Strategi teraupetik :
• Obat-obat antiinflamasi steroid
• Obat-obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)
• Analgesik non opioid
• Obat-obat antireumatik kerja lambat
• Obat-obat antireumatik pemodifikasi-penyakit
OBAT ANTIINFLAMASI
NONSTEROID
Obat-obat ini mampu menekan tanda-tanda dan
gejala-gejala inflamasi.
Obat-obat ini memiliki efek :
• Antipiretik
• Analgesik, dan
• Antiinflamasi yang paling baik dalam menangani rasa sakit
berhubungan proses inflamasi.
• Menghambat agregasi platelet
Farmakokinetika AINS
Merupakan asam organik lemak (kec nabumeton)
Adanya makanan tidak mempengaruhi absorpsi
Metabolisme melalui enzim P450
Ekskresi melalui ginjal
Mengalami sirkulasi enterohepatis
Berikatan dengan protein tinggi (albumin)
Didapati dalam cairan sinovial stlh pemberian
berulang.
Mengiritasi lambung
Farmakodinamik AINS
Aktifitas antiinflamasi diperantarai melalui
hambatan biosintesis prostaglandin.
Selama pemakaian AINS terjadi penurunan rilis
mediator-mediator granulosit,basofil dan sel-sel
mast.
Mengurangi kepekaan pembuluh darah thd
bradikinin dan histamin
Mempengaruhi produksi lymphokine dari limfosit T
ASPIRIN
Aspirin acetylsalicylic acid ; ASA
Aspirin cepat diserap oleh lambung dan usus kecil dan
dihidrolisis cepat (waktu paruh serum 15 menit). Menjadi
acetic acid dan salisilat.
Salisilat menghasilkan kadar puncak plasma dalam 1-2
jam.
Salicylate terikat dengan albumin.
Salicylate yang ditelan dan yang dihasilkan oleh hidrolisis
aspirin dapat diekskresikan tanpa berubah.
Metabolisme salicylate menjadi jenuh bila beban tubuh
melebihi total 600 mg.
Alkalinisasi urin dapat me↑ laju ekskresi salicylate bebas
dan konjugatnya yang larut air.
Farmakodinamik aspirin
a. Antiinflamasi :
Aspirin (ASA) penghambat COX nonselektif, tetapi salisilat
jauh lebih kurang efektif dalam menghambat kedua
isoform.
Aspirin menghambat COX secara irreversibel,
Dosis rendah efektif menghambat agregasi platelet.
Dapat mengurangi sintesis mediator eicosanoid dan
mediator dari sistem kalikrein.
Aspirin menghambat melekatnya granulosit pada
vasculature yang rusak, menstabilkan lisosom, dan
menghambat migrasi leukosit PMN dan makrofag ke daerah
inflamasi.
b. Analgesik :
• Efektif mengurangi nyeri dengan intensitas
ringan sampai sedang.
c. Antipiretik :
• Aspirin me↓ suhu yang meningkat, sedangkan
suhu normal hanya terpengaruh sedikit.
• Efek diperantarai oleh hambatan kedua COX
dalam SSP dan hambatan IL-1
• Turunnya suhu dikaitkan karena vasodilatasi
pembuluh darah superfisial disertai keluar
keringat yang banyak.
d. Efek platelet :
• Aspirin mempengaruhi hemostasis
• Dosis rendah aspirin (80 mg sehari)
menyebabkan sedikit perpanjangan
waktu perdarahan.
• Perubahan disebabkan oleh hambatan
platelet COX yang irreversibel, sehingga
efek antiplatelet berlangsung 8-10 hari
• Secara umum aspirin harus dihentikan 1
minggu sebelum pembedahan
Pemakaian klinis :
Celecoxib
Etoricoxib
Meloxicam
Valdecoxib
Rofecoxib
CELECOXIB
Celecoxib inhibitor COX-2 yang sangat selektif, ±
375 kali lebih efektif untuk COX-2 daripada COX-1.
Penyerapan dikurangi 20-30 % oleh makanan.
Waktu paruh ± 11 jam.
Sangat terikat protein
Metabolisme oleh CYP2C9 klirens dapat ↓ 80%
pada gangguan hati.
Dosisi 100-200mg 2x sehari untuk artritis
reumatoid dan osteoartritis .
Tidak mempengaruhi agregasi platelet.
ETORICOXIB
Etoricoxib suatu turunan bipyridine yang
merupakan generasi kedua COX-2 selektif inhibitor.
Memiliki waktu paruh eliminasi ± 22 jam
Etoricoxib dimetabolisme ekstensif oleh enzym
hepatik P450 diikuti oleh ekskresi renal.
Di Amerika persetujuan obat ini masih terhambat,
namun di Inggris dipakai untuk osteoartritis (60 mg
1x sehari), reumatoid artrtitis (90 mg 1x sehari),
gout (12o mg 1x sehari) dan nyeri muskuloskletal
(60 mg 1x sehari) .
MELOXICAM
Meloxicam enolcarboxamide terkait piroxicam
Sedikit selektif pada COX-2.
Absorpsi lambat.
Waktu paruh serum ± 20 jam dan dikonversi
menjadi metabolit tidak aktif.
Pada dosis 7,5-15 mg/hari, meloxicam kurang
ulserogenik daripada piroxicam, diclofenac, atau
nabumeton.
Toksisitas lainnya mirip dengan AINS lainnya.
VALDECOXIB
Valdecoxib suatu diaryl-substituted
isoxazole, yang merupakan obat terbaru
dengan selektivitas tinggi pada COX-2.
Memiliki waktu paruh 8–11 jam.
Valdecoxib pada tahun 2005 ditarik dari
pasaran Amerika karena efek samping pada
kardiovaskular dan Stevens-Johnson Syndrom.
Dipakai untuk artritis, dengan dosis 20 mg dua
kali sehari.
ROFECOXIB
Rofecoxib derivat furanose
Selektif inhibitor COX-2 yang kuat .
Sangat mudah diserap.
Sedikit kurang berikatan dengan protein (87%).
Waktu paruh plasma terminal ± 17 jam.
Dimetabolisme oleh enzim sitolitik hati dan juga
oleh CYP3A4 di dinding usus.
Tidak menghambat agregasi platelet
Hanya sedikit mempengaruhi prostaglandin mukosa
usus
Di AS pemakaian dibatasi hanya pada
osteoartritis dengan rentang dosis 12,5-50
mg 1 x sehari.
Data klinis mengarah pada tingginya
insiden pembentukan trombotik
kardiovaskular berhubungan dengan
inhibitor COX-2 seperti rofecoxib dan
valdecoxib.
NONSELECTIVE COX
INHIBITORS
Diclofenac Diflunisal
Etodolac Fenoprofen
Flurbiprofen Ibuprofen
Indomethacin Ketoprofen
Ketorolac Nabumetone
Naproxen Oxapromin
Phenylbutazone Piroxicam
Sulindac Tenoxiczm
Tiaprofen Tolmetin