Anda di halaman 1dari 12

NAMA : ELIA SUWINDA

NIM : 61608100818019

DOSEN : IBU YUNISA, M.Si., Apt

TUGAS INDIVIDU FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI

Buatlah rangkuman profil farmakokinetika dan farmakodinamika dari:

1. Atropine
2. Ipatropium bromide
3. Scopolamine
4. Oxybutynin
5. Hyosyamine

1.ATROPIN

Farmakokinetika

 ABSORPSI
Bioavailabilitas
Diserap dengan baik (90%) dari saluran GI, terutama dari dari usus kecil bagian atas diserap
cepat dan baik setelah injeksi IM (intramuscular). Latihan fisik, baik sebelum atau segera
setelah injeksi IM, meningkatkan penyerapan karena perfusi otot dan mengurangi klirens.
Diserap dengan baik bersama administrasi endotrakea, pencernaan dengan air, tapi merugikan
mempengaruhi arteri tekanan oksigen (PaO2) relatif terhadap dilusi natrium klorida. Diserap
dengan baik bersama inhalasi oral, tetapi hanya jumlah kecil mencapai sirkulasi sistemik.

Onset
Penghambatan air liur terjadi dalam 30 menit atau 30-60 menit dan puncak dalam 1-1,6 atau 2
jam setelah IM atau oral berurutan. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam waktu 2-4
menit setelah injeksi IV. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam 5-40 menit atau 0,5-2 jam
dan puncak dalam 20-60 menit atau 1-2 jam setelah IM atau Oral, bronkodilatasi
(sebagaimana ditentukan oleh volume ekspirasi paksa dalam 1 detik [FEV1]) terjadi dalam
waktu 15 menit dan maksimal dalam 0,25-1,5 jam setelah inhalasi oral.

Durasi
Penghambatan air liur bertahan sampai 4 jam.

Konsentrasi plasma
Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1 jam setelah administrasi oral. Setelah
pemberian IM, konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 30 menit. Berikut inhalasi
oral, muncul dalam serum dalam waktu 15 menit dan puncak dalam 1,5-4 jam.
 DISTRIBUSI
Cepat dan baik didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk CNS. Sedikit yang ditemukan
diberbagai sekreksi, termasuk ASI. Melintasi penghalang plasenta dan memasuki sirkulasi
janin, tetapi tidak ditemukan dalam cairan ketuban.

Protein Plasma Binding


Mengikat buruk (sekitar 44%); terutama untuk a1-asam glycoprotein.

 METABOLISME
Melalui hati ke beberapa metabolit termasuk asam tropik, atropine ( atau senyawa
chromatographically serupa), dan mungkin , ester asam tropik dan glukuronida conjugates.

 ELIMINASI
Rute Eliminasi
Sekitar 30-50% dari dosis diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Diekskresikan terutama
melalui ginjal namun, jumlah kecil dapat diekskresikan dalam tinja dan expired air.

Waktu Paruh
2-3 jam biphasic pada injeksi IM; 2-3-jam awalnya diikuti oleh paruh terminal 12,5 jam atau
lebih panjang.

Populasi Khusus
Paruh eliminasi lebih dari dua kali lipat pada anak-anak < 2 tahun dan orang tua (> 65 tahun)
dibandingkan dengan grup usia lainnya. Tidak ada efek jenis kelamin terhadap
farmakokinetik dan farmakodinamik.

SUMBER : (http://www.alomedika.com)

Farmakodinamika

 MEKANISME KERJA
Atropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai anti kolinergik atau
parasimpatolitik. Atropine sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambat
efek asetilkolin pada syaraf postganglionic kolinergik dan otot polos. Hambatan ini bersifat
reversible dan dapat diatasi dengan pemberian asetil kolin dalam jumlah berlebihan atau
pemberian antikolinesterase. (Achmad, 1986)
Mekanisme kerja atropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik secara
reversible ( tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil dapat
diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar . hal ini
menunjukkan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. Hasil ikatan pada
reseptor muskarinik adalah mecegah aksi seperti pelepasan IP3 dan hambatan adenilil siklase
yang diakibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. ( Jay dan Kirana, 2002)

 EFEK ATROPIN TERHADAP FUNGSI BERBAGAI ORGAN


1. Pada susunan syaraf pusat
Merangsang medulla oblongata dan pusat lain diotak, menghilangkan tremor, perangsang
respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas,
eksitasi, halusinasi, dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla
oblongata.
2. Pada Mata
Menyebabkan midriasis dan siklopegia.

3. Pada Saluran Nafas


Atropine dapat mengurangi sekresi hidung, mulut, dan bronkus.

4. Pada system kardiovaskuler (jantung)


Bersifat bifasik yaitu atropine tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan
darah secara langsung dan menghambat vasodilatasi oleh asetilkolin.

5. Pada saluran pencernaan


Atropine sebagai antispasmodik yaitu menghambat paristaltik usus dan lambung.

6. Pada otot polos


Atropine mendilatasi pada saluran perkecingan sehingga menyebabkan retensi urin.
(Hidayat, 2005).

 INDIKASI ATROPIN
1. Produksi lendir berlebih
2. Produksi air liur berlebih
3. Spasme atau kejang otot saluran gastrointestinal, kandung kemih, dan saluran empedu.
4. Radang usus besar
5. Diverticulitis
6. Produksi asam lambung berlebih
7. Tukak lambung
8. Kandung kemih spastik
9. Penyakit Parkinson
10. Keracunan akibat insektisida organofosfat dan gas syaraf.

 KONTRAINDIKASI
1. Gloukoma
2. Penyakit pernafasan akut
3. Sinusitis
4. Stenosis pylorus
5. Pembesaran prostat jinak
6. Gagal jantung.

SUMBER: (https://www.honestdocs.id/atropin)
CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN

2. IPRATROPIUM BROMIDA

Farmakokinetika
 ABSORBSI
Sebagian besar dosis ipratropium bromide yang dihirup akan tertelan, dan sebanyak 30% dari
dosis oral yang dikonsumsi akan terserap. Obat ini dapat masuk kedalam peredaran darah
melalui jalur pembuluh darah dalam saluran napas diparu paru atau melalui saluran
gastrointestinal.
Onset kerja ipratropium bromide dicapai dalam 15 menit. Sdebagaiman obat beta 2-agonis,
obat I I akan mencapai efek klinis maksimum pada 1,5 hingga 2 jam setelah pemberian dan
memberikan efek klinis selama 4 hingg 6 jam setelah pemberian.
Efek bronkodilator maksimum dicapai pada dosis 20 ke 40 atau 80 mikrogram. Pemberian
lebih dari dosis tersebut tidak menunjukkan peningkatan respon klinis.

 DISTRIBUSI
Ikatan ipratropium bromide dengan protein sebesar 0-9%. Volume distribusi obat ini sbessar
338 L. ipratropium bromide memiliki kemampuan yang kecil sekali dalam berikatan dengan
albumin plasma atau a1- acid glycoprotein. Studi autoradiografi pada tikus menunjukkan
ipratropium bromide tidak dapat menembus sawar darah otak ( blood-brain barrier)

 METABOLISME
Ipratropium bromide akan dimetabolisme menjadi 8 metabolit dihati. Metabolit yang
dihasilkan memiliki sedikit hingga sama sekali tidak memberikan efek antikolinergik pada
percobaan in vitro. Secara parsial obat ini akan dimetabolisme menjadi produk-produk
hidrolisis ester yang inaktif, asam tropic dan tropan.

 ELIMINASI
Waktu paruh ipratropium dicapai pada 3,2 hingga 3,8 jam setelah pemberian pada semua rute.
Eliminasi ipratropium bromide terutama melalui urine dan feses
SUMBER :(https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-nafas/obat-untuk-penyakit-
paru-obstruksi-kronis/ipratropium-bromida/farmakologi)

Farmakodinamika

 MEKANISME KERJA
Ipratropium bromide adaah antagonis kolinergik asetilkolin pada reseptor kolinergik, yang
memblok asetilkolin disaraf para simpatetik otot bronkus, menyebabkan stimulasi
guanylcyclase dan menekan peningkatan cGMP (mediator bronkokontriksi) sehingga
menimbulkan broncodilatasi.
Ipratropium untuk inhalasi oral adalah suatu antikolinergik ( parasimpatolitik) yang akan
menghambat reflex vagal dengan cara mengantagonis kerja asetilkolin. Bronkodilasi yang
dihasilkan bersifat local, pada tempat tertentu dan tidak bersifat sistemik.
Ipratropium bromide ( semprort hidung) mempunyai sifat antisekresi dan penggunaan local
dapat menghambat sekesi kelnjar serosa dan seromukus mukosa hidung.

 EFEK SAMPING
1. Nyeri dada, detak jantung berdebar
2. Tekanan darah tinggi yang berbahaya
3. Pembengakan pada pergelangan kaki
4. Sakit mata, atau berkunang- kunang
5. Sulit buang air kecil
6. Gejala pilek , bersin, batuk, dan radang tenggorokan.
7. Kadar kalium rendah.

 INDIKASI
Digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama beta
adrenergic) sebagai bronkodilator dalam pengobatan bronkospasmus yang berhubungan
dengan penyakit paru-paru obstruktif kronik, termasuk bronchitis kronik dan emfidema.

 KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap ipratropium bromide, atropine dan turunannya, obstruksi hipertropi
kardiomiopati, dan takiaritmia.

SUMBER: (https://www.alomedika.com)

CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN


3.SCOPOLAMINE

Farmakokinetika
 ABSORPSI
Bioavailabilitas
Diserap dengan baik (90%) dari saluran GI, terutama dari dari usus kecil bagian atas diserap
cepat dan baik setelah injeksi IM (intramuscular). Latihan fisik, baik sebelum atau segera
setelah injeksi IM, meningkatkan penyerapan karena perfusi otot dan mengurangi klirens.
Diserap dengan baik bersama administrasi endotrakea, pencernaan dengan air, tapi merugikan
mempengaruhi arteri tekanan oksigen (PaO2) relatif terhadap dilusi natrium klorida. Diserap
dengan baik bersama inhalasi oral, tetapi hanya jumlah kecil mencapai sirkulasi sistemik.

Onset
Penghambatan air liur terjadi dalam 30 menit atau 30-60 menit dan puncak dalam 1-1,6 atau 2
jam setelah IM atau oral berurutan. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam waktu 2-4
menit setelah injeksi IV. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam 5-40 menit atau 0,5-2 jam
dan puncak dalam 20-60 menit atau 1-2 jam setelah IM atau Oral, bronkodilatasi
(sebagaimana ditentukan oleh volume ekspirasi paksa dalam 1 detik [FEV1]) terjadi dalam
waktu 15 menit dan maksimal dalam 0,25-1,5 jam setelah inhalasi oral.

Durasi
Penghambatan air liur bertahan sampai 4 jam.

Konsentrasi plasma
Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1 jam setelah administrasi oral. Setelah
pemberian IM, konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 30 menit. Berikut inhalasi
oral, muncul dalam serum dalam waktu 15 menit dan puncak dalam 1,5-4 jam.

 DISTRIBUSI
Cepat dan baik didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk CNS. Sedikit yang ditemukan
diberbagai sekreksi, termasuk ASI. Melintasi penghalang plasenta dan memasuki sirkulasi
janin, tetapi tidak ditemukan dalam cairan ketuban.

Protein Plasma Binding


Mengikat buruk (sekitar 44%); terutama untuk a1-asam glycoprotein.

 METABOLISME
Melalui hati ke beberapa metabolit termasuk asam tropik, scopolsmine ( atau senyawa
chromatographically serupa), dan mungkin , ester asam tropik dan glukuronida conjugates.

 ELIMINASI
Rute Eliminasi
Sekitar 30-50% dari dosis diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Diekskresikan terutama
melalui ginjal namun, jumlah kecil dapat diekskresikan dalam tinja dan expired air.

Waktu Paruh
2-3 jam biphasic pada injeksi IM; 2-3-jam awalnya diikuti oleh paruh terminal 12,5 jam atau
lebih panjang.

Populasi Khusus
Paruh eliminasi lebih dari dua kali lipat pada anak-anak < 2 tahun dan orang tua (> 65 tahun)
dibandingkan dengan grup usia lainnya. Tidak ada efek jenis kelamin terhadap
farmakokinetik dan farmakodinamik.

SUMBER : (http://www.alomedika.com)

Farmakodinamika
 MEKANISME KERJA
Scopolamine berkerja lamgsung pada system saraf pusat untuk menciptakan efek
menenangkan didalam lambung dan usus. Scopolamine berkompetisi dengan neurotransmitter
asetilkolin untuk berikatan dengan reseptornya. Pada kondisi normal, pembentukan memori
awal diperantaioleh ikatan antara asetilkolin. Sayangnya scopolamine memenangkan
kompetisi ini, sehingga memori tidak dapat terbentuk.
Scopolamine berkerja membelok reseptor m2 sehingga mencegah asetil kolin berikatan
dengan M2, memblok efek parasimpatetik, akibatnya kontraksi dan frekuensi denyut jantung
meningkat. Scopolamine lebih mudah menembus membrane sawar darah otak dan memblok
reseptor muskarinik M2 di SSP.

 EFEK SAMPING
1. Sulit buang air kecil
2. Konstipasi
3. Kepanasan dan muah berkeringat
4. Mulut kering
5. Kulit kering
6. Mual
7. Muntah

 INTERAKSI OBAT
Scopolsmin daoat menimbulkan efek interaksi obat bila digunakan bersama dangan obat anti
depresan, antihistamine, dan antipsikotik.
Scopolamine juga tidak boleh digunakan bersama dengan domperidone atau
metocloropramide, karena akan saling menghilangkan kegunaan obat.

 INDIKASI

Premedikasi
 KONTRAINDIKASI
Miastenia gravis, megakolon, glaucoma sudut sempit, hipertropi prostat dengan retensi urine,
stenosis mekanik.

SUMBER: (https://id.scribd.com)

CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN

4.OXYBUTYNIN

Farmakokinetik
 ABSORBSI
Cepat diserap oleh saluran pencernaan. Oxybutynin konsentrasi plasma meningkat selama 4
hingga 6 jam; setelah itu konsentrasi tetap dipertahankan hingga 24 jam, meminimalkan
fluktuasi antara puncak dan palung konsentrasi yang terkait dengan oxybutynin.

 DISTRIBUSI
Konsentrasi plasma dari penurunan oxybutynin secara belxponsial setelah intravena atau
pemberian oral volume distribusi adalah 193L setelah intravena pemberian 5 mg oxybutynin
klorida.

 METABOLISME
Oxybutynin dimetabolisme terutama oleh system enzim sitokrom P450, khususnya CYP3A4
banyak ditemukan didinding hati dan usus. Produkmetaboliknya termasuk asam
phenylcyclohexylglycolic, yang secara farmakologis tidak aktif, dan desethyloxybutynin,
yang aktif secara farmakologis.

 ELIMINASI
Oxybutynin dimetabolisme terutama oleh system enzim sitokrom P450, terutama CYP3A4,
kebanyakan ditemukan didinding hati dan usus. Oxybutynin dimetabolisme ssecara luas oleh
hati , dengan kurang dari 0,1% dari dosis yang diberikan diekskresikan tidak berubah dalam
urin. Juga kurang dari 0,1% dari dosis yang diberikan diekskresikan sebagai metabolit N-
desethyloxybutynin
SUMBER: (http://obat-drug.blogspot.com)

Farmakodinamik
 MEKANISME KERJA

Oxybutynin hydrochloride adalah jenis obat yang disebut relaksan otot antikolinergik (atau
antimuskarin). Ia bekerja dengan merilekskan otot detrusor tak sadar yang ditemukan di
dinding kandung kemih.

Otot detrusor kadang-kadang bisa berkontraksi dalam kejang yang tak terkendali, dan ini
sering disebut sebagai memiliki kandung kemih yang terlalu aktif atau tidak stabil. Otot
detrusor yang terlalu aktif dapat menyebabkan peningkatan jumlah kali Anda perlu buang air
kecil, dorongan tak terkendali untuk buang air kecil, atau kebocoran urin yang tidak
disengaja (inkontinensia urin).

Dengan mengendurkan otot detrusor, oxybutynin mengurangi ketidakstabilan, kontraksi


involunter dari kandung kemih dan dengan demikian meningkatkan kapasitas kandung
kemih untuk menahan urin. Ini pada gilirannya mengurangi kebutuhan untuk buang air kecil.

 EFEK SAMPING
Mulut kering, mual, muntah, sembelit, perut kembung, mengurangi motilitas lambung dan
usus, gangguan buang air kecil (termasuk. retensi urin), denyut jantung, takikardia,
vasodilatasi, kelemahan, pusing, mengantuk atau insomnia, kegelisahan, halusinasi,
penurunan produksi cairan air mata, midriaz, peningkatan tekanan intraokular, cycloplegia,
tunanetra (amblyopia), menurun berkeringat, ketidakmampuan, penekanan laktasi, reaksi
alergi (ruam).

 INDIKASI
Kandung kemih neurogenik, kandung kemih ketidakstabilan idiopatik (dengan sering buang
air kecil, sifat tdk bertarak, hajat, disuria dan gejala lainnya); disfungsi hyperreflexia dan
detrusor; enuresis nokturnal, dan kandung kemih neurogenik gangguan pada anak yang
lebih tua 5 tahun.

 KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas, glaukoma (tertutup- dan terbuka-), gangguan obstruktif gastrointestinal,
ileus paralitik, ekspansi usus besar (termasuk. racun, rumit oleh kolitis ulserativa), kolitis
berat, myasthenia (termasuk Myasthenia Gravis), obstruktif etiologi uropathy, atonia usus
pada pasien usia lanjut dan lemah, perdarahan akut di ketidakstabilan parameter sistem
kardiovaskular, kehamilan, laktasi, masa kanak-kanak (untuk 5 tahun).

SUMBER: (https://www.tabletwise.com/medicine-id/oxybutinin)
CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN

5.HYOSYAMIN

Farmakokinetika
 ABSORPSI
Bioavailabilitas
Diserap dengan baik (90%) dari saluran GI, terutama dari dari usus kecil bagian atas diserap
cepat dan baik setelah injeksi IM (intramuscular). Latihan fisik, baik sebelum atau segera
setelah injeksi IM, meningkatkan penyerapan karena perfusi otot dan mengurangi klirens.
Diserap dengan baik bersama administrasi endotrakea, pencernaan dengan air, tapi merugikan
mempengaruhi arteri tekanan oksigen (PaO2) relatif terhadap dilusi natrium klorida. Diserap
dengan baik bersama inhalasi oral, tetapi hanya jumlah kecil mencapai sirkulasi sistemik.

Onset
Penghambatan air liur terjadi dalam 30 menit atau 30-60 menit dan puncak dalam 1-1,6 atau 2
jam setelah IM atau oral berurutan. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam waktu 2-4
menit setelah injeksi IV. Peningkatan denyut jantung terjadi dalam 5-40 menit atau 0,5-2 jam
dan puncak dalam 20-60 menit atau 1-2 jam setelah IM atau Oral, bronkodilatasi
(sebagaimana ditentukan oleh volume ekspirasi paksa dalam 1 detik [FEV1]) terjadi dalam
waktu 15 menit dan maksimal dalam 0,25-1,5 jam setelah inhalasi oral.

Durasi
Penghambatan air liur bertahan sampai 4 jam.

Konsentrasi plasma
Konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 1 jam setelah administrasi oral. Setelah
pemberian IM, konsentrasi plasma puncak dicapai dalam waktu 30 menit. Berikut inhalasi
oral, muncul dalam serum dalam waktu 15 menit dan puncak dalam 1,5-4 jam.
 DISTRIBUSI
Cepat dan baik didistribusikan ke seluruh tubuh, termasuk CNS. Sedikit yang ditemukan
diberbagai sekreksi, termasuk ASI. Melintasi penghalang plasenta dan memasuki sirkulasi
janin, tetapi tidak ditemukan dalam cairan ketuban.

Protein Plasma Binding


Mengikat buruk (sekitar 44%); terutama untuk a1-asam glycoprotein.

 METABOLISME
Melalui hati ke beberapa metabolit termasuk asam tropik, scopolsmine ( atau senyawa
chromatographically serupa), dan mungkin , ester asam tropik dan glukuronida conjugates.

 ELIMINASI
Rute Eliminasi
Sekitar 30-50% dari dosis diekskresikan dalam bentuk tidak berubah. Diekskresikan terutama
melalui ginjal namun, jumlah kecil dapat diekskresikan dalam tinja dan expired air.

Waktu Paruh
2-3 jam biphasic pada injeksi IM; 2-3-jam awalnya diikuti oleh paruh terminal 12,5 jam atau
lebih panjang.

Populasi Khusus
Paruh eliminasi lebih dari dua kali lipat pada anak-anak < 2 tahun dan orang tua (> 65 tahun)
dibandingkan dengan grup usia lainnya. Tidak ada efek jenis kelamin terhadap
farmakokinetik dan farmakodinamik.

SUMBER: SUMBER : (http://www.alomedika.com)

Farmakodinamik
 MEKANISME KERJA
Hyoscyamine bekerja dengan cara mengurangi produksi asam di lambung, memperlambat
gerakan alami dari usus, dan relaksasi otot-otot di banyak organ (misalnya, perut, usus,
kandung kemih, ginjal, kandung empedu). Hyoscyamine juga dapat mengurangi jumlah
cairan tubuh tertentu (misalnya, air liur, keringat). Obat ini termasuk dalam kelas obat yang
dikenal sebagai anticholinergics/antispasmodics.
 EFEK SAMPING
1. Diare
2. Kebingungan, halusinasi
3. Pikiran atau perilaku yang tidak biasa
4. Detak jantung yang cepat, berdebar, atau detak jantung tidak merata
5. Ruam atau flushing (terasa hangat, kemerahan, atau terasa geli)
6. Sakit mata
7. Pusing, mengantuk, merasa gugup
8. Penglihatan kabur, sakit kepala
9. Masalah tidur (insomnia)
10.Mual, muntah, kembung, mulas, atau sembelit

 INTERAKSI OBAT
1. Amantadine (Symmetrel);
2. Haloperidol (Haldol);
3. MAO inhibitor seperti furazolidone (Furoxone), isocarboxazid (Marplan), phenelzine
(Nardil), rasagiline (Azilect), selegiline (Eldepryl, Emsam), atau tranylcypromine (Parnate);
4. Phenothiazines seperti chlorpromazine (Thorazine), fluphenazine (Permitil, Prolixin),
perphenazine (Trilafon), prochlorperazine (Compazine, Compro), promethazine (Pentazine,
Phenergan, Anergan, Antinaus), thioridazine (Mellaril), or trifluoperazine (Stelazine); atau
5. Antidepresi seperti amitriptyline (Elavil, Vanatrip), doxepin (Sinequan), desipramine
(Norpramin), imipramine (Janimine, Tofranil), nortriptyline (Pamelor), dan lainnya.

 INDIKASI
Premedikasi

 KONTRA INDIKASI
1. Miastenia gravis
2. Megakolon
3. Glaucoma sudut sempit
4. Hipertropiprostat dwngan resistensi urin
5. Stenosis mekanik

SUMBER: (https://pionas.pom.go.id//monografi/hiosin-hidrobromida-skopolamin-
hidrobromida)

CONTOH SEDIAAN YANG ADA DI PASARAN

Anda mungkin juga menyukai