Anda di halaman 1dari 25

TUGAS 1 PATOLOGI KLINIK

Case Study 4
Aprilia Devinta (2017210031)

Bagus Santoso (2017210041)

Brian Mahadika P (2017210043)

Dewi Ayu Ratu M. (2017210058)

Elvira Andini (2017210072)

Kelompok 3

Kelas A
DATA HASIL
PEMERIKSAAN
LABORATURIUM
Nama Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
KIMIA
GOT 19 <33 U/L
GPT 22 <50 U/L
Glukosa Puasa 87 <100 mg/dL
HbA1c (NGSP) 5,5 <5,7 %
HbA1c (IFCC) 37 <39 mmol/mol
Kolesterol Total 204 <200 mg/dL
Kolesterol LDL Direk 137 <100 mg/dL
Kolesterol HDL 43 >=40 md/dL
Trigliserida 117 <150 mg/dL
Urea N 14,6 6-20 mg/dL
Ureum 31 13-43 mg/dL
Kreatinin 1,13 0,70-1,20 mg/dL
eLFG (CKD-EPI) 71 mL/menit/1,73 m2
Asam Urat 4,7 <7 mg/dL
URINALISA
Urin Rutin
Pre Analitik
Pemeriksaan lab untuk penyakit diabetes

1. Persiapan pasien :

• Pasien datang ke lab klinik

• Identitas pasien :

Nama : Bpk. Akhmad Dofir

Umur : 59 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

• Evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan pertama, yang meliputi:


• Riwayat penyakit
• Pemeriksaan fisik
• Evaluasi laboraturium
• Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah TTGO
• Pemeriksaan kadar HbA1c
• Penapisan komplikasi: harus dilakukan pada setiap penderita yang baru terdiagnosis
DMT2 melalui pemeriksaan:
• Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi krteria normal atau kriteria DM
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa
terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan g;ukosa plasma


puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140
mg/dl;

• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam


setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl;

• Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT

• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan


HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%

2. Metode Pengambilan Sampel:

• Pemeriksaan laboraturium diabetes dapat dilakukan dengan:


• Uji saring/skrinning
• Diagnosis
• Pemantauan
• Prognosis
• Deteksi dini komplikasi
• Penatalaksanaan diabetes:
• Tujuan umum: meningkatkan kualitas hidup penyandang
diabetes
• Tujuan jangka pendek: hilangnya keluhan, memperbaiki
kualitas hidup, dan mengurangi resiko komplikasi akut
• Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat
progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati
• Tujuan akhir: morbiditas dan mortalitas diabetes menurun
• Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut perlu dilakukan
pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan,
dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara
komprehensif
Pemeriksaan lab untuk tes faal ginjal
1. Persiapan pasien :
• Pasien datang ke lab klinik
2. Dilakukan pemeriksaan tes faal ginjal yang dapat
meliputi:
• Faal Tubuli:
• Percobaan pemekatan (reabsorpsi)
• Percobaan pengenceran (homeostasis)
• Percobaan PSP (Ekskresi)
• Faal Glomeruli (Laju Filtrasi dan Bersihan):
• Kadar ureum darah
• Kadar kreatinin darah
• Cystatin C
• Uji bersihan ureum
• Uji bersihan kreatinin
Pemeriksaan lab untuk tes faal hati
1. Persiapan pasien :
• Pasien datang ke lab klinik
2. Metode Pengambilan Sampel:
• Dengan tes faal sintesis
• Dengan tes faal ekskresi
• Dengan tes faal penawar racun
• Dengan tes keutuhan sel hati
• Dengan tes adanya kolestasis
• Dengan tes faktor etiologi
• Tujuan tes faal hati:
• Untuk pemeriksaan penyaring
• Diagnosis banding
• Menegakkan diagnosis
• Menetapkan prognosis
• Memantau perjalanan penyakit
• Memantau pengobatan
• Membedakan jenis ikterus

Pemeriksaan lab untuk lipid darah


1. Persiapan pasien :
• Pasien datang ke lab klinik
• Pasien harus dalam keadaan steady metabolic state

• Pengukuran yang multiple harus dilakukan dalam waktu 2 bulan, sekurang-kurangnya


terpisah 1 minggu, sebelum membuat keputusan medis

• Pasien tidak boleh melakukan aktivitas fisik yang berat 24 jam sebelum pemeriksaan

• Spesimen puasa atau tidak puasa untuk pemeriksaan kolesterol total

• Perlu puasa 12 jam untuk trigliserida dan direkomendasikan untuk lipoprotein

• Pasien duduk sekurang-kurangnya 5 menit sebelum flebotomi

• Torniquet tidak boleh digunakan >1 menit selama venipuncture

• Kadar kolesterol total, trigliserida dan HDL dapat ditentukan dari serum atau plasma

• Bila digunakan antikoagulan EDTA: plasma harus segera didinginkan pada 2-4℃ dan
dikalikan 1,03

• Untuk pemeriksaan kolesterol total, serum dapat ditransportasikan pada 4℃ atau


dalam keadaan beku

• Penyimpanan -20℃ dan -70℃ untuk trigliserida, HDL, LDL. ApoA dan ApoB

• Pasien harus dipertimbangkan sebagai senyawa potensial infeksius dan harus


ditangani sebaik-baiknya
2. Metode Pengambilan Sampel:
• Metode mengukur LDL dengan cara LDL dipisahkan
dari komponen darah lain kemudian diperiksa
kandungan kolesterolnya sehingga diketahui kadar
kolesterol LDL
• Penentuan kadar kolesterol LDL dengan rumus
Friedewald:
• Rumus Friedewald : K-LDL = KT – K-HDL – TG/5
TG/5 = Kolesterol VLDL
• Rumus Friedewald tidak dapat digunakan jika:
• TG >400 mg/dl
• Pasien tidak puasa
• Pasien Hiperkolesterolemia tipe III (ditandai dengan
adanya β-VLDL, TG : KT = 3 : 1
ASPEK ANALITIK
1. GOT
SGOT adalah singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetic
Transaminase atau disebut juga dengan AST (aspartate
aminotransferase), merupakan enzim yang tidak hanya terdapat
di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung, otak, ginjal,
dan otot-otot rangka.

-Metode : Kinetik – IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)


-Prinsip : Aminotransferasi ( AST ) mengkatalis transaminasi dari
L aspartate dan a – kataglutarate membentuk L – glutamate dan
oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh
enzym malate oleh enzym malate dehydrogenase ( MDH ) dan
niconamide adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi
NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi, berbanding langsung
dengan aktivitas AST dan diukur secara fotometrik dengan
panjang gelombang 340 nm.
2. GPT

SGPT merupakan singkatan dari Serum Glutamic Pyruvate


Transaminase atau disebut juga dengan ALT (alanin aminotransferase),
merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif
untuk mendiagnosis destruksi hepato seluler. Dalam jumlah yang kecil
dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka.

- Metode : Kinetik – IFCC (tanpa pyridoxal-5-phosphate)

- Prinsip : Aminotransferasi ( AST ) mengkatalis transaminasi dari L


aspartate dan a – kataglutarate membentuk L – glutamate dan
oxaloacetate. Oxaloacetate direduksi menjadi malate oleh enzym
malate oleh enzym malate dehydrogenase ( MDH ) dan niconamide
adenine dinucleotide ( NADH ) teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya
NADH yang teroksidasi, berbanding langsung dengan aktivitas AST dan
diukur secara fotometrik dengan panjang gelombang 340 nm.
3. GLUKOSA PUASA
Metode : Glucose GOD-PAP
Prinsip : glukosa dalam sampel dioksidasi membentuk
asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
4-Aminoatypirene dengan indicator fenol dikatalis dengan
POD membentuk quinonemine dan air. Test kolorimetris
enzimatis berdasarkan reaksi Trinder :

• Glucose + O2 + H2O ----- Glucose Oxidase +H2O

• 2H2O2 + phenole +4 – amino – antipyrine ------ red


chinonimin+4H2O
4. HbA1c
Hemoglobin A1c atau HbA1c adalah komponen
minor(kecil) dari hemoglobin yang berikatan
dengan glukosa. HbA1c juga kadang-kadang disebut
sebagai glikosilasi atau hemoglobin glikosilasi
atau glycohemoglobin.

Metode : Ion Exchange HPLC dengan cara Kromatografi

Prinsip : ion-exchange ( Hemoglobin akan dipisah


menjadi fraksi-fraksi berdasarkan muatan ionnya)
5. KOLESTEROL TOTAL
Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan pada keadaan
demikian menjadi komponen struktural esensial yang
membentuk membran sel serta lapisan eksterna
lipoprotein plasma.
Metode : CHOD-PAP

Prinsip : Kolesterol teresterifikasi, dihidrolisis oleh


kolesterol esterase menjadi kolesterol bebas. Kolesterol
bebas dioksidasi menjadi hidrogen peroksida, yang
selanjutnya bereaksi dengan phenol dan 4-aminoantipirin
membentuk komplesks quinoneimine yang berwarna
merah muda. Intensitas warna yang terbentuk sebanding
dengan kadar kolesterol dalam sampel.
6. KOLESTEROL-LDL
LDL merupakan kolesterol "jahat" yang disimpan dalam arteri ketika jumlahnya terlalu
banyak dan berasal dari degradasi VLDL & kilomikron. Inti HDL = kolesterol ester yang
diambil di jaringan perifer dengan bantuan enzim LCAT.

Densitasnya sebesar : 1,063 – 1,21

Metode :
1. Ultrasentrifugasi

Prinsip: pemisahan berbagai lipoprotein secara ultrasentrifugasi sesuai densitas masing-


masing.Pada 105.000 g, selama 18 jam, suhu 10 C.Kilomikron akan mengapung di bagian
paling atas, disusul VLDL, LDL dan HDL.

2. Elektroforesis

Prinsip : pemisahan bahan terlarut bermuatan dalam medan listrik, dalam media berpori
(kertas, selulose asetat dan gel agarose). Kecepatan pemisahan partikel tergantung
muatan partikel, ukuran dan bentuk partikel. Makin besar muatan maka makin cepat
jalannya.

3. Homogenous (untuk pemeriksaan kolesterol LDL secara langsung).

Prinsip: menggunakan dua reagen. Reagen 1:selektif menyingkirkan lipoprotein non LDL
(HDL,VLDL, kilomikron).reagen 2 : melepaskan kolesterol dari LDL sehingga dapat diukur
secara enzimatis.
7. KOLESTEROL-HDL

Kolesterol HDL (high density lipoprotein) adalah kolesterol yang sering disebut sebagai
kolesterol baik karena karakter sifatnya yang mengikat kolesterol LDL yang sangat mudah
membuat timbunan plak lemak di dinding pembuluh darah hingga menyebabkan
penyumbatan yang berakibat fatal. Sifat HDL yaitu mengangkut kolesterol yang memiliki
kadar protein lebih sedikit dan mampu membawa kelebihan kolesterol jahat di pembuluh
arteri untuk dibuang.

Metode :

1. Ultrasentrifugasi

Prinsip : Semua lipoprotein dipisahkan menurut densitasnya, HDL pada 1,063-1,21 g/mL

2. Homogeneous enzymatic colorimetric assay (cobas)

Prinsip : Magnesium sulfat, dekstran sulfat membentuk kompleks water-soluble dengan LDL,
VLDL, dan kilomikron yang tahan terhadap enzim PEG-modified. Kadar kolesterol pada HDL
kolesterol ditentukan secara enzimatis oleh kolesterol esterase dan kolesterol oksidase yang
bergabung dengan PEG menjadi kelompok amino (sekitar 40%).
3. Kromatografi kolom

Prinsip: HDL dipisahkan dengan cara penukaran ion


(ion- exchange) atau ukuran molekul (gel permeation).

4. Elektroforesis

Prinsip : HDL dipisahkan dari lipoprotein lain


berdasarkan muatan dan ukurannya
Parameter Metode dan Tujuan Prinsip

Trigliserida Metode Standar WHO/IFCC Kolesterol ester dipecah oleh kerja


Metode: Kolorimetrik enzimatik dari kolesterol esterase menghasilkan
(cholestrol oxidase method/CHOD kolesterol dan asam lemak. Kolesterol
PAP) oksidase kemudian mengkatalisis
oksidase kolesterol menjadi kolest-4-
Tujuan: Mengetahui kadar en3-on dan hidroden peroksida.
Trigliserida dalam darah Dengan adanya peroksidase, hidrogen
peroksida yang terbentuk
mempengaruhi prnggabungan
oksidatif fenol dan 4-aminofenazon
membentuk suatu suatu zat warna
kuinon-imin yang berwarna merah.
Intensitas waarna suatu zat yang
proporsional secara langsung dengan
konsentrasi kolestrol. Ini ditentukan
dengan mengukur peningkatan
absorbansi. Panjang gelombang 505
nm (Cobas, 2013).
Urea N Metode yang digunakan yaitu Urea dipecah dengan enzim urease
pengukuran kadar amonia yang menghasilkan Co2 dan amonia,
dihasilkan dari reaksi urea dengan selanjutnya amonia yang dibebaskan
urease diteteapkan kadarnya dengan
reagen Bertholet.
Tujuan : Untuk mengetahui kadar
urea nitrogen dalam darah yang
merupakan zat sisa dari
metabolisme protein dan
seharusnya dibuang melalui ginjal
Parameter Metode dan Tujuan Prinsip

Ureum Metode Bertholet Urea dalam sampel denan


bantuan enzim urease akan
Tujuan : Untuk mengetahui kadar ureum, menghasilkan amonia dan
ureum merupakan senyawa ammonia yang karbondioksida. Setelah
berasal dari metabolisme asam amino yang dicam pur dengan Pereaksi I
diubah oleh hati menjadi ureum dan II akan terjadi reaksi
yang menghasilkan suatu
komplek yang
absorbanasinya dapat diukur
dengan Spektrofotometri
UV-Vis
Kreatinin Metode Jaffe Reaction Kreatinin dalam alkali akan
membentuk kompleks warna
Tujuan : Untuk mengetahui kadar kreatinin oranye bila beraksi dengan
dalam darah. Kreatinin merupakan zat sisa asam pikrat. Absorbansi
hasil pemecahan otot yang akan dibuang proporsional dengan
melalui ginjal konsentrasi kreatinin dalam
sampel
Parameter Metode dan Tujuan Prinsip

eLFG (CKD- Metode Enzyme Linked Cysc dilapisi microplate, standar


EPI) immunosorbent Assay/ ELISA dan sampel dipipet kedalam well
jika terdpata CysC maka akan diikat
Tujuan : Untuk mngetahui oleh antibodi. Setelah pencucian
kemampuan ginjal dalam menyaring subtansi yang tidak berikatan,
zat sisa metabolisme dari dalam sebuah enzim pengikat antibodi
tubuh monoklona spesifik/enzyme-linked
monoclonal antibody spesific untuk
CysC ditambahkan ke dalam well
dan warna yang terbentuk secara
proporsional menunjukan jumlah
CysC yang berikatan pada tahap
awal. Pmbentukan warna
dihentikan dan intensitas warna
diperiksa.
Asam Urat Metode Uricase-PAP H202 yang terbentuk bereaksi
dibawah katalisa peroksidase
Tujuan : Mengetahui kadar asam dengan 3,5;dichloro-2-hidroxy
urat dalam mg/dl benzene sulfonic acid (DCHBS)
membentuk quinoneimine
berwarna merah violet sebagai
indikator
POST ANALITIK
Parameter Nilai Normal Hasil Pemeriksaan

Kolesterol Total <200 mg/dL 204 mg/dL


Interpretasi umum : adanya
kemungkinan penurunan
ekskresi ke empedu , ikterus
obstruktif, hepatitis kronik

Kolesterol LDL direk <100 mg/dL <137 mg/dL


Interpretasi umum :
kemungkinan metabolisme
hati terganggu dan lemak
menumpuk

Anda mungkin juga menyukai