Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
PADA PASIEN LUKA BAKAR

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 :
MUSLIM HEMETO
NOVITA EFENDI
NURAIN A. LITTI
NURFADILAH SALEH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. DEFINISI
Combustio atau luka bakar adalah kerusakan pada kulit
yang disebabkan oleh panas, kimia/radioaktif. (Long, 1996).
Combustio atau Luka bakar disebabkan oleh perpindahan
energy dari sumber panas ketubuh. Panas tersebut dapat
dipindahkan melalui konduksi/radiasi elektromagnetik.
(Effendi. C,1999)
2. ETIOLOGI

Menurut Hudak Gallo (1996) Luka bakar dapat


diklasifikasikan berdasarkan agen penyebab antara
lain :
a. Termal : Basah (air panas, minyak panas), kering
(uap, metal,api)
b. Listrik : Voltage tinggi,petir
c. Kimia : asam kuat, basakuat.
d. Radiasi : termasuk X-Ray
3. PATOFISIOLOGI

Luka bakar suhu pada tubuh terjadi baik karena kondisi


panas langsung atau radiasi elektromagnetik. Sel-sel
dapat menahan temperatur sampai 440C tanpa kerusakan
bermakna, kecepatan kerusakan jaringan berlipat ganda
untuk tiap drajat kenaikan temperatur. Saraf dan
pembuluh darah merupakan struktur yang kurang tahan
dengan konduksi panas. Kerusakan pembuluh darah ini
mengakibatkan cairan intravaskuler keluar dari lumen
pembuluh darah, dalam hal ini bukan hanya cairantetapi
protein plasma dan elektrolit.
4. MANIFESTASI KLINIK

1. Luka bakar grade I


2. Luka bakar gradeII
3. Luka bakar gradeIII
4. LukaBakar grade IV
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hitung darah lengkap


b. Leukosit
c. Analisa Gas Darah (AGD)
d. Elektrolit Serum.
e. Albumin serum
f. Kreatinin
g. EKG
6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pasien luka bakar sesuai dengan kondisi dan


tempat pasien dirawat melibatkan berbagai lingkungan perawatan
dan disiplin ilmu antara lain mencakup penanganan awal (ditempat
kejadian), penanganan pertama di unit gawat darurat, penanganan
diruangan intensif dan bangsal. Tindakan yang dilakukan antara lain
terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri pasien dengan luka baka
rmemerlukan obat-obatan topical karena eschar tidak dapat
ditembus dengan pemberian obat antibiotik sistemik. Pemberian
obat- obatan topikal anti mikrobial bertujuan tidak untuk
mensterilkan luka akan tetapi untuk menekan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
Kaji keluhan utama dan tanyakan penyebab luka bakar – kima, termal atau
listrik, waktu terjadinya luka bakar dll.
2. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum
b. Sistem integumen
c. Integritas ego
d. Aktivitas / istirahat
e. Sistem pernafasan
f. istem pencernaan
g. Sistem kardiovaskuler
h. Neurosensori
i. Eliminasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif
3. Gangguan Integritas Kulit
4. Defisit Nutrisi
5. resiko infeksi
3. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1. Hipovolemi Setelah di lakukan intervensi Manajemen Hipovolemia
a keperawatan 1 x24 jam, maka status 1. Observasi
cairan membaik dengan kriteria hasil • periksa tanda dan gejala
• kekuatan nadi hipovlemi
• output urin •monitor intake dan output
• membrane mukosa lembab cairan
• ortopnea 2. Teraupetik
• Dispnea • hitung kebutuhan cairan
• paroximal nocturnal • berikan posisi modified
• nocturnal dispnea( pendek) trendelenburg
• edema anasarka • berikan asupan cairan oral
3. Edukasi
• edema perifer
• anjurkan memperbanyak
• frekuensi nadi asupan cairan oral
• tekanan darah • anjurkan menghindari
• tekanan nadi perubahan posisi
• turgor kulit mendadak
• jugular peneus pressure ( jff)
• haemoglobin
4. kolaborasi
• kolaborasi pemberian IV,
isoton
• kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
• kolaborasi pemberian
cairan koloid
• kolaborasi pemberian
produk darah
2. Perfusi perifer setelah dilakukan intervensi Perawatan sirkulasi
1. Observasi
tidak efektir keperawatan 1x24 jam maka • periksa sirkulasi perifer
• identifikasi faktor resiko
perfusi perifer meningkat gangguan sirkulasi
dengan kriteria hasil : • monitor panas, kemerahan,
nyeri, atau bengkak pada
• denyut nadi perifer ekstermitas
• warna kulit pucat 2. Terapeutik
• pengisian kapiler • hindari pemasangan infus
• Akral atau pengambilan darah di
• turgor kulit area keterbatasan perfusi
• hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstermitas dengan keterbatasn
perfusi
• hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cedera
• lakukan pencegahan infeksi
• lakukan perawatan kaki dan kuku
• lakukan hidrasi
3. Edukasi
• anjurkan berhenti merokok
• anjurkan berolahraga rutin
• anjurkan mngecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
• anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah, anti
koagulan, dan penurun kolesterol
jika perlu
• anjurkan minum obat, mengontrol
tekanan darah secara teratur
anjurkan menghindari penggunaan
obat penyekat BETA
• anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat
• anjurkan program rehabilitasi
faskular
• ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
• informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus di laporkan

3. Gangguan Setelah dilakukan Perawatan integritas kulit


integritas intervensi keperawatan 1. Observasi
kulit 1x24 jam maka status • identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit dan integritas kulit
2. terapeutik
jaringan meningkat
• ubah posisi tiap 2 jam tirah baring
dengan keriteria hasil : • lakukan pijatan pada area
• kerusakan jaringan penonjolan tulang jika perlu
• kerusakan jaringan • bersihkan area perineal dengan air
kulit hangat terutama selama periode
diare
• gunakan produk berbahan
petroleum atau minyak pada kulit
kering
3. Edukasi
• anjurkan menggunakan
pelembab
• anjurkan minum air yang cukup
• anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
• anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
• anjurkan hindari terpapar suhu
ekstrem
• anjurkan menggunakan tabis
surya SPF minimal 30 saat berada
di luar rumah
• anjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya

4. Defisit Nutrisi setelahdi lakukan manajemen nutrisi


intervensi keperawatan 1 1. Observasi
x24 jam, maka status • identifikasi status nutrisi
nutrisi membaik dengan • identifikasi alergi dan intoleransi
kriteria hasil makanan
•porsi makan yang di • identifikasi makanan yang
habiskan disukai
•identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient
• identifikasi perlunya penggunaan
NGT
• monitor asupan mkanan
• monitor berat badan
• monitor hasil pemeriksaan lab
3. Terapeutik
• lakukan oral hygene sebelum makan,
jika perlu
• fasilitasi menentukan pedoman diet
• sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
• berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
• berikan sulemen makanan jika perlu
• hentikan pemberian makanan
melalui selang NGT jika asupan oral
dapat di toleransi
3. Edukasi
• anjurkan posisi duduk jika
mampu
• ajarkan diet yang
diprogramkan
4. kolaborasi
• kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
• kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang di
butuhkan jika perlu

5. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi


keperawatn3x24 jam maka 1. Observasi
tingkat infeksi menurun • Monitor tanda dan gejala
Kriteria hasil infeksi lokal sistemik
• demam menurun 2. Terapeutik
• kemerahan menurun • Batasi jumlah pengunjung
• nyeri menurun berikan perawatan kulit pada
• Bengkak menurun area edema
• Kadar sel darah putih • cuci tangan sebelum dan
Membaik sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
• pertahankan teknik
• aseptik pada pasien
• berisiko tinggi
3. Edukasi
• jelaskan tanda dan gejala
infeksi
• ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
ajarkan etika batuk
• ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
• anjurkanmeningkatkan
asupan nutrisi
• anjurkan meningkatkan
asupan cairan
4. Kolaborasi
• kolaborasi pemberian
imunisasi
PENYIMPANGAN KDM
Luka bakar disebakan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke
tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik. Akibat trauma luka bakar adalah syok karena kaget dan
kesakitan. Pembuluh darah kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan
permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak
sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatkanya permeabilitas
menyebabkan udem dan hal ini menimbulkan bula yang mengandung
elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis,
dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan
lamanya kulit kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Keruskan kulit
akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang
berlebihan, masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada luka bakar derjat
dua, dan pengeluaran cairan dari koropeng luka bakar derajat tiga.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai