Anda di halaman 1dari 46

1.

Ayu Wulansari
2. Cantika Violetta Dyah Savitri
3. Endah Handayani
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS – 2A
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Glukosa terbentuk dari karbohidrat
(monosakarida) didalam makanan atau
minuman sebagai sumber tenaga didalam
tubuh manusia dan disimpan sebagai glikogen
didalam hati dan otot rangka.

Glukosa dipengaruhi oleh 3 hormon :


Insulin  Glukagon  Somatostatin
STRUKTUR GLUKOSA

•Glukosa adalah heksosa—


monosakarida yang mengandung
enam atom karbon.

•Glukosa merupakan aldehid


(mengandung gugus CHO).
•Lima karbon dan
satu oksigennya membentuk cincin
yang disebut "cincin piranosa"
•Glukosa (C6H12O6) memiliki berat
molekul 180.18.
1. Mulut
Di dalam mulut makanan dihancurkan dengan gigi
untuk mempermudah proses pencernaan, dalam proses
mengunyah dengan bantuan air liur yang mengandung
enzim ptialin yang mengubah karbohidrat polisakarida
menjadi disakrida yaitu maltosa.

2. Lambung
Proses pencampuran dengan asam lambung
mengakibatkan makanan menjadi lebih cair dan hancur
disebut dengan chymus. Aktivitas dari ptialin dari air
liur dihambat oleh zat asam yang diekskreikan oleh
lambung.
3. Pankreas
Didalam pankreas jika terdapat karbohidrat yang belum
dipecah akan dicerna oleh enzim amilase. Fungsi enzim
ini adalah mengubah amilum menjadi bentuk yang
sederhana seperti maltose maupun glukosa.

4. Usus
Didalam usus terdapat 3 enzim
 Enzim maltase : untuk mengubah bentuk maltosa
menjadi bentuk glukosa
 Enzim lactose : untuk mengubah laktosa menjadi
glukosa dan galaktosa
 Enzim sukrase : untuk mengubah sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa
5. Hati
Didalam hati glukosa akan dirubah
menjadi glikogen apabila terjadi kelebihan
glukosa, glukosa yang lain beredar
didalam aliran darah
1. Glikogenesis
Merupakan pembentukan glikogen dari glukosa. Hormon
insulin akan menstimulasi enzim glikogen sintase untuk
memulai proses glikogenesis.

2. Glikogenolisis
Merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi
glukosa, glukogenolisis diatur oleh hormon glukagon yang
dieksresikan pankreas dan epineprin (adrenalin) yang
disekresikan kelenjar adrenal apabila kadar gula dalam darah
menurun, gula diperoleh dengan memecah glikogen menjadi
glukosa yang kemudian digunkan untuk memproduksi energi.
 3. Glukoneogenesis
Merupakan proses sintesis atau pembentukan glukosa dari
sumber bukan karbohidrat, asam laktat, beberapa asam
amino dan gliserol dapat dikonversi menjadi glukosa.
Glukogeonesis terjadi di hati untuk menjaga kadar glukosa
darah agar tetap dalam kondisi normal

 4. Glikolisis
Merupakan proses pemecahan glukosa menjai senyawa
triosa yaitu piruvat pada proses glikolisis, setiap satu
molekul glukosa diubah menjadi dua molekul asam piruvat,
2 NADH dan 2 ATP
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat
dalam darah yang terbentuk dari kerbohidrat
dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen
di hati dan otot rangka, glukosa terbentuk dari
karbohidrat didalam makanan dan minuman
sebagai sumber energi
1) Glukosa Darah Puasa
2) Glukosa Darah Sewaktu
3) Glukosa Darah 2 Jam PP( Post-Prandial)
4) Uji Toleransi Glukosa Oral
5) Uji HbA1C
Suatu karbohidrat terkecil yang tidak
dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat
yang lebih kecil. Glukosa dalam darah disebut
sebagai gula darah.
NILAI KRITIS
PEMERIKSAAN BATAS BAWAH BATAS ATAS

Glukosa <40mg/dL >450mg/dL

Glikosa (Whole Blood <60mg/dL >450mg/dL


POCT)
Glukosa Neonatus <40mg/dL >200mg/dL
(Whole Blood POCT)
Glukosa Anak <30mg/dL >300mg/dL
KEADAAN NILAI

Hipoglikemia <60mg/dL

Hiperglikemia >300mg/dL
A. Darah :
1. Gula Darah Sewaktu
2. Gula Darah Puasa
3. Gula Darah 2 Jam PP/ Post Prandial
4. OGTT (Oral Glucose Tolerance Test)
B. Urin :
1. Benedict
Hasil pengukuran seketika waktu tersebut
tanpa berpuasa terlebih dahulu.
 PERSIAPAN PASIEN
1. Hindari meminum obat-obatan yang
mempengaruhi hasil pemeriksaan
2. Hindari membatasi diet karbohidrat
3. Hindari merokok sebelum pemeriksaan
4. Sebaiknya tidak melakukan aktifitas yang
berat sebelum uji laboratorium dilakukan
menurunkan kadar gula dalam darah.
5. Pemeriksaan sebaiknya dipagi hari
Persiapan Sampel
 Darah Kapiler
Indikasi pengambilan darah kapiler :
1. Jumlah sampel yang dibutuhkan sedikit
2. Vena ‘fragile’ terutama manula dan bayi
3. Pasien yang mendapatkan IV line pada
kedua tangan
4. Pada pemeriksaan POCT
Pengambilan dengan kapiler tidak dianjurkan
pada pasien-pasien :
1. Pasien dengan dehidrasi hebat
2. Pasien dengan aliran darah yang tidak baik
3. Pasien dengan pemeriksaan faal koagulasi
atau volume darah yang dibutuhkan banyak.
 Darah Vena
1. Whole Blood
Metode : POCT Accu Check Active
Tujuan : Untuk menentukan secara
kuantitatif glukosa didalam darah.
Prinsip Kerja :
Pada alat POCT Accu Check Active adalah Reflectance
(pemantulan) didefinisikan sebagai rasio antara jumlah
total radiasi (seperti cahaya) yang dipantulkan oleh
sebuah permukaan tersebut. Reagen yang ada pada tes
strip akan menghasilkan warna dengan intensitas yang
berbanding lurus dengan kadar bahan kimia yang ada
di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk
dibaca oleh alat dari arah bawah strip.
 Prosedur Kerja :
1. Untuk test glukosa membutuhkan
5mikroliter darah.
2. Lalu darah yang telah diambil dipipet
menggunakan mikropipet lalu ditekankan
ke mulut strip sampai terdengar bunyi ‘Bip’.
3. Setelah bunyi “Bip” alat mulai menghitung
mundur.
4. Kemudian membaca hasil pada layar alat.
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan
pelaporan
Nilai Normal GDS : <200mg/dL
 Dilakukan setelah berpuasa selama 8-12 jam.
 Persiapan Pasien GDP
1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi
hari.
2. Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes.
3. Hindari merokok sebelum pemeriksaan
4. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun
kecuali air putih
5. Hindari minum obat sebelum pemeriksaan
(terkadang pengobatan adalah suatu
keharusan ini harus dikonsultasikan dengan
dokter sebelum spesimen diambil)
 Persiapan Sampel
1. Pengambilan sampel darah vena 3mL sebaiknya
dilakukan pada pagi hari.
2. Setelah pengambilan sampel, segera
disentrifuge karena sampel yang dipakai
berupa serum
3. Sampel serum stabil kurang dari 2jam
4. Pemeriksaan dilakukan secepatnya, bila ada
penundaan diberikan pengawet glukosa :
natrium florida
5. Sampel yang digunakan berupa serum atau
plasma NaF
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino
Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa
darah seseorang mg/dL
Prinsip :
Glukosa dioksidasi enzim glukosa oksidase
membentuk asam glukonat dan peroksida.
Peroksida itu direaksikan dengan 4 amino-
antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa
kompleks yang berwarna. Intensitas warna merah
yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa
dalam sampel.
Cara Kerja:
BLANKO STANDAR SERUM

STANDAR - 10 ul -

SERUM - - 10 ul

LARUTAN KERJA 1.000 ul 1.000 ul 1.000 ul

Campur sampai homogen


Inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-35 C
Baca hasil dengan fotometer pada panjang gelombang 546 nm, dengan
program absorban atau C/ST
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan
pelaporan
Nilai Normal
Glukosa Puasa : <126mg/dL
Dilakukan 2 jam setelah makan. Berguna untuk
mengetahui apakah seseorang dengan diabetes
sudah tepat dengan pola makannya.
 Persiapan Pasien GD2PP
1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi hari
2. Pasien dipuasakan 8-12 jam sebelum tes,
kemudian diambil darah puasa
3. Pasien diberi makan berat yang mengandung
karbohidrat setara dengan 75-100 gram sebelum
dipuasakan kembali 2 jam dan darah diambil darah
kembali
4. Hindari merokok
5. Hindari minum apapun kecuali air putih
6. Hindari minum obat sebelum pemeriksaan
(terkadang pengobatan adalah suatu keharusan ini
harus dikonsultasikan dengan dokter sebelum
spesimen diambil.
 Persiapan Sampel :
1. Pengambilan sampel darah vena 3mLsebaiknya
dilakukan pada pagi hari
2. Setelah pengambilan sampel, segera
disentrifuge karena sampel yang dipakai
berupa serum
3. Sampel serum stabil kurang dari 2 jam.
4. Pemeriksaan dilakukan secepatnya, bila ada
penundaan diberikan pengawet glukosa :
natrium florida
5. Sampel yang digunakan berupa serum atau
plasma NaF
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino
Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa
darah seseorang mg/dL
Prinsip :
Glukosa dioksidasi enzim glukosa oksidase
membentuk asam glukonat dan peroksida.
Peroksida itu direaksikan dengan 4 amino-
antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa
kompleks yang berwarna. Intensitas warna merah
yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa
dalam sampel.
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan
pelaporan
Nilai Normal
Glukosa Darah 2 jam PP : <140mg/dL
Setelah minum cairan manis yang mengandung
gula atau karbohidrat sebanyak 75 gram dalam
250mL air.
 Persiapan Pasien :
1. Sebelum dilakukan uji OGTT, terlebih dahulu
pasien berpuasa 8-12 jam
2. Diambil darah puasa
3. Pasien diwajibkan minum cairan yang
mengandung 75 gram glukosa yang telah
dilarutkan dalam 250 mL air.
4. Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh
minum kopi, teh, makan permen, merokok,
melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air
putih yang tidak mengandung gula masih
diperkenankan.
5. Hindari minum obat sebelum pemeriksaan
 Persiapan Sampel :
1. Pasien diambil darah vena 3-5 ml untuk uji
glukosa darah puasa.
2. Pada waktu 1-2 jam, pasien diambil darah
untuk pemeriksaan glukosa darahnya.
3. Sampel yang digunakan berupa serum atau
plasma NaF
Persiapan Alat dan Bahan :
Alat :
- Fotometer
- Mikropipet 10 uL dan 1000 uL
- Tabung reaksi kecil
- Tip kuning dan biru
Bahan :
- Sampel (serum) tabung merah
- Pereaksi glukosa darah (GOD-PAP)
- Terdiri dari R-1: Buffer enzim, R-2 : Phenol, R3 :
Larutan standar. R-1 dan R-2 dicampur, lalu
tambahkan aquadest dan 250 mL. Kocok sampai
larut, simpan dalam lemari es (stabil sampai 1 tahun)
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino
Phenazone ( GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mendeteksi kondisi
prediabetes melalui kadar
pemeriksaan glukosa puasa.
Prinsip :
Glukosa dioksidasi enzim glukosa oksidase
membentuk asam glukonat dan peroksida.
Peroksida itu direaksikan dengan 4 amino-
antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan
adanya peroksidase membentuk senyawa
kompleks yang berwarna. Intensitas warna merah
yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa
dalam sampel.
BL ST SP SP SP SP SP SP
N 30 60 90 120 150
Standar - 10 ul - - - - - -
Serum N 10 ul
Serum 30 10
Serum 60
Serum 90
Serum 120
Serum 150
Larutan Kerja
Pada tahap ini dilakukan pencatatan dan
pelaporan

Nilai normal TTGO/OGTT


 Puasa = 70-110 mg/dl
 60 menit = 120-170 mg/dl
 120 menit = 70-120 mg/dl
Untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam
urine sebagai petunjuk ada tidaknya
peningkatan kadar glukosa di dalam darah.

Pra Analitik
Persiapan pasien
Pasien diminta menampung urine tengah
Persiapan sampel
• Sampel urin berupa urin post pramdial
(pertama kali dikemihkan 1,5-3 setelah
makan) atau urin sewaktu
• Sampel urin dimasukan dalam penampung
bersih tanpa bahan pengawet.
• Sebaiknya sampel disimpan dalam suhu
ruangan dan tes tes dilakukan paling lambat
2 jam setelah pengambilan sampel.
Persiapan alat dan bahan
Alat
• Tabung reaksi
• Lampu spiritus/water bath
• Rak tabung reaksi
• Penjepit tabung reaksi
Bahan
• Reagen benedict
• Sampel urin
Metode : Benedict
Tujuan : untuk mengetahui zat reduksi dalam
urin
Prinsip : glukosa akan mereduksi CuSO4 dalam
suasana basa kuat dan dan panas membentuk
CuSO4 yang mengendap dan berwarna kuning
sampai merah baca sebanding dengan kadar
glukosa dalam urine.
• Control : cairan biru jernih
• Negatif (-) : cairan biru jernih tau sedikit
kehijauan dan tampak agak keruh
• Positif 1 (+1) : cairan hijau dengan endapan
kuning
• Positif 2 (+2) : endapan kuning
• Positif 3 (+3) : endapan orange
• Positif 4 (+4) : endapan merah bata
 Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar
glukosa darah melonjak atau berlebihan, yang akhirnya
akan menjadi penyakit yang disebut Diabetus Mellitus
(DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh
kekurangan hormone insulin.
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress,
infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi,
poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan
yang kabur (Nabyl, 2009).
 Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar glukosa darah
merupakan keadaan dimana kadar glukosa darah
berada dibawah normal, yang dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan,
aktifitas fisik dan obat-obatan yang digunakan .
Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis
antara lain penderita merasa pusing, lemas, gemetar,
pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat
dingin, detak jantung meningkat dan terkadang
sampai hilang kesadaran (syok hipoglikemia) (Nabyl,
2009).

Anda mungkin juga menyukai