Anda di halaman 1dari 23

Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs

AntiPiretik
DOSEN PENGAMPU :
Mira Febrina, M.Sc., Apt

ANGGOTA KELOMPOK :

AINIL MARDHIYAH
ARDHIKA SANDI
DIKO SAPUTRA
NISA AULIA
TENGKU DESVITA DWIPA PUTRI
Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs

Pengertian

Mekanisme kerja Antipiretik NSAIDs

Efek Antipiretik NSAIDs

Efek Samping NSAIDs

Tipe-tipe dan Penyebab Demam

Penanganan Demam
PENGERTIAN

Demam adalah kenaikan suhu tubuh yang melebihi suhu


tubuh normal

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan panas


sedangkan NSAIDs (Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs)
atau obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah suatu
kelompok obat yang berfungsi sebagai anti piretik (penurun
panas), analgetik (pereda nyeri, dan anti imflamasi (anti
radang).
non steroid steroid

Istilah non steroiddigunakan untuk membedakan jenis


obat-obatan ini dengan steroid, yang juga memiliki khasiat
serupa.
NSAID merupakan obat yang heterogen, bahkan beberapa
obat sangat berbeda secara kimiawi. Walaupun demikian,
obat-obat ini ternyata memiliki banyak persamaan dalam
efek terapi maupun efek samping.
MEKANISME KERJA

Selama demam, pirogen endogen (interleukin-1) dilepaskan


dari leukosid dan bekerja langsung pada pusat termoregulator
dalam hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh.
Efek ini berhubungan dengan peningkatan prostaglandin otak
(yang bersifat pirogenik).
Efek antipiretik NSAIDs

Kondisi demam (panas) diakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan


panas di hipotalamus.

NSAIDs berperan dalam menurunkan suhu panas


dengan menghambat produksi PGE yang dapat merubah
pengaturan suhu menjadi meingkat., namun pada kondisi
normal NSAIDs tidak menurunkan suhu tubuh. Artinya,
NSAIDs berperan dalam pengaturan kembali
keseimbangan panas pada demam.
Efek samping dari obat NSAIDs

Efek samping yang sering terjadi pada


penggunaan NSAIDs jangka panjang adalah iritasi
pada saluran pencernaan terutama pada lambung
diakibatkan penghambatan pada COX-1.
Tipe-tipe Demam

1. Demam Septik

2. Demam Remiten

3. Demam Intermiten

4. Demam Kontinyu

5. Demam Siklik

6. Demam Hektik
Penyebab Demam

Infeksi

Perubahan Suhu Lingkungan

Kelelahan

Tertular

Gigitan Nyamuk
Penanganan Demam

Terapi Non-Farmakologi :

1. Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk


mencegah dehidrasi dan beristirahat yang cukup.
2. Tidak memberikan penderita pakaian panas yang
berlebihan pada saat menggigil.
3. Memberikan kompres hangat pada penderita.
Terapi Farmakologi Penggolongan dari NSAIDs

1. Golongan Salisilat
2. Golongan Para Aminofenol (Parasetamol)
3. Turunan indol (Indometasin)
4. Turunan Asam Fenil Propionat (Ibuprofen)
5. Turunan Pirazolon (Fenilbutason)
6. Turunan Oksikam (Piroksikam)
7. Turunan Asam Antralinat (Asam Mefenamat, Diklofenak)
1. Golongan Salisilat

Golongan salisilat contohnya yaitu asetosal atau aspirin.

Obat ini dapat menghilangkan rasa nyeri secara perifer


melalui penghambatan pembentukan prostaglandin di tempat
imflamasi.

Efek penurunan suhu tubuh yang dilakukan obat ini


terjadi karena adanya penghambatan pembentukan prostaglandin
di hipotalamus. Penurunan panas ini juga di dukung dengan
mengalirnya aliran darah ke perifer dan pembentukan keringat.
Aspirin

Indikasi : Untuk mengurangi sakit kepala, nyeri gigi,


migraine, nyeri menelan dan dismenorrhea.

Kontra indikasi: Pasien dengan hipersensitivitas/ alergi terhadap


komponen dari aspirin.

Efek samping : Alergi berupa biduran, serangan asma, sesak


napas, gangguan fungsi hati dan ginjal.

Dosis dewasa : Nyeri dan demam 325-600 mg tiap 4-6 jam /hari
Mula kerja : 20 menit 2 jam
Waktu paruh : 15 20 menit
Nama dagang : aspirin, inzana, novosta, bodrexin, dll
2. Turunan Para Aminofenol (Parasetamol)

Turunan para aminofenol terdiri dari :


1. Asetaminofen
2. Fenasetin
3. Asetamilid.

Turunan para amino fenol ini memiliki efek analgetik dan anti piretik sama kuat
dengan asetosal, khususnya asetaminofen dan fenasetin. Akan tetapi efek anti
imflamasinya sangat lemah. Obat ini dianggap paling aman karena tidak
menyebabkan iritasi lambung yang hebat jika dikonsumsi.

Peringatan !
Parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulakn nerfopati
analgesik. Akibat dosis toksik dari parasetamol dapat mengakibatkan nekrosis hati, nekrosis
tubuli renalis, serta koma hipoglikemik.
Parasetamol

Indikasi : Antipiretik ( menurunkan panas ),


menghilangkan sakit kepala, sakit gigi, nyeri
pasca operasi, dll
Kontra indikasi: Gangguan fungsi hati dan penyakit hati,
gangguan fungsi ginjal serius, shock
Efek samping : reaksi alergi, kerusakan hati dan ginjal.
Dosis : Dewasa ; 300 mg- 1 g tablet oral setiap 4 - 6
jam
Anak-anak ; 10-15 mg/ kg BB/ dosis tiap 4-6
jam
Waktu paruh : 2 jam
Nama dagang : Panadol, decadol,itramol, termorex, tempra
3. Turunan indol (Indometasin)

Indometasin mempunyai efek analgetik, anti piretik, dan anti


imflamasi. In vitro indometasin menghambat enzim siklooksigenase
seperti kolkisin.

Indometasin merupakan penghambat prostaglandin yang kuat.


Obat ini berikatan dengan protein 90% dan mengambil alih obat lain
yang berikatan dengan protein sehingga dapat menimbulkan
toksisitas. Indometasin sangat mengiritasi lambung dan harus
dimakan sewaktu makan atau bersama-sama makanan.
4. Turunan Asam Fenil Propionat (Ibuprofen)

Ibuprofen menghambat sintesis prostaglandin sehingga efektif dalam


meredakan imflamasi dan nyeri.

Indikasi ibuprofen antara lain reumatik arthritis, mengurangi rasa


nyeri, kekakuan sendi, dan pembengkakan.

Ibuprofen diabsorbsi dengan baik melalui saluran gastrointestinal


dan mempunyai waktu paruh singkat, tetapi tinggi berikatan dengan
protein.

Jika dipakai bersama obat lain yang juga berikatan dengan protein
dapat menimbulkan efek samping yang besar.
Ibuprofen

Indikasi : Meredakan nyeri ringan sampai sedang,


nyeri setelah operasi, nyeri pada penyakit
sendi, nyeri otot, nyeri haid, serta
menurunkan demam.
Efek samping: Mual, muntah, konstipasi, nyeri
perut, serta rasa terbakar pada perut bagian
atas.
Dosis : Dewasa ; 3-4 x 200-400 mg per hari
Anak ; 20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Mula kerja : 30 menit - 60 menit
Masa kerja : 4 8 jam
Nama dagang : Advil, Bodrex EXTRA, Proris, Bufect
5. Turunan Pirazolon (Fenilbutason)

Fenil butason merupakan derivat pirazolon yang mempunyai efek anti


imflamasi yang kuat. Akan tetapi obat ini memiliki efek samping berupa
agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, sindroma nefrotik,
neuritis optic, tuli, reaksi alergik serius, dermatitis eksfoliatif serta
nekrosis hati.
Derivat pirazolon ini memiliki khasiat antiflogistik yang lebih kuat dari
kerja analgetiknya, jadi golongan ini hanya digunakan sebagai obat
rematik.
6. Turunan Oksikam (Piroksikam)

Piroksikam adalah anti imflamasi non steroid yang mempunayai aktifitas


anti imflamasi, analgetik, dan antipiretik.

Piroksikam berfungsi hanya untuk penyakit imflamasi sendi.


Obat ini cepat diabsorbsi dari lambung dan dalam 1 jam konsentrasi dalam
plasma akan mencapai 80 % dari kadar puncaknya.

Metabolisme terjadi dalam hati dan diekskresi melalui urin dan feses.
7. Turunan Asam Antralinat

1. Asama Mefenamat
Asam mefenamat mengurangi rasa nyeri dari ringan sampai
sedang pada sakit gigi, sakit telinga, nyeri otot, dismenore serta nyeri
setelah melahirkan dan nyeri trauma.

Asam mefenamat merupakan kelompok antiimflamasi non


steroid yang bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin
dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim siklooksigenase
sehingga mempunyai efek analgetik, antipiretik dan anti imflamasi.
2. Diklofenak

Diklofenak diabsorpsi melalui saluran cerna secara


cepat dan lengkap. Obat ini hampir sepenuhnya berikatan
pada protein plasma dan mengalami efek lintas awal (first-
pass) sebesar 40-50%.
Efek samping dari obat ini adalah mual, gastritis,
eritama kulit dan sakit kepala yang sama seperti semua obat
NSAIDs.

Mekanisme diklofenak dengan jalan menghambat enzim


siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin
terhambat.

Anda mungkin juga menyukai