Kasus 1
Ny. GH, 58 tahun, BB 54 kg, TB 162 cm
Subyektif : Mual, nyeri saat urinasi
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal Kronik
Riwayat obat terdahulu : meminum OAD maupun suntik insulin
Obyektif :
CrCl 18 ml/min, temperatur 38ᵒ C, BP 170/100 mmHg
Plan
Pembahasan
DRPs : Antibiotik tidak adekuat, karena terapi ISK pada DM dan GGK harus
agresif.
Penjelasan : Kotrimoksazol tab diganti dengan Ciprofloxacin rute IV agar
terapi ISK lebih agresif menuju reseptor, merujuk ke penjelasan Febrianto A,
dkk, 2013 “Lebih dari 85% Penyebab utama dari ISK adalah E.coli Penelitian
lain menunjukan pola resistensi E.coli terhadap kotrimoksazol sebesar
77,76%. Fluorokuinon generasi kedua (misalnya, siprofloksasin, 500 mg PO
selama 3 hari) lebih mahal tetapi harus dipertimbangkan di daerah di mana
E.coli resistensi terhadap TMP/SMX adalah > 20%. Hal ini dapat menjadi
pertimbangan dokter untuk menggantikan kotrimoksazol dengan
siprofloksasin sebagai firstline untuk penyakit ISK.Siprofloksasin diberikan 2
kali sehari karena obat ini mampu mencapai kadar yang melebihi KHM
bakteri patogen minimal 12 jam.”
DRPs :Awasi tanda toksisitas aluminium
Penjelasan : Garam aluminium dan kalsium karbonat dapat menyebabkan
konstipasi. Sedangkan garam magnesium dapat menyebabkan diare. Pemberian
antasida bersamaan dengan obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu
absorbsi obat lain (Tim Medical Mini Notes, 2019).
Team Medical Mini Notes. 2019. Basic Pharmacology and Drug Notes.
Medical Mini Notes. Makassar