Anda di halaman 1dari 14

Farmakologi Kasus

Luka Bakar
Pemberian  Penderita trauma inhalasi mengalami gangguan aliran
oksigen masuk (input) oksigen karena patologi jalan napas,
bukan karena kekurangan oksigen.
4L/menit  Hindari pemberian oksigen tinggi (10L/menit) atau
dengan nasal dengan tekanan karena dapat menyebabkan hiperoksia
canule (dan barotrauma) yang diikuti stres oksidatif (Kondisi
yang sama terjadi pada hipoksia)
 Ringer acetate merupakan larutan infus yang terdiri dari cairan kristaloid. Cairan ini
diindikasikan sebagai pengganti kehilanga cairan akut (resusitasi) seperti pada pasien
luka bakar.
 Diberikan dalam dosis yang dihitung dengan menggunakan metode Baxter atau metode
Evans-Brooke
 Metode Evans-Brooke
Intra Vena  Evans
Tidak dapat menggunakan Ringer
1mL × kgBB × %LB (koloid)
Fluid Drip 1mL × kgBB × %LB (elektrolit)
Lactate karena apabila diberikan dapat
menimbulkan asidosis. Pasien luka bakar
(IVFD) Ringer 2000mL dextrose cenderung melakukan metablisme
 Brooke anaerob yang menghasilkan asam laktat
Acetate 0,5mL x kgBB x %LB (koloid) sehingga bila diberi RL akan akumulasi
1,5mL x kgBB x %LB (elektrolit) asam laktat.
2000mL dextrose
 Metode Baxter
% x BB x 4cc
Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya pada 16 jam
berikutnya.
 Adalah analog kodein sintetik yang merupakan agonis reseptor μ
yang lemah. Sebbaigan efek analgetiknya ditimbulkan oleh
inhibisi norepinefrin dan serotonin.
Tramadol  Sama efektif dengan morfin atau mepiridin untuk nyeri ringan
sampai sedang, tetapi untuk nyeri berat atau kronik lebih lemah
 Bioavailabilitas
 Indikasi :
• obat anti inflamasi non steroid (Nonsteroidal Anti-
Inflammatory Drug / NSAID) untuk inflamasi akut dalam
jangka waktu penggunaan maksimal 5 hari.
• Analgesik pengganti morfin pada keadaan pasca operasi
ringan dan sedang
 Farmakodinamik :
Ketorolak  efeknya menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya
menghambat enzim siklooksogenase (prostaglandin
sintetase). Selain itu juga menghambat tromboksan A2.
 Farmakokiknetik : Ketorolac tromethamine 99% diikat oleh
protein. Sebagian besar dimetabolisme di hati (metabolisme
hidroksilate). Yang tidak dimetabolisme diekskresikan melalui
urin.
 Pada gastrointestinal : ulserasi peptic, perdarahan dan
perlubangan lambung -> dilarang untuk pasien yang sedang atau
ada riwayat perdarahan lambung dan ulserasi peptic
 Pada ginjal : menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi
volume pada ginjal -> dilarang pada pasien dengan riwayat gagal
ginjal
 Resiko perdarahan : menghambat fungsi trombosit sehingga
Efek Samping terjadi gangguan hemostasis yang mengakibatkan resiko
Ketorolak perdarahan.
 Reaksi hipersensitivitas : dapat menimbulkan spasme bronkus
hingga shock anafilaktik sehingga dalam pemberian ketorolac
tromethamine harus diberikan dosis awal rendah

Kontra Indikasi : pasien dengan riwayat gagal ginjal, riwayat atau sedang menderita
ulserasi peptic, dan angka trombosit yang rendah. Untuk mencegah perdarahan
lambung, pemberian ketorolac tromethamine hanya selama 5 hari saja
 Merupakan penghambat pompa proton yang menghambat
sekresi asam lambung. Omeprazole membutuhkan suasana asam
untuk aktivasi.
 Setelah diabsorpsi dan masuk sirkulasi sistemik, obat berdifusi ke
sel parietal lambung, terkumpul di kanalikuli sekretoar dan
diaktivasi ke bentuk sulfonamid tetrasiklik.
Omeprazole  Bentuk aktif ini berikatan dengan sulfhidril enzim H+, K+, ATPase
(pompa proton) dan berada di membran apikal sel parietal. Ikatan
menyebabkan penghambatan enzim tersebut -> produksi asam
lambung terhenti 80-95%.
 Penghambatan selama 24-48 jam, bersifat reversibel. Produksi
asam lambung kembali normal setelah 3-4 hari pengombatan
dihentikan
 Farmakokinetik : sebaiknya diberikan dalam sediaan salut enterik untuk
mencegah degradasi zat aktif dalam suasana asam. Sediaan itu tiddak
mengalami aktifasi di lambung -> bioavailabilitas lebih baik. (bila sediaan
tablet) Tablet yang pecah di lambung akan turun bioavailabilitasnya sampai
50%
 Obat dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 (CYP) terutama CYP2C19
dan CYP3A4
 Indikasi : penghambat pompa proton sama dengan AH2 yaitu pada penyakit
peptik. Terhadap sindrom Zolligner – Ellison, obay dapat menekan produksi
Omeprazole asam lambung lebih dari A2
 Kontraindikasi : pasien dengan hipersensitivitas pada omeprazole
 Efek samping :
 Diare, mual, sakit kepala, sembelit, dan perut kembung (pernah dilaporkan
tetapi jarang). Efek samping umumnya ringan. Omeprazole umumnya
ditoleransi dengan baik.
 Pada dosis besar dan penggunaaan lama, kemungkinan dapat menstimulasi
pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-like cells)

 Anti Tetanus Serum adalah serum yang dibuat dari plasma kuda
yang dikebalkan terhadap toksin tetanus. Plasma dimurnikan dan
dipekatkan serta mengandung fenol 0,25% sebagai pengawet.
 Indikasi : pencegahan dan pengobatan tetanus.
Anti Tetanus  Cara kerja : menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium
Serum / tetani dan digunakan untuk memberikan kekebalan pasif
sementara terhadap tetanus.
Tetanus Toxoid  Efek samping : reaksi anafilaktik (jarang terjadi), serum sickness (5
hari setelah suntikan berupa demam, gatal-gatal, eksantema,
sesak napas dan gelaja lainnya).
ATS untuk mencegah infeksi tetanus di luka yang terbuka pada saat itu.
Tetanus Toxoid untuk mencegah infeksi tetanus saat itu dan di masa yang
akan datang, walau pasien tidak ingat kapan terakhir diberi TT, saat itu
tetap harus diberikan TT.
 Antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai
khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri.
 Cefotaxim sangat stabil terhadap hidrolisis beta laktame, maka
cefotaxim digunakan sebagai alternatif pertama pada bakteri
yang resisten terhadap penisilin.
Cefotaxim  Cefotaxim memiliki aktivitas spektrum yang lebih luas terhadap
bakteri gram positif dan negatif. Aktivitasnya lebih besar terhadap
bakteri gram negatif dibanding gram positif.
 Diberikan secara IV atau IM karena absorpsi di saluran cerna
sangat kecil. Cefotaxim berikatan dengan protein plasma sebesar
40%. Ekskresi pada ginjal (hati-hati pemberian pada wanita
menyusui karena cefotaxim juga diekskresi melalui ASI.
 Cefotaxim sodium efektif untuk pengobatan infeksi serius yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti pada infeksi
saluran pernapasan bagian bawah, infeksi saluran kemih dan
kelamin, infeksi tulang atau sendi dan infeksi sistem syaraf pusat.
Indikasi pada pasien luka bakar : untuk menangani dan mencegah
Cefotaxim infeksi bakteri pada luka bakar. (sebelum pemberian secara bolus
dilakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi)

 Efek samping yang sering dilaporkan lokal (radang pada tempat


suntikan, indurasi dan tenderness, demam, eosinofilia, urtikaria,
anafilaksis) dan pada gastrointestinal (colitis, diare, mual, muntah,
gejala pseudo-membran colitis)
 Metabolisme cefotaxim di hati 20-30% berupa
Desacetylcefotaxime yang merupakan metabolit aktif dan dapat
memperbesar aktivitas antibakteri dari cefotaxim dan mempunyai
waktu paruh yang sedikit lebih panjang.
 Penggunaan bersama Probenecid dapat menyebabkan
konsentrasi plasma cefotaxim dan metabolit desacetyl lebih tinggi
dan tahan lama -> aktivitas antibakteri lebih besar.
Cefotaxim  Dosis perlu diperhatikan karena metabolit desacetylcefotaxime
waktu paruhnya lebih panjang, menimbulkan efek toksik bila
terakumulasi dengan pemberian berulang.
 Perhitungkan efek dari metabolit desacetylsefotaxime.
Peningkatan aktivitas antibakteri dikhawatirkan meningkatkan
efek samping (diare, mual, muntah) karena flora normal saluran
pencernaan terganggu.
 Foley Catheter Insertion, untuk memantau urin yang keluar dari
pasien -> untuk dilakukan unrinalisa secara makroskopis,
mikroskopis, dan kimiawi. Selain itu dapat mendeteksi kondisi
Tata Laksana cairan pasien sehingga dapat dilihat apakah masih dehidrasi atau
Non- tidak
 Menutup luka dengan Normal Saline dan kasa steril agar cairan
Farmakologi tidak keluar melalui luka (NS bersifat isotonik). Tutup luka dengan
kasa steril agar tidak ada benda asing penyebab infeksi yang
masuk melewati luka
Referensi  Farmakologi dan Terapi UI edisi 5

Anda mungkin juga menyukai