Anda di halaman 1dari 16

FARMAKOTERAPI 1

Oleh : Muhammad Faisal


G70118125
Farmasi Klinik & Komunitas
Ny. GH, 58 tahun, BB 54 kg TB 162 cm MRS dengan
keluhan nyeri pada saat urinasi, disertai mual.
Pasien mengaku punya riwayat gagal ginjal, dan
Diabetes Mellitus, namun saat ini sudah tidak
meminum OAD maupun suntik insulin. Pada
observasi dijumpai data bahwa estimasi CrCl 18
ml/min, temperature 38ᵒC, tekanan darah 170/100
mmHg. Pasien didiagnosa dengan ISK dan
mendapat terapi kotrimoksazol 2x2 tab, Captopril
3x25 mg; Diltiazem 3x30 mg;Primperan 3x1 amp;
Antasida 3x1 C.

Kasus 1
Ny. GH, 58 tahun, BB 54 kg, TB 162 cm
Subyektif : Mual, nyeri saat urinasi
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal Kronik
Riwayat obat terdahulu : meminum OAD maupun suntik insulin
Obyektif :
CrCl 18 ml/min, temperatur 38ᵒ C, BP 170/100 mmHg

Rencana Pelayanan Kefarmasian


Assesment/Evaluasi
Rekomendasi Terapi
1. Antibiotik diganti dengan ciprofloxacin 2 x 400 mg/40ml IV
Rencana monitoring
1. Tanda Vital : CrCL, BP, Suhu tubuh
2. Kondisi klinik : Hipertensi, mual, nyeri saat urinasi
3. Tanda efek samping : Perlu diawasi efek samping obat-obatan antihipertensi berupa
batuk kering
4. Hasil pemeriksaan lab : kreatinin, elektrolit, leukosit
Rencana konseling
5. Cara minum kaptopril, diltiazem dan antasida
Edukasi Pasien
6. Makan buah-buahan seperti pepaya mentimun ataupun melakukan relaksasi
genggaman jari dan nafas dalam terhadap hipertensi.
7. Pada nyeri saat urinasi perbanyak minum air putih, jangan menunda keinginan buang
air kecil dan menjaga kebersihan alat kelamin pada ISK.
Informasi Tambahan
8. Tanda toksisitas aluminium: Konstipasi (sembelit/susah buang air besar)

Plan
Pembahasan
DRPs : Antibiotik tidak adekuat, karena terapi ISK pada DM dan GGK harus
agresif.
Penjelasan : Kotrimoksazol tab diganti dengan Ciprofloxacin rute IV agar
terapi ISK lebih agresif menuju reseptor, merujuk ke penjelasan Febrianto A,
dkk, 2013 “Lebih dari 85% Penyebab utama dari ISK adalah E.coli Penelitian
lain menunjukan pola resistensi E.coli terhadap kotrimoksazol sebesar
77,76%. Fluorokuinon generasi kedua (misalnya, siprofloksasin, 500 mg PO
selama 3 hari) lebih mahal tetapi harus dipertimbangkan di daerah di mana
E.coli resistensi terhadap TMP/SMX adalah > 20%. Hal ini dapat menjadi
pertimbangan dokter untuk menggantikan kotrimoksazol dengan
siprofloksasin sebagai firstline untuk penyakit ISK.Siprofloksasin diberikan 2
kali sehari karena obat ini mampu mencapai kadar yang melebihi KHM
bakteri patogen minimal 12 jam.”
DRPs :Awasi tanda toksisitas aluminium
Penjelasan : Garam aluminium dan kalsium karbonat dapat menyebabkan
konstipasi. Sedangkan garam magnesium dapat menyebabkan diare. Pemberian
antasida bersamaan dengan obat lain harus dihindari karena dapat mengganggu
absorbsi obat lain (Tim Medical Mini Notes, 2019).

DRPs :ADR potensial : batuk kering


Penjelasan : obat antihipertensi pada kasus ini terdapat kaptopril dan diltiazem,
kaptopril masuk dalam antihipertensi inhibitor sistem renin angiotensin golongan
ACE Inhibitor pada antihipertensi gol. ACE Inhibitor efek sampingnya dapat
mengalami hipotensi, gangguan fungsi ginjal, batuk kering yang menetap,
angioderma, ruam kulit, gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna (mual,
muntah, dispepsia, diare, konstipasi, dan nyeri abdomen). Hiperkalemia,
hipoglikemi, dan kelaian darah termasuk trombositopenia, leukopeni dan
neutropenia (Tim Medical Mini Notes, 2019).
Referensi
Daftar Pustaka

Febrianto A, Mukkadas A, Faustine I. 2013. Rasionalitas Penggunaan


Antibiotik Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat
Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science
Vol. 2 (3). Univeritas Tadulako. Palu

Team Medical Mini Notes. 2019. Basic Pharmacology and Drug Notes.
Medical Mini Notes. Makassar

MIMS Indonesia 2020


Thanks !

Anda mungkin juga menyukai