TOPAMATE®
TRANSFER A 2020/KELOMPOK 4
LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
DOKUMEN RANCANGAN
PENGEMBANGAN FORMULA
PRODUK TABLET
Tanggal Pengesahan:
Topamate®
Laboratorium
Farmasetika Sekolah
Tinggi Imu Farmasi
Makassar
Disusun Oleh
Disetujui Oleh
Asisten :
PT. GM Jaya
Makassar-Indonesia
Namaproduk® Tablet, Dosis/bentuksediaan,
<<Topamate®>>
I. Rancangan Formula
Tiap 100 mg mengandung :
Topiramate 50 mg (Zat aktif)
Mg. Stearat 1% (Lubrikan)
PVP 5% (Pengikat)
Talkum 2% (Glidan)
Crospovidone 2% (Penghancur)
Avicel ad 100% (Pengisi)
II. Rencana desain sediaan
- Rencana nomor registrasi : DKL2112332110A1
- Rencana nomor bets : 1250721
- Rencana klaim etiket : Tablet
Halaman2dari17
Namaproduk® Tablet, Dosis/bentuksediaan,
4. Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi (Depkes RI, 1995)
5. Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat
dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, fokulasi, atau rendahnya
berat jenis. Selain itu, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya
cukupan atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau
setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin
diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan
bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang rasanya pahit, obat dengan
bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau
kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan sebelum dikempa
(bila mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu (Lachman L., 2008).
III.2 Dasar pemilihan bahan aktif (minimal 3 pustaka)
1. Topiramate adalah first-line AED untuk pasien dengan kejang parsial
sebagai tambahan atau untuk monoterapi. Topiramate juga disetujui untuk
kejang tonik-klonik di generalisasi primer epilepsi (DiPiro J.T., 2015).
2. Topiramate adalah monosakarida tersubstitusi sulfamat telah disetujui untuk
digunakan sebagai agen antiepilepsi, sebagai terapi tambahan untuk pasien
dengan kejang onset parsial atau kejang tonik-klonik umum primer, dan
untuk pencegahan migrain. Topiramate memblokir saluran natrium yang
bergantung pada tegangan, meningkatkan aktivitas neurotransmitter gamma
amino butirat pada beberapa subtipe reseptor GABA-A. Penyerapan
Topiramate cepat, dengan konsentrasi plasma puncak terjadi sekitar 2 jam
(Kanhu C.P., 2019).
3. Topiramate adalah obat antiepilepsi termasuk penggunaan monoterapi dan
terapi tambahan pada anak-anak berusia 2 tahun hingga dewasa untuk
kejang onset parsial dan kejang tonik-klonik umum (Yuchen W., 2017).
Halaman3dari17
III.3 Dasar pemilihan bahan tambahan minimal 3 pustaka seitap bahan
1. Magnesium Stearat
Magnesium stearat banyak digunakan dalam kosmetik, makanan, dan
formulasi farmasi. Terutama digunakan sebagai lubrikan di pembuatan
kapsul dan tablet pada konsentrasi antara 0,25% dan 5,0% b/b (Rowe R.
C.,2009).
Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2%. Jika terlalu besar
akan terjadi laminatin (Lachman, 1994).
Magnesium stearat digunakan sebagai glidan dengan konsentrasi 0,25-5,0%
untuk meminimalisir gesekan yang terjadi antar partikel granul. Alasan
penggunakan magnesium stearat karena dapat meningkatkan sifat alir
campuran granul dan mengurangi gesekan antar partikel sehingga campuran
granul lebih mudah mengalir. Kelebihan mg stearat adalah tidak higroskopis
(Deniar, 2010).
2. PVP
Povidone digunakan dalam berbagai formulasi obat-obatan, terutama
digunakan dalam bentuk sediaan padat. Dalam pembuatan tablet, larutan
povidone digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. Sebagai
pengikat tablet, pengencer tablet, atau agen pelapis digunakan konsentrasi
0,5%–5% (Rowe R. C.,2009).
Penggunaan PVP sebagai bahan pengikat menghasilkan tablet
yang tidak keras, waktu disintegrasinya cepat sehingga cepat
terdisolusi dalam cairan tubuh, terabsorpsi, setelah itu terdistribusi ke
seluruh tubuh serta sirkulasi sistemik dan memberikan efek terapi.
Penggunaan PVP konsentrasi 5% menghasilkan granul dengan daya
kompresi yang baik (Mohrle, 1980).
PVP bagus untuk proses penggranulan, hasil granul lebih cepat kering,
memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum, menghasilkan fines
lebih sedikit dan daya kompatibilitasnya lebih baik sehingga dapat
menghasilkan tablet yang lebih bagus (Muktamar, 2007).
3. Talkum
Talkum digunakan sebagai glidan dalam formulasi. Talk tidak diabsorbsi
secara sistemik jika diberikan secara oral. Oleh karena itu dianggap sebagai
bahan yang bersifat nontoksik. Talk digunakan untuk memperbaiki sifat alir
dari serbuk agar mudah dalam proses produksinya. Selain itu talk berfungsi
sebagai adsorben pada bahan yang higroskopik. Sebagai glidan tablet
dengan konsentrasi 1%-10% (Rowe R. C.,2009).
Talk dan magnesium stearat mempunyai sifat hidrofobik yang akan
membuat lapisan film pada partikel bahan padat sehingga dapat mengurangi
gesekan antar partikel dan memudahkan partikel tersebut mengalir.
Kombinasi talk dan magnesium stearat mempunyai sifat yang dapat
menyelubungi permukaan granul sehingga mengurangi kayak gesekan antar
granul dan granul akan mudah mengalir. Peningkatan persentase bahan
pelicin dapat meningkatkan waktu hancur tablet (Parrot, 1971).
4. Crospovidone
Crospovidone merupakan superdisintegrant tablet yang tidak larut air dan
sebagai agen pendisolusi yang biasa digunakan pada konsentrasi 1-10% pada
tablet yang dibuat dengan metode kempa langsung, granulasi kering dan
granulasi basah. Crospovidone diketahui secara cepat mengalami aksi
kapilaritas dan mempengaruhi daya serap airnya tanpa membentuk gel.
Crospovidone memiliki sifat hidrofilik, memiliki banyak pori, permukaan
luas, cepat menyerap air dapat mengembang dengan baik dan memiliki
kompresibilitas baik. Keuntungan penggunaan crospovidone diantaranya
crospovidone bekerja sebagai superdisintegrant dengan mekanisme water
wicking dan sedikit swelling tanpa membentuk gel (Kibbe, 2009).
5. Avicel
Avicel PH 102 dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun
granulasi basah. (Rowe et al, 2009).
Avicel dalam formula ini digunakan sebagai pengisi dengan konsentrasi
20%-90%. Avicel PH 102 mempunyai ukuran partikel yang mempunyai
sifat alir yang baik serta memiliki moisture content yang kecil dan biasanya
digunakan dengan bahan-bahan higroskopis (Kibbe, 2009).
Avicel PH 102 memiliki kompaktibilitas yang sangat baik dan mengalami
deformasi plastik saat dikompresi yang dapat menyebabkan terjadinya
interlocking yang merupakan kekuatan ikatan antar partikel (Banker and
Anderson, 1994).
III.4 Dasar pemilihan metode pembuatan (minimal 3 pustaka)
1. Granulasi basah biasanya digunakan untuk tablet kempa. Serbuk yang
dibasahi atau massa lembab diayak menjadi granul, kemudian dikeringkan.
Perekatan granulasi dengan pengayakan kering ditambahkan lubrikan dan
pemcampuran hingga pembentukan tablet dengan kempa (Ansel, H. C.,
1989)
2. Pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa zat pengisi dimaksudkan
untuk memperbesar volume tablet, zat pengikat dimaksudkan agar tablet
tidak pecah atau retak, dapat merekat, zat penghancur agar tablet dapat
hancur dalam perut, zat pelicin agar tablet tidak lekat pada cetakan. Dalam
pembuatan tablet, zat berkasiat, zat-zat lain kecuali pelicin dibuat granul
(butiran kasar) karena serbuk yang halus tidak dapat mengisi cetakan tablet
dengan baik dan mudah mengalir mengisi cetakan serta menjaga agar tablet
tidak retak (Anief M., 1994).
III.5 Dasar pemilihan bahan kemas (minimal 2 pustaka)
1. Bahan kemasan aluminium foil digunakan secara luas dalam pelapisan
dimana dibutuhkan sifat – sifat yang rendah terhadap daya tembus gas, uap,
air dan sinar (Buckle, 1987).
2. Kelebihan kertas karton dari bahan pengemas lainnya adalah harga yang
murah dan lebih ringan (Dewa, 1999).
IV.2 Uraian sifat fisika-kima bahan aktif (Depkes RI, 2020; Martindale, 2009)
Nama resmi : TOPIRAMAT
Nama lain : Topiramate
RM : C12H21NO8S
BM : 339,36
Pemerian :
Serbuk putih sampai
hampir putih
Inkompatibiltas : -
Saran : Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
penyimpanan
V. Informasi Bahan Tambahan (Sifat fisika-kima dan stabilitas) minimal 2 pustaka
1. (Povidone, Exipient 6th: 611; Depkes RI, 2020)
Nama resmi : POVIDONUM
Nama lain : Povidone;
Polyvinylpyrrolidone
; Kollidon; E1201
Kelas fungsional : Binders
Konsentrasi : 0,5-5%
RM : (C6H9NO)n
BM : 2.500-3.000.000
Pemerian :
Warna halus, putih ke putih krem, tidak berbau, bubuk
higroskopis.
Inkompatibilitas :
Povidone kompatibel dalam larutan dengan berbagai
ankorganik garam, resin alami dan sintesis, dan bahan kimia
lainnya. Terbentuk molekuler adduct dalam larutan dengan
sulfathiazole, sodium salicylate, asam salisilat, fenobarbital,
tanin, dan senyawa lainnya. Bahan pengawet seperti
thimerosal mungkin terpengaruh oleh pembentukan kompleks
dengan povidone.
Penanganan :
Amati tindakan pencegahan normal yang sesuai dengan
keadaan dan jumlah bahan yang ditangani. Pelindung mata,
sarung tangan, dan masker direkomendasikan.
Konsentrasi : 0,25-5%
RM : C36H70MgO4
BM : 591,25
Pemerian : Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah
melekat di kulit dan bebas dari butiran.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter, sedikit
larut dalam benzen panas dan etanol panas 95%.
pKa dan pH : 7
larutan
Titik lebur : 117oC-150oC
Informasi lain : -
Toksisitas : -
Saran : Dalam wadah tertutup baik.
penyimpanan
Konsentrasi : 1-5%
RM : H2O12Mg3S14
BM : 379,2657
Pemerian :
Talk sangat halus, putih sampai putih keabu-abuan, tidak
berbau, tidak beraturan, bubuk kristal.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam asam encer dan basa, pelarut
organik, dan air.
pKa dan pH : 7-10
larutan
Titik lebur : -
Informasi lain : Mudah melekat pada kulit dan lembut saat disentuh dan bebas
dari grittiness.
Stabilitas : Bahan yang stabil dan dapat disterilkan dengan pemanasan
pada suhu 160oC selama tidak kurang dari 1 jam, juga dapat
disterilkan dengan paparan etilen oksida atau iradiasi gamma.
Saran :
penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan
kering.
Kelarutan :
Praktis tidak larut dalam air dan pelarut organik yang paling
umum.
pKa dan pH :
larutan 5-8
Titik lebur : -
Informasi lain : Penyerapan kelembaban maksimum kira-kira 60%. distribusi
partikel kurang dari 400 mm untuk polyplasdone XL; kurang
dari 74 mm untuk polyplasdone XL-10. kira-kira 50% lebih
besar dari 250 mm untuk Kollidon CL. Minimum 90%
partikel dibawah 15 mm untuk kollidone CL-M.
Stabilitas : Crospovidone higroskopis.
Penanganan : -
Konsentrasi : 20-90%
RM : (C6H10O5) n, n=220
BM : 360000
Pemerian : Serbuk kritalin dengan partikel berpori; berwarna putih; tidak
berbau; dan tidak berasa.
Kelarutan :
Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/b, praktis tidak larut
dalam air, asam encer, dan sebagian besar pelarut organik.
Inkompatibilitas :
Inkompatibel dengan agen-agen oksidator kuat.
VI.3.
Rancangan Spesifikasi Sediaan
Tabel Data Spesifikasi Produk Ruah
No. Kriteri Ref Spesifikasi Re
a f
1. Ukuran partikel
2. Densitas
3. Aliran serbuk
4. Mikrobiologi - - -
Tabel Data Spesifiasi Produk Akhir (ref/cantumkan pustakanya)
3.
4.
5.
6.
7.
3. Perhitungan Per-batch
Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, Diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.
Banker, G.S. dan Anderson, N.R., 1994, Tablet In the Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, Ed III, Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi, UI Press, Jakarta.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton, 1987. Ilmu Pangan. Jakarta :
UI-Press.
Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2020, Farmakope Indonesia, Edisi VI, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Kanhu Charan Panda, Chinmaya Keshari Sahoo, Jimidi Bhaskar, Ch.Swati, T.Madhuri, D.
Venkata Ramana, 2019. “Formulation and Evaluation of Immediate Release
Tablets of Topiramate Using Croscarmelose Sodium”. Int. J. Pharm. Sci. Rev.
Res., 54(1), January - February 2019; Article No. 12, Pages: 67-71 ISSN 0976 –
044X.
Kibbe, AH., 2009, Povidone, In: Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan Quinn M.E. (eds.)
Handbook of Pharmaceutical Excipients 6 th Edition, Minneapolis,
Pharmaceutical Press.
Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III,
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, UI – Press.
Mohrle, R., 1980, Effervescent Tablet, in H.A. Lieberman, L. Lachman and J.B.,
Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Marcel Dekker, Second Edition, Volume
I,225-255, Inc, New York.
Muktamar, T.R, 2007. Pengaruh Penambahan PVP (Polivinil Pirolidon) Sebagai Bahan
Pengikat Terhadap Sifat Fisik dan Profil Disolusi Tablet Parasetamol dengan
Metode Granulasi Basah. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Sixth Edition. London: Pharmaceutical Press.
Sweetman, S.C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference, Thirty Sixth Edition,
Pharmaceutical Press, New York.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari
Noerono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.