetik blok atau penyaluran saraf yaitu dengan penyuntikan disuatu tempat dimana
banyak saraf terkumpul sehingga mencapai daerah anestesi yang luas misalnya pada pergelangan
tangan atau kaki.
Obat – obat anestetik local umumnya yang dipakai adalah garam kloridanya yang mudah
larut dalam air.

Persyaratan Anestetik local


Anestetik local dikatakan ideal apabila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak merangsang jaringan
b. Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
c. Toksisitas sistemis rendah
d. Efektif pada penyuntikan dan penggunaan local
e. Mula kerja dan daya kerjanya singkat untuk jangka waktu cukup lama
f. Larut dalam air dengan menghasilakan larutan yang stabil dan tahan pemanasan

Efek samping
Eek samping dari pengguna anestetik local terjadi akibat khasiat dari kardiodepresifnya
( menekan fungsi jantung ), mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.

Penggolongan
Secara kimiawi anestetik local dibagi 3 kelompok yaitu :
1. Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain, dan oksibuprokain
2. Senyawa amida, contohnya lidokain, mepivikain, bupivikain,, cinchokain dll.
Semua kokain, semua obat tersebut diatas dibuat sintesis.

Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping


1.      Bupivikain
Indikasi                : anestetik lokal
2.      Etil klorida
Indikasi                : anestetik local
Efek samping         : menekan pernafasan, gelisah dan mual
3.      Lidokain
Indikasi                 : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping        : mengantuk
4.      Benzokain
Indikasi                 : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5.      Prokain ( novokain )
Indikasi                 : anestesi filtrasi dan permukaan
Efek samping       : hipersensitasi
6.      Tetrakain
Indikasi                : anestesi filtrasi
7.      Benzilalkohol
Indikasi                : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi   : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping       : menekan pernafasan

b). Anestetika Umum 


Obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depresi pada pusat-pusat syaraf tertentu
yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan.

Persyaratan Anestetik Umum


Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestetik umum :
1.berbau enak dan tidak merangsang selaput lender
2. mula kerja cepat tanpa efek samping
3. sadar kembalinya tanpa kejang
4. berkhasiat analgetik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah pendarahan kapiler selama waktu pembedahan.

Efek samping
Hampir semua anestetik umum mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting
diantaranya adalah :
Menekan pernafasa, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretiken
Mengurangi kontraksi jantung, terutama haloten dan metoksifluran yang paling ringan
pada eter
Merusak hati, oleh karena sudah tidak digunakan lagi seperti senyawa klor
Merusak ginjal, khususnya metoksifluran

Penggolongan
Menurut penggunaannya anestetik umum digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Anestetik injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting ( thiopental dan
heksobarbital)
2. Anestetik inhalasi diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan. Contohnya eter,
dll.
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1.      Dinitrogen monoksida
Indikasi            : anestesi inhalasi
2.      Enfluran
Indikasi            : anestesi inhalasi ( untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping   : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
3.   Halotan
Indikasi             : anestesi inhalasi
Efek samping    : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
4.      Droperidol
Indikasi            : anestesi inhalasi
5.      Eter
Indikasi            : anestesi inhalasi
Efek samping  : merangsang mukosa saluran pernafasan
6.      Ketamin hidroklorida
Indikasi            : anestesi inhalasi
e                        Efek samping   : menekan pernafasan (dosis tinggi ), halusinasi dan tekanan darah naik.
7.      Tiopental
Indikasi             : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping   : menekan pernafasan

2.      Obat Hipnotik dan Sedative


Hipnotik atau obat tidur berasal dari kata hynops yang berarti tidur, adalah obat yang
diberikan malam hari dalam dosis terapi dapat mempertinggi keinginan tubuh normal untuk
tidur, mempermudah atu menyebabkan tidur. Sedangkan sedative adalah obat obat yang
menimbulkan depresi ringan pada SSP tanpa menyebabkan tidur, dengan efek menenangkan dan
mencegah kejang-kejang. Yang termasuk golongan obat sedative-hipnotik adalah: Ethanol
(alcohol),Barbiturate,fenobarbital,Benzodiazepam, methaqualon.

Insomnia dan pengobatannya


Insomnia atau tidak bisa tidur  dapat disebabkan oleh factor-faktor seperti : batuk,rasa
nyeri, sesak nafas, gangguan emosi, ketegangan, kecemasan, ataupun depresi. Factor penyebab
ini harus dihilangkan dengan obat-obatan yang sesuai seperti:Antussiva, anelgetik, obat-obat
vasilidator, anti depresiva, sedative atau tranquilizer.
Persyaratan obat tidur yang ideal
1.      Menimbulkan suatu keadaan yang sama dengan tidur normal
2.      Jika terjadi kelebihan dosis, pengaruh terhadap fungsi lain dari system saraf pusat
maupun        organ lainnya yang kecil.
3.      Tidak tertimbun dalam tubuh
4.      Tidak menyebabkan kerja ikutan yang negative pada keesokan harinya
5.      Tidak kehilangan khasiatnya pada penggunaan jangka panjang

Efek samping
Kebanyakan obat tidur memberikan efek samping umum yng mirip dengan morfin antara
lain :
a.       Depresi pernafasan, terutama pada dosis tinggi, contihnya flurazepam, kloralhidrat,
dan paraldehida.
b.      Tekanan darah menurun, contohnya golongan barbiturate.
c.       Hang-over, yaitu efek sisa pada keesokan harinya seperti mual, perasaan ringan di
kepala dan pikiran kacau, contohnya golongan benzodiazepine dan barbiturat.
d.      Berakumulasi di jaringan lemak karena umumnya hipnotik bersifat lipofil.

Penggolongan
Secara kimiawi, obat-obat hipnotik digolongkan sebagai berikut :
1.      Golongan barbiturate, seperti fenobarbital, butobarbital, siklobarbital,
heksobarbital,dll.
2.      Golongan benzodiazepine, seperti flurazepam, nitrazepam, flunitrazepam dan
triazolam.
3.      Golongan alcohol dan aldehida, seperti klralhidrat dan turunannya serta paraldehida.
4.      Golongan bromide, seperti garam bromide ( kalium, natrium, dan ammonium ) dan
turunan ure seperti karbromal dan bromisoval.
5.      Golongan lain, seperti senyawa piperindindion (glutetimida ) dan metaqualon.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1.      Diazepam
Indikasi               : hipnotika dan sedative, anti konvulsi, relaksasi, relaksasi otot dan anti ansietas
(obat epilepsi).
2.      Nitrazepam
Indikasi               : seperti indikasi diazepam
Efek samping       : pada pengguanaan lama terjadi kumulasi dengan efek sisa (hang over ),     gangguan
koordinasi dan melantur.
3.      Flunitrazepam
Indikasi               : hipnotik, sedatif, anestetik premedikasi operasi.
Efek samping       : amnesia (hilang ingatan )
4.      Kloral hidrat
Indikasi            : hipnotika dan sedative
Efek samping   : merusak mukosa lambung usus dan ketagihan
5.      Luminal
Indikasi            : sedative, epilepsy, tetanus, dan keracunan strikhnin.

3.      Obat Psikofarmaka / psikotropik


            Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku, dan digunakan
untuk terapi gangguan psikiatrik. 

Psikofarmaka dibagi dalam 3 kelompok :


1).       Neuroleptika yaitu obat yang berkerja sebagai anti psikotis dan sedative yang dikenal
dengan Mayor Tranquilizer.
Neuroleptika mempunyai beberapaa khasiat :
1.      Anti psikotika, yaitu dapat meredakan emosi dan agresi, mengurangi atau
menghilangkan halusinasi, mengembalikan kelakuan abnormal dan schizophrenia.
2.      Sedative yaitu menghilangkan rasa bimbang, takut dan gelisah, contoh tioridazina.
3.      Anti emetika, yaitu merintangi neorotransmiter ke pusat muntah, contoh
proklorperezin.
4.      Analgetika yaitu menekan ambang rasa nyeri, contoh haloperidinol.

Efek samping
1.      Gejala ekstrapiramidal yaitu kejang muka, tremor dan kaku anggota gerak karena
disebabkan kekurangan kadar dopamine dalam otak.
2.      Sedative disebabkan efek anti histamine antara lain mengantuk,lelah dan pikiran
keruh.
3.      Diskenesiatarda, yaitu gerakan tidak sengaja terutama pada otot muka (bibir, dan
rahang )
4.      Hipotensi, disebabkan adanya blockade reseptor alfa adrenergic dan vasolidasi.
5.      Efek anti kolinergik dengan cirri-ciri mulut kering, obstipasi dan gangguan
penglihatan.
6.      Efek anti serotonin menyebabkan gemuk karena menstimulasi nafsu makan
7.      Galaktore yaitu meluapnya ASI karena menstimulasi produksi ASI secara berlebihan.

2).      Ataraktika/ anksiolitika yaitu obat yang bekerja sedative, relaksasi otot dan anti konvulsi
yang digunakan pada gangguan akibat gelisah/ cemas, takut, stress dan gangguan tidur, dikenal
dengan Minor Tranquilizer.
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
1.Derivat Benzodiazepin
2.Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.

Adapun obat yang menstimulasi fungsi psikis terhadap susunan saraf pusat, dibagi 2:
a.     Anti Depresiva, dibagi menjadi thimoleptika yaitu obat yang dapat melawan
melankolia dan memperbaiki suasana jiwa serta thimeritika yaitu menghilangkan inaktivitas fisik
dan mental tanpa memperbaiki suasana jiwa. Secara umum anti depresiva dapat memperbaiki
suasana jiwa dan dapat menghilangkan gejala-gejala murum dan putus asa. Obat ini terutama
digunakan pada keadaan depresi, panic dan fobia.
Anti depresiva dibagi dalam 2 golongan :
1.      Anti depresiva generasi pertama, seringkali disebut anti depresiva trisiklis dengan
efek samping gangguan pada system otonom dan jantung. Contohnya imipramin dan amitriptilin.
2.      Anti deprisiva generasi kedua, tidak menyebabkan efek anti kolinergik dan gangguan
jantung, contohnya meprotilin dan mianserin.

3).        Psikostimulansia yaitu obat yang dapat mempertinggi inisiatif, kewaspadaan dan prestasi
fisik dan mental dimana rasa letih dan kantuk ditangguhkan, memberikan rasa nyaman dan
kadang perasaan tidak nyaman tapi bukan depresi.
.
4.      Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi. Contoh : Diazepam,
Fenitoin,Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.

5.      Obat Pelemas otot / muscle relaxant


Obat yg mempengaruhi tonus otot

6.      Obat Analgetik atau obat penghalang nyeri


Obat atau  zat-zat yang mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Sedangkan bila menurunkan panas disebut Antipiretika.

Atas kerja farmakologisnya, analgetik dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Analgetik Perifer (non narkotik), analgetik ini tidak dipengaruhi system saraf pusat.
Semua analgetik perifer memiliki khasiat sebagai anti piretik yaitu menurunkan suhu.
Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
Penggolongan:
Berdasarkan rumus kimianya analgetik perifer digolongkan menjadi :
1.      Golongan salisilat
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin. Obat ini
diindikasikan untuk sakit kepala, neri otot, demam. Sebagai contoh aspirin dosis kecil digunakan
untuk pencegahan thrombosis koroner dan cerebral. Asetosal adalah analgetik antipirentik dan
anti

inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat bebas. Efek
sampingnya yaitu perangsangan bahkan dapat menyebabkan iritasi lambung  dan saluran cerna.
2.      Golongan para aminofenol
Terdiri dari fenasetin dan asetaminofen (parasetamol ). Efek samping golongan ini serupa
denga salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sedang, dan dapat
menurunkan suhu tubuh dalam keadaan demam, dengan mekanisme efek sentral. Efek samping
dari parasetamol dan kombinasinya pada penggunaan dosis besar atau jangka lama dapat
menyebabkan kerusakan hati.
3.      Golongan pirazolon(dipiron)
Dipiron sebagai analgetik antipirentik, karena efek inflamasinya lemah. Efek samping
semua derivate pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan
trombositopenia.
4.      Golongan antranilat
Digunakan sebagai analgetik karena sebagai anti inflamasi kurang efektif dibandingkan
dengan aspirin. Efek samping seperti gejala iritasi mukosa lambung dan gangguan saluran cerna
sering timbul.

Penggunaan :
Obat-obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa memengaruhi SSP atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya
antipiretis dan/atau antiradang. Oleh karena itu tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri,
melainkan juga pada demam (infeksi virus/kuman, selesma, pilek) dan peradangan seperti
rematik dan encok.

Efek samping :
Yang paling umum adalah gangguan lambung-usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal
dan juga reaksi alergi kulit. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan lama atau
dalam dosis tinggi. Oleh karena itu penggunaan anal-getika secara kontinu tidak dianjurkan.
2.      Analgetik Narkotik, Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri  hebat, seperti fraktur dan
kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:

1. Obat perifer (non Opioid) peroral atau rectal; parasetamol, asetosal.


2. Obat perifer bersama kodein atau tramadol.
3. Obat sentral (Opioid) peroral atau rectal.
4. Obat Opioid parenteral.
Penggolongan analgetik narkotik adalah sebagai berikut :
a.       Alkaloid alam                       : morfin,codein
b.      Derivate semi sintesis           : heroin
c.       Derivate sintetik                   : metadon, fentanil
d.      Antagonis morfin                  : nalorfin, nalokson, dan pentazooin.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1.      Morfin
Indikasi            : analgetik selama dan setelah pembedahan
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut.
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi pada over dosis.
2.      Kodein fosfat
Indikasi           : nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/ indiksi over dosis
3.      Fentanil
Indikasi          : nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping: mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
4.      Petidin HCl
Indikasi            : nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis
5.      Tremadol HCl
Indikasi            : nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi: depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut
Efek samping   : mual, muntah, konstipasi, ketergantungan/indiksi over dosis

Nalorfin, Nalokson
Adalah antagonis morfin, bekerja meniadakan semua khasiat morfin dan bersifat
analgetik. Khusus digunakan pada kasus overdosis atau intoksikasi obat-obat analgetik narkotik.

7.      Antipiretik
adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.

8.      Obat Antimigrain
Obat yang mengobati penyakit berciri serangan-serangan berkala dari nyeri hebat pada
satu sisi.

9.       Obat Anti Reumatik


            Obat yang digunakan untuk mengobati atau menghilangkan rasa nyeri pada
sendi/otot, disebut juga anti encok. Efek samping berupa gangguan lambung usus, perdarahan
tersembunyi (okult ), pusing, tremor dan lain-lain. Obat generiknya Indomestasin, fenilbutazon,
dan piroksikam.

 10.    Obat Anti Depresan


Obat yang dapat memperbaiki suasana jiwa dapat menghilangkan atau meringankan
gejala-gejala keadaan murung yang tidak disebabkan oleh kesulitan sosial, ekonomi dan obat-
obatan serta penyakit.

11.     Neuroleptika


Obat yang dapat menekan fungsi-fungsi psikis (jiwa) tertentu tanpa menekan fungsi-
fungsi umum seperti berfikir dan berkelakuan normal. Obat ini digunakan pada gangguan
(infusiensi) cerebral seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Gejalanya dapat berupa
kelemahan ingatan jangka pendek dan konsentrasi, vertigo, kuping berdengung, jari-jari dingin,
dan depresi.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping


1.      Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang,
terapi pada anak seperti kesulitan belajar.
2.      Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, perdarahan otak, gejala degenerasi otak
sehubungan gangguan metabolism.
3.      Mecobalamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.

12.     Obat Antiepileptika


Obat yang dapat menghentikan penyakit ayan, yaitu suatu penyakit gangguan syaraf yang
ditimbul secara tiba-tiba dan berkala, adakalanya disertai perubahan-perubahan kesadaran.
Penyebab antiepileptika : pelepasan muatan listrik yang cepat, mendadak dan berlebihan
pada neuron-neuron tertentu dalam otak yang diakibatkan oleh luka di otak( abses, tumor,
anteriosklerosis ), keracunan timah hitam dan pengaruh obat-obat tertentu yang dapat
memprovokasi serangan epilepsi.

Jenis –  Jenis Epilepsi :


1.      Grand mal (tonik-tonik umum )
Timbul serangan-serangan yang dimulai dengan kejang-kejang otot hebat dengan pergerakan
kaki tangan tak sadar yang disertai jeritan, mulut berbusa,mata membeliak dan disusul dengan
pingsan dan sadar kembali.
2.      Petit mal
Serangannya hanya singkat sekali tanpa disertai kejang.
3.      Psikomotor (serangan parsial kompleks)
Kesadaran terganggu hanya sebagian tanoa hilangnya ingatan dengan memperlihatkan
perilaku otomatis seperti gerakan menelan atau berjalan dalam lingkaran.

Penggunaan
1.      untuk menghindari sel-sel otak
2.      mengurangi beban social dan psikologi pasien maupun keluarganya
3.      profilaksis/pencegahan sehingga jumlah serangan berkurang

Penggolongan 
1.      Golongan hidantoin, adalah obat utama yang digunakan pada hamper semua jenis
epilepsi. Contoh fenitoin.
2.      Golongan barbiturat, sangat efektif sebagi anti konvulsi, paling sering digunakan
pada serangan grand mal. Contoh fenobarbital dan piramidon.
3.      Golongan karbamazepin, senyawa trisiklis ini berkhasiat antidepresif dan anti
konvulsif.
4.      Golongan benzodiazepine, memiliki khasiat relaksasi otot, hipnotika dan
antikonvulsiv yang termasuk golongan ini adalah desmetildiazepam yang aktif,klorazepam,
klobazepam.
5.      Golongan asam valproat, terutama efektif untuk terapi epilepsy umum tetapi kurang
efektif terhadap serangan psikomotor. Efek anti konvulsi asam valproat didasarkan
meningkatkan kadar asam gama amino butirat acid.

Obat generik, indikasi, kontra indikasi, efek samping


1.      Fenitoin
Indikasi            : semua jenis epilepsi,kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping  : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor, insomnia.

2.      Penobarbital
Indikasi            : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi: depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping   :mengantuk, depresi mental

3.      Karbamazepin
Indikasi            : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi: gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping  : mual,muntah,pusing, mengantuk, ataksia,bingung

4.      Klobazam
Indikasi            : terapi tambahan pada epilepsy penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia ketergantungan kadang-
kadang                           nyeri kepala, vertigo hipotensi.
5.      Diazepam
Indikasi            : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi: depresi pernafasan
Efek samping  : mengantuk, pandangan kabur, bingung, antaksia, amnesia,
ketergantungan,                           kadang nyeri kepala.

13.     Obat Antiemetika


Obat untuk mencegah / menghentikan muntah akibat stimulasi pusat muntah yang
disebabkan oleh rangsangan lambung usus, melalui CTZ (Cheme Receptor Trigger Zone) dan
melalui kulit otak.

Penggunaan :
Antiemetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut :
1.      Mabuk jalan
2.      Mabuk kehamilan
3.      Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu seperti pada pengobatan dengan
radiasi atau obat-obat sitostatik.

Penggolongan
1.      Anti histamin
Efek samping anti histamine ini adalah mengantuk. Anti histamine yang dipaki adalah
sinarizin, dimenhidrinat, dan prometazin, toklat.

2.      Dopamin blokersinarizin
3.      Metoklopramid dan fenotiazin
Bekerja secara selektif merintangi reseptor dopamine ke chemo reseptor trigger zone
tetapi tidak efektif untuk motion sickness. Obat yng dipaki adalah klorpromazin HCl,perfenazin,
proklorperazin dan trifluoperazin.
4.      Domperidon
Bekerja berdasarkan peringatan reseptor dopamine ke CTZ. Efek samping jarang terjadi
hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipaki pada kasus mual dan muntah yang berkaitan
dengan obat-obatan sitostatika.
5.      Antagonis serotonin
Bermanfaat pada pasien mual, muntah yang berkaitan dengan obat-obatan sitostatika.
Obat generic, indikasi, kontra indikasi, efek samping
1.      Sinarizin
Indikasi            : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/ menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping   : gejala ekstra pyramidal, mengantuk, sakit kepala

2.      Dimenhidrinat
Indikasi            : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping   : mengantuk dan gangguan psikomotor

3.      Klorpromazin HCl
Indikasi            : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal

4.       Perfenazin
Indikasi            : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal

5.      Proklorperazin
Indikasi            : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6.      Trifluoperazin
Indikasi            :mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping   : mengantuk, gejala ekstra pyramidal

14.     Obat Parkinson (penyakit gemetaran )


Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit Parkison yang ditandai dengan gejala
tremor, kaku otot,gangguan gaya berjalan, gannguan kognitif, persepsi, dan daya ingat. Penyakit
ini terjadi akibat proses degenerasi yang progresif dan sel-sel otak  sehingga menyebabkan
terjadinya defisiensi neurotransmitter yaitu dopamin.

Gejala – gejala Parkison dapat dikelompokan sebagai berikut :


  Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor dan rigiditas. Gangguan negative
misalnya terjadi hipokinesia.
  Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku.
  Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa
tertekan.

  Penyebab penyakit Parkinson :


  Idiopatik (tidak diketahui sebabnya)
  Radang, trauma, anterosklerosis pada otak
  Efek samping obat psikofarmaka        

Penggunaan
Meskipun pengobatan parkison tidak dapat mencegah progesi penyakit, tetapi sangat
memperbaiki kualitas dan harapan hidup kebanyakan pasien. Karena itu pemberian obat
sebaiknya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan sedikit demi sedikit.

Penggolongan
Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi :
1.      Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien
dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dopamin.
2.      Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit Parkinson
idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.
3.      Obat anti dopamine antikolinergik, seperti amantadine.
4.      Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon.

Obat generic, indikasi, kontra indikasi dan efek samping


1.      Triheksifenidil
Mempunyai daya antikolinergik yang dapat memperbaikintremor, tetapi kurang efektif
terhadap akinesia dan kekakuan.
2.      Biperidin
Derivate yang terutama efektif terhadap akinesia dan kekakuan, kurang aktif terhadap
tremor. Efek samping kurang lebih sama.
Indikasi               : Parkinson, gangguan ektrapiramidal karena obat.
Kontra indikasi : retensi urine, glaucoma, tersumbatnya saluran cerna
Efek samping     : gangguan lambung usus, mulut kering, gangguan penglihatan dan efek-
efek sentral.
3.      Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap
tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi                                    : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi                        : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping                           : anoreksia, mual, muntah, insomnia
4.      Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkison hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun
menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi                                     : parkinsonisme
Efek sampan                            :gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi,
gangguan psikomotor dll.
5.      Amantadine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkisonnya.
Efek samping     : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sring terjadi antara
lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata
kaki. Mekanisme kerja melalui memperbanyak pelepasan dari ujung-ujung saraf. 
                                                                                 BAB III

                                                                   PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Bermacam-macam penyakit memerlukan obat yang berbeda-beda, begitu pula
dengan obatnya selain mempunyai fungsi masing-masing obat  juga mempunyai efek
sampingnya masing-masing, dan sebagai perawat kita semua harus bisa memahami tentang obat
dan jenisnya.

 3.1 Saran
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan
pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu, pemikiran dan
pengetahuan penulis yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini penulis
sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang  bersifat membangun kepada semua
pembaca.
Tidak terlepas dari semua itu penulis juga menyarankan bahwa sebaiknya gunakanlah obat
sesuai anjuran dokter, dan pergunakanlah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita ,
jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R:farmakologi, pendekatan proses keperawatan: EGC,
Jakarta.1996

Tan, Hoan, Tjay dan Raharja, Kirana: obat-obat penting, edisi keempat:1991

Muschleir, emst, dinamika obat, edisi kelima, penerbit ITB, Bandung: 1991 

Purwanto, SL dan Istiantoro, Yati. 1992. DOI(Data Obat DiIndonesia). Jakarta: PT. Grafindian
Jaya.

Katzung, Bertram G.2002. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Kee, Joyce L dan Hayes, Evelyn R.1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan.
Jakarta :EGC.
n    Website  :
http://afifahyunitasari.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-pengaruh-narkoba.html
http://hattaanita.blogspot.com/2011/03/contoh-makalah-pengaruh-narkoba.html
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/pengaruh-obat-obatan-terhadap-sistem.html
http://www.sridianti.com/biologi/saraf/obat-sistem-saraf/
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/gangguan-pada-sistem-regulasi/
http://slametarmia.blogspot.com/2013/02/makalah-farmakologi-obat-analgesik.html
http://kahfiteplan.blogspot.com/2012/04/obat-sistem-saraf-pusat.html

Anda mungkin juga menyukai