1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................................... 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia. Akan tetapi pengetahuan
masyarakat tentang ginjal masih jauh dari memadai. Organ yang memiliki besar seperti
telapak tangan fungsinya banyak sekali. Bukan hanya sebagai alat penyaring dan
pembersih darah seperti yang sudah luas terkenal.Akan tetapi ginjal memiliki fungsi –
fungsi lainnya. Tidak perlu ditutupi,kenyataan bahwa cukup banyak dari masyarakat
awam tidak mengetahui secara tepat dimana letak ginjalnya . Apalagi mengenai
besarnya, sistem kerjanya, dan darimana datangnya air seni. Ginjal merupakan bagian
utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ – organ tubuh yang berfungsi
memproduksi maupun menyalurkan air seni ke luar tubuh.
Tanda adanya gangguan ginjal sangat bervariasi. Ada yang lama tidak
menampakkan tanda atau gejala sama sekali ,baru belakangan timbul keluhan. Pada
dasarnya, adanya keluhan yang tidak begitu menonjol pada seseorang harus dipikirkan
kemungkinan hal itu disebabkan oleh gangguan pada ginjalnya. Pemeriksaan
laboratorium penyaring untuk melihat baik tidaknya fungsi ginjal sangat sederhana dan
mudah dilakukan diberbagai laboratorium, yaitu mengukur kadar urea dan kreatinin
plasma darah,endapan air seni (apakah sel darah merah, sel darah putih berlebihan).
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gagal Ginjal akut terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik
tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam
basa. Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut
secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal
sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan
kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi
dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu
beberapa tahun. (Barbara C Long, 1996; 368). Gagal ginjal kronis atau penyakit
renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448). Gagal ginjal
kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya
berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
2. Penyebab Gagal Ginjal, Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat
cepat dan dapat terjadi dari suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebab-
penyebab ini seringkali dikatagorikan berdasarkan dimana luka terjadi. Terjadinya
gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang
mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun
beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya
(Susanto) :
a) Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
b) Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
c) Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
d) Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik Menderita penyakit
kanker (cancer)
4
e) Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
f) Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal
apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah; Kehilangan carian banyak yang
mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit
Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis
(Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk
dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya (Tim
Vitahealth, 2008). Kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal Seringnya
mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Saya mewawancarai ibu dari pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa
orang menyebutnya “cuci darah” di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien bernama CH,
Laki-laki, usia 24 tahun.
“Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH sering sekali
mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari, bahkan sehari bisa minum 3
5
sampai 4 kali sehari katanya kalo gak minum lemes dan jarang sekali dia minum air
putih, padahal saya sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut”. Ujar Ibu CH
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita
secara akut antara lain :
a) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing
merah /darah, sering kencing.
b) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri
(Anonim, 2010).
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik
antara lain :
a) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
b) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain:
Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif (Anonim, 2010)..
6
2.2 Macam- Macam Gagal Ginjal
7
c. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin), Kondisi pasca renal yang
menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal
ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
1) Batu traktus urinarius
2) Tumor
3) BPH
4) Striktur
5) Bekuandarah
2. Gagal Ginjal Kronis
Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic difus dan
menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan berakhir
dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar ginjal, missal nefropati
obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal intrinsic dan berakhir dengan gagal
ginjal kronik.
Glomerulonefritis hipertensi essensial dan pielonefritis merupakan penyebab
paling sering dari gagal ginjal kronik kira-kira 60%. Gagal ginjal kronik yang
berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan nefropati obstruktif hanya 15 –
20 %. Glomerulonefritis kronik merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan
difus, seringkali berakhir dengan gagal ginjal kronik. Laki-laki lebih sering dari
wanita, umur 20 – 40 tahun. Sebagian besar pasien relatif muda dan merupakan
calon utama untuk transplantasi ginjal. Glomerulonefritis mungkin berhubungan
dengan penyakit-penyakit system (Glomerulonefritis sekunder) seperti Lupus
Eritomatosus Sitemik, Poliarthritis Nodosa, Granulomatosus Wagener.
Glomerulonefritis (Glomerulopati) yang berhubungan dengan diabetes melitus
(Glomerulosklerosis) tidak jarang dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal ginjal
kronik. Glomerulonefritis yang berhubungan dengan amiloidosis sering dijumpai
pada pasien-pasien dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis, lepra,
osteomielitis, dan arthritis rheumatoid, dan myeloma.
Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nefrosklerosis) merupakan salah satu
penyebab gagal ginjal kronik. Insiden hipertensi essensial berat yang berekhir
dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 %. Kira-kira 10 -15% pasien-pasien
dengan gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal
Pada orang dewasa, gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih dan ginjal (Pielonefritis) tipe uncomplicated jarang dijumpai, kecuali
8
tuberculosis, abses multiple, nekrosis papilla renalis yang tidak mendapatkan
pengobatan adekuat.
Seperti diketahui,nefritis interstisial menunjukkan kelainan histopatologi berupa
fibrosis dan reaksi inflamasi atau radang dari jaringan interstisial dengan etiologi
yang banyak. Kadang dijumpai juga kelainan-kelainan mengenai glomerulus dan
pembuluh darah, vaskuler. Nefropati asam urat menempati urutan pertama dari
etiolgi nefrotis interstisial.
a. Diabetus mellitus
b. Glumerulonefritis kronis
c. Pielonefritis
d. Hipertensi tak terkontrol
e. Obstruksi saluran kemih
f. Penyakit ginjal polikistik
g. Gangguan vaskuler
1) Tekanan darah meningkat karena overload cairan dan produksi hormon vasoaktif
diciptakan oleh ginjal melalui RAS (renin-angiotensin system), meningkatkan risiko
seseorang mengembangkan hipertensi dan atau penderitaan dari [gagal jantung
(kongestif)
2) Urea terakumulasi, yang mengarah keazotemiadan akhirnyauremia(gejala mulai dari
kelesuan ke perikarditis danensefalopati). Urea diekskresikan oleh keringat dan
mengkristal pada kulit ("frost uremic").
3) Kaliumterakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia dengan berbagai
gejala termasuk malaise dan berpotensi fatal aritmia jantung s)
4) Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia, yang
menyebabkan kelelahan)
5) Overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan edema untuk
mengancam kehidupan edema paru
6) Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan hipokalsemia
(karena 1,25 hidroksivitamin D 3 ]] defisiensi), yang karena stimulasi faktor
pertumbuhan fibroblast -23-
7) Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder, osteodistrofi
ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga mengganggu jantung.
9
8) Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini dapat
menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang bekerja pada enzim
dan eksitabilitas juga meningkat membran jantung dan saraf dengan promosi
(hiperkalemia) karena kelebihan asam (asidemia)
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai terapi
pendamping (komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun tubuh, mencegah
terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan ginjal yang rusak.
Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang cukup untuk mencegah
infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori yang cukup agar tercapai asupan
energi yang cukup untuk mendukung kegiatan sehari– hari, dan berat badan
normal tetap terjaga (Anonim, 2010).
Faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui dukungan sosial
dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, dan uang.
10
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor
pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan
yang diberikan dapat dilakukan secara baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan
pencucian darah {Haemodialisa(dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan
tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal (Tim Vitahealth, 2008)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Suzanne. C Smeltzer.& Brenda. G Bare Keperawatan Medikal Bedah 2 Edisi 8 Jakarta ECG
13