Anda di halaman 1dari 7

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN


FORM MEDICATION LOG

Nama Mahasiswa : Wahyudi Falcon G. Santule


NIM : 01503180286
Komponen Poin
Nama Obat (Nama Dagang / Paten) Diuvar, Farsix, Roxemid, Uresix injeksi, Edemin, Lasix,
atau Uresix.
Nama Generik Furosemide
Klasifikasi Obat / Golongan Obat Furosemide termasuk dalam obat golongan diuretik
Komposisi Obat Tiap ml Injeksi mengandung 10 mg furosemida
Indikasi  Pengobatan edema yang menyertai payah jantung
kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal
termasuk sindrom nefrotik.
 Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal
atau kombinasi dengan obat antihipertensi.
 Furosemida sangat berguna untuk keadaan-
keadaan yang membutuhkan diuretik kuat.
 Pendukung diuresis yang dipaksakan pada
keracunan
Sumber : (Alomedika, 2013)
Cara Kerja Obat Farmakodinamik

Farmakodinamik furosemide terjadi pada segmen tebal


pars asendens lengkung henle.

Mekanisme Kerja

Furosemide bekerja pada bagian segmen tebal pars


asendens lengkung henle dengan menghambat
kotransporter Na+/K+/Cl- (disebut NKCC2) pada
membran luminal tubulus. Kerja NKCC2 mereabsorpsi
ketiga elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Paska
reabsorpsi via NKCC2, kadar ion K+ berlebihan di
dalam sel sehingga ion kalium berdifusi kembali ke
lumen tubular. Hal ini memicu reabsorpsi kation (Mg2+,
Ca2+) ke dalam cairan interstisial via jalur paraselular.
Akibatnya pemberian furosemide akan menghambat
reabsorpsi natrium, kalium, dan klorida.
Selain meningkatkan ekskresi NaCl, obat ini juga
meningkatkan ekskresi magnesium dan kalsium.
Penurunan reabsorpsi tersebut akan meningkatkan
konsentrasi zat terlarut yang dihantarkan ke bagian distal
nefron serta penurunan osmolaritas interstisium medula
ginjal. Penurunan osmolaritas medulla ginjal
mengakibatkan reabsorpsi cairan pada duktus koligentes
menurun serta memicu penurunan absorpsi air dari pars
desenden ansa henle. Pada akhirnya tak hanya ekskresi
ion-ion tersebut yang meningkat tetapi eksresi air dalam
urin juga meningkat.
Furosemide juga meningkatkan kadar prostaglandin E2
yang berperan pada inhibisi reabsorbsi Na+ dan transport
air pada tubulus kolektivus yang dimediasi oleh ADH.

Farmakokinetik

Aspek farmakokinetik furosemide dengan onset kerja 5-


60 menit, dan didistribusikan dalam tubuh berikatan
dengan albumin.

Absorbsi
Bioavailabilitas furosemide pada saluran cerna 50%,
dengan rentang 10-100%. Onset diuresis terjadi sekitar 5
menit apabila diberikan secara intravena, 30 menit
apabila diberikan secara intramuskular, dan 30-60 menit
apabila diberikan per oral. Pada edema paru, perbaikan
gejala dapat terlihat pada 15-20 menit.
Efek puncak furosemide yang diberikan per oral terjadi
setelah 1-2 jam. Durasi kerja furosemide adalah 2 jam
apabila diberikan intravena, dan 6-8 jam pada pemberian
per oral.
Distribusi
Furosemide berikatan dengan protein 99% (albumin).
Kemudian menuju tubulus proksimal dan disekresikan
melalui organic transporter lalu bekerja pada
kotransporter Na+/K+/Cl- .
Pada pasien neonatus, distribusi 1,5-6 kali lebih besar
dibandingkan pasien dewasa. [10]
Metabolisme
Metabolisme di hepar minimal, kurang lebih 10%.
Metabolit berupa glucuronide (2-amino-4-chloro-5-
sulfamoylanthranilic acid)

Eliminasi
Furosemide diekskresikan di urin dalam 24 jam, 50%
dalam bentuk furosemide dan sisanya diubah menjadi
glucoronide. Sebagian kecil juga diekskresikan di feses.
Sumber : (Mims, 2019)
Cara Pemberian Oral dan IV
Sumber : (Alomedika, 2013)
Waktu paruh obat (half-life) & Tidak ditemukan referensi mengenai waktu paruh dan
waktu puncak (peak level) waktu puncak obat furosemide
Dosis rekomendasi Obat furosemide tersedia dalam bentuk furosemide 40
mg tablet dan furosemide 20 mg injeksi. Adapun dosis
furosemid yang dianjurkan adalah sebagai berikut

 Dosis dewasa yang digunakan untuk pengobatan


edema gagal jantung kongestif, gagal ginjal,
asites, hipertensi, oliguria nonobstruktif, dan
edema paru adalah furosemid tablet dengan dosis
awal 20 mg hingga 80 mg, untuk dosis
pemeliharaan dapat ditingkatkan secara bertahap
20 hingga 40 mg per dosis setiap 6 hingga 8 jam
dengan dosis maksimum sehari 600 mg
 Untuk pengobatan secara suntikan Intravena atau
intramuskular dosis yang digunakan adalah
furosemid injeksi 10 mg hingga 20 mg yang
dapat diulangi dalam waktu 2 jam apabila respon
diuresis tidak memadai.
 Untuk pegobatan secara infus Intravena dosis
yang digunakan adalah 0.1 mg per kg berat badan
sebagai dosis awal, kemudian tingkatkan dua kali
lipat setiap 2 jam sekali sampai dosis maksimal
0.4 mg per kg per jam.
 Untuk pengobatan hiperkalsemia dosis yang
digunakan adalah furosemid tablet 10 mg
hingga 40 mg yang diberikan sebanyak 4 kali
dalam sehari dan furosemid Intravena dengan
dosis 20 mg hingga 100 mg setiap 1 sampai 2 jam

Sumber : (medikus, 2010)


Kontra indikasi Obat furosemid tidak boleh digunakan pada keaadan
berikut :
 Penderita yang diketahui memiliki riwayat alergi
atau hipersensitif terhadap furosemid.

 Penderita yang sedang mengalami anuria atau


tidak bisa buang air kecil
 Pederita yang sedang hamil karena dapat
memberikan efek buruk pada janin.

Sumber : (DetikHealth, 2019)


Alasan pemberian obat pada pasien DS : -
DO :
- hasil TTV pasien. TD : 206/113 mmHg, N :
109x/menit, RR : 30x/menit, S : 38,3°C, SpO2
96%.
- pasien tampak sesak dengan RR : 30x/menit
- tampak edema pada kedua kaki pasien
- pasien sedang melakukan proses hemodialisa
pasien dengan diagnosa CKD on HD dan tampak hasil
tanda-tanda vital pasien yang menunjukan hasil tekanan
darah pasien di atas batasan normal dan tampak edema
pada kedua kaki pasien. pemberian furosemide bertujuan
untuk pengobatan edema serta tekanan darah tinggi pada
pasien yang sedang menjalani hemodialisa.
Dosis yang diterima pasien & Dosis yang di terima pasien 40 mg / 4 ml
waktu pemberian Waktu pemberian OD (satu hari satu kali)
Hal yang harus diperhatikan/ Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau
meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak
dikaji oleh perawat terkait
semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam
interaksi obat & efek samping obat dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda
gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan
produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau
apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau
mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.

Beritahukan dokter semua obat yang Anda gunakan,


khususnya:

- Cisplatin (Platinol)
- Cyclosporine (Neoral, Gengraf, Sandimmune)
- Ethacrynic acid (Edecrin)
- Lithium (Eskalith, Lithobid)
- Methotrexate (Rheumatrex, Trexall)
- Phenytoin (Dilantin)
- Antibiotik seperti amikacin (Amikin), cefdinir
(Omnicef), cefprozil (Cefzil), cefuroxime (Ceftin),
cephalexin (Keflex), gentamicin (Garamycin),
kanamycin (Kantrex), neomycin (Mycifradin, Neo
Fradin, Neo Tab), streptomycin, tobramycin (Nebcin,
Tobi)
- Obat jantung atau tekanan darah seperti amiodarone
(Cordarone, Pacerone), benazepril (Lotensin),
candesartan (Atacand), eprosartan (Teveten),
enalapril (Vasotec), irbesartan (Avapro, Avalide),
lisinopril (Prinivil, Zestril), losartan (Cozaar,
Hyzaar), olmesartan (Benicar), quinapril (Accupril),
ramipril (Altace), telmisartan (Micardis), valsartan
(Diovan), dan lainnya
- Laksatif (Metamucil, Milk of Magnesia, Colace,
Dulcolax, Epsom salts, senna, dan lain-lain)
- Salicylates seperti aspirin, Disalcid, Doan’s Pills,
Dolobid, Salflex, Tricosal, dan lain-lain atau
- Steroids (prednisone dan lain-lain)

Berhenti gunakan Furosemide dan hubungi dokter jika


Anda mengalami efek samping serius seperti:

 Telinga berdenging, tuli


 Gatal, tidak napsu makan, urin berwarna gelap, bab
dempul, sakit kuning (kulit atau mata menguning)
 Nyeri hebat pada perut atas menyebar ke punggung, mual
dan muntah
 Berat badan turun, nyeri badan, baal
 Bengkak, penambahan berat badan dengan cepat, lebih
jarang atau tidak buang air kecil
 Nyeri dada, batuk baru atau memburuk dengan demam,
masalah pernapasan
 Kulit pucat, memar, perdarahan yang tidak biasa, merasa
seperti melayang, denyut jantung cepat, sulit konsentrasi
 Rendah kalium (bingung, denyut jantung tidak teratur,
rasa tidak nyaman pada kaki, lemah otot atau rasa seperti
pincang)
 Rendah kalsium (rasa geli di sekitar mulut, otot kencang
atau kontraksi, refleks berlebihan)
 Sakit kepala, sempoyongan, lemah atau sulit menelan
 Reaksi kulit hebat – demam, sakit tenggorokan, bengkak
wajah atau lidah, rasa terbakar pada mata Anda, nyeri
kulit, diikuti ruam merah atau ungu yang menyebar
(khususnya pada wajah atau tubuh bagian atas) dan
menyebabkan lepuhan dan mengelupas

Efek samping yang lebih ringan dari furosemide yaitu:

 Diare, sembelit, nyeri perut


 Pusing, sensasi berputar
 Gatal atau ruam ringan

Sumber : (medikus, 2010)


Perhatian kusus terkait obat / Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko
penggunaan furosemide pada ibu hamil atau menyusui.
indeks keamanan kehamilan
Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk
mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum
menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori C (mungkin berisiko) menurut US
Food and Drugs Administration (FDA).

Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut


FDA:

 A= Tidak berisiko
 B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
 C=Mungkin berisiko
 D=Ada bukti positif dari risiko
 X=Kontraindikasi
 N=Tidak diketahui

Sumber : (Mims, 2019)

referensi
Alomedika. (2013). farmakologi furosemide. bogor: http://www.alomedika.com.

DetikHealth. (2019). pemberian terapi furosemide. jakarta: http://health.detik.com.

hallosehat. (2016). furosemide. jakarta: https://hallosehat.com.

medikus. (2010). obat furosemide. jakarta: https://medikus.com.

Mims. (2019). furosemide. jakarta: http://mims.com.

Anda mungkin juga menyukai