INFEKSI
KELOMPOK 1
Di laboratorium, film sukralfat-albumin memberikan penghalang terhadap masuknya ion hidrogen, yang merupakan
komponen asam lambung. Pada manusia, sukralfat, yang diberikan pada dosis terapeutik untuk tukak lambung,
menurunkan aktivitas pepsin dalam cairan lambung sebesar 32%. Pepsin telah terbukti merusak jaringan, semakin
memperparah peradangan lesi ulkus. Garam empedu telah terlibat dalam cedera mukosa pada saluran pencernaan.
Sukralfat juga telah terbukti menyerap garam empedu di laboratorium, pengaturan, yang selanjutnya dapat
berkontribusi pada efek menguntungkannya dalam penyembuhan ulkus.
24
Penggunaan Jangka Pendek
• Efek samping steroid sistemik dalam sebuah review article disimpulkan dengan kasus
terbanyak adalah muntah (5,4%), gangguan perilaku (4,7%) dan gangguan tidur (4,3%)
dimana merupakan efek samping obat yang paling umum dengan penggunaan steroid jangka
pendek selama 30 hari.
• Efek samping jangka pendek lainnya termasuk mual, nyeri perut, pembengkakan/eritema
pada wajah, dan gangguan gastrointestinal lainnya. Nafsu makan meningkat, penambahan
berat badan, dan gangguan pencernaan juga sering terjadi. Gangguan tidur dapat
diminimalkan dengan menghindari pemberian steroid di siang hari.
• Dalam sebuah penelitian systematic review, kortikosteroid oral diberikan kepada pasien
berusia 28 hari hingga 18 tahun hingga dengan 14 hari pengobatan muntah, perubahan
perilaku dan gangguan tidur adalah ADR yang paling sering terlihat ketika kortikosteroid
oral jangka pendek diberikan kepada anak-anak.
25
Penggunaan Jangka Panjang
• Efek samping yang paling penting dalam penggunaan kronis adalah penekana
pada sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA), terhambatnya pertumbuhan,
penurunan mineralisasi tulang, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. Efek
samping tambahan termasuk terjadinya sindroma cushing, katarak, nekrosis tulang
aseptik, jerawat, dan atrofi kulit. Individu yang berisiko dapat mengalami diabetes,
hipertensi, penyakit tukak lambung, atau pankreatitis.
• Penggunaan kortikosteroid jangka panjang menyebabkan atrofi kelenjar adrenal.
Karena kelenjar yang mengalami atrofi tidak dapat memproduksi kortisol saat
distimulasi, anak-anak dapat mengalami insufisiensi adrenal yang mengancam
jiwa yang berhubungan dengan penyakit, cedera, atau pembedahan dan
memerlukan dosis profilaksis kortikosteroid pada saat ini.