Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SUPERVISI PERBEKALAN FARMASI YANG NEAR EXP DATE

ATAU EXP DATE DI SATELIT KEMOTERAPI, HCU DAN ICU RSUD PROF.
DR. MARGONO SOEKARJO

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Cindy Pebrianti (USB/2220434830)


2. Daya Ghufron Al Majid (UMP/2108020174)
3. Erning Dyah Kusumaputri (UGM/491863)
4. Lailatul Nasrotin (UMS/K11021R253)
5. Nur Rizki Amalia (STIFAR/1062122066)
6. Shafira Nabila Nurfathiani (UNSOED/l4C021107)

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
PERIODE 01 OKTOBER – 30 NOVEMBER
2022
DAFTAR ISI
BAB I......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3

A. Pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis


Pakai (BHMP) di Rumah Sakit........................................................................3

B. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BHMP) Kedaluwarsa (Expired Date) dan Mendekati Kadaluarsa (Near
Expired Date)...................................................................................................3

C. Pemusnahan dan Pengembalian Obat Kadaluarsa............................................4

BAB III....................................................................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................6

BAB IV..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Obat Near ED di Kemoterapi................................................................................6
Tabel 2. Alkes Near ED di Kemoterapi..............................................................................7
Tabel 3.Obat Near ED di HCU...........................................................................................8
Tabel 4.Alkes Near ED di HCU..........................................................................................9
Tabel 5.Obat Near ED di ICU...........................................................................................10
Tabel 6. Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi Near ED atau ED di satelit Farmasi
Kemoterapi, HCU dan ICU Menurut SPO........................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Prof. Dr. Margono Soekarjo merupakan rumah sakit milik pemerintah provinsi Jawa
Tengah yang menjadi rumah sakit rujukan untuk pengobatan maupun perawatan.
Rumah sakit ini terdiri dari beberapa satelit farmasi, diantaranya yaitu satelit farmasi
intensive care dan satelit kemoterapi. Satelit ini termasuk dalam instalasi farmasi
yang merupakan unit pelaksana fungsional untuk menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian yang bertanggungjawab meliputi kegiatan
pengelolaan perbekalan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
pelayanan farmasi klinis di Rumah Sakit. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi
pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, dan administrasi.
(Kemenkes RI, 2016).
Salah satu dari pengelolaan sediaan farmasi yaitu pengendalian.
Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memastikan persediaan
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa,
kehilangan serta pengembalian pesanan perbekalan farmasi. Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dapat
dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi
(TFT) di Rumah Sakit. Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai adalah Stok opname yang
dilakukan secara periodik dan berkala. Dari kegiatan stock opname akan diketahui
obat-obatan yang mendekati kadaluarsa atau bahkan sudah kadaluarsa. Obat
kadaluarsa adalah obat jadi yang berasal dari produksi pabrik obat yang telah habis
masa berlaku (batas waktu pemakaiannya) atau dikenal dengan sudah expired date
(ED). Waktu kadaluarsa atau ED adalah waktu dimana daya kerja obat sudah
berkurang 10% dari semula. Tanggal kadaluarsa yang membatasi waktu sediaan
dinyatakan dalam bulan dan tahun sebagaimana tercantum pada kemasan produk.

1
Hal ini menunjukkan bahwa produk tersebut dapat digunakan atau disalurkan sampai
hari terakhir dari bulan dan tahun yang dinyatakan, jika persyaratan penyimpanan
dan penanganan telah dipenuhi. Upaya pencegahan perbekalan farmasi kadaluarsa
dapat dilakukan dengan melakukan pengelolaan terhadap perbekalan farmasi near
ED, yaitu perbekalan farmasi yang tanggal kadaluarsanya enam bulan yang akan
datang atau kurang. Mengingat besarnya kontribusi Instalasi Farmasi dalam
kelancaran pelayanan dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber
pemasukan terbesar di rumah sakit jika terjadi peningkatan jumlah perbekalan
farmasi yang near ED akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit bila tidak
segera dikelola dengan baik. Hal ini juga dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan
dalam pendistribusian perbekalan farmasi di rumah sakit. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan supervisi perbekalan farmasi near ED dan ED di instalasi farmasi
intensive care dan kemoterapi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo untuk menjamin
mutu persediaan dan mencegah terjadinya stok kadaluarsa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persentase perbekalan mendekati tanggal kadaluarsa near ED serta
berapa potensi kerugian akibat perbekalan farmasi near ED di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo?
2. Bagaimana cara melakukan pengelolaan terhadap perbekalan farmasi yang
hampir mendekati tanggal kadaluarsa near ED di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo?
C. Tujuan
1. Mengetahui persentase perbekalan mendekati tanggal kadaluarsa near ED serta
mengetahui potensi kerugian akibat perbekalan farmasi near ED di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo.
2. Mengetahui cara melakukan pengelolaan terhadap perbekalan farmasi yang
hampir mendekati tanggal kadaluarsa near ED di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengendalian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BHMP) di Rumah Sakit
Kegiatan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan (Alkes), dan bahan
medis habis pakai (BHMP) merupakan salah satu peran apoteker bidang manajerial
di rumah sakit. Pengendalian persediaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
melalui pengaturan pengadaan, penyimpanan, dan pengeluaran. Tujuan kegiatan ini
yaitu menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kedaluwarsa, kehilangan, serta pengembalian pesanan (Kemenkes RI, 2016).
Pengendalian persediaan terdiri dari (Kemenkes RI, 2016):
1. Pengendalian ketersediaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah
kekosongan atau kekurangan obat di rumah sakit.
2. Pengendalian penggunaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah
penerimaan dan pemakaian obat sehingga dapat memastikan jumlah
kebutuhan obat dalam satu periode.
3. Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, dan kadaluarsa
B. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
(BHMP) Kedaluwarsa (Expired Date) dan Mendekati Kadaluarsa (Near Expired
Date)
Kadaluarsa obat merupakan masa berakhirnya batas aktif dari suatu obat
yang memungkinkan obat menjadi kurang aktif atau bahkan dapat menjadi zat toksik
(beracun). Waktu kadaluarsa obat juga dapat diartikan sebagai batas waktu dimana
produsen obat menyatakan bahwa suatu produk dijamin stabil pada penyimpanan
yang sesuai anjuran dan mengandung kadar zat aktif sesuai dengan yang tercantum
dalam kemasan. Secara kimiawi, tanggal kadaluarsa obat diartikan sebagai waktu
dimana kandungan suatu obat mencapai 90% dari kadar yang tertera dari
etiket/kemasan jika disimpan pada tempat dan suhu yang sesuai. Artinya terdapat
10% obat yang telah mengalami penguraian sehingga efek terapi yang diinginkan
dapat menurun karena penguraian tersebut (Sarwijiyati, 2019; Djatmiko & Eny,
2008).
Upaya pengelolaan penyimpanan dibedakan menjadi 2 yaitu FEFO (First
Expired Date First Out) dan FIFO (First In First Out). FEFO adalah metode
pengelolaan barang dengan cara mengeluarkan atau memanfaatkan barang masa
3
kadaluarsa paling dekat terlebih dahulu. FIFO adalah suatu metode manejemen
persediaan dengan cara memakai stok barang di gudang sesuai dengan waktu
masuknya.
Sedangkan obat yang mendekati kadaluarsa (near ED) dibedakan menjadi
tiga kelompok yaitu near ED 0-3 bulan, near ED 4-6 bulan, dan near ED 6-12 bulan
(Rizal, 2018). Pendataan persediaan farmasi yang ED dan near ED dilakukan
melalui stock opname minimal setiap 6 bulan sekali. Pengelolaan obat ED dan near
ED mencakup tahap-tahap berikut (Kemenkes RI, 2019):
1. Diberi penandaan khusus dan disimpan sesuai FEFO
2. Untuk sediaan yang sudah ED disimpan ditempat terpisah dan diberi
keterangan “sudah kadaluarsa”
3. Dikembalikan ke distributor atau dimusnahkan sesuai ketentuan
4. Waktu kadaluarsa: saat sediaan tidak dapat digunakan lagi sampai akhir bulan
tersebut. Contoh: ED 01-2016 berarti sediaan tersebut dapat digunakan
sampai dengan 31 Januari 2016 (Kemenkes, 2019).
C. Pemusnahan dan Pengembalian Obat Kadaluarsa
Pemusnahan dan Pengembalian Obat (retur) Pemusnahan dan penarikan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat
digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar
berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan
inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.
Pemusnahan dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai bila produk tidak memenuhi persyaratan mutu, telah kadaluarsa, tidak
memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan
ilmu pengetahuan dan/atau dicabut izin edarnya. Tahapan pemusnahan terdiri dari:
1. Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai yang akan dimusnahkan
2. Menyiapkan Berita Acara Pemusnahan
3. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait
4
4. Menyiapkan tempat pemusnahan dan
5. Melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan
serta peraturan yang berlaku.
Pengembalian obat kadaluarsa kepada distributor dapat dilakukan dengan
perjanjian terlebih dahulu dengan distributor, dengan syarat tanggal kadaluarsa
kurang dari 3 bulan sehingga distributor mau menerima retur obat. Untuk obat yang
rusak saat baru datang, barang setelah di cek langsung dibawa oleh pengirim barang
dan akan diganti oleh pihak distributor.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi sediaan near ED dan atau ED termasuk bagian dari pengendalian.
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai. Salah satu tujuan
dari pengendalian yaitu memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta
pengembalian pesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
(PMK No.72 Tahun 2016). Apotek kemoterapi, HCU dan ICU RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo melakukan evaluasi ED dan atau near ED setiap bulan bersamaan
dengan kegiatan stok opname. Untuk tanggal atau pelaksanaannya tidak terikat
sehingga dapat dilakukan kapan saja pada bulan tersebut. di RSMS mengkategorikan
obat yang mendekati ED dibagi dua yaitu kategori 1 dan 2. Kategori 1 untuk obat
dengan ED (0-6 bulan) dan untuk kategori 2 yaitu (7-12 bulan).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan data obat yang mendekati tanggal
kadaluarsa di satelit farmasi Kemoterapi yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Obat Near ED di Kemoterapi
No Nama Obat Tanggal Jumlah Satuan Kategori Harga satuan Total
ED Near ED
1. Epirubicin 50 mg 06/2023 40 Vial 2 Rp 412.250 Rp 16.490.000
2. Docetaxel 80 mg 11/2023 33 Vial 2 Rp 658.000 Rp 21.714.000
3. Docetaxel 20 mg 09/2023 60 Vial 2 Rp 160.500 Rp 9.630.000
4. Bleomycin 15 mg 12/2023 50 Vial 2 Rp 382.875 Rp 19.143.750
5. Cisplatin 10 mg 11/2023 50 Vial 2 Rp 25.400 Rp 1.270.000
6. Ibandronic 6 mg 09/2023 38 Vial 2 Rp 550.000 Rp 20.900.000
7. Irinol 40 mg 11/2023 27 Vial 2 Rp 326.076 Rp 8.804.052
8. Oxaliplatin 50 mg 12/2023 54 Vial 1 Rp 235.000 Rp 12.690.000
9. Methotrexate 50 mg 04/2023 71 Vial 1 Rp 33.673 Rp 2.390.783
10. Pemcord 500 mg 09/2023 22 Vial 2 Rp 1.816.137 Rp 39.955.014
11. Adalat Oros 30 mg 07/2023 16 Tablet 2 Rp 3.986 Rp 63.776
12. Alpentin 100 mg 10/2023 50 Kapsul 2 Rp 1.044 Rp 52.200
13. Betahistine 6 mg 11/2023 80 Tablet 2 Rp 89 Rp 7.120
14. Cetirizine HCl 10 mg 05/2023 25 Tablet 1 Rp 49 Rp 1.225
15. ClixidⓇ 08/2023 81 Tablet 2 Rp 719 Rp 58.239
Chlordiazepoxid
6
e HCl 5 mg &
Clidinium
Bromide 2,5 mg
16. Eperisone HCl 50 mg 09/2023 15 Tablet 2 Rp 909 Rp 13.635
17. EndrolinⓇ 10/2023 1 Kit 1 Rp 534.799 Rp 534.799
Leuprolide
acetate 3,75 mg
18. GefiteroⓇ 01/2023 40 Tablet 1 Rp 51.315 Rp 2.052.600
Gefitinib 250 mg
19. Tabas sirup 07/2023 3 Botol 2 Rp 6.271 Rp 18.813
Total Rp 155.790.006

Total item obat di satelit farmasi kemoterapi =139 item


% stok obat near ED 1 : 5/139 x100% = 3,60 %
% stok obat near ED 2 : 14/139 x 100% = 10,07 %
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat 5 item near
ED kategori 1 dengan persentase sebesar 3,60%, dan 14 item near ED kategori 2 dengan
persentase sebesar 10,07% dari total keseluruhan obat di satelit farmasi Kemoterapi
RSMS. Sedangkan untuk data alat kesehatan yang mendekati tanggal kadaluarsa di satelit
farmasi Kemoterapi yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Alkes Near ED di Kemoterapi
No Nama Alkes Tanggal Jumlah Satuan Kategori Harga Total
ED Near ED satuan
1. Transfusi set 09/2023 35 Pcs 2 Rp 15.071 Rp 30.142
Total item alkes di satelit farmasi kemoterapi = 17 item
% stok alkes near ED 1 : 0
% stok alkes near ED 2 : 1/17 x 100% = 5,8 %
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat 5 item near
ED kategori 1 dengan persentase sebesar 3,60%, dan 14 item near ED kategori 2 dengan
persentase sebesar 10,07 %, dari total keseluruhan obat di satelit farmasi kemoterapi
RSMS. Pengelolaan obat dan alat kesehatan di satelit farmasi Kemoterapi RSMS sudah
cukup baik dengan melihat persentase di atas dimana untuk obat atau alkes yang Near
ED sedikit dan berdasarkan data juga tidak ditemukan obat atau alkes yang kadaluarsa.
Obat yang near ED yang dicatat terbanyak dengan kategori 2 yaitu untuk 7-12 bulan di
mana hal tersebut masih cukup jauh untuk digunakan sesuai dengan rata-rata pemakaian
obat tersebut. Untuk obat yang masuk dalam kategori A yaitu obat yang termasuk slow
moving (obat yang pergerakannya lambat dimana hanya mengalami pengeluaran 2-3 kali
dalam kurun waktu 3 bulan) dan stok macet (tidak ada pengeluaran sama sekali selama 3
7
bulan atau lebih).
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan data sediaan farmasi yang mendekati
tanggal kadaluarsa di satelit farmasi HCU yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.Obat Near ED di HCU

No Nama Obat Tanggal Jumlah Satuan Kategori Harga satuan Total


ED Near ED

1 KA-EN 3A 11/2022 1 Botol 1 Rp 11,449 Rp 11,449

2 02/2023 1 Botol 1 Rp 152,000 Rp 912,000

Clinoleic 03/2023 1 Botol 1

04/2023 4 Botol 1

3 Ultravis 02/2023 1 Botol 1 Rp 161,063 Rp 161,063

4 Flixotide 04/2023 20 Ampul 1 Rp 14,875 Rp 297,500

5 Infus 04/2023 2 Botol 1 Rp 42,884 Rp 85,768


Moxifloxacin

6 Inj.Metoklorprami 05/2023 44 Ampul 1 Rp 1,698 Rp 74,712


de

7 Kalbamin 04/2023 1 Pack 1 Rp 74,219 Rp 74,219

8 Triofusin -08/2023 2 Pack 2 Rp 51,000 Rp 102,000

9 Clinimix 09/2023 7 Pack 2 Rp 245,000 Rp 1,715,000

10 Inj. Ceftazidime 09/2023 100 Vial 2 Rp 6,657 Rp 665,700

11 Nimotop 06/2023 23 Tablet 2 Rp 3,879 Rp 89,217

12 Spironolakton 25 09/2023 16 Tablet 2 Rp 192 Rp 3,072


mg

13 Inj. ISDN 08/2023 5 Ampul 2 Rp 17,500 Rp 87,500

14 Bisoprolol 2.5 mg 09/2023 33 Tablet 2 Rp 124 Rp 4,092

15 Clopidopgrel 75 08/2023 37 Tablet 2 Rp 580 Rp 21,460


mg

16 Inj.Lidokain 2% 08/2023 6 Ampul 2 Rp 847 Rp 5,929

09/2023 1 Ampul 2

17 Ascorin 08/2023 96 Ampul 2 Rp 16,783 Rp 1,611,168

Total Rp 5,921,002

8
Total item obat di satelit farmasi = 128 item
% stok obat near ED 1= 7/128 x 100% = 5.4 %
% stok obat near ED 2= 10/ 128 x 100% = 7.8 %
Sedangkan untuk alkes di satelit farmasi HCU (High Care Unit) RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo yang telah mendekati tanggal kadaluarsa adalah sebagai berikut :
Tabel 4.Alkes Near ED di HCU
No Nama Alkes Tanggal Jumlah Satuan Kategori Harga Total
ED Near ED satuan
1. Coilled connector 10/2023 3 Pcs 2 Rp 85.268 Rp 255.804
2. Infuset Dewasa 10/2023 7 Pcs 2 Rp 6.200 Rp 43.400
Total Rp 299.204

Total item alkes di satelit farmasi HCU = 34 item


% stok alkes near ED 1 : 0
% stok alkes near ED 2 : 2/34 x 100% : 5.8%
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat 7 item near
ED kategori 1 dengan persentase sebesar 5.4 %, dan 10 item near ED kategori 2 dengan
persentase sebesar 7.8 %, dari total keseluruhan obat di satelit farmasi HCU RSMS.
Pengelolaan obat dan alat kesehatan di satelit farmasi HCU RSMS sudah cukup baik
dengan melihat persentase di atas dimana untuk obat atau alkes yang Near ED sedikit
dan berdasarkan data juga tidak ditemukan obat atau alkes yang kadaluarsa. Obat yang
near ED yang dicatat terbanyak dengan kategori 2 yaitu untuk 7-12 bulan di mana hal
tersebut masih cukup jauh untuk digunakan sesuai dengan rata-rata pemakaian obat
tersebut. Untuk obat yang masuk dalam kategori 1 yaitu obat yang termasuk slow moving
(obat yang pergerakannya lambat dimana hanya mengalami pengeluaran 2-3 kali dalam
kurun waktu 3 bulan) dan stok macet (tidak ada pengeluaran sama sekali selama 3 bulan
atau lebih). Berdasarkan Tabel 4 persentase 5.8% alkes dari 34 item alkes menyebabkan
potensi kerugian dengan nilai sebesar Rp. 299.204 dan berdasarkan Tabel 3 persentase
13.2 % obat dari 128 item obat menyebabkan potensi kerugian dengan nilai sebesar Rp.
5.921.000. Jika dinilai dari nominal nya maka dapat dikatakan obat atau alkes Near ED
apabila tidak segera digunakan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
rumah sakit.
Selanjutnya hasil pengamatan didapatkan data sediaan farmasi yang mendekati
tanggal kadaluarsa di satelit farmasi ICU yaitu sebagai berikut :

9
Tabel 5.Obat Near ED di ICU
No Nama Obat Tanggal Jumlah Satuan Kategori Harga satuan Total
ED Near ED
1. Kabimidine 12/2022 19 Pcs 1 Rp 100.782 Rp 1.914.858
100 mcg/mL
Total Rp 1.914.858

Total item obat di satelit farmasi ICU = 62 item


% stok obat near ED 1 : 1/62 x 100% = 1,61%
% stok obat near ED 2 : 0
Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa terdapat 1 item near
ED kategori 1 dengan persentase sebesar 1,61%. Pengelolaan obat dan alat kesehatan di
satelit farmasi ICU RSMS sudah cukup baik dengan melihat persentase di atas dimana
untuk obat yang Near ED hanya 1 dan juga tidak ditemukan obat atau alkes yang
kadaluarsa. Obat yang near ED ini adalah obat slow moving (obat yang pergerakannya
lambat dimana hanya mengalami pengeluaran 2-3 kali dalam kurun waktu 3 bulan) dan
stok macet (tidak ada pengeluaran sama sekali selama 3 bulan atau lebih)
Evaluasi pendataan obat dilakukan satu bulan sekali baik oleh satelit ICU, HCU
maupun kemoterapi bersamaan dengan kegiatan stok opname. Upaya yang dilakukan
oleh petugas satelit farmasi di RSMS untuk mengatasi item yang telah mendekati
kadaluarsa yaitu dengan memisahkan sediaan farmasi atau alkes yang mendekati
kadaluarsa tersebut pada tempat penyimpanan sehingga diharapkan petugas dapat
mendahulukan pengambilan obat atau alkes near ED dibandingkan dengan obat atau
alkes yang masih lama tanggal kadaluarsanya, selain itu juga menerapkan prinsip First
Expired First Out (FEFO), obat atau alkes yang baru datang dikelompokkan berdasarkan
waktu kadaluarsanya, untuk obat atau alkes dengan waktu kadaluwarsa yang lebih
panjang diletakkan dibelakang obat atau alkes yang waktu kadaluarsanya lebih pendek.
Upaya lainnya yaitu dengan relokasi ohat tersebut kepada satelit farmai lainnya yang
menggunakan obat tersebut dengan frekuensi lebih tinggi.
Apabila obat near ED tidak dapat digunakan dengan segera maka dapat dilakukan
retur secara sistem dan fisik ke gudang farmasi yang dilengkapi dengan pencatatan pada
formulir retur barang dari unit ke gudang yang telah disediakan, kemudian penanggung
jawab logistik gudang farmasi melaporkan kepada Kepala Instalasi Farmasi mengenai

10
sediaan sediaan farmasi yang hampir kadaluarsa untuk dapat di tindak lanjuti dengan
dilakukan relokasi stok sediaan farmasi near ED di satu satelit farmasi ke satelit farmasi
lain yang banyak menggunakan item obat tersebut, cara lain yang dilakukan yaitu
berkomunikasi dengan dokter penulis resep untuk meresepkan item obat near ED terlebih
dahulu, selain itu dengan memberikan informasi stok hampir kadaluarsa kepada pejabat
pengadaan agar bisa ditukar atau retur dengan tanggal kadaluarsa yang lebih panjang.
Jika sediaan farmasi tidak dapat dikembalikan ke distributor maka disimpan ditempat
terpisah untuk dilakukan pemusnahan.
Dalam keputusan Direktur No. 445/03158/III/2008 tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo diatur tata cara mengenai evaluasi dan
pengelolaan sediaan farmasi yang rusak/hampir kadaluarsa di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo. Persentase kesesuaian perlakuan perbekalan farmasi yang mendekati ED
dengan SPO di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo yaitu 83.3% masih ada 1 poin yang
belum diterapkan yaitu penempelan label “Near ED” untuk obat-obat atau alat kesehatan
yang memiliki batas tanggal kadaluarsa mendekati ED. Petugas yang berperan dalam
evaluasi tersebut yaitu terdiri dari Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Berikut ini
merupakan tabel kesesuaian pengelolaan obat near ED di apotek Kemoterapi
berdasarkan Standar Prosedur Operasional evaluasi dan pengelolaan sediaan farmasi
yang rusak/hampir kadaluarsa di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo:
Tabel 6. Kesesuaian Pengelolaan Sediaan Farmasi Near ED atau ED di satelit
Farmasi Kemoterapi, HCU dan ICU Menurut SPO

Standar Penyimpanan Obat Kesesuaian dengan Standar


Sesuai Tidak Sesuai
Memisahkan dan mencatat sediaan
farmasi yang rusak untuk kemudian
dikembalikan ke gudang farmasi √
dilengkapi dengan pencatatan pada
Formulir retur barang dari unit ke
gudang yang telah disediakan.
Memisahkan dan memberi tanda
berupa label pada sediaan farmasi
yang hampir kadaluarsa (minimal 6
bulan sebelum tanggal kadaluarsa), √
dan diupayakan untuk digunakan
terlebih dahulu di pelayanan
menggunakan prinsip First Expired
First Out (FEFO)
Memisahkan dan mencatat sediaan
farmasi yang hampir kadaluarsa untuk

11
kemudian dikembalikan ke gudang
farmasi dilengkapi dengan pencatatan √
pada Formulir retur barang dari unit ke
gudang yang telah disediakan
Penanggung jawab Logistik Farmasi
melaporkan kepada Kepala Instalasi
Farmasi mengenai adanya sediaan √
farmasi yang hampir kadaluarsa dan
rusak disertai usul tindak lanjut.
Kepala Instalasi Farmasi
mengevaluasi laporan dan usul dari
Penanggung jawab logistik, kemudian
membuat keputusan untuk tindak
lanjut dengan cara:
a. Relokasi stok sediaan farmasi dari
suatu satelit ke satelit ke satelit lain √
sehingga bisa dimanfaatkan
b. Melaksanakan komunikasi dan
informasi tentang sediaan farmasi
yang kadaluarsa kepada dokter
agar bisa dijadikan alternatif terapi
c. Memberikan informasi stok hampir
kadaluarsa atau rusak kepada
distributor melalui pejabat
pengadaan agar bisa di tukar / retur
dengan Tanggal kadaluarsa yang
lebih Panjang.
Sediaan Farmasi yang rusak / hampir
kadaluarsa (yang tidak bisa
dikembalikan ke distributor serta tidak
bisa dimanfaatkan lagi oleh dokter
hingga tiba masa kadaluarsa) disimpan √
di tempat terpisah untuk selanjutnya
dilaksanakan pemusnahan.

Pemusnahan yang dilakukan di RSUD Prof. Margono Soekarjo dilakukan oleh


pihak ketiga dalam satu tahun sekali. Alur pemusnahan obat, alkes dan BMHP yaitu :
1. Membuat daftar sediaan farmasi, alkes, dan BMHP yang dimusnahkan
2. Melakukan transaksi penghapusan untuk mengeluarkan barang yang akan
dihapuskan dari sistem dan membuat berita acaranya
3. Melaporkan berita acara ke Kepala Instalasi Farmasi untuk dibuatkan nota dinas
yang melaporkan terdapat barang ED
4. Melaporkan nota dinas kebagian keuangan manajemen RSMS
5. Manajemen RS mengirimkan surat ke BPKAD Provinsi Jawa Tengah

12
6. Apabila sudah disetujui oleh pemerintah provinsi, Instalasi Penyehatan
Lingkungan (IPL) RSMS menghubungi pihak ketiga untuk melakukan
pemusnahan. 14 Contoh beberapa cara pemusnahan yaitu obat kanker dengan
menggunakan metode insinerasi dengan pemanasan 1000-1200ºC selama 5-10
menit, sediaan B3 dimasukkan tanah untuk menyerap B3 dan dimasukkan drum
untuk menetralkan. Sedangkan obat- obat narkotik pemusnahannya dengan
membuat berita acara dimana pemusnahan disaksikan oleh Dinkes dan BPOM.

BAB IV
PENUTUP

13
A. Kesimpulan
1. Persentase sediaan farmasi (obat) yang mendekati expired date dan Kerugian
akibat perbekalan farmasi Near ED
a. Persentase sediaan farmasi (obat) yang mendekati expired date
 Persentase sediaan farmasi (obat) yang mendekati expired date di
satelit Kemoterapi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan
Oktober 2022 sebesar 10,07 % dan persentase untuk alat kesehatan
sebesar 5,8%
 Persentase sediaan farmasi (obat) yang mendekati expired date di
satelit HCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan Oktober
2022 sebesar 13.2 % dan persentase untuk alat kesehatan sebesar
5.8%
 Persentase sediaan farmasi (obat) yang mendekati expired date di
satelit ICU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada bulan Oktober
2022 sebesar 1,61% dan persentase untuk alat kesehatan sebesar 0%.
b. RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo dapat berpotensi mengalami kerugian
jika obat near ED tidak dikelola dengan baik, berdasarkan catatan dari
ketiga satelit didapatkan total potensi kerugian yaitu Rp. 163.625.866
untuk obat near ed dan Rp. 329.346
2. Pengelolaan perbekalan farmasi yang mendekati waktu kadaluarsa di RSUD
Prof. Dr. Margono Soekarjo, menurut keputusan Direktur
No. 445/03158/III/2008 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo, sudah sesuai sehingga presentase kesesuaian terhadap
SPO 100%
A. Saran
1. Merealisasikan pelabelan untuk obat-obat atau alat kesehatan yang memiliki
tanggal kadaluarsa mendekati ED sesuai dengan SPO yang ada
2. Meningkatkan komunikasi kepada dokter agar meresapkan item obat dan alat
kesehatan yang Near ED agar tidak terjadi penumpukan obat.
3. Melakukan komunikasi kepada Rumah Sakit lain atau Puskesmas untuk
menawarkan obat program yang sudah mendekati waktu kadaluwarsa, supaya
dapat bermanfaat dan tidak terjadi kadaluarsa.
DAFTAR PUSTAKA

14
Badan POM. 2022. Waspada Obat Kadaluwarsa. Diakses dari
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/16697/WASPADA-OBAT-
KEDALUWARSA---.html pada tanggal 8 November 2022.
Depkes RI. 2008. Tentang Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI, 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit, Jakarta: Kemenkes RI. Kemenkes RI. 2016.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI
Njoto, H., & Herryani, M. R. T. R. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap
Pemakai Obat Kadaluarsa. Lex Journal: Kajian Hukum & Keadilan, 2(2).
Rizal, M. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Obat Kadaluarsa (Expired Date) dan
Nilai Kerugian Obat (Stock Value Expired) yang ditimbulkan di Instalasi
Farmasi RSUD Dr. R.M. Djoelham Binjai Tahun 2018. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.

15

Anda mungkin juga menyukai