Anda di halaman 1dari 29

Studi Kasus

SOAP
Hipertensi, Dislipidemia, Diabetes
Melitus
Kelompok 5
Table of contents

01 Kasus

03 Analisis SOAP

02 Pertanyaan
01
KASUS
Kelompok 5
Seorang pasien wanita berusia 60 tahun dengan tinggi badan 160
cm dan berat badan 65 kg di rawat di rumah sakit karena luka
pada kaki yang tidak kunjung sembuh

Obat yang sedang digunakan; Captopril 12,5 mg 2 kali sehari,


Metformin 500 mg 2 kali sehari, simvastatin 20 mg 1 kali sehari
Riwayat Penyakit
Penyakit Sebelumnya
Hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
hiperkolesterolemia sejak 10 tahun yang
lalu serta DM sejak 7 tahun yang lalu

Penyakit Sekarang
Adanya luka pada bagian kaki yang tidak
kunjung sembuh

Penyakit Keluarga
Ayah meninggal karena stroke, Ibu
meninggal karena komplikasi DM
Hasil Pemeriksaan
Vital Sign
● TD :160/90 mmHg
● Suhu :37,8 C
● Nadi : 85/menit
● Pernafasan : 22/menit

Laboratorium
● Leukosit : 18.000/m3
● HB : 11 mg/dl

● K+ : 4,3 meq/L
● Na+ : 140 meq/L
● LDL : 150 mg/dl
● HDL : 55 mg/dl
● Trigliserida: 170 mg/dl
● Total Kolesterol : 250 mg/dl
● GDS : 250 mg/dl
Riwayat Perawatan Di RS

• Infus RL
• Obat Diabetik
• Antibiotik
• Vitamin
• Lanjutan obat
Hipertensi
• Lanjutan obat
dislipidemia
02
Pertanyaan
Kelompok 5
1. Jelaskan patofisiologi penyakit diatas
a. Hipertensi
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
b. Diabetes
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik
yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans secara
autoimun seperti diabetes melitus tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita
diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut. Pada awal
perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan pada sekresi
insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi
insulin. Apabila tidak ditangani dengan baik, pada perkembangan selanjutnya akan
terjadi kerusakan sel-sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi
secara progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya
penderita memerlukan insulin eksogen.
c. Dislipidemia
Hiperkolesterolemia merupakan tingginya fraksi lemak darah, yaitu
berupa peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kadar LDL
kolesterol dan penurunan kadar HDL kolesterol.
Kolesterol yang masuk ke dalam hati tidak dapat diangkut selurunnya oleh
lipoprotein menuju kehati dari aliran darah diseluruh tubuh. Apabila
keadaan ini dibiarkan untuk waktu yang cukup lama, maka kolesterol
berlebih tersebut akan menempel di dinding pembuluh darah dan
menimbukan plak kolesterol
2. Jelaskan penyebab penyebab luka yang tidak kunjung sembuh?
Karena adanya obstruksi pembuluh darah kapiler, kemudian pengaruh dari
ditingginya kadar gula darah, pola hidup kurang sehat (memakan makanan
dan minuman junk food.
3. Jelaskan indikasi, efek samping, mekanisme masing-masing obat diatas!
a. Paracetamol
Mekanisme: Acetaminophen dapat menghambat jalur COX di sistem saraf
pusat tetapi tidak pada jaringan perifer.
Indikasi: analgesic dan antiperitik
Efek samping: Reaksi alergi, ruam kulit berupa eritema atau urtikaria, kelainan
darah, hipotensi, kerusakan hati.
b. Cefixime
Mekanisme: menghambat tahap ketiga dan terakhir dari sintesis dinding
sel bakteri dengan secara istimewa mengikat protein pengikat penisilin
(PBP) spesifik yang terletak di dalam dinding sel bakteri.
Indikasi: Infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap
Cefixime,, infeksi saluran napas atas, bronkitis
Efek samping: Diare, nyeri abdomen, mual, muntah, dispepsia, kembung,
kolitis pseudomembran, anoreksia, dada terasa terbakar, konstipasi. Ruam
kulit, urtikaria, eritema, pruritus, trombositopenia, leukopenia &
eosinophilia, sakit kepala.
c. Captopril
Mekanisme: Menghambat pembentukan angiotensin converting enzyme.
Penghambatan ACE menyebabkan penurunan angiotensin II plasma,
menyebabkan vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Pemberian
kaptopril menghasilkan pengurangan resistensi arteri perifer pada pasien
hipertensi.
Indikasi: antihipertensi
Efek samping: batuk kering, proteinuria, peningkatan kadar ureum darah
dan kreatinin, idiosinkratik, rashes, trompositopenia, anemia, hipotensi
d. Metformin
Mekanisme: menekan produksi glukosa endogen oleh hati, mengaktifkan enzim
adenosine monophosphate kinase (AMPK) yang menghasilkan penghambatan
enzim kunci yang terlibat dalam glukoneogenesis dan sintesis glikogen di hati
sambil merangsang pensinyalan insulin dan transpor glukosa di otot, meningkatkan
pembuangan glukosa perifer yang muncul sebagian besar melalui peningkatan
pembuangan glukosa non-oksidatif ke dalam otot rangka
Indikasi: diabetes tipe 2
Efek samping: Anoreksia, mual, muntah, diare (umumnya sementara), nyeri perut,
rasa logam, asidosis laktat (jarang, bila terjadi hentikan terapi), penurunan
penyerapan vitamin B12, eritema, pruritus, urtikaria dan hepatitis.
e. Simvastatin
Mekanisme: menghambat kerja dari 3-hydroxu-3-methylglutaryl-coenzyme A
(HMG-CoA) reductase. Enzim ini adalah enzyme yang berperan dalam
pembentukan kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida
Indikasi: menurunkan kadar kolesterol
Efek samping: Miopati, rhabdomiolisis, disfungsi ereksi, ruam kulit, reaksi
hipersensivitas, gangguang saluran cerna, parestesia, pusing, neuripati perifer
f. Vitamin B-Kompleks
Mekanisme: Vitamin B bertindak sebagai koenzim dalam sebagian besar proses
enzimatik yang mendukung setiap aspek fungsi fisiologis seluler. Sebagai
koenzim, bentuk vitamin yang aktif secara biologis mengikat protein "apoenzim"
menciptakan "holoenzim", sehingga meningkatkan kompetensi enzim yang
dihasilkan dalam hal keragaman reaksi yang dapat dikatalisis. Dalam peran ini,
vitamin B memainkan peran interaksi kunci di sebagian besar fungsi seluler
Indikasi: membantu menjaga Kesehatan dan fungsi organ tubuh, serta membantu
perkembangan sel
Efek samping: Ruam kemerahan pada kulit,, gatal – gatal, mual, muntah, diare,
sebmbelit, tinja berwarna hitam, perubahan warna urin, sering buang air kecil,
pusing.
4. Dilihat dari keadaan pasien dan nilai lab pasien, apakah perlu penggantian,
pemberhentian obat yang ada atau penambahan obat yang lainnya?
5. Jika dokter merepkan antibiotic, antibiotic yang manakan yang tepat
untuk keadaan pasien diatas?
Pemberian antibiotic golongan sefalosporin generasi ke 3 yaitu cefixime. Pendapat
Pusmarani (2019) yang menyebutkan bahwa cefixim merupakan antibiotik
golongan sefalosporin generasi ketiga oral. mempunyai aktivitas antimikroba
terhadap kuman gram positif maupun negatif termasuk enterobacteria. Pada
pemberian secara oral, hampir 50% segera mencapai konsentrasi bakterisidal dan
menembus jaringan dengan baik.
6. Dari nilai lab diatas, manakan yang tidak normal?
03
Analisis SOAP
Kelompok 5
SUBJEKTIF
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 60 Tahun
• Tinggi Badan : 160cm
• Berat Badan : 65kg
• Keluhan : luka sukar sembuh, hipertensi dan
dislipidemia sejak 10tahun lalu, DM sejak 7 tahun lalu
OBJEKTIF
Vital Sign
● TD :160/90 mmHg
● Suhu :37,8 C
● Nadi : 85/menit Riwayat penggunaan Obat
● Pernafasan : 22/menit
Captopril 12,5 mg 2 kali sehari,
Laboratorium Metformin 500 mg 2 kali sehari, simvastatin 20
● Leukosit : 18.000/m3 mg 1 kali sehari, Infus RL, Antibiotik, Vitamin
● HB : 11 mg/dl

● K+ : 4,3 meq/L
● Na+ : 140 meq/L
● LDL : 150 mg/dl
● HDL : 55 mg/dl
● Trigliserida: 170 mg/dl
● Total Kolesterol : 250 mg/dl
● GDS : 250 mg/dl
ASSESMENT
• Faktor penyebab tidak tercapai target terapi
 Pola hidup yang kurang sehat
 Ketidakpatuhan pasien dalam penggunaan obat
• Riwayat penyakit sebelummya
 Rutin dalam melakukan pengecekan tekanan darah, kadar kolesterol, serta kadar gula darah.
Selain itu diperlukan juga perubahan pola hidup yaitu dengan diet konsumsi garam serta
menghindari makana yang dapat memicu meningkatnya kadar kolesterol dan kadar gula darah.
Kemudian patuh dalam konsumsi obat.
• Riwayat penyakit sekarang
 Luka pd kaki yang tak kunjung sembuh: saran diberikan antibiotic spektrum luas seperti golongan
cephalosporine untuk membunuh bakteri yang terdapat pada luka.
ASSESMENT
• Catopril 12,5 mg 2x1 sehari dosis tidak sesuai. Menurut Angelia Ekaningtias, dkk. 2021 hal ini tidak
sesuai dengan DIH yang merekomendasikan dosis captopril 25 mg 2-3 kali sehari, dengan target
terapi 140/90 mmHg berdasarkan JNC 8.
• Metformin 500 mg 2x1 sehari tidak mencapai target terapi sehingga dikombinasikan dengan dua
atau tiga obat yang berbeda golongan Menurut PERKENI, 2021, dengan target tarapi GDS <180
• Simvastatin 20 mg 1x1 sehari tidak mencapai target terapi sehingga perlu dianikkan dosisnya,
dengan target terapi LDL <100 dan TG <150
• Riwayat penyakit sekarang
 Luka pd kaki yang tak kunjung sembuh: saran diberikan antibiotic spektrum luas seperti golongan
cephalosporine untuk membunuh bakteri yang terdapat pada kemudian ditambahkan antinyeri
seperti Paracetamol agar nyeri pada luka dapat teratasi, selain itu adanya penambahan vitamin B
Kompleks agar Kesehatan tubuh tetap terjaga.
PLAN
• Monitoring: Tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol
• Penatalaksanaan Hipertensi:
 Rutin melakukan pengecekan tekanan darah, mengurangi makanan mengandung garam, patuh
dalam konsumsi obat.
• Penatalaksanaan Dislipidemia:
 dengan terapi farmakologis dan non farmakologis meliputi perubahan gaya hidup, aktivitas fisik
seperti jalan cepat, bersepeda setidaknya 30 menit, terapi nutrisi medis seperti mengkonsumsi
diet rendah kalori berhenti merokok. (sumber: panduan pengelolaan dislipidemia di-Indonesia
2021)
• Penatalaksanaan Diabetes Melitus:
 Penatalaksanaan Dm dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat (terapi nutrisi dan aktivitas
fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat anti hiperglikemia (sumber:
pedoman pengelolaan dan pencegahan dm tipe 2 dewasa diindonesia-2021)
PLAN

• Pengelolan luka pada pasien:


 Perlunya dijag akebersihan di daerah sekitar luka, agar tidak terjadi infeksi yang akan
menghambat penyembuhan luka, kemudian diperlukan kepatuhan dalam konsumsi
antibiotic.

• Terapi Farmakologi
 Catopril 25 mg 2x1 sehari
 Metformin 500 mg 2x1 sehari dikombinasikan dengan Glimepirid 1mg 1x1 sehari
 Simvastatin 40 mg 1x1 sehari (diminum malam hari)
 Paracetamol 500 mg 3x1 sehari, bila nyeri
 Cefixim 100 mg 2x1 sehari (dihabiskan)
Thanks
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

Please keep this slide for attribution

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai