Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obatyang


digunakan sebagai penahan sakit. Obat analgesik termasuk oban antiradangnonsteroid (NSAID). NSAID seperti aspirin, naproksen, dan ibuprofen bukansaja
melegakan

sakit,

malah

obat

ini

juga

bisa

mengurangi

demam

dan

kepanasan.Analgesik bersifat narkotik seperti opoid dan opidium bisa menekan sistem
sarafutama dan mengubah persepsi terhadap kesakitan (noisepsi). Obat jenis ini
lebihberkesan mengurangi rasa sakit dibandingkan NSAID.Analgesik
digunakan

secara

kodeinpseudoefedrin

gabungan
untuk

serentak,

obat

sinus,

misalnyabersama
atau

seringkali

parasetamol

dan

obatantihistamin untuk alergi.

dijumpai di dalam obat penahan sakit (tanpa resep


Ketorolac

.: Kemasan & No Reg :.


1)

Ketorolac 10 mg injeksi (1 box berisi 6 ampul @ 1 mL), No. Reg. :


GKL0808514843A1

2)

Ketorolac 30 mg injeksi (1 box berisi 6 ampul @ 1 mL), No. Reg. :


GKL0808514843B1

Farmakodinamik
Ketorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non-narkotik. Obat ini merupakan
obat anti-inflamasi nonsteroid yang menunjukkan aktivitas antipiretik yang lemah dan
anti-inflamasi. Ketorolac tromethamine menghambat sintesis prostaglandin dan dapat

dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer karena tidak mempunyai efek
terhadap reseptor opiat.
Uji Klinis
Beberapa

penelitian

telah

meneliti

efektivitas

analgesik

Ketorolac

tromethamine

intramuskular pada dua model nyeri pasca bedah akut; bedah umum (ortopedik, ginekologik
dan abdominal) dan bedah mulut (pencabutan M3 yang mengalami impaksi). Penelitian ini
merupakan uji yang dirancang paralel, dosis tunggal primer, yang membandingkan Ketorolac
tromethamine dengan Meperidine (Phetidine) atau Morfin yang diberikan secara
intramuskular.
Farmakokinetik
Ketorolac tromethamine diserap dengan cepat dan lengkap setelah pemberian
intramuskular dengan konsentrasi puncak rata-rata dalam plasma sebesar 2,2 mcg/ml
setelah 50 menit pemberian dosis tunggal 30 mg. Waktu paruh terminal plasma 5,3 jam
pada dewasa muda dan 7 jam pada orang lanjut usia (usia rata-rata 72 tahun). Lebih
dari 99% Ketorolac terikat pada konsentrasi yang beragam. Farmakokinetik Ketorolac pada
manusia setelah pemberian secara intramuskular dosis tunggal atau multipel adalah linear.
Kadar steady state plasma dicapai setelah diberikan dosis tiap 6 jam dalam sehari. Pada dosis
jangka panjang tidak dijumpai perubahan bersihan. Setelah pemberian dosis tunggal
intravena, volume distribusinya rata-rata 0,25 L/kg. Ketorolac dan metabolitnya (konjugat
dan metabolit para-hidroksi) ditemukan dalam urin (rata-rata 91,4%) dan sisanya
(rata-rata 6,1%) diekskresi dalam feses. Pemberian Ketorolac secara parenteral tidak
mengubah hemodinamik pasien.
.: Indikasi :.

Ketorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut


sedang sampai berat setelah prosedur bedah. Durasi total Ketorolac tidak boleh lebih
dari lima hari. Ketorolac secara parenteral dianjurkan diberikan segera setelah operasi.
Harus diganti ke analgesik alternatif sesegera mungkin, asalkan terapi Ketorolac tidak
melebihi 5 hari. Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai obat prabedah
obstetri atau untuk analgesia obstetri karena belum diadakan penelitian yang adekuat
mengenai hal ini dan karena diketahui mempunyai efek menghambat biosintesis
prostaglandin atau kontraksi rahim dan sirkulasi fetus.
.: Kontra Indikasi :.
1)

Pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi dengan obat ini, karena ada
kemungkinan sensitivitas silang.

2)

Pasien yang menunjukkan manifestasi alergi serius akibat pemberian Asetosal


atau obat anti-inflamasi nonsteroid lain.

3)

Pasien yang menderita ulkus peptikum aktif.

4)

Penyakit serebrovaskular yang dicurigai maupun yang sudah pasti.

5)

Diatesis hemoragik termasuk gangguan koagulasi.

6)

Sindrom polip nasal lengkap atau parsial, angioedema atau bronkospasme.

7)

Terapi bersamaan dengan ASA dan NSAID lain.

8)

Hipovolemia akibat dehidrasi atau sebab lain.

9)

Gangguan ginjal derajat sedang sampai berat (kreatinin serum >160 mmol/L).

10)

Riwayat asma.

11)

Pasien pasca operasi dengan risiko tinggi terjadi perdarahan atau hemostasis
inkomplit, pasien dengan antikoagulan termasuk Heparin dosis rendah (2.500
5.000 unit setiap 12 jam).

12)

Terapi bersamaan dengan Ospentyfilline, Probenecid atau garam lithium.

13)

Selama kehamilan, persalinan, melahirkan atau laktasi.

14)

Anak < 16 tahun.

15)

Pasien yang mempunyai riwayat sindrom Steven-Johnson atau ruam vesikulobulosa.

16)

Pemberian neuraksial (epidural atau intratekal).

17)

Pemberian profilaksis sebelum bedah mayor atau intra-operatif jika hemostasis benarbenar dibutuhkan karena tingginya risiko perdarahan.

.: Dosis :.
Ketorolac ampul ditujukan untuk pemberian injeksi intramuskular atau bolus intravena.
Dosis untuk bolus intravena harus diberikan selama minimal 15 detik. Ketorolac ampul tidak
boleh diberikan secara epidural atau spinal. Mulai timbulnya efek analgesia setelah
pemberian IV maupun IM serupa, kira-kira 30 menit, dengan maksimum analgesia tercapai
dalam 1 hingga 2 jam. Durasi median analgesia umumnya 4 sampai 6 jam. Dosis sebaiknya
disesuaikan dengan keparahan nyeri dan respon pasien. Lamanya terapi : Pemberian
dosis harian multipel yang terus-menerus secara intramuskular dan intravena tidak boleh lebih
dari 2 hari karena efek samping dapat meningkat pada penggunaan jangka panjang.
Dewasa
Ampul : Dosis awal Ketorolac yang dianjurkan adalah 10 mg diikuti dengan 1030 mg tiap
4 sampai 6 jam bila diperlukan. Harus diberikan dosis efektif terendah. Dosis harian total

tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia,
pasien gangguan ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg. Lamanya terapi
tidak boleh lebih dari 2 hari. Pada seluruh populasi, gunakan dosis efektif terendah dan
sesingkat mungkin. Untuk pasien yang diberi Ketorolac ampul, dosis harian total kombinasi
tidak boleh lebih dari 90 mg (60 mg untuk pasien lanjut usia, gangguan ginjal dan pasien
yang berat badannya kurang dari 50 kg).
Instruksi dosis khusus
Pasien lanjut usia
Ampul : Untuk pasien yang usianya lebih dari 65 tahun, dianjurkan memakai kisaran dosis
terendah: total dosis harian 60 mg tidak boleh dilampaui (lihat Perhatian).
Anak-anak : Keamanan dan efektivitasnya pada anak-anak belum ditetapkan. Oleh karena itu,
Ketorolac tidak boleh diberikan pada anak di bawah 16 tahun.
Gangguan ginjal : Karena Ketorolac tromethamine dan metabolitnya terutama
diekskresi di ginjal, Ketorolac dikontraindikasikan pada gangguan ginjal sedang sampai
berat (kreatinin serum > 160 mmol/l); pasien dengan gangguan ginjal ringan dapat menerima
dosis yang lebih rendah (tidak lebih dari 60 mg/hari IV atau IM), dan harus dipantau ketat.
Analgesik opioid (mis. Morfin, Phetidine) dapat digunakan bersamaan, dan mungkin
diperlukan untuk mendapatkan efek analgesik optimal pada periode pasca bedah awal
bilamana nyeri bertambah berat. Ketorolac tromethamine tidak mengganggu ikatan opioid
dan tidak mencetuskan depresi napas atau sedasi yang berkaitan dengan opioid. Jika
digunakan bersama dengan Ketorolac ampul, dosis harian opioid biasanya kurang dari yang
dibutuhkan secara normal. Namun efek samping opioid masih harus dipertimbangkan,

terutama pada kasus bedah dalam sehari.


.: Efek Samping :.
Efek samping di bawah ini terjadi pada uji klinis dengan Ketorolac IM 20 dosis dalam 5 hari.
Insiden antara 1 hingga 9% :
Saluran cerna : diare, dispepsia, nyeri gastrointestinal, nausea.
Susunan Saraf Pusat : sakit kepala, pusing, mengantuk, berkeringat.

.: Peringatan dan Perhatian :.


Seperti obat analgesik anti-inflamasi nonsteroid lainnya, Ketorolac dapat menyebabkan
iritasi, ulkus, perforasi atau perdarahan gastrointestinal dengan atau tanpa gejala
sebelumnya dan harus diberikan dengan pengawasan ketat pada pasien yang
mempunyai riwayat penyakit saluran gastrointestinal. Ketorolac tidak dianjurkan
untuk digunakan selama kehamilan, persalinan, kelahiran, dan pada ibu menyusui.
Peringatan khusus mengenai inkompatibilitas:

Ketorolac ampul tidak boleh dicampur dalam volume kecil (mis. dalam spuit) dengan
Morfin sulfat, Phetidine hydrochloride, Promethazine hydrochloride atau Hydroxyzine
hydrochloride karena akan terjadi pengendapan Ketorolac tromethamine. Ketorolac ampul
kompatibel dengan larutan normal saline, 5% dekstrosa, Ringer, Ringer-laktat, atau larutan
Plasmalyte. Kompatibilitas dengan obat lain tidak diketahui.
Perhatian
Efek Renal : Sama seperti obat lainnya yang menghambat biosintesis prostaglandin, telah

dilaporkan adanya peningkatan urea nitrogen serum dan kreatinin serum pada uji klinis
dengan Ketorolac tromethamine.
Efek

Hematologis

Ketorolac

menghambat

agregasi

trombosit

dan

dapat

memperpanjang waktu perdarahan. Ketorolac tidak mempengaruhi hitung trombosit ,


waktu protrombin (PT) atau waktu tromboplastin parsial (PTT). Pasien dengan gangguan
koagulasi atau yang sedang diberi terapi obat yang mengganggu hemostasis harus diawasi
benar-benar

saat

diberikan

Ketorolac.

Efek Hepar : Bisa terjadi peningkatan borderline satu atau lebih tes fungsi hati. Pasien
dengan gangguan fungsi hati akibat sirosis tidak mengalami perubahan bersihan Ketorolac
yang bermakna secara klinis. Ketorolac tromethamine tidak dianjurkan untuk digunakan
sebagai medikasi prabedah, untuk mendukung anestesi atau analgesia obstetri. Belum ada
data klinis mengenai keamanan dan efektivitas pemberian bersama Ketorolac tromethamine
dengan obat anti-inflamasi nonsteroid lainnya. Ketorolac tidak dianjurkan digunakan secara
rutin bersama dengan obat anti-inflamasi nonsteroid lain, karena adanya kemungkinan efek
samping tambahan.

Untuk pasien gangguan ginjal ringan : Fungsi ginjal harus dipantau pada pasien yang diberi
lebih dari dosis tunggal IM, terutama pada pasien tua.
Retensi cairan dan edema: Pernah dilaporkan terjadinya retensi cairan dan edema pada
penggunaan Ketorolac. Oleh karena itu, Ketorolac harus hati-hati diberikan pada pasien
gagal jantung, hipertensi atau kondisi serupa.
.: Interaksi Obat :.
1)

Pemberian Ketorolac bersama dengan Methotrexate harus hati-hati karena

beberapa obat yang menghambat sintesis prostaglandin dilaporkan mengurangi


bersihan

Methotrexate,

sehingga

memungkinkan

peningkatan

toksisitas

Methotrexate.
2)

Penggunaan bersama NSAID dengan Warfarin dihubungkan dengan perdarahan


berat yang kadang-kadang fatal. Mekanisme interaksi pastinya belum diketahui,
namun mungkin meliputi peningkatan perdarahan dari ulserasi gastrointestinal yang
diinduksi NSAID, atau efek tambahan antikoagulan oleh Warfarin dan penghambatan
fungsi trombosit oleh NSAID. Ketorolac harus digunakan secara kombinasi hanya jika
benar-benar perlu dan pasien tersebut harus dimonitor secara ketat.

3)

ACE inhibitor karena Ketorolac dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal


yang dihubungkan dengan penggunaan ACE inhibitor, terutama pada pasien
yang telah mengalami deplesi volume.

4)

Ketorolac mengurangi respon diuretik terhadap Furosemide kira-kira 20% pada


orang sehat normovolemik.

5)

Penggunaan obat dengan aktivitas nefrotoksik harus dihindari bila sedang memakai
Ketorolac misalnya antibiotik aminoglikosida.

6)

Pernah dilaporkan adanya kasus kejang sporadik selama penggunaan Ketorolac


bersama dengan obat-obat anti-epilepsi.

7)

Pernah dilaporkan adanya halusinasi bila Ketorolac diberikan pada pasien yang
sedang menggunakan obat psikoaktif.

Nama Generik: Ketorolac

Nama Merek: Dolac, Ketopain, Ketorolac OGB Dexa, Lantipain, Remopain, Remopain,
Rolac, Scetto, Toradol, Toramine, Torasic, Torpain, Trolac, Xevolac
Definisi
Ketorolac masuk dalam kelompok nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAIDs).
Ketorolac bekerja dengan mengurangi hormon yang menyebabkan peradangan dan
nyeri di dalam tubuh.
Ketorolac digunakan dalam jangka waktu pendek (5 hari atau kurang) untuk mengobati nyeri
ringan sampai parah.
Ketorolac juga digunakan untuk kebutuhan lain yang belum tercantum di sini.
ASPIRIN.
FARMAKOKINETIK
Asam salisilat adalah asam organik sederhana dengan pKa 3,0. Aspirinmempunyai pKa 3,5.
Sodium salisilat dan aspirin adalah obat antiinflamasi yangsama

efektifnya,

walaupun

aspirin mungkin lebih efektif sebagai analgesik.Salisilat dengan cepat diserap oleh
lambung dan usus kecil bagian atas,menghasilkan kadar puncak plasma salisilat dalam
1-2 jam. Aspirin diserap dalamcara yang sama dan dihidrolisis cepat menjadi acetic acid
dan salisilat olehesterase-esterase dalam jaringan dan darah.
1. Absorpsi
Pada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentukutuh di
lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas. Kecepatanabsorpsinya
tergantung

dari

kecepatan

disintegrasidan

disolusi

tablet,

PH permukaan

mukosa dan waktu pengosongan lambung. Absorpsi padapemberian secara rectal


lebih lambat dan tidak sempurna sehingga cara initidak dianjurkan. Asam salisilat
diabsorpsi cepat dari kulit sehat, terutama biladipakai sebagai obat gosok atau salep.
2. Distribusi
Setelah diabsorpsi, salisilat segera menyebar ke seluruh jaringan tubuh dancairan
transeluler sehingga ditemukan dalam cairan sinovial, cairan spinal,cairan peritoneal,
liur dan air susu. Obat ini mudah menembus sawar darahotak dan sawar uri. Kira-kira
80%-90% salisilat plasma terikat pada albumin.
3. Metabolisme
Aspirin diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis menjadi asam salisilat terutama dalam
hati, sehingga hanya kira-kira 30 menit terdapat dalam plasma.Biotransformasi
salisilat

terjadi

di

banyak

jaringan,

tetapi

terutama

dimikrosom dan

mitokondria hati.
4. Eksresi
Salisilat di eksresi dalam bentuk metabolitnya terutama

melalui ginjal,sebagian

kecil melalui keringat dan empedu.


2.3 FARMAKODINAMIK
1. Efek-efek anti inflamasi.
Aspirin adalah penghambat non-selektif kedua isoform COX, tetapi salisilatjauh lebih kurang
efektif dalam menghambat kedua isoform. Salisilat yangtidak di asetilasi mungkin bekerja
sebagai scavenger radikal oksigen. Daricatatan

diketahui

bahwa

berbeda

dari

kebanyakan

AINS

lainnya,

aspirinmenghambat COX secara irreversible, dan bahkan

dosis rendah bisa efektifdalam keadaan tertentu, misalnya penghambatan agregasi platelet.
2. Selain

mengurangi

jugamempengaruhi

sintesis

mediator-mediator

mediator-mediator

kimia

dari

eicosanoid,
sistem

aspirin
kallikrein.

Sebagaiakibatnya, aspirin menghambat melekatnya granulosit pada vasculature yangrusak,


menstabilkan

lisosome,

dan

menghambat

migrasi

leukositpolimorfonuklear dan

makrofag ke dalam daerah inflamasi.


3. Efek-efek analgesik.
Aspirin paling efektif untuk mengurangi nyeri dengan intensitas ringan sampaisedang.
Ia bekerja secara perifer melalui efeknya terhadap inflamasi, tetapimungkin juga
menghambat rangsangan nyeri pada daerah subkortikal.
4. Efek-efek antipiretik.
Aspirin menurunkan

suhu yang meningkat,

sedangkan

suhu badan normalhanya

terpengaruh sedidkit. Efek antipiretik aspirin mungkin diperantarai olehhambatan kedua COX
dalam sistem saraf pusat dan hambatan IL-1 (yangdirilis dari makrofag selama episode
inflamasi).

Turunnya suhu, dikaitkandengan meningkatnya panas yang hilang karena

vasodilatasi dari pembuluhdarah permukaan (superfisial) dan disertai keluarnya keringat yang
banyak.
5. Efek-efek platelet.
Aspirin mempengaruhi hemostasis. Dosis rendah tunggal aspirin (kira-kira 80mg
sehari) menyebabkan sedikitnya perpanjangan waktu pendarahan, yangmenjadi dua
kali lipat bila pemberiannya dilanjutkan selama seminggu.Perubahan disebabkan
oleh hambatan platelet COX yang irreversible, sehinggaefek antiplatelet dari aspirin

berlangsung 8-10 hari (umur platelet). Secaraumum,

aspirin

harus

dihentikan

satu

minggu sebelum pembedahan untukmenghindari komplikasi perdarahan.


2.4 INDIKASI DAN DOSIS
1. Antipiretik
- Dosis dewasa: 325 mg 650 mg, diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam.- Dosis anak: 15-20
mg/KgBB, diberikan tiap 4-6 jam dengan dosis totaltidak melebihi 3,6 gram perhari
2. Analgesik
Salisilat bermanfaat untuk mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakitkepala,
nyeri sendi, nyeri

haid, neuralgia

dan mialgia. Dosis sama sepertipenggunaan untuk

antipiretik.
3. Demam Rematik Akut
1) Dosis dewasa: 5-8 g perhari, diberikan 1 g perkali.
2) Dosis anak: 100-125 mg/KgBB/hari, diberikan

jam

selama

1minggu, setelah itu dosis berangsur diturunkan sampai 60 mg/kgBB/hari.


3) Dalam
waktu
24-48
jam
setelah
pemberian
obat
yang

cukup

terjadipengurangan

nyeri,

kekakuan,

tiap

pembengkakan,

4-6

rasa

panas

dan

merahnyajaringan setempat. Suhu badan, frekuensi nadi menurun dan pasien


merasalebih enak.
4. Reumatoid Artritis
1) Dosis: 4-6 g/hari, tetapi dosis 3 g/hari kadang-kadang cukup memuaskan.
2) Walaupun telah banyak ditemukan obat antireumatoid baru, salisilat masihdianggap
obat standar pada studi perbandingan dengan obat anti reumatiklain. Sebagian pasien
artitis rheumatoid dapat dikontrol dengan salisilat saja,bila hasilnya tidak memadai,
dapat digunakan obat lain.

5. Penggunaan Lain
Aspirin digunakan untuk mencegah thrombus koroner dan rombus vena-dalamberdasarkan
efek penghambatan agregasi trombosit. Laporan menunjukkanbahwa dosis aspirin kecil
yang diminum tiap hari dapat mengurangi insideninfark miokard akut, stroke dan kematian
pada pasien angina tidak stabil
2.5 SEDIAAN
Aspirin (asam asetil salisilat) dan natrium salisilat merupakan sediaan yangpaling banyak
digunakan. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg untuk anakdan tablet 500 mg
untuk dewasa. Metil-salisilat (minyak wintergreen) hanyakdigunakan sebagai obat luar
dalam bentuk salep atau linimen dan dimaksudkansebagai counter irritant bagi kulit.
Asam salisilat berbentuk bubuk, digunakansebagai keratolitik dengan dosis tergantung
dari penyakit yang akan diobati.
2.7 EFEK SAMPING OBAT
Pada dosis yang biasa, efek aspirin yang paling berbahaya adalah gangguanlambung.
Efek ini bisa dikurangi denggan penyanggaan yang sesuai (menelanaspirin bersamaan dengan
makanan diikuti dengan segelas air atau antacid).
Dengan dosisi lebih tinggi , pasien-pasien mungkin mengalami salicylism,muntah
muntah,

tinnitus,

pendengaran

yang

berkurang,

dan

vertigo

yangreversible

dengan mengurangi dosis. Dosis salisilat yeng lebih tinggimenyebabkan hiperpne


melalui efek langsung pada medulla batang otak,sedangkan dosis salisilat yang lebih
rendah alkalosisi respiratorik mungkin terjadi.
Terkadang juga dapat menyebabkan hepatitis ringan dan penurunan filtrasiglomeruli. Pada
dosisi harian 2 gr atau kurang, serum.

Anda mungkin juga menyukai