Anda di halaman 1dari 15

1

KERACUNAN MAKANAN
EKO ARYA SETYAWAN
18710137
PENGERTIAN 2

Keracunan makanan adalah segala gejala yang


timbul akibat makanan yang terkontaminasi.
Makanan terkontaminasi dapat mengandung
organisme infeksius berupa bakteri, virus, maupun
parasit atau toksin yang dihasilkan oleh organisme
tertentu
Etiologi
GEJALA 4

Gejala keracunan makanan beragam bergantung pada


sumber kontaminasi. Sebagian besar keracunan makanan
dapat menyebabkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:
• Mual.
• Muntah.
• Diare berair atau berdarah.
• Nyeri dan kram perut.
• Demam.
Soal kasus 5

Tuan Sugeng umur 30 tahun datang dengan keluhan


mual, muntah, pusing, gatal, kemerahan seluruh tubuh
pasien mengakui sudah menkomsumsi ikan tongkol satu
ekor, dengan pemeriksaan fisik suhu tubuh 36, 9 ◦C, TD
120 /80 RR 20 nadi 100 x/ menit apakah terapi ?
6
Farmakodinamik ctm 7

Mekanisme kerja chlorpheniramine sebagai antagonis H1,


adalah berkompetisi dengan aksi dari histamin endogenus,
untuk menduduki reseptor-reseptor normal H1 pada sel-sel
efektor di traktus gastrointestinal, pembuluh darah, traktus
respiratorius, dan beberapa otot polos lainnya. Efek
antagonis terhadap histamin ini akan menyebabkan
berkurangnya gejala bersin, mata gatal dan berair, serta
pilek pada pasien.
Farmako kinetic ctm 8

Farmakokinetik
Farmakokinetik chlorpheniramine maleat adalah sebagai berikut:
Absorpsi
Obat chlorpheniramine diabsorpsi baik setelah konsumsi per oral. Bioavailabilitas obat sekitar 25‒50%. Konsentrasi
puncak tercapai dalam waktu 2‒3 jam. Masa kerja obat adalah sekitar 4‒6 jam. 
Metabolisme
Chlorpheniramine terutama dimetabolisme di hepar, melalui enzim sitokrom P450 (CYP450). Antihistamin H1
merupakan salah satu golongan obat yang menginduksi enzim mikrosomal hepatik, dan dapat memfasilitasi
metabolismenya sendiri.
Distribusi
Sekitar 72% chlorpheniramine dalam plasma darah terikat protein.
Eliminasi 9
Waktu paruh obat dalam plasma darah, bervariasi sekitar 12‒
15 jam, hingga mencapai 27 jam.Waktu paruh dapat berdurasi
sekitar tiga kali lebih lama daripada efek
terapeutiknya. Sebagian besar chlorpheniramine dikeluarkan
oleh tubuh, melalui urine.
FARMAKODIMANIK PARACETAMOL 10

Efek analgesik parasetamol yaitu menghilangkan atau


mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga
berdasarkan efek sentral.
FARMAKOKINETIK PARACETAMOL 11

Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran


cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu
setengah jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam Obat ini
tersebar ke seluruh cairan tubuh.Pengikatan obat ini pada
protein plasma beragam, hanya 20%-50% yang mungkin terikat
pada konsentrasi yang ditemukan selama intoksikasi akut.
FARMAKODINAMIK METCLOPIRAMID 12

Metoklopramid akan meningkatkan motilitas saluran cerna


bagian atas tanpa menstimulus sekresi pada gaster, saluran
empedu dan pankreas. Selain itu obat ini juga tidak
menimbulkan efek pada saluran cerna bagian bawah. Aksi
ini dapat terjadi melalui  mekanisme
•antagonis reseptor D2 di spingter esofagus dan lambung ,
•stimulus reseptor 5HT4
•Antagonis reseptor muskarinik
FARMAKOKINETIK METCLOPIRAMID 13

Absorbsi
•Kadar puncak plasma metokloperamid  timbul 1-2 jam setelah penggunaan
dosis oral,  dan 15 menit setelah  pemberian melalui intra vena, keadaan ini
berbanding lurus dengan dosis metokloperamid namun untuk puncak plasma
dan ekskresi akan tetap pada dosis yang berbeda.  Bioavaibilitas metoklopramid
intramuskular adalah 74-96% sedangkan  metoklopramid oral adalah 65-95%.
Rata-rata waktu ekskresi metoklopramid pada pasien dengan fungsi ginjal
normal adalah 5-6 jam.
Distribusi
•Hanya sedikit (30%) metoklopramid yang berikatan dengan protein plasma oleh karena
14
itu sebagian besar metokloperamid didistribusikan luas dan menimbulkanefek di seluruh
tubuh. Distribusi obat ini di seluruh tubuh adalah sekitar 3.5 L/kg.

Eliminasi
Metoklopramid dimetabolisme melalui proses oksidasi menjadi
monodeethylmetoclopramide oleh enzim CYP2D6 di hati selanjutnya akan diekskresikan
di ginjal  sekitar 20-30% dari dosis obat. Setelah administrasi oral pada dosis 10-20 mg
metoklopramid, keadaan bebas di urin dapat dideteksi setelah 36 jam. Gangguan pada
ekskresi ini akan terganggu pada pasien dengan sirosis atau pun gangguan ginjal. Akibat
adanya perbedaan genotip dan fenotip pada CYP2D6 dapat meningkatkan komplikasi dari
metoklopramid seperti tardive dyskinesia serta gangguan ekstrapiramidal lainnya.  
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai