KELOMPOK 5
1. RAE LESTARI 1808062137
2. UMMI HERYANA 1808062138
3. MUHAMMAD RIDWAN 1808062139
4. NARENDRA BAGUS KUSUMAJATI 1808062140
Dosen pembimbing
Rizky Yudha Nuari, M.Sc., Apt
Nina Salamah, M.Si., Apt
Dr. Nining Sugihartini, M.Si., Apt
PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berkhasiat sebagai antiradang untuk pengobatan rematik, dan mengurangi rasa nyeri
yang ringan dan moderat terutama untuk menghilangkan rasa nyeri setelah operasi
gigi (AHFS, 2002). Asam mefenemat sendiri dapat dibuat berbagai macam sediaan,
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa
cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara
menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga
tablet adalah sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan
Untuk memenuhi persyaratan mutu dari tablet, maka diperlukan suatu proses
yang menjaga agar mutu dari tablet terjamin. Proses tersebut biasanya disebut dengan
in proses control dan evaluasi sediaan yang mengacu pada cara pembuatan obat yang
baik.
3
formulasi sediaan, in process control, metode analisis dari sediaan tablet asam
mefenamat.
B. Rumusan Masalah
asam mefenamat?
C. TUJUAN
mefenamat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asam mefenamat
1. Zat aktif
a. Asam mefenamat mengandung tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari
b. Pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih, melebur pada suhu lebih
c. Kelarutan : larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol dan dalam methanol, praktis tidak larut
d. pKa : 4,2, Koefisien Partisi : Log P (octanol/air) = 5,1 (Moffat et al., 2004).
e. Farmakokinetik : T1/2 eliminasi : 2-4 jam, protein binding : 90% dan obat
52% diekresikan melalui urin dan 20% diekresikan di feses (AHFS, 2002).
kelarutan yang rendah dan daya tembus membran tinggi, kecepatan disolusi obat
secara invivo besar jika dosis obat ditingkatkan. Asam mefenamat merupakan turunan
rematik, dan mengurangi rasa nyeri yang ringan dan moderat terutama untuk
menghilangkan rasa nyeri setelah operasi gigi. Turunan ini menimbulkan efek
samping iritasi saluran cerna, mual, diare, nyeri abdominal, anemia, agranulositosis,
2000).
c. Wadah dan penyimpanan untuk tablet asam mefenamat harus dalam wadah
tertutup rapat
B. Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang dibuat secara kempa-cetak berbentuk
rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 2000). Obat tunggal atau campuran beberapa
jenis obat diramu dengan zat tambahan yang cocok, digranulasi, jika perlu digunakan
ketebalan, sifat disolusi dan disintegrasi dan dalam aspek lain, tergantung pada
berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Tablet dapat dihasilkan
dalam berbagai bentuk, dengan membuat pons dan lubang kempa (lesung tablet)
kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik selama
Tablet merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang hampir sebagian
besar bentuk sediaan farmasi terdapat dalam bentuk tablet (hampir 60%). Hal ini
didukung oleh beberapa keunggulan yang dimiliki oleh tablet (Sulaiman,2007), yaitu:
1) Tablet dapat diproduksi dalam skala besar dan dengan kecepatan produksi
3) Lebih stabil dan tidak mudah ditumbuhi mikroba karena dalam bentuk kering
8) Bau, rasa dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan
penyalutan
10) Tablet tersedia dalam berbagai tipe yaitu: buccal, effervescent, dispersible dan
lain-lain
11) Dapat dengan mudah digunakan sendiri oleh pasien tanpa bantuan tenaga
medis
1) Bahan aktif dengan dosis yang besar dan tidak kompresibel sulit dibuat tablet
2) Terdapat kendala dalam memformulasikan zat aktif yang sulit terbasahi dan
kapsul
4) Jumlah zat aktif dalam bentuk cairan yang dapat dijerat/trap ke dalam tablet
sangat kecil
5) Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia
Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat kering
kedalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan masa yang jumlahnya besar
dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadi pecahan-pecahan
kedalam granul yang lebih kecil. Penambahan bahan pelicin dan penghancur
kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel et al, 1995). Metode ini khusus untuk bahan
yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap
uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang dinaikkan.
Metode ini dilakukan pada bahan-bahan obat atau bahan tambahan yang
bersifat mudah mengalir dan memiliki sifat kohesif yang memungkinkan untuk
1. Laktosa
Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu, dalam bentuk anhidrat atau
mengandung satu molekul anhidrat. Pemerian serbuk atau massa hablur keras, putih
atau putih krem, tidak berbau dan sedikit manis, stabil diudara, tetapi mudah
menyerap bau. Kelarutan mudah larut (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih
larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform
dan dalam eter. Laktosa monohidrat (C11H22O11-H2O) memiliki berat molekul 360,31.
2. Avicel PH101
Avicel PH 101 adalah nama dagang dari selulosa mikrokristal. Avicel dibuat
dari hidrolisis terkontrol α-selulosa dengan larutan asam mineral encer. Avicel PH
101 memiliki kompresibilitas yang sangat baik, digunakan sebagai bahan pengisi
tablet yang dibuat secara granulasi maupun cetak langsung. Avicel sebagai bahan
pengisi tablet umumnya digunakan dalam rentang 20-90% (Rowe et al., 2009). Sifat
alirnya yang kurang baik dan harganya yang relatif mahal membuat avicel jarang
3. Magnesium stearat
591,24 memiliki nama lain yaitu magnesium distearate, magnesii stearas, magnesium
magnesium, dan Synpro 90. Magnesium stearat dikenal dalam industri farmasi dapat
mengurangi masalah kekerasan tablet dan disolusi dari tablet (Chaubal, M., 2006).
diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari magnesium stearate dan magnesium
palmitat dalam berbagai perbandingan. Mengandung setara dengan tidak kurang dari
6,8% dan tidak lebih dari 8,3% MgO (Departemen Kesehatan RI, 2014).
memiliki densitas rendah,bau samar dan rasa yang khas. Praktis tidak larut dalam air,
etanol, dan eter, sedikit larut dalam benzene hangat. Stabilitasnya baik, dan harus
disimpan dalam wadah tertutup, ditempat sejuk dan kering. Secara umum magnesium
pelumas atau pelicin, umumnya digunakan pada formulasi sediaan tablet dan kapsul.
11
Kadar yang biasa digunakan dalam formulai tersebut memiliki rentang antara 0,25%
4. Amilum
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot Utillisima
Pohl. Pati singkong merupakan serbuk sangat halus, putih praktis tidak larut dalam air
dingin dan etanol, susut pengeringan tidak lebih dari 15,0 %, penetapan dilakukan
menggunakan 1,0 g (Depkes RI, 1995). Amilum merupakan bahan penghancur tertua
dan paling luas digunakan oleh industri farmasi. Konsentrasi amilum sebagai bahan
kompresibilitas yang buruk dengan sifat alirnya buruk (Agoes, 2006) tetapi
Mekanisme aksi dari amilum adalah dengan aksi kapiler, deformasi dan
hydrogen yang terbentuk pada saat pengempaan (Sulaiman, 2007). Turunan amilum
seperti natrium amilum glikonat dan lain-lain yang membesar atau mengembang
dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet
5. Xanthan Gum
kosmetik, dan produk makanan sebagai agen pensuspensi dan penstabil. Selain itu
juga digunakan sebagai pengental dan pengemulsi. Xanthan gum dapat berwujud
krim atau serbuk yang berwarna putih, tidak berbau, mudah mengalir, serta gelnya
agen pensuspensi tetapi dapat digunakan juga sebagai matriks pada tablet lepas
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dari bulan Maret 2019 sampai dengan April 2019.
1. Alat
Alat yang digunakan untuk formulasi dan evaluasi tablet asam mefenamat
adalah timbangan analitik (Ohaus TM AR2140), alat gelas (Pyrex), moisture content
analyzer, flowability tester, cube mixer, sieve shaker, buret, statif, pipet tetes,
friability tester, hardness tester, alat kempa tablet, oven, ayakan, melting point
apparatus.
2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah serbuk asam mefenamat,
etanol.
14
1. Uji Organoleptis
atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar). Warna yang tidak seragam dan
(Ansel, 1989).
baku asam mefenamat ke dalam pipa kapiler secukupnya kemudian pipa kapiler
dimasukan ke dalam alat melting point apparatus yang telah diatur suhunya. Untuk
memeriksa titik lebur, serbuk diamati. Titik lebur diketahui ketika serbuk di dalam
diketahui jika asam mefenamat serbuk akan melebur pada suhu lebih kurang 2300C.
mefenamat serbuk memiliki persyaratan susut pengeringan tidak lebih dari 1%.
4. Uji kelarutan
air dengan volume yang sama hingga larut. Dilakukan hal yang sama dengan pelarut-
15
pelarut lain seperti, larutan alkali hidroksida, etanol, metanol, air panas, dan
kloroform.
kemudian dilarutkan dalam lebih kurang 80 mL etanol mutlak P hangat yang telah
dinetralkan dalam larutan merah fenol P. Dilakukan pemanasan atau sonikasi untuk
dinetralkan secukupnya hingga 100 mL. Campuran dititrasi dengan NaOH 0,1 M
menggunakan larutan merah fenol P sebagai indikator. Tiap mL NaOH 0,1 M setara
Air murni di didihkan kuat-kuat selama 5 menit atau lebih dan didiamkan
sampai dingin, serta tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara.
Ditimbang 0,4 gram NaOH padat dilarutkan dengan akuades dalam gelas
beker 100 mL, kemudian diencerkan dengan akuades hingga volume 100 mL.
telah dihaluskan dan dikeringkan pada suhu 120o C selama 2 jam, dan dilarutkan
titrasi dengan larutan natrium hidroksida hingga terjadi warna merah muda yang
a. Akurasi
dengan penambahan zat aktif 100%, 120%, 140%. Kemudian dititrasi dengan
b. Presisi
etanol mutlak P yang telah dinetralkan secukupnya hingga 100 mL. Kemudian
17
dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran. Lakukan sebanyak enam
kali. Hasil yang diperoleh dihitung kadarnya kemudian dihitung nilai RSD
nya. Parameter ini dilakukan pada hari yang sama dan kriteria
c. Linieritas
0,1 g; 0,15 g; 0,2 g; 0,25 g dan 0,3 g) larutkan dalam 80 mL etanol mutlak P
hingga 100 mL, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran.
C. Prosedur produksi
1. Formula Sediaan
2. Pembuatan Tablet
yang terdiri dari amilum ditambahkan pelarut akuades yang telah dihangatkan
terlebih dahulu. Asam mefenamat dicampurkan dengan laktosa dalam cube mixer,
dikembangkan. Campuran kemudian dibentuk massa yang dapat dikepal dan diuji
dengan cara mematahkan menjadi dua bagian, jika masih terdapat serbuk yang jatuh
maka aduk kembali sampai tidak ada serbuk jika dipatahkan (banana breaking ball).
Massa yang terbentuk kemudian diayak dengan ayakan mesh 12 sampai terbentuk
Setelah konstan, granul kering diayak dengan ayakan mesh 14, ditimbang dan
dicatat bobot setelah pengayakan, setelah itu dilakukan uji terhadap granul tanpa fase
luar, setelah pengujian ditambahkan fase luar (avicel PH 101, xanthan gum dan mg
stearat) sedikit demi sedikit hingga homogen. Sebelum pengempaan dilakukan, alat
kempa yang digunakan dibersihkan dan disiapkan terlebih dahulu. Besar die,
kekerasan, dan tekanan punch ditentukan. Kemudian granul yang telah diberikan fase
19
3. Pengemasan
Kemasan yang digunakan yaitu botol yang berwarna gelap dan tertutup rapat,
D. In process control
kemudian diambil sampel dari 5 titik sampling sebanyak 250 mg. Sampel kemudian
dititrasi dengan NaOH 0,1 N untuk mengetahui homogenitas kadar asam mefenamat.
Bila hasil menunjukkan proses mixing telah homogen, maka hasil pencampuran
CV < 5%.
Proses ini dilakukan saat granul saat sedang dan telah selesai dikeringkan. Atur waktu
menjadi 30 menit dan hidupkan alat hingga dihasilkan granul kering. Nilai
keberterimaan pada kadar air granul sebesar 4%. Persen kadar air granul dihitung
menggunakan persamaan:
3. Waktu Alir
Granul sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam alat flowability tester dan
diratakan. Penutup wadah bagian bawah alat dilepaskan dan secara bersamaan dicatat
waktu seluruh granul melewati corong. Kecepatan alir dinyatakan sebagai waktu
(detik) yang dibutuhkan untuk mengalirkan 100 gram granul. Prosedur ini dilakukan
ketika fase luar telah ditambahkan pada granul yang telah terbentuk. Dikatakan baik
4. Kompresibilitas
Granul sebanyak 100 gram dimasukkan dalam gelas ukur 100 mL dan
dihitung volumenya (V). Massa dalam gelas diketuk sebanyak 500 kali dengan
ketinggian 2,5 cm sampai didapat volume mampat (V2). Kemudian berat jenis bulk
BJ Bulk = m/V1
BJ mampat = m/V2
BJ mampat – BJ bulk
Kompresibilitas = × 100%
𝐵𝐽 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡
5. Distribusi Granul
Masukan sejumlah 100 gram granul diletakan di atas ayakan yang telah
tersusun mulai dari ayakan mesh 20 smapai dengan ayakan mesh 100 pada alat sieve
masing ayakan ditimbang kembali dan dihitung distribusi granul pada tiap-tiap
ayakan (%).
21
Dilakukan dengan menggunakan alat jangka sorong dengan cara sebuah tablet
diletakkan pada ujung alat dengan posisi horizontal, digerakkan jangka sorongnya
hingga menyentuh tablet, kemudian diameter tablet dibaca pada skala. Dilakukan
percobaan sebanyak 3 kali dan dihitung puratanya. Diameter tablet tidak lebih dari 3x
Dilakukan dengan sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi
tablet dibaca pada skala. Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali dan dihitung
8. Kekerasan Tablet
Dalam alat stokes Monsanto hardness tester diletakan sebuah tablet dan
tekananya diatur sedemikian rupa, sehingga tablet stabil ditempatnya dan jarum
penunjuk berada pada skala 0. Dengan memutar ulirnya, tablet akan terjepit semakin
kuat dengan menaiknya tekanan tablet secara lambat, yang ditransfer melalui sebuah
per sedemikian lama sampai akhirnya tablet tersebut pecah. Besarnya tekanan dibaca
9. Kerapuhan Tablet
Pengujian kerapuhan tablet yaitu dengan cara 20 tablet dibebaskan dari debu
dimasukan dalam alat uji keausan abrasive tester yang diputar pada kecepatan 25
putaran per menit dijalankan selama 4 menit, percobaan ini dilakukan 3 kali pada
22
setiap fomula. Tablet itu kemudian dibersihkan dan ditimbang ulang, kehilangan
berat lebih kecil dari 0,5% - 1% masih dapat dibedakan (Lachman dkk, 1994).
E. Evaluasi sediaan
1. Waktu Hancur
jika tidak dinyatakan masukkan 1 cakram pada tiap tabung. Alat dijalankan
menggunakan air bersuhu 37 ± 2°C sebagai media kecuali dinyatakan lain. Pada akhir
batas waktu pada monografi, angkat keranjang dan amati semua tablet. Semua tablet
harus hancur sempurna, bila ada 1 atau 2 tablet tidak hancur maka ulangi pengujian
pada 12 tablet lainnya. Tidak kurang dari 16 dari 18 tablet hancur sempurna.
2. Keragaman Bobot
Timbang saksama 10 tablet satu per satu. Hitung jumlah zat aktif dalam tiap
tablet yang dinyatakan dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari jumlah
yang tertera pada etiket dari hasil penetapan kadar masing-masing tablet. Hitung nilai
penerimaan.
Sediaan padat dan cair keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai
penerimaan 10 unit sediaan pertama tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai
penerimaan lebih besar dari L1% lakukan pengujian pada 20 unit tambahan, dan
hitung nilai penerimaan. Memenuhi syarat jika nilai penerimaan akhir dari 30 unit
sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unit pun kurang dari [1-
(0,01)(L2)]M atau tidak satupun lebih dari [1+(0,01)(L2)]M seperti tertera pada pada
23
bobot. Kecuali dinyatakan lain L1 adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0 (Anonim, 2014).
setara dengan 0,5 gram asam mefenamat secara saksama kemudian dilarutkan dalam
lebih kurang 80 mL etanol mutlak P hangat yang telah dinetralkan dalam larutan
hingga 100 mL. Campuran dititrasi dengan NaOH 0,1 M menggunakan larutan merah
fenol P sebagai indikator. Tiap mL NaOH 0,1 M setara 24,13 mg asam mefenamat.
a. Akurasi
aktif, yaitu dengan penambahan zat aktif 100%, 120%, 140%. Kemudian dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 M. Hasil yang diperoleh dihitung persen perolehan kembali
b. Presisi
tablet asam mefenamat yang telah diserbukkan (sesuai dengan prosedur), dilarutkan
dalam 80 mL etanol mutlak P hangat yang telah dinetralkan dalam larutan merah
hingga 100 mL. Kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebagai titran.
Lakukan sebanyak tujuh kali. Hasil yang diperoleh dihitung kadarnya kemudian
dihitung nilai RSD nya. Parameter ini dilakukan pada hari yang sama dan kriteria
BAB IV
Kekerasan Tablet
tablet secara menyeluruh, yang diukur dengan memberi tekanan terhadap tablet. Alat
tablet saat diberikan tekanan mekanik, seperti goncangan, kikisan, atau terjadi
ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Dari hasil pengujian, diketahui
dipersyaratkan.
Kerapuhan Tablet
bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu
tertentu. Tablet asam mefenamat yang akan diuji diambil sebanyak 20 tablet, terlebih
dahulu dibersihkan dari debunya dan ditimbang dengan seksama. Tablet tersebut
pada lengan kiri. Tablet diputar sebanyak 100 putaran selama 4 menit.
Setelah selesai, keluarkan tablet dari alat, bersihkan dari debu dan timbang
sesudah perlakuan. Semakin besar nilai persentase kerapuhan, maka semakin besar
konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Berdasarkan hasil yang
didapatkan, disimpulkan jika kerapuhan tablet sebesar 0,74%. Dari hasil tersebut,
yang ditetapkan.
dibutuhkan oleh tablet untuk dapat hancur dalam cairan tubuh atau dengan kata lain
untuk dapat mengetahui waktu kecepatan obat melarut dalam cairan tubuh. Uji waktu
tubuh manusia yaitu dengan suhu 37°C. Ketentuan suhu tersebut ditetapkan dalam
USP atau Farmakope dan apabila tidak dinyatakan lain maka medium disolusi
hancur tablet lebih dari 60 menit. Hal menunjukkan jika tablet tersebut tidak
28
jika waktu hancur tablet asam mefenamat tidak lebih dari 30 menit. Hal ini dapat
dipengaruhi beberapa hal, seperti konsentrasi musilago amilum sebagai pengikat yang
terlalu banyak, yang mengakibatkan sulitnya tablet untuk pecah. Selain itu, faktor lain
yang dapat memengaruhi waktu hancur adalah proses pencampuran akhir yang
melewati titik optimal, sehingga magnesium stearat yang digunakan sebagai pelicin
memengaruhi kerja disintegran tablet dalam menarik air untuk membasahi permukaan
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Jakarta.
29
Indonesia, Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Ansel, H. C.. 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim,
Badan POM RI. 2013, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang
Lachman, L., & Lieberman, H. A. 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi
Moffat, A.C., M.D. Osselton., B. & Widdop. 2004, Clarke’s Analysis Of Drug And
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. & Weller P.J. 2009, Handbook Of Pharmaceutical
Shah, HC. dan Singh, KK. 2009, Xanthan Gum dalam: Rowe, R.C., Sheskey, P.J. dan
Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw, R.F. 1980, Compressed Tablets, dalam
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S. 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-
Press, Surabaya.
LAMPIRAN
mg kalium biftalat
N = ml NaOH ×BM kalium biftalat
Rancangan Analisis
250 mg
0,1 N =
Vol.NaOH x 204,22
a. Replikasi 1 = 12,0 mL
250,2 mg
N = 12,0 mL × 204,22 = 0,102 N
b. Replikasi 2 = 12,9 mL
250,6 mg
N = 12,9 mL × 204,22 = 0,095 N
c. Replikasi 3 = 12,6 mL
250,2 mg
N = 12,6 mL ×204,22 = 0,097 N
Rata-rata N = 0,098 N
Rancangan Analisis
Vol.titran x N x 24,13
Kadar = x 100%
mg sampel x 0,1
= 98,55 %
= 99,16 %
= 97,67 %
= 100,12 %
= 98,35 %
= 97,94 %
100%
4,2 mL − 2,1 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
= 100 %
4,3 mL − 2,0 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 109,5 %
4,5 mL − 2,2 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 109,5 %
33
120%
4,5 mL − 2,6 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
= 90,4 %
4,55 mL − 2,5 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 97,6 %
4,45 mL − 2,6 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 88,1 %
140%
5,05 mL − 3,0 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
= 97,6 %
4,8 mL − 2,8 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 95,2 %
5,05 mL − 2,9 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 102,3 %
3 𝑥 𝑆𝐷 10 𝑥 𝑆𝐷
𝐿𝑂𝐷 = 𝐿𝑂𝑄 =
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Untuk volume
3 𝑥 3,811
𝐿𝑂𝐷 = = 5,613
2,037
10 𝑥 3,811
𝐿𝑂𝑄 = = 18,708
2,037
34
Untuk kadar
3 𝑥 1,025
𝐿𝑂𝐷 = = −6,474
− 0,475
10 𝑥 1,025
𝐿𝑂𝑄 = = −21,578
− 0,475
= 98,29 %
= 100,06 %
= 100,22 %
= 97,35 %
= 97,39 %
× = 98,66 %
SD = 1,40
= 70,39 %
35
= 69,51 %
= 70,89 %
= 68,58 %
= 69,93 %
× = 69,86 %
SD = 0,881
100%
4,05 mL − 2,0 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
= 97,6 %
4,15 mL − 2,2 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 92,8 %
4,1 mL − 2,2 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 90,4 %
120%
4,55 mL − 2,5 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
36
= 97,6 %
4,5 mL − 2,4 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 100 %
4,5 mL − 2,5 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 95,2 %
140%
5,0 mL − 2,9 mL
a. Kadar 1 = x 100%
2,1 mL
= 100 %
5,0 mL − 3,0 mL
b. Kadar 2 = x 100%
2,1 mL
= 95,2 %
4,9 mL − 2,9 mL
c. Kadar 3 = x 100%
2,1 mL
= 95,2 %
= 72,80 %
= 73,90 %
= 73,40 %
20 mL x 0,098 N x 24,13
d. Kadar = 646,1 mg x 0,1
x 100%
37
= 73,20 %
= 73,50 %
20 mL x 0,098 N x 24,13
f. Kadar = x 100%
646,0 mg x 0,1
= 73,20 %
× = 73,33
SD = 0,367
CV = 0,5 %
9. Carr’s index
97 + 94
100 − ( 2 ) x100% = 4,5 %
100
30 − 28,81
x100% = 3,96%
30
5,01 − 4,35
%LOD = x100% = 13,17%
5,01
a. Mesh 16
b. Mesh 20
c. Mesh 30
Rata-rata = 234,3917
a. Replikasi 1
9,98240 − 9,90847
𝑥100% = 0,74%
9,98240
b. Replikasi 2
9,90267 − 9,82977
𝑥100% = 0,73%
9,90267
c. Replikasi 3
9,97219 − 9,89691
𝑥100% = 0,75%
9,97219
Rata-rata = 0,74%