Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

FT RENAL & KARDIOVASKULAR

Pengampu : Ririn Lispita Wulandari., M.Si.Med., Apt

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Febriani fitrianingrum

NIM : 175010023

Kelas :A

Semester : VI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2020
LAPORAN KASUS Hipertrigliseridemia Sangat Berat pada
Penderita Diabates Melitus Tipe 2

Laporan Kasus :

Anamnesis

Pasien laki-laki 44 tahun tinggal di Makassar datang dengan keluhan utama rasa lemah
dan lemas sejak 4 minggu. Tidak ada riwayat mual muntah, tidak ada nyeri epigastrium, tidak
ada nyeri dada maupun jantung berdebar-debar. Tidak sesak nafas, tidak ada riwayat
perdarahan hidung dan gusi. Buang air besar lewat kolonostomi, warna kuning kecokelatan,
buang air kecil lancar, warna kuning. Berat badan dirasakan menurun dalam 4 minggu terakhir.
Tidak ada riwayat hipertensi dan sakit jantung. Riwayat DM sebelumnya tidak ada. Riwayat
merokok 1 bungkus per hari selama lebih dari 20 tahun, riwayat minum alkohol kadang-
kadang. Pasien pernah dioperasi pada tahun 2009 di Rumah Sakit Akademis Jaury Makassar
dengan diagnosis karsinoma kolorektal, dilakukan kolonostomi dan melanjutkan pengobatan
di Guangzhou China tahun 2010. Pasien pernah 2 kali dikemoterapi di China pada tahun yang
sama dengan obat yang tidak diketahui. Sekarang pasien melanjutkan kontrol pascaoperasi di
klinik di Makassar.

Ayah pasien masih hidup dengan riwayat stenting koroner, hipertensi tanpa riwayat
DM. Ibu masih hidup dengan riwayat hipertensi tanpa DM. Saudara 5 orang, 1 orang meninggal
pada tahun 2008 akibat gagal jantung, 1 orang menderita DM tipe 2. Anak sebanyak 4 orang
dan sehat.

Metode SOAP :

1. SUBJECTIVE
Pasien laki-laki 44 tahun, tinggal di Makassar. Berat badan 67 kg tinggi Badan 1,65 m.
Indeks Massa Tubuh (IMT) 24,60 kg/m2. Kesan tampak sakit sedang, status gizi baik
kesadaran compos mentis (GCS 15). Pasien datang dengan keluhan utama rasa lemah
dan lemas sejak 4 minggu. Tidak ada riwayat mual muntah, tidak ada nyeri epigastrium,
tidak ada nyeri dada maupun jantung berdebardebar. Tidak sesak nafas, tidak ada
riwayat perdarahan hidung dan gusi. Buang air besar lewat kolonostomi, warna kuning
kecokelatan, buang air kecil lancar, warna kuning. Berat badan dirasakan menurun
dalam 4 minggu terakhir. Tidak ada riwayat hipertensi dan sakit jantung. Riwayat DM
sebelumnya tidak ada. Riwayat merokok 1 bungkus per hari selama lebih dari 20 tahun,
riwayat minum alkohol kadang-kadang. Pasien pernah dioperasi pada tahun 2009 di
Rumah Sakit Akademis Jaury Makassar dengan diagnosis karsinoma kolorektal,
dilakukan kolonostomi dan melanjutkan pengobatan di Guangzhou China tahun 2010.

2. OBJECTIVE
Pemeriksaan fisik : Kesan tampak sakit sedang, status gizi baik, kesadaran compos
mentis (GCS 15). Berat badan 67 kg. Tinggi Badan 1,65 m. Indeks
Massa Tubuh (IMT) 24,60 kg/m2. Tekanan darah 110/80 mmHg,
Nadi 84 kali/menit, regular, pernapasan 16 kali/menit. Suhu
36,7oC. Pemeriksaan fisis dalam batas normal.

Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin: Hb 18,7 g/dL, Eritrosit 6,04 juta/mm3, Leukosit 8.810/mm3, Trombosit
238.000/mm3, Hematokrit 52,6%, MCV 87,1 fL, MCH 31pg, MCHC
35,6 pg, Neutrofi l 57,9%, Limfosit33,0%, Monosit 7,5%, Eosinofi l
1,4%, Basofi l0,2%, LED 41 mm/jam.
Kimia darah: SGPT 39 mg/dL, GDP 376 mg/dL, Kolesterol total 534 mg/dL,
Kolesterol LDL direk 86 mg/dL, Kolesterol HDL 24 mg/dL, Trigliserida
2581 mg/dL (Hasil pengenceran, serum lipemik), Apo-B 153 mg/dL,
Kreatinin 0,72 mg/dL, Asam urat 9,1 mg/dL. GDP 283 mg/dL, TTGO
531 mg/dL, HbA1c 13,2%. Penanda tumor CEA 16,6 ng/mL.
Urinalisis: Makroskopis: warna kuning, agak keruh, Kimia: Berat jenis 1020, pH 5,
Leukosit esterase (-), Nitrit (-), Albumin 25 mg/dL (+), Glukosa 1000
mg/dL (+4), Keton 150 mg/dL (+4), urobilinogen normal, bilirubin
normal, darah (-), Sedimen mikroskopis: Eritrosit 0-2/ LPB, Leukosit 0-
2/LPB, Epitel transisional, skuamosa, tubular renal (-), silinder (-),
bakteri (-).
USG Abdomen: Hepar, lien, kantung empedu, ginjal kiri dan kanan serta buli-buli
dalam batas normal.

Kunjungan ke-2 (seminggu kemudian) : Pemeriksaan fisik dalam batas normal, riwayat
kolonostomi., Trigliserida 882 mg/dL, SGOT42 U/L, SGPT 40 U/L,
Gamma GT 46 U/L, GDS348 mg/dL, Terapi: Insulin glargin 0-0-16
unit, Atorvastatin 1x10 mg, Fenofi brat 1x300 mg.

Kunjungan ke-3 (dua minggu setelah Kunjungan kedua) : Pemeriksaan fisik dalam
batas normal, riwayat kolonostomi, GDP 218mg/dL, SGPT 21 U/L,
SGPT 27 U/L, Kolesteroltotal 179 mg/dL, Kolesterol LDL direk
102mg/dL, HDL 27 mg/dL, Trigliserida 229 mg/dL, Kreatinin 0,7
mg/dL, Asamurat 4,6 mg/dL Urinalisis: Makroskopis: warnakuning,
jernih, Kimia: Beratjenis 1020, pH 5, Leukosit esterase(-), Nitrit (-),
Albumin (-), Glukosa 1000 mg/dL (+4), Keton 15 mg/dL (+2),
Urobilinogennormal, bilirubin negatif, darah (-), Sedimen mikroskopis:
Eritrosit 0-2/LPB, Leukosit 0-2/LPB, Epitel transisional, skuamosa,
tubular renal (-), silinder (-), bakteri (-), amorfurat (+),CEA 10,1 ng/mL.

3. ASSESSMENT
Diagnosis sementara: Diabetes melitus tipe 2 dengan hipertrigliseridemia berat. Dilihat
dari riwayat keluarga pasien yang memiliki penyakit DM tipe 2, kebiasaan minum
alkohol dan merokok, kadar trigliserida yang sangat tinggi (2581 mg/dl).

Study literartur :
Menurut American Diabetes Association (ADA) bahwa DM berkaitan dengan fakto
risiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first degree
relative), alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan
menganggu metabolism gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan
mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah.
Diagnosis sementara:
Terapi Diabetes melitus tipe 2 dengan hipertrigliseridemia berat:
Insulin glargin 0-0-10 unit, Atorvastatin 1x10 mg, Fenofibrat 1x300 mg.
Insulin glargin 0-0-16 unit, Atorvastatin 1x10 mg, Fenofibrat 1x300 mg. (kunjungan
kedua )

Diagnosis hiperlipidemia berdasarkan kriteria The National


Cholesterol Education Panel Third Adult Treatment Panel (NCEP ATP III), adalah
sebagai berikut:
Klasifiasi Hipertrigliseridemia
Kriteria Kadar trigliserida
Normal >150 mg/dl atau 1,7 mmol/liter
Border line 150-199 mg/dl atau 1,7-2,3 mmol/liter
Tinggi 200-499 mg/dl atau 2,3-5,6 mmol/liter.
Sangat tinggi ≥500 mg/dl atau ≥5,6 mmol/liter

4. PLAN
Terapi Farmakologi:
▪ Insulin glargin 0-0-10 unit
▪ Atorvastatin 1x10 mg
▪ Fenofibrat 1x300 mg

Study literatur:

Kombinasi insulin dan obat-obat lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan
pilihan sementara, misalnya selama kehamilan. Namun pada pasien DM tipe 2 yang
memburuk, penggantian insulin total menjadi kebutuhan. Insulin merupakan hormon
yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat maupun metabolisme protein dan lemak.
Fungsi insulin antara lain menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian
besar jaringan, menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan
pembentukan glikogen dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen,
menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa (Fatimah, 2015).
Terapi Non Farmakologi:

▪ Istirahat yang cukup


▪ Menekan Berat Badan Dengan Diet Sehat
▪ Giat Olahraga
▪ Berhenti Merokok
▪ Perbanyak Makanan yang Berserat

Anda mungkin juga menyukai