Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


FORM MEDICATION LOG

Nama : Olga Novtalia Kartikasari


NIM : 01503180230
Tanggal : 9 Mei 2019

Komponen Poin
Nama Obat (Nama Dagang/ Morfina
0.5
Paten)
Nama Generik Morfin HCL 1
Klasifikasi Obat Golongan Analgesik. Klasifikasi reseptor opioid. Agen
1
analgesic Alkaloida derivate fenatren.
Komposisi Obat 1 ampul berisi 1ml dengan kandungan Morfin HCL 10
0.5
mg/ml
Indikasi Sebagai analgesic pada nyeri berat yang akut maupun
kronik (Sumber MIMS online diakses dari
0.5
http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul 01.50)
Cara kerja obat Morfina adalah suatu alkaloida derivate fenatren, yang
bekerja sebagai analgesic, narkotik, digunakan untuk
meredakan atau menghilangkan nyeri. Pemberian obat
secara subkutan mempermudah masuknya obat ke
0.5
dalam jaringan-jaringan tubuh. Obat sebagian
diekskresikan melalui ginjal.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma)
Cara Pemberian Pemberian dapat dilakukan via subkutan dan intravena.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam 0.5
bungkus obat. Kimia Farma)
Waktu paruh obat (half-life) & Onset 15-30 menit, peak level 30 menit, durasi 4 jam.
waktu puncak obat (peak level) Waktu Paruh eliminasi 120 menit
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam 1
bungkus obat. Kimia Farma dan MIMS online diakses
dari http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul 01.50)
Dosis Rekomendasi Hanya untuk orang dewasa, umumnya:
Subkutan dan Intravena 1-2 kali sehari: 1 ampul
Dosis maksimus sekali: 1 ampul
0.5
Dosis maksimus sehari: 2 ampul
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma)
Kontra Indikasi  Depresi pernapasan, terutama dalam hal sianosis dan
sekresi bronkus yang berlebihan dan pada masa
pemulihan setelah operasi saluran empedu.
 Alkoholisme akut, kejang-kejang, delirium tremens.
 Penderita asma bronchial dan payah jantung sebagai
0.5
akibat dari penyakit paru-paru kronis.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma dan MIMS online diakses
dari http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul 01.50)
Alasan Pemberian obat pada Pasien sebelumnya di intubasi sehingga diberikan
pasien sedasi Morfin : Dormicum (1:0.5), dengan tujuan
pasien bisa relaks dan tidak memberi tahanan atau
perlawanan napas terhadap ventilasi mekanik yang
diberikan via intubasi ETT, selain itu dapat 1
mengurangi ketidaknyamanan pada pasien akibat
pemasangan intubasi, dan pasien bisa istirahat tidak
terganggu dengan suara monitor dan perawatan di
ruang intensive.
Dosis yang diterima pasien & Pemberian 1 mg/jam Morfin drips via Syringe Pump
waktu (rate 0.5ml/jam). (pengenceran Morpin 10 mg dalam
NS 10 ml). Pemberian continue selama pasien
terintubasi. Dosis akan diturunkan atau dihentikan 1
ketika pasien sudah diekstubasi, bila kondisi pasien
menunjukan perbaikan dan pasien sudah bisa
dipindahkan ke ruang perawatan biasa.
Hal yang harus diperhatikan/ Interaksi Obat:
dikaji oleh perawat terkait 1
Penggunaan bersama-sama dengan CNS depresan lain
interaksi obat & efek samping termasuk hypnotic dan ansiolitik dapat meningkatkan
obat efek sedative. Morfin dapat menginduksi depresi
pernapasan dan menyebabkan sedikit kejang bilary,
sedangkan golongan antikolinergik seperti atropine
bekerja sebagai antagonis morfin, tetapi memberikan
efek tambahan pada saluran pencernaan dan urin.
Akibatnya konstipasi dan retensi urin yang parah dapat
terjadi selama terapi antikolinegik-analgesic secara
intensive.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma)
Penggunaan bersama MAOIs dapat menyebabkan
kecemasan, kebingungan, depresi pernapasan yang
signifikan hingga koma.
Yang harus dilakukan perawat adalah berkolaborasi
dengan tim medis unruk mengingatkan dan
memperhatikan penggunaan obat lain yang digunakan
bersama dengan morfin agar tidak menimbulkan efek
samping yang tidak diinginkan. Bersama tim medis
berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
mengenai penggunaan morfin (tidak menimbulkan
ketergantungan jika digunakan dengan tepat), serta
efek yang timbul selama penggunaan morfin.
Efek samping :
 Dapat menyebabkan ketergantungan, depresi,
penurunan tekanan darah, mual, muntah, mulut
kering, gangguan akomodasi/fotopobia, konstipasi,
paralysis pernapasan
 Mengantuk, kebingungan, keringat, muka
kemerahan, palpitasi, hipotensi orthostatic,
hipotermia, kegelisahan, perubahan mood dan
miosis. Kadang dapat timbul urtikaria, pruritus,
kontak dermatitis.
 Pada penyuntikan dapat timbul rasa sakit dan iritasi.
 Pada dosis tinggi, morfin dapat menyebabkan
gangguan pernapasan dan hipotensi dengan
gangguan peredaran darah dan memperdalam koma.
Kematian dapat disebabkan karena kegagalan
pernapasan.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma dan MIMS online diakses
dari http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul 01.50)
Yang harus dilakukan perawat adalah mengobservasi
ketat kondisi pasien seperti vital sign , pernapasan ,
dan respon pasien selama pemberian dan setelah
pemberian morfin. Jika timbul efek samping segera
koordinasi dengan tim medis untuk penghentian obat
dan penanganan efek samping. Pemberian morphin
dasarankan dalam pengawasan intensive untuk
menghindari efek samping. Bersama tim medis
berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
mengenai penggunaan morfin (tidak menimbulkan
ketergantungan jika digunakan dengan tepat), serta
efek yang timbul selama penggunaan morfin.
(Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma dan MIMS online diakses
dari http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul 01.50)
Perhatian khusus terkait obat /  Katagori indeks keamanan pada kehamilan : C
Indeks Keamanan Kehamilan
 Pada wanita hamil: morfin dengan cepat melalui
barrier plasenta, oleh sebab itu tidak disarankan
penggunaan morfin karena resiko gangguan
pernapasan pada janin dan bayi yang baru
dilahirkan. Karenanya pengunaan morfin pada masa 0,5
kehamilan tidak disarankan.
 Ibu menyusui: Pengunaan morfin pada ibu menyusui
membuat ASI mengandung morfin. Dosis therapy
mempengaruhi bayi selama menyusui. Karenanya
tidak disarankan penggunaan morfin pada ibu
menyusui.
 Perhatian khusus: Hati-hati penggunaan morfin pada
pasien dengan hipotensi, asma, hipotiroid,
penurunan cadangan pernapasan, gangguan hati dan
ginjal, insufisiensi adrenokortikal, hipertropik
prostat, syok, inflamasi, atau penyakit gangguan
usus atau myasthenia gravis dan pada pasien dengan
riwayat penyalagunaan obat, hamil dan menyusui.
 Penggunaan morfin dapat menyebabkan mengantuk,
oleh sebab itu tidak disarankan menjalankan mesin
atau mengendarai kendaraan.
 (Sumber: keterangan lembar penjelasan di dalam
bungkus obat. Kimia Farma dan MIMS online
diakses dari
http://www.mims.co.uk/drugs/pain/pain-
fever/morphine-sulfate pada 10 Mei 2019 pukul
01.50)
TOTAL POIN 10

Anda mungkin juga menyukai