Anda di halaman 1dari 14

Leukotrien

Modifier
Kelompok 5
1. Wafa Syahidah (F1G018009)
2. Veni Natalia (F1G018013)
3. Andi Liza Azzahra (F1G018014)
4. Olga Yolanda Sari (F1G018020)
Definisi Asma

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran


napas yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan napas yang
menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-
batuk terutama malam dan atau dini hari.
Episodik tersebut berhubungan dengan
obstruksi jalan napas yang luas, bervariasi dan
seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan.
Patofisiologi asma
Mediator inflamasi secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan serangan asma, melalui sel efektor sekunder
seperti eosinofil, netrofil, platelet dan limfosit, sel-sel
inflamasi ini juga mengeluarkan mediator yang kuat seperti
lekotriens, tromboksan, PAF dan protein sitotoksikis yang
memperkuat reaksi asma. Keadaan ini menyebabkan
inflamasi yang akhirnya menimbulkan hipereaktivitas
bronkus.
Klasifikasi Asma
Berdasarkan PenyebabBerdasarkan peyebabnya asma di klasifikasikan
sebagai berikut:
• Asma Ekstrinsik (alergik)
• Asma ekstrinsik adalah bentuk asma paling umum yang disebabkan
kerena reaksi alergi penderita terhadap allergen dan tidak membawa
pengaruh apa-apa terhadap orang yang sehat
• Asma Intrinsik (nonalergik)
• Asma intrinsik adalah asma yang tidak responsif terhadap pemicu
yang berasal dari allergen. Asma Gabungan
• Asma gabungan adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk
idiopatik
Golongan Obat Asma Leukotrien
Modifier
Obat-obat yang bereaksi pada jalur leukotrien ada dua golongan yaitu
antagonis reseptor leukotrien dan inhibitor lipoksigenase. Contoh obat
golongan pertama adalah montelukast, pranlukast, dan zafirlukast.
Sedangkan contoh kelompok dua adalah zileuton. Secara klinis, obat-obat
ini mengurangi gejala asma, meningkatkan fungsi paru-paru dan mencegah
serangan akut asma juga bersifat antiinflamasi karena dapat mencegah
pengeluaran eosinofil.
Struktur Kimia Obat Leukotrien Modifier

montelukast pranlukast
Struktur Kimia Obat Leukotrien Modifier

zafirlukast zileuton
Farmakokinetik Leukotrien Modifier
•Absorpsi
Leukotrien modifier cepat diserap, setelah pemberian tablet didapatkan kadar puncak dalam plasma (C
max) dicapai dalam waktu 3 - 4 jam (T max) dengan bioavailabilitas 64%. Pemberian setelah makan
menurunkan C max sebesar 35 % dan memperpanjang T max dari 2.3 ± 1.0 jam menjadi 6.4 ± 2.9 jam.
•Distribusi
Leukotrien modifier lebih dari 99% diikat oleh protein plasma. Volume steady state distribusi rata-rata 8
sampai 11 liter. Percobaan pada tikus didapatkan distribusi minimal pada pembuluh darah sawar otak.
•Metabolisme
Leukotrien modifier hampir seluruhnya dimetabolisme di hepar. Penelitian dengan dosis terapi tidak
didapatkan sisa metabolisme di plasma pada pasien dewasa dan anak. Studi in vitro menggunakan mikrosom
liver manusia menunjukan bahwa sitokrom P450 3A4 dan 2C9 terlibat dalam metabolisme. Penelitian klinik
terhadap efek obat LM yang dapat menghambat kerja sitokrom P450 3A4 (contoh: ketokonazol, eritromisin)
dan 2C9 (contoh: flukonazol) pada farmakokinetik tidak dapat dibuktikan, berdasarkan hasil penelitian in
vitro pada mikrosom liver manusia, konsentrasi plasma pada dosis terapi tidak menghambat sitokrom P450
3A4, 2C9, 1A2, 2A6, 2C19 dan 2D6, akan tetapi secara in vivo menunjukan obat LM merupakan penghambat
yang kuat untuk sitokrom P450 2C8.
•Eliminasi
Leukotrien modifier memiliki plasma clearance rata-rata 63mL/menit untuk orang dewasa sehat.
Menggunakan radiolabeled pada pemberian per oral selama 5 hari didapatkan 86% pada feses dan 0.2% pada
urin.
Farmakodinamik Leukotrien Modifier

Leukotrien modifier menghambat cysteinyl leukotriene reseptors yang berada di jalan nafas dengan

kemampuannya untuk menghambat bronkokonstriksi dengan menghambat LTC4 pada penderita RA dan

asma. Efek pada eosinofil di dalam pembuluh darah perifer yang diperiksa dalam uji klinis, pada pasien

penderita asma umur 2 tahun atau lebih yang diberikan obat LM terjadi penurunan berarti eosinofil darah

tepi dari 15 % menjadi 9 %. Efek terapi obat LM yang optimal untuk asma bila diberikan pada malam hari

tanpa memperhatikan sebelum atau setelah makan, sedangkan RA khususnya yang musiman, obat LM

diberikan pada pagi atau sore hari tanpa memperhatikan sebelum atau setelah makan.
Mekanisme Kerja Leukotrien Modifier
Cysteinyl leukotriene (LTC4, LTD4, LTE4) adalah produk dari metabolisme asam arakidonat dan dapat
dilepaskan dari berbagai sel termasuk sel mast dan eosinofil. Eikosanoid mengikat cysteinyl
leukotriene tersebut ke cysteinyl leukotriene reseptors (CysLTs R). Reseptor cysLT type-1 (CysLTs R1)
ditemukan pada jalan nafas termasuk sel otot polos , makrofag dan sel pro inflamasi lainnya termasuk
eosinofil dan sel mieloid. CysLTs mempunyai hubungan terhadap patofisiologi terjadinya asma dan
RA, pada asma leukotrien menimbulkan efek udim pada jalan nafas, kontraksi sel otot polos dan
aktivitas selular yang berhubungan dengan proses inflamasi sedangkan pada RA CysLTs dikeluarkan
dari mukosa hidung setelah adanya alergen yaitu selama reaksi alergi fase cepat, fase lambat dan
berhubungan dengan keluhan penderita RA yaitu dapat menimbulkan resistensi kavum nasi sehingga
terjadi obstruksi kavum nasi. Obat LM yang digunakan per oral mempunyai komposisi aktif yang
memiliki afinitas yang tinggi dan selektif untuk mengikat reseptor CysLTs R1, dimana obat LM juga
dapat menghambat fungsi fisiologis LTC4 di reseptor antagonis CysLT R1.
Interaksi Obat Leukotrien Modifier

Obat LM yang diberikan sekali sehari tidak memberikan pengaruh terhadap farmakokinetik teofilin yang

diberikan secara intra vena, farmakokinetik warfarin, farmakokinetik digoxin, konsentrasi plasma terfenadin. Obat

LM yang diberikan sekali sehari tidak memberikan pengaruh terhadap konsentrasi plasma obat kontrasepsi oral

seperti norethindrone 1 mg atau etinil estradiol 35 mcg juga tidak mempengaruhi plasma konsentrasi prednison

atau prednisolon. Menggunakan obat Erythromycin, Terfenadine, Theophylline,Warfarin dengan obat-obatan LM

ini mungkin meningkatkan risiko efek samping. Jika kedua obat diresepkan bersama, dokter mungkin mengubah

dosis atau lama pasien menggunakan salah satu atau kedua obat.
Dosis Obat
Leukotrien Modifier
• Montelukast
Dewasa diberikan 10 mg sebelum tidur, anak-anak 6 tahun sampai 14 tahun diberikan 5
mg sebelum tidur, Anak-anak 2 tahun sampai 5 tahun diberikan 4 mg sebelum tidur.
• Zafirlukast
Dewasa 20 mg oral 2 kali sehari, 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
Anak –anak 5-11 tahun: 10 mg oral 2 kali sehari, 1 jam sebelum atau 2 jam
sesudahmakan. Anak 12 tahun atau lebih: 20 mg oral 2 kali sehari, 1 jam sebelum atau 2
jam sesudah makan. Zafirlukast tersedia dalam sediaan tablet 10 mg; 20 mg.
• Zileuton
Tablet 600 mg untuk usia 12 tahun atau lebih, 2 tablet 600 mg 2 kali sehari setelah 1 jam
makan.
Efek Samping Leukotrien Modifier

Efek samping pada pasien yang sering timbul sakit perut atau usus, depresi, mulas, kelelahan,

hidung tersumbat, demam, flu, batuk, infeksi saluran pernapasan atas, ruam , sakit kepala

pusing sedangkan efek yang jarang terjadi peningkatan kecenderungan perdarahan, reaksi

alergi mengantuk, kesemutan, kejang, palpitasi, hidung berdarah, diare, gangguan pencernaan,

radang pankreas , mual, muntah, hepatitis, memar nyeri, sendi, nyeri otot dan kram otot.

Anda mungkin juga menyukai