Anda di halaman 1dari 13

HIPERLIPIDEMIA

1.      Definisi

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi  kadar lipid darah yang melebihi kadar


normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering
disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia.
Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari,
2005).
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau
dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk
digunakan di kemudian hari.
Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh
terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang
membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan
trigliserida.  Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah;
gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :
·         Kilomikron
·         VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
·         LDL (Low Density Lipoproteins)
·         HDL (High Density Lipoproteins)

a.      Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa
trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada
kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan
dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan
VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan
progresif pada diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan.
Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
b. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor
trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida
VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan
didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida
menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL
mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan
menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan
fenomena klinis pergeseran beta. Peningkatan VLDL dalam plasma dapat disebabkan karena
peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme LDL.
c. Low Density Lipoprotein (LDL)
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel
bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester
kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk
sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui
suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA
reduktase. Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel
lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol
dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga
disekresikan dalam empedu.
d. High Density Lipoprotein (HDL)
Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu
lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan
perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat
membawa ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor
scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram,
Katzung).
Klasifikasi Hiperlipidemia. Berdasarkan penyebabnya Hiperlipidemia dibagi menjadi
primer : berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan
kkombinasi faktor genetic dan lingkungan. Hiperlipidemia sekunder : disebabkan penyakit
metabolik seperti diabetes mellitus, asupan alkohol, hipotiroidisme, atau sirosis bilia primer.
Berdasrkan kadar HDL,VLDL dan Kolesterol serum :
Tipe I (Hiperkilomikronemia Familial) :
·         Peningkatan triasilgliserol serum
·         Defisiensi lipase lipoprotein
·         Tidak ada hubunganya dengan penyakit jantung koroner
·         Pengobatan : Diet rendah lemak, tidak ada obat yang efektif untuk ini.
Tipe IIA (Hiperkolesterolemia Familial)
·         Peningkatan LDL, VLDL normal karena penghambatan degradasi LDL, sehingga terdapat
peningkatan kolesterol serum tetai trigliseril normal
·         Disebabkan berkurangnya reseptor LDL normal
·         Bisa menyebabkan penyakit jantung iskemik
·         Pengobatan : Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh, heterozigot : kolestiramin /
kolestipol dan/ lovastatin/ mevastatin. Homozigot : seperti diatas ditambah niasin
Tipe IIB (Hiperlipidemia Kombinasi Familial)
·         Disebabkan produksi VLDL oleh hati berlebihan
·         Pengobatan : pembatasan kolesterol dan lemak jenuh dalam diet serta alcohol, terapi obat
sama dengan IIA kecuali heterozigot juga menerima niasin
Tipe III (Disbetalipoproteinemia Familial)
·         Disebabkan overproduksi atau LDL kurang digunakan, karena mutasi apolipoprotein
·         Pengobatan : penuruna berat badan (jika perlu), pembatasan diet kolesterol dan alkohol.
Terapi obat termasuk niasin dan kolofibrat/gemfibrozil atau lovastatin/mevastatin
Tipe IV (Hipertrigliseridemia Familial)
·         Kadar VLDL meningkat, LDL normal/menurun, mengakibatkan kolesterol
normal/meningkat dan peningkatan kadar triasilgliserol yang beredar.
·         Disebabkan overproduksi dan/atau berkurangnya pengeluaran VLDL triasilgliserol dalam
serum
·         Pengobatan : menurunkan berat badan (jika perlu), pembatasan diet karbohidrat yang
terkontrol. Jika perlu terapi obat termasuk niasin dan/atau gemfibrozil atau lovastatin
Tipe V (Hipertrigliseridemia Campuran Familial)
·         LDL dan kilomikron serum meningkat. LDL normal atau berkurang, ini menyebabkan
kadar kolesterol meningkat dan triasilgliserol meningkat
·         Disebabkan overproduksi atau penurunan bersihan VLDL dan kilomikron
·         Pengobatan : penurunan berat badan (jika perlu), diet harus mengandung protein, rendah
lemak dan karbohidrat yang terkontrol dan tidak boleh mengkonsumsi alkohol, jika perlu
terapi obat termasuk niasin, klofibrat dan/atau gemfibrozil atau lovastatin/mevastatin 
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hiperlipidemia?
2. Bagaimana Patofisiologi Hiperlipidemia?
3. Bagaimana Etiologi Dari Hiperlipidemia?
4. Bagaimana Gejala dan Diagnosa dari Hipelipidemia?
5. Bagiaman Tujuan Terapi dari Hiperlipidemia?
6. Bagaimana Tujuan Terapi Non Farmakologi dan Farmakologi dari Hiperlipidemia?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Hiperlepidemia
2. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hiperlepidemia
3. Untuk Mengetahui Etiologi Dari Hiperlipedemia
4. Untuk Mengetahui Gejala dan Diagnosa dari Hipelipidemia
5. Untuk Mengetahui Terapi dari Hiperlipidemia
6. Untuk Mengetahui Terapi Non Farmakologi dan Farmakologi dari Hiperlipidemia

2.      Patofisiologi
Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi menjadi LDL,
HDL, Total kolesterol dan Trigliserida. Kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang bernama
LDL untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan
lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
HDL dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari
pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian membawanya ke
hati. VLDL adalah Lipoprotein yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di
pembuluh darah menjadi LDL. Bentuk Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan
akan membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding pembuluh darah (Jeffry
Tenggara, 2008).
Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High
Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih
banyak lemak dari pada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama
yang membentuk LDL adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang
“jahat” karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah.
Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang “baik” karena dalam operasinya ia
membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya
kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL ini
mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih
berat.
Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL lipoprotein adalah prediktor
kuat untuk penyakit jantung koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara
memindahkan kolesterol dari sel dan atheroma. Konsentrasi tinggi dari LDL dan konsentrasi
rendah dari HDL fungsional sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko
tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL semata-mata ditentukan
secara genetikal, tetapi dapat diubah dengan pengobatan, pemilihan makanan dan faktor
lainnya (Anonim, 2008).

3.      Etiologi
Secara umum penyebab hiperlipidemia adalah faktorgenetik, mengkonsumsi makanan
tinggi lemak dan kolesterol, konsumsi alkohol, konsumsi makanan berkalori tinggi, penyakit
lain dan pengaruh obat-obatan.
Hiperkolesterolemia
• Hiperkolesterolemia familial (defekpada LDL reseptor)
• Kerusakan APO B 100 familial
• Hiperkolesterolemei apoligenik
Hiperlipidemia Sekunder : gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti penyakit
dan obat-obatan . Beberapa jenis penyakit penyebabhiperlipidemia :                                     
·         Diabetusmelitus : Pada glukosa darah tinggi akan menginduksi sintesis kolesterol dan
glukosa akan dimetabolis memenjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan prekusor
utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan menyebabkan produksi VLDL-trigliserida
yang berlebihan oleh hati dan adanya pengurangan proses lipolisispada lipoprotein yang kaya
trigliserida.
·         Hipotiroidisme : Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah
peningkatan kadar kolesterol-LDL diakibatkan oleh penekanan metabolic pada reseptor LDL,
sehingga kadar-LDL akanmeningkat. Di sampingitu, bila penderita menjadi gemuk karena
kurangnya pemakaian energy oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori akan merangsang
hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar
trigliserida.
·         Sindrom nefrotik : menyebabkan hiperkolesterolemia. Diakibatkan oleh adanya
hipoalbuminemia yang merangsang hati memproduksi lipoprotein berlebih.
·         Gangguanhati : Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik dapat
menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar fosfolipid plasma yang
berhubungan dengan abnormalitas lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat
menyebabakan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida.
·         Obesitas : Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energy oleh jaringan
perifer meyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk meningkatkan
produksi VLDL-trigliserida dan peningkatan trigliserida.
4.      Gejala & Diagnosa
Penderita hiperlipidemia umumnya tidak merasakan gejala yang spesifik, bahkan
penderita tidak merasakan adanya gejala penyakit sama sekali. Namun pada sebagian orang,
hiperlipidemia ditandai dengan :
·         Sakit dada, Jantung berdebar, Berkeringat, Cemas, Nafas pendek, Hilangnya kesadaran
atau kesulitan berbicara atau bergerak, Sakit abdominal, Kematian mendadak.
·         sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul sebagai akibat dari
kekurangan oksigen. Kadar lipid yang tinggi akan menyebabkan aliran darah menjadi kental
sehingga oksigen menjadi kurang.
·         Gejala yang lain adalah adanya endapan lemak yang akan membentuk suatu pertumbuhan
yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di dalam kulit.  Kadar trigliserida
(sampai 800 mg/dL atau lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-
gejala lain misalnya nyeri perut yang hebat
Diagnosa pemeriksaan untuk penderita hiperlipidemia dilakukan dengan memeriksa
kadar lemak darah yang diambil setelah berpuasa selama 6-12 jam. Kadar lemak yang
diperiksa meliputi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida
(Hasibuan, 2011).
Kadar lipid plasma normal,batas dan tinggi.
Kadar kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
          kurang dari 200 mg/dL          Bagus
200-239 mg/dL          Ambang batas atas
          240 mg/dL dan lebih          Tinggi

Kadar LDL Kategori LDL


         Kurang dari 100 mg/Dl          Optimal
          100-129 mg/dL           Di atas optimal
         130-159 mg/dL          Ambang batas atas
         160-189 mg/dL          Tinggi
         190 mg/dL dan lebih           Sangat tinggi

Kadar HDL Kategori HDL


         Kurang dari 40 mg/Dl              Rendah
          60 mg/dL dan lebih              Tinggi

Kadar Trigliserida Kategori Trigliserida


          Kurang dari 150 mg/dL          Normal
           150-199 mg/Dl          Ambang batas atas
          200-499 mg/Dl          Tinggi
          500 mg/dL dan lebih          Sangat tinggi
Sumber : diadaptasi dari National Institutes of Health, Detection, Evaluation dan Treatment
of High Blood Cholesterol in Adults (Adults Treatment Panel III)

5.      Tujuan Terapi
Tujuan terapi hiperlipidemia adalah untuk mengurangi resiko pertama dan
kekambuhan terjadinya serangan seperti miokardiak infark, angina pektoris, gagal jantung,
iskemia, stroke, dan bentuk lain dari penyakit arteri perifer seperti stenosis karotis dan
anuerisma aorta.
Menurunkan jumlah kolesterol LDL (LDL-C) dan meningkatkan kadar High Density
Lipoprotein (HDL) dalam darah, serta mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut.

6.      Terapi Non-Farmakologi
Terapi non farmakologi, meliputi : diet, pengurangan berat dan peningkatan aktivitas
fisik.
·         Terapi diet yang objektif adalah dengan menurunkan langsung konsumsi lemak total,
lemak jenuh, dan kolesterol untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai.
·         Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk oat, pectin, gum,
dan psyllium.
·         Mengurangi atau menghentikan konsumsi rokok.

      Terapi Farmakologi
Obat yang menurunka kadar lipoprotein serum :
A.    Niasin (Asam nikotinat)
Mekanisme :  Vitamin larut air yang menghambat lipolisis dengan kuat dalam jaringan
lemak-penghasil utama asam lemak bebas yang beredar.  Hati umumnya menggunakan asam
lemak untuk mensintesis Triasilgliserol. Olehkarenanya niasin menurunkan produksi
trigliserol untuk memproduksi VLDL, VLDL turun  menyebabkan turunya LDL
ESO : kemerahan pada kulit disertai perasaan panas pada yang tidak nyaman da pruritus.
Pemberian aspirin sebelum minum niasin mengurangi rasa panas yang diantar oleh
prostaglandin. Beberapa pasien juga mengalami mual da sakit pada abdomen. Asam nikotinat
menghambat sekresi tubular asam urat dank arena itulah mudah terjadi hiperurisemia dan
pirai

Contoh obat : niasin.


Evaluasi : Kadar asam urat, Hepatotokssik.

B.     Derivat Fibrat
Mekanisme : Menybabakan penurunan triasilgliserol dengan memacu aktivitas lipase
lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL, sehingga
mempercepat pengeluaran partikel-partikel ini dari plasma
ESO : Efek gastrointestinal : gangguan pencernaan ringan, Litiasis : karena obat ini
meningkatkan ekskresi kolesterol biliar, terdapat predisposisi untuk pembentukan batu
empedu. Keganasan, Otot: Miositis (peradangan otot polos)
KI : Pasien gangguan fungsi hati, ginjal, dan empedu, ibu hamil, hiperlipidemia tipe 1
Interaksi Obat : Golongan fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam pengikatan
pada protein plasma, sehingga meningkatkan efek koagulan sepintas.
Monitoring : Kadar protombin perlu dimonitor jika pasien meminum obat ini dengan
antikoagulan, kadar sulfoniluria sementara.
Contoh obat : gemfibrozil, klofibrat, dan fenofibrat

C.    Resin pengikat asam empedu


Mekanisme : Mengikat asam empedu dan kolesterol intestinal dan diekskresi melalui feses,
sehingga mencegah asam empedu kembali ke hati. Berkurangnya konsentrasi asam empedu
menyebabkan hepatosit meningkatkan konversi kolesterol ke asam empedu, akibatnya
konsentrasi kolesterol intraselular menurun, mengaktifkan hati untuk meningktakan ambilan
LDL, sehingga LDL plasma turun.
ESO : Obat ini tidak di absorbsi, maka ESO yang berkaitan dengan gastro intestinal (nausea,
vomiting, konstipasi), flatulen yang akan hilang setelah obat diberikan kontinyu.
Interaksi Obat : Menganggu absorbsi (tetrasiklin, fenobarbital, digoksin, warfarin,
pravastatin, fluvastatin aspirin, diuretic tiazid) karna itu obat-obat tersebut diminum 1-2 jam
sebelum, atau 4-6 jam setelah resin pengikat asam empedu diminum.
Contoh obat : kolesteramin dan kolestipol.

D. Probukol
Mekanisme : belum diketahui pasti, diduga probukol menghambat oksidasi kolesterol,
sehingga terjadi penguraian LDL-C yang teroksidasi oleh makrofag. Makrofag yang dimuati
kolesterol menjadi sel busa yang menempel pada endotel vaskular. Sel busa yang menumpuk
melepaskan faktor-faktor pertumbuhan yang merangsang proliferasi otot polos dan klasifikasi
plak.
ESO : Gangguan pencernaan ringan, memperpanjang interval QT
Monitoring : Pada pasien yang menerima obat yang bersifat memperpanjang interval QT
(digitalis, kuinidin, sotalol,astemizol).

E.     HMG-CoA reduktase inhibitor


Mekanisme :
·         Inhibisi HMG-CoA reduktase : (lovastatin, fluvastatin, simvastatin) mencegah sintesis
kolesterol dengan menghambat pembentukan asam mevalonat yang merupakan prekursor
kolesterol, dan menghambat enzim HMG-CoA yang berperan dalam sintesis kolesterol
tersebut. Dengan menghambat sintesis kolesterol akan menghabiskan simpanan kolesterol
intraselular.
·         Peningkatan reseptor LDL : Penghabisan kolesterol intraselular menyebabkan sel
meningkatkan jumlah reseptor LDL permukaan sel yang spesifik yang dapat mengikat  dan
menginternalisasikan LDL yang beredar. Sehingga hasil akhirnya adalah penurunan
kolesterol plasma karena sintesis berkurang dan katabolisme LDL.
ESO : (mialgia, kelelahan otot, SGPT, dan SGOT naik), sakit kepala, dizziness, merubah
rasa, insomnia, diare, flatulen, dan kram lambung.
KI : ibu hamil atau menyusui dan remaja
Interaksi Obat : meningkatkan kadar kumarin
Monitor : Evaluasi waktu protombin, menilai fungsi hati (kadar transaminase)
Contoh obat : lovastatin, atorvastatin , simvastatin, pravastatin, dan fluvastatin.

7.      Regimentasi Dosis
Tabel Regimentasi Dosis
Obat Dosis Lazim Dosis Harian Dosis Keterangan
Maksimum per
Hari
Kolestiramin Serbuk meruah 3 g (3x1) 32 g
4g/pak
Kolestipol Serbuk meruah 10 g (3x1) 30 g
HCL 5g/pak
Kolesevelam Tablet 625 mg 1875 mg 4375 mg
(3x1)
Niacine Tab 50, 100, 2 g (3x1) 9g
250, 500 mg
Niacine lepas 125, 250, 500 500 mg 2000 mg
lambat mg
Fenofibrat Tab 100, 300 100 mg 300 mg
mg (3x1)
Gemfibrozil Tab 300, 600 600 mg 1200 mg 30 menit
mg (2x1) sebelum makan
pagi dan makan
malam
Lovastatin Tab 20 mg 20 mg (1x1) 20 mg Pd waktu
makan malam
Pravastatin Tab 10 mg,20 10 mg (2x1) 20 mg malam
mg
Simvastatin Tab 10, 20,40 Awal 5-10 40 mg malam
mg mg (1x1)
Atorvastatin Tab 10, 20, 40 Awal 10 mg 80 mg
mg (1x1)
Rosuvastatin Tab 10, 20 mg Awal 10 mg 40 mg
(1x1)
Ezemtimib Tab 10 mg 10 mg (1x1) 10 mg

Tabel Anjuran Pemilihan Pengobatan Hiperlipidemia

Tipe Hiperlipidemia Pilihan Obat Terapi Kombinasi


I Tidak diindikasikan -
Diet
IIA Diet
Statin Niacin atau BAR
Kolesteramin atau Statin atau Niacin
Kolestipol Statin atau BAR
Niacin Ezetimib
IIB Diet
Statin BAR/Fibrat/Niacin
Fibrat Statin/Niacin/BAR
Niacin Statin/Fibrat
Ezetimib
III Diet
Fibrat Statin /Niacin
Niacin Statin/Fibrat
Ezetimib
IV Diet
Fibrat Niacin
Niacin Fibrat
V Diet
Fibrat Niacin
Niacin Minyak Ikan
*BAR (Bile Acid Resin) pengikat asam empedu

8.      Evaluasi Keberhasilan Terapi


·         Respon terhadap diet dan terapi obat dengan pengukuran kolesterol total, LDL, HDL, dan
Trigliserida.
·         Perhitungan lipid dilakukan pada waktu puasa untuk meminimalisasi gangguan
pengukuran dari kilomikron.
·         Pasien dengan terapi resin asam empedu sebaiknya melakukan pengecekan puasa selama
4-8 minggu sampai dosis stabil tercapai.
·         Pasien denga faktor resiko beragam dan penyakit jantung coroner sebaiknya dipantau
dalam pengaturan faktor resikonua seperti control tekanan darah, berhenti total merokok,
kontrol berat badan, kontrol glikemik (bila diabetes)
·         Pasien yang mendapatkan statin sebaiknya melakukan pengecekan puasa 4-8 minggu
setelah dosis awal atau perubahan dosis, tes fungsi hati, kadar asam urat.
DAFTAR PUSTAKA
Michael. J. Neal 2005. At a Glance, Farmakologi Medis ed 5. Erlangga, Jakarta
Yulinah. E. Sukandar.2009. ISO Farmakoterapi. PT ISFI Penerbitan, Jakarta.
ISO Indonesia. 2013. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol 48. PT ISFI Penerbitan,
Jakarta.
Mary. J. Mycek et al 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar ed 2. Widya Medika, Jakarta.
Sylvia A. Price, Lorraine M.Wilson. 2006. Patofisiologi ed 6. Buku Kedokteran EGC Jakarta
Tan H.T, Kirana R. 2007. Obat-Obat Penting ed 6. Elex Media Komputindo, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai