MODUL VI
UJI BIOEKIVALENSI
Disusun Oleh:
Shift :D
Kelompok :5
PENDAHULUAN
menilai semua produk obat sebelum dipasarkan, memberikan izin pemasaran, dan
Sehingga produk obat yang mengandung zat aktif berupa zat kimia baru
pada pasien yang immuno akibat pengaruhnya, untuk mencegah metastase dari
jenis kanker tertentu dan meningkatkan bioavailabilitas obat lain. Absorbs oral
ketokonazol sangat tergantung pada pH lambung. Hal ini 99% terikat pada protein
plasma distribusikan secara luas dalam organisme. Selama perjalanan melalui hati
variabilitas subjek.
1.2 Tujuan pengujian
India yang relawan sehat relawan laki-laki Penelitian ini dirancang sebagai dosis
tunggal, dua fase, dua urutan cross-over study dengan wash out periode satu
TINJAUAN PUSTAKA
Ketokonazol adalah zat anti jamur sintetik golongan azol dan merupakan
tidak lebih dari 102,0% C26H28Cl2N4O4, dihitung terhadap zat yang telah
Karakter ketokonazol adalah serbuk putih atau hampir putih, praktis tidak
larut dalam air, mudah larut dalam metilen klorida, larut dalam metanol, dan
memiliki titik lebur antara 148oC – 152oC, rotasi jenis antara -1o dan +1o,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Farmakope Indonesia IV, 1995).
telah dilaporkan pada sekitar 3% pasien, dan sakit perut sekitar 1%. Efek
konsentrasi serum enzim hati dapat terjadi pada sekitar 10% pasien.
Efek samping lainnya termasuk reaksi alergi seperti urtikaria dan angioedema,
dan jarang terjadi kasus anafilaksis setelah dosis pertama dilaporkan. Pruritus,
ruam, alopecia, sakit kepala, pusing, impotensi, dan mengantuk juga bisa
terjadi. Trombositopenia, parestesia, meningkatkan tekanan intrakranial, dan
dermatitis, atau sensasi terbakar telah terjadi (Sweetman, S.C., 2009: 539)
beberapa kelainan endokrin dan kanker prostat. Untuk diskusi lebih lanjut
Transient minor elevations dari enzim hati tanpa tanda klinis atau gejala
penyakit hati terjadi pada sekitar 10% pasien dan dapat terjadi pada tahap
pengobatan apapun. Meskipun reaksi ini biasanya tidak penting secara klinis,
gejala ini mungkin menandakan timbulnya luka hati yang serius dan
hepatik simtomatik jauh lebih jarang (kurang dari 0,1% pasien) namun
berpotensi fatal.
Pasien dengan peningkatan risiko cedera hati termasuk mereka yang memiliki
riwayat penyakit hati, mereka yang berusia di atas 50, terutama wanita, dan
penyakit hati. Pasien yang diberi ketokonazol harus dimonitor untuk gejala
hepatitis; juga, hati. Tes fungsi harus dilakukan sebelum memulai oral
2.2.4 Interaksi
sitokrom P450 CYP3A4, dengan cara yang sama dengan itrakonazol (hal.537)
dan perawatan serupa harus dilakukan untuk menghindari efek samping akibat
minum alkohol.
rata sekitar 3,5 mikrogram / mL sudah didapat 2 jam setelah dosis oral 200
sehat adalah minimal. Ketokonazol lebih dari 90% terikat Protein plasma,
terutama albumin. Ini didistribusikan secara luas dan muncul di air susu ibu.
paruh awal 2 jam dan waktu paruh terminal sekitar 8 jam. Ketokonazol
antijamur yang digunakan secara topikal atau oral. Ini diberikan pada
tidak menentu dan terapi yang lambat, ketokonazol tidak boleh digunakan
lainnya.
Dosis oral biasa untuk pengobatan dan profilaksis Infeksi jamur 200 mg
menjadi 400 mg setiap hari jika cukup respon tidak diperoleh; pada beberapa
infeksi bahkan lebih tinggi lagi dosis telah digunakan Anak-anak mungkin
tahun dan 100 mg untuk anak usia 5 sampai 12 tahun. Pengobatan biasanya
harus dilanjutkan selama 14 hari dan paling tidak satu minggu setelah gejala
sudah bersih dan budaya telah menjadi negatif Beberapa infeksi mungkin
vagina kronis.
Data dari AHFS
Tinjauan pustaka
Dosis yang digunakan orang dewasa yaitu 200 mg perhari. Dosis dapat
ditingkatkan menjadi 400 mg sekali sehari untuk infeksi berat atau jika respons klinis
yang diharapkan tidak tercapai.
Data farmakokinetik
Populasi Khusus Ketersediaan hayati oral dapat dikurangi pada pasien dengan
achlorhydria, termasuk yang memiliki hipokloridemia gaster
terkait HIV.198, 200 Konsisten larutan asam klorida encer
biasanya menormalkan penyerapan obat pada pasien ini.198
Pemberian minuman asam secara simultan dapat
meningkatkan ketersediaan hayati pada beberapa
individu.273 (Lihat Administrasi Lisan dengan Dosis dan
Administrasi.)
Desain Pengujian
sediaan tablet konvensional dengan kekuatan sediaan 200 mg. Caranya yaitu
ini didesain secara random dosis tunggal, cross over dengan wash out 2 hari
berdasarkan asumsi waktu paruh pada kisaran 4 jam. Periode washout ditentukan
dari tujuh kali waktu paruh, dimana waktu paruh ketokonazol yaitu 4 jam
Subjek Uji
a. Kriteria Inklusi
fisik.
B.
saluran cerna.
b. Kriteria Eksklusi
Bukan perokok.
obat.
BAB V
CARA PENGUJIAN
pagi pada setiap sesi pengujian per harinya, setelah berpuasa pada malam
harinya selama 10 jam dengan total denyut nadi dan tekanan darahnya dicatat.
Total dari 15 sampel darah telah diambil pada (0 jam) sebelum obat
mengalami administrasi dan pada 0.5 , 1.0 , 1.5 , 2.0 , 2.5 , 3.0 , 3.5 , 4.0 , 5.0 , 6.0
, 8.0 , 10.0 , 12.0 , 24.0 jam (setelah obat diadministrasikan) di vial dengan
penambahan EDTA pada setiap titik waktu. Sampel darah yang dikumpulkan
bersuhu -20oC yang diberi label yang sesuai nomor kode relawan, tanggal
di sentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 5000rpm. Ambil 6mL dari lapisan
organik yang terpisah pada tabung dan uapkan dengan gas nitrogen pada suhu 40-
50C. residu diarutkan dengan fase gerak sebanyak 200 mcL dan diinjeksikan
dalam HPLC
dalam plasma (Cmaks) dan waktu saat konsentrasi maksimal ( Tmaks) keduanya
diperoleh langsung dari data. Waktu paruh eliminasi (t1/2) dihitung dari 0,693/K
dihitung sebagai kemiringan dari garis regresi linear dari ln Cp. 7 data terahir
yang terukur dari t0 sampai t terakhir yang terhitung dengan persamaan linear.
AUC~ dihitung denga rumus AUC~ = AUC 0t + Clast/Kel, dimana Clast adalah
AUC~ menggunakan prosedur model linear umum dimana sumber variasi adalah
subyek, formulasi dan periode. Ditentukan Interval kepercayaan 90% dari rasio
uji atau rujukan untuk Cmax, AUC0-24 dan AUC~ . Bioekivalensi antara 2
parameter farmakokinetik dari kedua produk ditemukan dalam kisaran yang dapat
BAB VI
pemberian dosis (t= 0) dan pada 0.5, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 3.5, 4.0, 5.0, 6.0, 8.0,
10.0, 12.0, 24.0 jam setelah obat diberikan. Sampel dikumpulkan, ditambah
EDTA dan disentrifugasi segera. Sampel plasma dipisahkan dan disimpan dalam
lemari pendingin bersuhu -20oC yang diberi label yang sesuai dengan nomor kode
relawan, tanggal pengujian dan waktu pengujian, sampai analisis yang terakhir.
BAB VII
kecepatan 5000 rpm. Diambil 6 ml supernatant dan uapkan pada suhu 40-50oC.
Hasil penguapan dilarutkan dengan fase gerak sebanyak 200 µL dan diinjeksikan
dalam KCKT. Penggunaan standar internal, dan metode ekstraksi cair-cair
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau HPLC. Pelarut yang digunakan harus
memiliki grade for HPLC, kemudian senyawa dan reagen yang digunakan
memiliki grade analitikal grade dan kolom yang digunakannya adalah BDS
phosphate buffer atau dapar dinatrium hydrogen fosfat (pH disesuaikan menjadi 6
dengan cara menambahkan asam asetat glasial sebagai peng-adjust pH) dan
asetonitril dengan perbandingan 60:40 (v/v) dan dielusi dengan laju alir 1
mL/menit. Mekanisme HPLC yaitu, pemisaham melalui partisi antar cairan yang
berbeda kepolaran, dengan mengguankan fase balik (reversed phase) dimana pada
fase diam yang digunakan bersifat kurang polar dari fase geraknya, sedangkan
fase gerak bersifat lebih polar dari fase diam. Hal ini bertujuan untuk memisahkan
ketokonazole yang bersifat nonpolar dari komponen plasma yang bersifat polar
karena komponen terbesar dari plasma adalah air. Sampel Ketokonazole akan
tertahan lama pada fase diam yang sifatnya kurang polar, sehingga ketokonazole
BAB IX