Anda di halaman 1dari 17

Cefoperazone

Farmakologi:
Cefoperazonemenghambat sintesis
dinding sel bakteri sehingga terjadi
kebocoran sel bakteri dan bakteri
lisis.Sulbactammeningkatkan
efektifitascefoperazonedengan
melindungicefoperazonedari enzim
betalactamase.

Cefoperazone
Indikasi:
1. Infeksi saluran napas (atas dan
bawah).
2. Infeksi saluran kemih (atas dan
bawah).
3. Peritonitis, kolesistitis, kolangitis,
dan infeksi intra abdominal lainnya.

Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap
antibiotikcephalosporinatausulbact
am.

Efek Samping:
Gangguan sal cerna 9 3,6 - 10,8%):
Diare, mual, muntah.
Reaksi kulit (0,8 - 1,3%): ruam,
urtikaria.
Eningkatan sementara SGOT, SGPT,
bilirubin, (6,3 -10%).

Interaksi Obat
Pasien menerima cefoperazone harus
menghindari alkohol selama atau
minimum beberapa hari setelah
pengobatan selesai, untuk
menghindari reaksi disulfiram-like,
seperti kram abdominal, mual,
muntah, sakit kepala, pingsan,
denyut jantung bertambah cepat
atau irreguler, kesulitan bernafas,
berkeringat, atau kemerahan pada

Farmakodinamik
Cefoperazone meningkatkan dan
memperluas spektrum aktivitas terhadap
bakteri gram negatif dibandingkan
dengan cefalosforin generasi pertama
dan kedua. Obat ini baik aktivitasnya
terhadap Neisseria meningitis, N.
gonorrhoeae, dan Haemophius influenzae
meliputi spesies yang memproduksi
betalaktamase.

Farmakokinetik
Pemberian secara intra vena:
Serbuk injeksi cefoperazone dilarutkan dahulu dalam 2,8
5,0 ml pelarut per gram cefoperazone. Kocok hingga larut
lalu biarkan sampai basa larutan menghilang.
Untuk infus intra vena:
a.Untuk infus intravena iontinuous, setiap gram
cefoperazone, dilarutkan dalam 5 ml air steril untuk
injeksi atau air steril untuk injeksi yang mengandung
bakterrostatik.
b.Untuk infus intravena intermittent, setiap 1 gr
cefoperazone dilarutkan dalam 20-100 ml larutan
intravena steril dan disuntikkan selama 15 menit - 1 jam
Pemberian secara intramuskular
Air steril untuk injeksi atau air bakteriostatik untuk injeksi
dapat digunakan untuk pelarut cefoperazone
intramuskular.

Cefoperozene 2x1 gr menurut


kepustakaan: 2-4 gr /hari (IV/IM) gr
setiap 12 jam jd dosisnya sdh sesuai

Ondansetron

Farmakodinamik
Mekanisme kerja obat ini sebenarnya belum diketahui
dengan pasti. Meskipun demikian yang saat ini sudah
diketahui adalah bahwa Ondansetron bekerja sebagai
antagonis selektif dan bersifat kompetitif pada
reseptor 5HT3, dengan cara menghambat aktivasi
aferen-aferen vagal sehingga menekan terjadinya
refleks muntah.
Pemberian sitostatika (kemoterapi) dan radiasi dapat
menyebabkan pelepasan 5HT dalam usus halus yang
merupakan awal terjadinya refleks muntah karena
terjadi aktivasi aferen-aferen vagal melalui reseptor 5
HT3. Aktivasi aferen-aferen vagal juga dapat
menyebabkan pelepasan 5HT pada daerah psotrema
otak yang terdapat di dasar ventrikel 4.Hal ini
merangsang terjadinya efek muntah melalui
mekanisme sentral. Jadi efek ondansentron dalam
pengelolaan mual muntah yang disebabkan sitostatika

Farmakokinetik
Setelah pemberian per oral, Ondansetron yang
diberikan dengan dosis 8 mg akan diserap
dengan cepat dan konsentrasi maksimum (30
ng / ml) dalam plasma dicapai dalam waktu 1,5
jam. Konsentrasi yang sama dapat dicapai dalam
10 menit dengan pemberian Ondansetron 4 mg
i.v.
Bioavalibilitas oral absolut Ondansetron sekitar
60%. Kondisi sistemik yang setara juga dapat
dicapai melalui pemberian secara i.m atau i.v.
Waktu paruhnya sekitar 3 jam.
Volume distribusi dalam keadaan statis sekitar
140 L. Ondansetron yang berikatan dengan
protein plasma sekitar 70 76%. Ondansetron
dimetabolisme sanagt baik di sistem sirkulasi,

Indikasi
Indikasi
Mencegah dan mengobati mual-muntah
akut pasca bedah (PONV)
Mencegah dan mengobati mual-muntah
pasca kemoterapi pada penderita
kanker
Mencagahdan mengobati mual-muntah
pasca radioterapi pada penderita kanker

Kontra Indikasi
Pasien hipersensitif terhadap
Ondansetron

Interaksi obat
Karena Ondansetron dimetabolisme oleh enzim
metabolik sitokrom P-450, perangsangan dan
penghambatan terhadap enzim ini dapat
mengubah klirens dan waktu paruhnya. Pada
penderita yang sedang mendapat pengobatan
dengan
obat-obat
yang
secara
kuat
merangsang enzim metabolisme CYP3A4
(seperti
Fenitoin,
Karbamazepin
dan
Rifampisin),
klirens
Ondansetron
akan
meningkat
secara
signifikan,
sehingga
konsentrasi dalam darah akan menurun.

Efek samping
Ondansetron pada umumnya dapat ditoleransi
dengan baik. Konstipasi merupakan efek samping
yang paling sering ditemukan (11%). Kadang
dapat dijumpai sakit kepala, wajah kemerahan
(flushing), rasa panas atau hangat di kepala dan
epigastrium yang bersifat sementara. Peningkatan
aminotransferase tanpa disertai gejala-gejala,
Kadang juga dapat dijumpai peningkatan serum
transaminase (5%) dan ruam kulit (1%), sedasi dan
diare, karena meningkatnya waktu transfer di usus
besar.

Dosis yg diberikan 2x 8mg,


menurut kepustakaan amp
4mg/2ml, 8mg/4ml sesuai dgn
anjuran

Anda mungkin juga menyukai