Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketorolac

Gambar 1. Rumus Kimia Ketorolac

- Rumus molekul : C15H13NO3


- Massa molekul : 255,27 g / mol
- Nama IUPAC :
(±)-5-benzoil-2 ,3-dihidro- 1 H-pyrrolizine-1-asam karboksilat, 2-
amino-2-(hydroxymethyl) -1,3-propanediol
Ketorolac atau ketorolac trometamin merupakan non-steroid anti-
inflamation drug (NSAID) dalam keluarga heterosiklik asam asetat derivatif.
Ketorolac adalah obat golongan analgetik non-narkotik yang mempunyai efek
antiinflamasi dan antipiretik. Ketorolac adalah suatu OAINS yang menunjukkan
efek analgesik yang potensial namun efek anti inflamasinya sedang, dapat
diberikan secara IM dan IV. Obat ini sangat berguna untuk mencegah nyeri pasca
bedah, baik obat tunggal atau diberikan bersama opioid. Keadaan ini
menunjukkan bahwa ketorolac bersifat potensiasi dalam efek anti opioid.3
Ketorolac secara kompetitif menghambat kedua isoenzim siklooksigenase
(COX), COX-1 dan COX-2, dengan cara memblokade ikatan arakhidonat yang
menghasilkan efek farmakologis antiinflamasi, analgesia dan antipireksia.3

2.2 Farmakodinamik
OAINS bekerja di perifer dengan cara menghambat sintesa prostaglandin
yang merupakan mediator yang berperan pada inflamasi, nyeri, demam melalui
penghambatan enzim siklooksigenase. Enzim siklooksigenase dibutuhkan untuk
mensintesa prostaglandin E2, suatu nosiseptik perifer. Produksi prostaglandin

2
tergantung dari pelepasan asam arakhidonat akibat fosfolipase A2 pada membran
sel fosfolipid. Prostaglandin tidak secara langsung menyebabkan nyeri.
Keberadaan prostaglandin menyebabkan sensitivitas bradikinin dan substansi
nyeri lain meningkat. Selanjutnya pada tahap modulasi dimana stimulasi menuju
sumsum tulang belakang ke cabang terminal lainnya, akan terjadi sekresi
substansi P dan menyebabkan vasodilatasi. Substansi P ini akan menstimulasi sel
mast untuk mensekresi histamin, serotonin dan trombosit.3,4
Pengaruh pemberian ketorolac terhadap beberapa sistem dalam tubuh
manusia adalah sebagai berikut :5
- Sistem kardiovaskular, ketorolac tidak menyebabkan perubahan yang
bermakna pada parameter jantung
- Sistem pernafasan tidak terdapat depresi pernafasan.
- Sistem pencernan, ketorolac 30 mg menyebabkan mual dan muntah yang
lebih jarang dibanding dengan morfin 10 mg dan 12 mg, dapat
menyebabkan iritasi lambung, perdarahan gastrointesitinal
- SSP, pada dosis berulang penggunaan ketorolac 30 mg menunjukkan rasa
kantuk sebesar 14%.
- Dibanding hematologi, ketorolac menghambat agregasi trombosit, dapat
memperpanjang waktu pendarahan, menghambat agregasi hilang dalam
waktu 24 jam sampai 48 jam setelah obat dihentikan. Penghambatan
agregasi trombosit ini melalui mekanisme penghambatan sintesis
tromboxan A2 (TX2), agregasi trombosit akan menurun dan pada akhirnya
terjadi pemanjangan waktu pendarahan. Terjadinya hambatan agregasi
trombosit setelah pemberian ketorolac, karena ketorolac lebih banyak
menghambat COX-1 dibanding COX-2.
- Pada hepar, terjadi peningkatan fungsi hepar dalam batas normal yang
sifatnya sementara selama terapi.
- Seperti OAINS pada umumnya, ketorolac menghambat produksi
tromboxan A2 sehingga agregasi trombosit terganggu dan waktu
perdarahan memanjang. Hambatan produksi tromboxan A2 ini terjadi
dalam mekanisme hambatan sintesis prostaglandin. Ketorolac meniadakan
pembentukan tromboxan dalam waktu 45 menit. Setelah pemberian 0,4

3
mg/kgBB ketorolac iv maka agregasi trombosit akan terhambat dan
disfungsi trombosit ini akan terus kelihatan selama 24 jam setelah
pemberian.

2.3 Farmakokinetik
Untuk proses metabolisme Ketorolac, sebagian besar di hepar melalui
proses hidroksilasi dan konjugasi. Ketorolac adalah bentuk rantai campuran S dan
R enantiomer. S-enantiomer dieliminasi dua kali lebih cepat dibandingkan R-
enantiomer. Waktu paruh S-enantiomer kurang lebih 2,5 jam dan R-enantiomer
mendekati 5 jam. Ekskresi melalui urine pada dosis 92% dan 6% melalui feses.
Clearance obat ini lebih rendah bila dibandingkan obat-obat opioid. Clearance
obat jauh lebih rendah lagi pada orang tua dan dosis ketorolac harus diberikan
kurang dibandingkan dengan dewasa muda. Ketorolac dimetabolisme terutama
oleh sitokrom p450 kemudian dikonjugasi asam glukoronat. Pada pemberian dosis
tunggal intravena waktu paruh 5,2 jam, puncak analgetik dicapai dalam 120
menit, onset 30 menit. Lama analgetik 4-6 jam. Absorbsi cepat dan sempurna di
lambung dalam bentuk metabolit tidak aktif.3,4
Ketorolac dapat digunakan sebagai obat tambahan pada terapi analgesik
dengan morfin, menghasilkan penurunan dosis morfin dan mempertinggi efek
analgesik dibandingkan penderita-penderita yang tidak mendapat ketorolac.3,4

2.4 Dosis Obat


Ketorolac tersedia dalam bentuk tablet dan injeksi. Pemberian injeksi lebih
dianjurkan. Ketorolac ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular
atau bolus intravena. Dosis untuk bolus intravena harus diberikan selama minimal
15 detik. Ketorolac ampul tidak diberikan secara epidural atau spinal karena
metabolitnya tidak memiliki efek analgesik yang bermakna, tidak mengubah
hemodinamik pasien.3,4
Lamanya terapi : Pemberian dosis harian multipel yang terus-menerus
secara intramuskular dan intravena tidak boleh lebih dari 5 hari karena efek
samping ketorolac dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang.3,4

4
Analgesik opioid (mis. Morfin, Phetidine) dapat digunakan bersamaan,
dan mungkin diperlukan untuk mendapatkan efek analgesik optimal pada periode
pasca bedah awal bilamana nyeri bertambah berat. Ketorolac tidak mengganggu
ikatan opioid dan tidak mencetuskan depresi napas atau sedasi yang berkaitan
dengan opioid. Jika digunakan bersama dengan Ketorolac ampul, dosis harian
opioid biasanya kurang dari yang dibutuhkan secara normal. Namun efek samping
opioid masih harus dipertimbangkan, terutama pada kasus bedah dalam sehari.3,4
Untuk injeksi intravena dan intramuscular :
Dewasa
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg diikuti
dengan 10–30 mg tiap 4 sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis
efektif terendah. Dosis harian total tidak boleh lebih dari 120 mg untuk orang
dewasa.3,4
Pasien lanjut usia
Untuk pasien yang usianya lebih dari 65 tahun, dianjurkan memakai
kisaran dosis terendah. Total dosis harian 60 mg tidak boleh dilampaui. Pasien
dengan umur >65 tahun dan mempunyai riwayat gagal ginjal atau berat badannya
kurang dari 50 kg, diberikan dosis 15 mg/dosis dan tidak melebihi 60 mg/hari.3,4
Pasien dengan gangguan ginjal
Karena Ketorolac tromethamine dan metabolitnya terutama diekskresi di
ginjal, Ketorolac dikontraindikasikan pada gangguan ginjal sedang sampai berat
(kreatinin serum > 160 mmol/l); pasien dengan gangguan ginjal ringan dapat
menerima dosis yang lebih rendah (tidak lebih dari 60 mg/hari IV atau IM), dan
harus dipantau ketat.
Anak-anak usia <16 tahun
Keamanan dan efektivitasnya pada anak-anak belum ditetapkan. Oleh
karena itu, Ketorolac tidak diberikan pada anak di bawah 16 tahun.

2.5 Indikasi
Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap
nyeri akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah. Durasi total Ketorolac
tidak boleh lebih dari lima hari. Ketorolac secara parenteral dianjurkan diberikan

5
segera setelah operasi. Harus diganti ke analgesik alternatif sesegera mungkin,
asalkan terapi Ketorolac tidak melebihi 5 hari. Ketorolac tidak dianjurkan untuk
digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesik obstetri karena
belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui
mempunyai efek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan
sirkulasi fetus.5

2.6 Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan ketorolac antara lain:6
a. Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena
ada kemungkinan sensitivitas silang.
b. Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian
Asetosal atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain.
c. Pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.
d. Penyakit serebrovaskular yang dicurigai maupun yang sudah pasti.
e. Diatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.
f. Sindrom polip nasal lengkap atau parsial, angioedema atau bronkospasme.
g. Terapi bersamaan dengan ASA dan NSAID lain.
h. Hipovolemia akibat dehidrasi atau sebab lain.
i. Gangguan ginjal derajat sedang sampai berat (kreatinin serum >160
mmol/L).
j. Riwayat asma.
k. Pasien pasca operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau
hemostasis inkomplit, pasien dengan antikoagulan termasuk Heparin dosis
rendah (2.500–5.000 unit setiap 12 jam).
l. Terapi bersamaan dengan Ospentyfilline, Probenecid atau garam lithium.
m. Selama kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi.
n. Anak < 16 tahun.
o. Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Steven-Johnson atau ruam
vesikulobulosa.
p. Pemberian neuraksial (epidural atau intratekal).

6
q. Pemberian profilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operatif jika
hemostasis benar-benar dibutuhkan karena tingginya risiko perdarahan.

2.7 Efek Samping


Selain mempunyai efek yang menguntungkan, ketorolac juga mempunyai
efek samping diantaranya:6,7
a. Efek pada gastrointestinal
Ketorolac dapat menyebabkan ulcerasi peptic, perdarahan dan
perlubangan lambung, sehingga ketorolac dilarang untuk pasien yang
sedang atau mempunyai riwayat perdarahan lambung dan ulcerasi peptic.
b. Efek pada ginjal
Ketorolac menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume
pada ginjal, sehingga dilarang diberikan pada pasien dengan riwayat gagal
ginjal.
c. Resiko perdarahan
Ketorolac menghambat fungsi trombosit, sehingga terjadi
gangguan hemostasis yang mengakibatkan risiko perdarahan dan
gangguan hemostasis.
d. Reaksi hipersensitivitas
Dalam pemberian ketorolac bisa terjadi reaksi hipersensitivitas dari
hanya sekedar spasme bronkus hingga syok anafilaktik, sehingga dalam
pemberian ketorolac harus diberikan dosis awal yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai