Anda di halaman 1dari 39

FARMAKOTERAPI

RENAL

Khairiah
20102100060
Gagal ginjal akut

penurunan mendadak dari fungsi ginjal (laju filtrasi glomerulus/LFG) yang bersifat
sementara, ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin serum dan hasil metabolisme
nitrogen serum lainnya, serta adanya ketidakmampuan ginjal untuk mengatur homeostasis
cairan dan elektrolit.

Penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba (dalam 48 jam) berdasarkan


1. peningkatan kadar kreatinin serum ≥ 0,3 mg/dL (≥ 26,4 mol/L)
2. persentase peningkatan kreatinin serum ≥ 50%
3. penurunan output urin (oliguria didokumentasikan < 0,5 mL/kg/jam selama lebih dari
6 jam)
Tanda dan gejala GGA

• Frekuensi berkemih yang menurun


• Pembengkakan pada kaki maupun pergelangan kaki
• Sesak nafas
• Rasa lelah atau lemas
• Mual atau muntah
• Penurunan nafsu makan
• Denyut jantung tidak teratur
• Dehidrasi
• Kebingungan atau linglung
Penatalaksanaan GGA

• Tujuan pengelolaan GGA yang utama adalah mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan
mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya kembali ke fungsi normal.

• Dua jenis pengobatan dalam pengelolaan GGA, yaitu terapi konservatif (suportif) dan terapi
pengganti ginjal (renal replacement therapy/RRT).

• Terapi konservatif dilakukan dengan obat-obatan atau cairan dengan tujuan mencegah atau
mengurangi progresivitas penurunan fungsi ginjal, morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
GGA.

• Jika terapi konservatif gagal mengatasi segala komplikasi GGA, perlu dipertimbangkan RRT
(dialisis).
Tatalaksana konservatif
Kriteria RRT (hemodialisis) pada pasien kritis

1. Oliguria: produksi urin <200 mL dalam 12 jam


2. Anuria: produksi urin <50 mL dalam 12 jam
3. Hiperkalemia: kadar potassium >6,5 mmol/L
4. Asidemia yang berat, pH <7,0
5. Azotemia: kadar urea >30 mmol/L
6. Ensefalopati uremikum
7. Neuropati/miopati uremikum
8. Perikarditis uremikum
9. Abnormalitas natrium plasma >155 mmol/L atau <120 mmol/L
10. Hipertermia
11. Keracunan obat
Gagal Ginjal Kronik

Definisi

KDIGO 2012: kerusakan ginjal ≥ 3 bulan, baik berupa kelainan struktural atau fungional, yang
ditandai oleh 1 atau > hal berikut:
1. Albuminuria (albumin urin 30 mg/g per 24 jam)
2. Kelainan pada pemeriksaan sedimen urin, histologi, kelainan struktural yang terdeteksi
melalui pemeriksaan radiologi
3. Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG < 60 ml/menit/1,73 m 2 )
4. Riwayat transplantasi ginjal
Klasifikasi gagal ginjal kronis
Klasifikasi penyakit ginjal kronis menurut KDIGO pada tahun 2012 menurut kriteria penurunan
GFR.
Gambaran klinis GGK

Gambaran klinis pasien penyakit ginjal kronik meliputi:


 Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, infeksi traktus
urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, hiperurikemia, SLE dll.

 Sindroma Uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual-muntah, nokturia,
kelebihan volume cairan ( volume overload ), neuropati perifer, pruritus, uremic frost,
perikarditis, kejang-kejang sampai koma.

 Gejala komplikasinya antara lain, hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah jantung,
asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, klorida)
Faktor risiko

1. Diabetes
2. Hipertensi
3. Usia > 55 tahun
4. Riwayat keluarga penyakit ginjal
5. Obesitas atau sindrom metabolik
TATALAKSANA
Penatalaksaan penyakit ginjal kronik meliputi:
1. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya
2. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid ( comorbid condition )
3. Memperlambat perburukkan fungsi ginjal
4. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular
5. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi
6. Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
TATALAKSANA
Rencana tatalaksana penyakit GGK sesuai dengan derajatnya:
TATALAKSANA
1. Hipertensi
Pedoman untuk pengobatan
hipertensi pada pasien dengan
gagal ginjal kronik
TATALAKSANA
2. Diabetes
Pedoman untuk pengobatan
diabetes pada pasien dengan
gagal ginjal kronik
TATALAKSANA
3. Dislipidemia
Pedoman untuk pengobatan
dislipidemia pada pasien
dengan gagal ginjal kronik
TATALAKSANA

4. Modifikasi Gaya
Hidup
TATALAKSANA
5. Anemia
Pedoman untuk pengobatan
anemia pada pasien dengan
gagal ginjal kronik
TATALAKSANA

6. Terapi pengganti ginjal


 Hemodialisa / cuci darah
 Transplantasi ginjal
1. Seorang pasien B dengan gejala sesak nafas mendapatkan pengobatan Parasetamol, Tobramisin,
Multivitamin dan Salbutamol. Setelah minum obat-obatan, pasien tersebut mengalami
peningkatan nilai serum kreatinin menjadi 4,5 mg/dl. Obat manakah yang menyebabkan
peningkatan nilai serum kreatinin?

a. Paracetamol
b. Tobramisin
c. Multivitamin
d. Salbutamol
Jawaban: b. Tobramisin
e. Albuterol Pembahasan: salah satu efek dari samping yang paling umum dari
antibiotik golongan aminoglikosida adalah nefrotoksik, ditandai dengan
peningkatan nilai serum kreatinin
Paracetamol=hepatotoksik
Albuterol/salbutamol=tremor, gugup dan insomnia
2. Seorang pasien dewasa dengan keluhan pucat dan lemas. Pasien didiagnosa anemia normokromik
normositik. Pasien menderita gagal ginjal kronik. Kadar kreatinin serum 500 mikrogram/L. Terapi
apa yang tepat untuk mengatasi anemia pasien tersebut?

a. Zat besi
b. Vitamin B12
c. EPO
d. Transfusi darah
e. Asam folat
Jawaban: C
Pembahasan: pada pasien GGK, produksi eritropoietin menurun,
menyebabkan pasien rentan mengalami anemia. EPO boleh di berikan
pada pasien GGK non dialisis dengan syarat Hb <10g/dL; transferrin
≤30%; serum ferritin ≤500 mikrogram/mL
3. Seorang apoteker hendak melakukan penyesuaian dosis untuk pasien CKD dengan
kreatinin serum 1.2 mg/dL. Berdasarkan data rekam medik, pasien adalah seorang
wanita berusia 60 tahun, berat badan 55 kg dan tinggi badan 156 cm. Berapa CrCl
pasien?

a. 42,69 mL/min
b. 43,29 mL/min Jawaban: B
c. 50,93 mL/min Pembahasan: CrCl wanita=0,85xCrCl pria
CrCl pria= ((140-60)x55)/(72x1,2)= 50,93 mL/min
d. 59,03 mL/min
CrCl wanita=50,93x0,85= 43,29 mL/min
e. 50,17 mL/min
4. Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke rumah sakit. Pasien memiliki tinggi
badan 157,5 cm, berat badan 63 kg, kadar kreatinin serum >1,2 mg/dl, CrCl 139
ml/menit. Pasien didiagnosis hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah terakhir
150/90 mmHg. apa pilihan obat hipertensi yang tepat untuk kondisi pasien tersebut?

a. Atenolol
b. Captopril Jawaban: B
c. Diltiazem Pembahasan: terapi lini pertama untuk hipertensi adalah ACEI. Seperti
d. Candesartan captopril, lisinopril, ramipril
e. Verapamil
5. Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke rumah sakit. Pasien memiliki tinggi
badan 157,5 cm, berat badan 63 kg, kadar kreatinin serum > 1,2 mg/dL, kadar AST 20
U/L. Pasien didiagnosis hipertensi dengan tekanan darah terakhir 150/90 mmHg.
Pasien mendapatkan resep captopril 12,5 mg 2 kali sehari. Kapan waktu monitoring
efek terapi obat dilakukan?

a. 3 hari Jawaban: D
b. 7 hari Pembahasan: respon terhadap obat harus dievaluasi 2 sampai 4 minggu
c. 10 hari setelah terapi dimulai atau setelah adanya perubahan terapi, untuk
d. 14 hari menentukan keberhasilan terapi antihipertensi. Begitupun dengan
e. 30 hari monitoring efek samping dan interaksi obat dilakukan 2-4 minggu setelah
terapi dimulai.
6. Seorang pasien laki-laki berusia 52 tahun (BB 53 kg, TB 162 cm) didiagnosa
mengalami diabetes dengan penurunan fungsi ginjal. Hasil lab menunjukkan kadar
glukosa sewaktu 200 mg/dL dan kreatinin serum 1,2 mg/dL. Obat apa yang
direkomendasikan untuk kondisi diabetesnya?

a. Glimepirid Jawaban: C
b. Insulin Pembahasan: CrCl pria= ((140-usia)xBB)/(72xSCr)
c. Metformin CrCl pria= ((140-52)x53)/(72x1,2)= 53,98 mL/min
d. Stagliptin Berdasarkan nilai CrCl, pasien termasuk ke dalam CKD stage 3a. Dengan
e. Exanatide demikian metformin sebagai first line DM masih dapat digunakan.
Metformin dikontraindikasikan penggunaannya pada pasien dengan CrCl
<30 mL/min atau CKD stage 4.
7. Seorang laki-laki berusia 55 tahun masuk RS dengan diagnosis hipertensi dan CKD
end stage. Tekanan darah pasien belum mencapai target setelah pemberian captopril.
Dokter meminta saran pada apoteker terkait terapi tambahan pengobatan tersebut.
Apakah obat yang tepat untuk pengobatan tersebut?

a. Lisinopril
b. Irbesartan Jawaban: C
c. Hidroklorotiazid Pembahasan: terapi lini pertama untuk penurunan tekanan darah tinggi
pada CKD adalah dengan ACEI/ARB. Jika belum mencapai target,
d. amlodipine
diuretik hidroklorotiazid dapat ditambahkan ke dalam regimen terapi.
e. spironolakton
8. Pasien geriatri umur 70 tahun menderita hipertensi stage II. Pasien juga diketahui
menderita GGK stage III. Pasien mendapatkan obat valsartan 160 mg 1x1. data
laboratorium apakah yang harus dimonitoring dari pasien?

a. BUN
b. Kalsium Jawaban: C
c. Kalium Pembahasan: valsartan atau ARB dapat mengakibatkan efek samping
d. Natrium hiperkalemia. Oleh karena itu, kadar kalium pasien harus terus dipantau
e. HbA1c selama terapi. Kadar kalium yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
gangguan pada ritme jantung yang dapat mengarah ke serangan jantung
9. Seorang laki-laki berusia 50 tahun menderita diare hebat disertai muntah. Dibawa ke
rumah sakit dalam kondisi dehidrasi berat. Pemeriksaan lebih lanjut pasien menderita
gagal ginjal akut. Apa penyebab kondisi tersebut?

a. Prerenal
b. Postrenal
Jawaban: A
c. Fungsional Pembahasan: GGA dikelompokkan berdasarkan:
d. Intrinsik Prerenal disebabkan oleh penurunan perfusi ginjal akibat penurunan
e. Nekrosis volume darah, penurunan sirkulasi darah efektif dan akibat obat seperti
NSAID, ACEI
Intrinsik disebabkan oleh kerusakan struktur ginjal umumnya pada tubulus
dan disebabkan oleh iskemia atau toksin.
Postrenal disebabkan oleh obstruksi aliran urin.
10. Seorang ibu berumur 45 tahun mengalami gagal ginjal stage V dengan asidosis
metabolik dan anemia. Ibu tersebut diberikan terapi asam folat, vitamin B12, ketosteril
dan sodium bicarbonat. Dari obat-obatan tersebut, manakah yang berfungsi untuk
menangani keadaan asidosis metabolik?

a. Asam folat Jawaban: D


b. Ketosteril Pembahasan: asidosis metabolik merupakan suatu kondisi dimana
c. Asam hidroklorat terjadi penurunan pH darah akibat peningkatan kadar serum HCO3.
d. Sodium bikarbonat untuk mengembalikan pH normal, diberikan obat/senyawa yang bersifat
e. Vitamin B12 basa, seperti sodium bikarbonat.
11. Ketika seseorang mengalami gangguan ginjal, terjadi penurunan produksi eritropoietin
yang menyebabkan anemia. Apa fungsi dari hormon tersebut?

a. Menstimulasi produksi RBC


b. Membantu penyerapan zat besi
c. Meregulasi distribusi sel darah
d. Menjaga integritas pembuluh darah
e. Mensintesis RBC dari zat besi

Jawaban: A
Pembahasan: eritropoietin merupakan suatu hormon glikoprotein yang
secara alami diproduksi oleh sel peritubular ginjal. Hormon ini berperan
dalam menstimulasi produksi sel darah merah. Secara tidak langsung,
kadar hemoglobin yang rendah akan memicu produksi eritropoietin.
12. Seorang laki-laki berusia 70 tahun mempunyai riwayat ginjal kronik diberikan resep
CaCO3 3x1, captopril 25 mg 3x1. apa tujuan pemberian?

a. Sebagai suplemen kalsium


b. Terapi hipernatremia
c. Memperbaiki hiperkalemia
d. Mengatasi hiperfosfatemia
e. Mengatasi hipermagnesemia

Jawaban: D
Pembahasan: salah satu komplikasi dari gagal ginjal yaitu hiperfosfatemia
akibat adanya retensi fosfat. CaCO3 atau kalsium karbonat merupakan
phosphate binder yang dapat mengikat fosfar dari diet dan mengurangi
retensi fosfat untuk mencegah dan mengatasi peningkatan kadar fosfat
serum pada pasien GGK.
13. Seorang laki-laki berusia 57 tahun menerima injeksi gentamisin 2 mg/KgBB selama 7
hari untuk mengatasi infeksinya. Dokter mengatakan dapat terjadi nefrotoksisitas dan
perlu penyesuaian dosis. Perlu dipantau kejadian nefrotoksisitas menggunakan
parameter cockroft. Parameter cockroft yang harus diperhatikan dalam penyesuaian
dosis obat?

a. Kadar kalium darah Jawaban: B


Pembahasan:
b. Kadar serum kreatinin Laki-laki: CrCl= ((140-usia)xBB)/(72xSCr)
c. Kadar protein urin Wanita: CrCl= ((140-usia)xBB)/(72xSCr)x0,85
d. Kadar kalsium darah Berdasarkan rumus tersebut, dapat disimpulkan bahwa parameter
e. Kadar obat dalam darah Cockroft-Gault yang perlu diperhatikan dalam penyesuaian dosis yaitu
kadar kreatinin serum
14. Seorang pasien berusia 45 tahun dengan berat badan 50 kg. Didiagnosis mengalami
gagal ginjal kronik. Pasien mendapatkan terapi deksametason 15 mg/hari setelah
menjalankan terapi transplantasi ginjal. Indikasi pemberian obat tersebut adalah?

a. Antihistamin
b. Analgesik
c. Antiinflamasi
d. Anti nyeri Jawaban: E
e. Imunosupresan Pembahasan:
Deksametason dapat digunakan sebagai imunosupresan setelah menjalani
transplantasi
15. Pasien yang didiagnosa penyakit ginjal kronis cenderung memiliki komplikasi tidak-
seimbangan elektrolit. Keseimbangan ion dan mineral dalam tubuh diatur oleh
hormon. Hormon pada ginjal yang berpengaruh pada proses pengaturan natrium yaitu?

a. ADH
b. Aldosteron
c. Vasopressin Jawaban: B
d. Eritropoitin Pembahasan:
e. Androgen Aldosteron adalah hormon manusia yang dikeluarkan oleh korteks adrenal
yang mempengaruhi tekanan darah dan keseimbangan garam. Efek
metabolik aldosteron berkaitan dengan keseimbangan elektrolit dan cairan.
Aldosteron meningkatkan reabsorsi natrium tubulus proksimal alat
ekskresi ginjal dan menyebabkan ekskresi kalium dan ion hidrogen.
Konsekuensi klinis kelebihan aldosteron adalah retensi natrium dan air.
16. seorang pasien berusia 55 tahun, didiagnosa gagal ginjal kronik. Dokter meresepkan
sevelamer.kemudian apoteker memberikan PIO terkait obat yang diresepkan yaitu
kegunaan dari sevelamer berdasarkan diagnosa tersebut. Apa yang apoteker sampaikan
terkait kegunaan obat tersebut?

a. Hiperkalemia
b. Hiperurisemia
c. Hiperfosfatemia
d. Hipokalemia Jawaban: C
e. Metabolit laktat Pembahasan:
Sevelamer merupakan phosphate binder yang digunakan untuk mengatasi
hiperfosfatemia pada pasien GGK
17. Pasien laki-laki berusia 45 tahun mendapat obat gentamisin untuk infeksi saluran
kemih. Pasien memiliki riwayat gagal ginjal. Untuk mengatasi kejadian nefrotoksis
apa yang harus dilakukan sebagai apoteker?

a. Mempertahankan dehidrasi yang adekuat


b. Menghentikan pemakaian obat
c. Memanjangkan interval pemberian
d. Menurunkan dosis gentamisin
e. Melakukan pemberian loading dose
Jawaban: C
Pembahasan:
Untuk mencegah kejadian nefrotoksik pada pasien GG, maka perlu
dilakukan penyesuaian dosis dengan memanjangkan interval pemberian.
Aminoglikosida bersifat concentration dependent dan memiliki efek post
antibiotik, sehingga memungkinkan untuk diberikan satu kali sehari pada
pasien dengan CrCl >60 mL/min, pada pasien dengan CrCl 40-59 mL/min
gentamisin diberikan setiap 36 jam dan pada pasien CrCl 20-39 mL/min
pemberian dilakukan setiap 48 jam
18. Seorang pria berusia 30 tahun masuk rumah sakit dengan riwayat
penyakit hipertensi, atrial fibrilasi dan cronic kidney disease. Obat
antihipertensi dapat memperlambat penurunan fungsi ginjal adalah?

a. Amlodipine
b. Verapamil
c. Furosemid
d. Valsartan
e. Spironolakton
Jawaban: D
Pembahasan:
ARB memiliki aktivitas nefroprotektif melalui penghambatan aktivitas
angiotensin yang menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular.
19. Seorang laki-laki berusia 55 tahun membawa resep dari dokter nefrolog. Pasien datang ke
instalasi farmasi dan mendapatkan obat amlodipine 1 dd 10mg, captopril 3 dd 25mg dan
kalsium karbonas 3 dd 500mg. Saat memperoleh obat pasien ingin mengetahui manfaat dan
tujuan dari pemberian obat tersebut. Tujuan pemberian dari kalsium karbonas adalah?

a. Menurunkan kadar fosfat


b. Stabilitas jantung
c. Menghindari asidosis
d. Meningkatkan kadar kalsium
e. Menurunkan kadar kalium
Jawaban: A
Pembahasan:
Kalsium karbonat dapat mengikat fosfat dari diet dan mengurangi
retensi fosfat untuk mencegah dan mengatasi peningkatan kadar fosfat
serum
20. Seorang apoteker tengah melakukan konseling pada pasien anemia dengan CKD yang tidak patuh
menggunakan obat. Pasien mengaku tidak meminum suplemen Fe karena tidak nyaman dengan efek
sampingnya. Apa efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan ferrous sulphate?

a. Batuk
b. Mual
c. Pusing
d. Ruam
e. Mengantuk Jawaban: B
Pembahasan:
Efek samping dari dari Fe oral adalah gangguan Gastrointestinal seperti
konstipasi, mual dan keram perut.

Anda mungkin juga menyukai