1. Tn. Kusman 73 thn MRS dg KU lemah, sering mual,
muntah min 5 x sehari, 5 hari tidak mau makan, kencing agak nyeri, kesadaran mulai turun. Hasil diagnosis Azotemia (Uremia)+Anemia. Riwayat penyakit dahulu: DM + Hipertensi + Retinopati + LVH. TB= 150 cm BB= 40 kg. Di RS mendapat terapi: R/ Interpril 1 x 80 mg Letonal 1 x 25 mg Glumin 1-1-0 Neurodex 1 x 1 tab Paracetamol 3 x 500 mg prn Lasix inj 3 x 3 ampul Data lab di RS: 26/3 3/ 4 10/4 14/4 17/4 18/4 BUN (10-24 mg/dl) 130,2 79,3 45,6 45,9 71,7 51,1 Kreatinin (0,5-1,5 mg%) 6,03 3,69 2,59 2,57 3,0 2,57 DRP ? 2. Tn. Sastro 54 tahun, tinggi badan 162 cm, berat badan 98 kg masuk rumah sakit (MSK) di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo (RSMS) dengan keluhan mual muntah, kaki oedem, buang air kecil (BAK) tidak lancar. Dokter mendiagnosis Tn. Sastro CRF (Chronic Renal Failure) data laboratorium klinik sbb; Serum kreatinin : 2,3 mg/dL BUN : 32 mg/dL Laju produksi urin : 300 ml/24 jam Tn.Sastro mendapat resep antibiotika gentamisin injeksi dengan dosis 2 x 80 mg tiap hari selama 1 minggu untuk mengatasi infeksi saluran kemihnya. Karena gentamisin diketahui nefrotoksis maka dokter merujuk ke apoteker untuk penghitungan penyesuaian dosis. Bila 98% gentamisin diekskresikan utuh dalam urin, maka hitung berapa dosis gentamisin yang boleh diberikan?