Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP INSTRUMENTASI LABORATORIUM KLINIK

DAN KALIBRASI PERALATAN LABORATORIUM

DISUSUN OLEH :

NANDA TRI ISNAINI (51122027)

DOSEN PEMBIMBING :

BASTIAN S.Si.,T.M.Biomed

NBM : 13193220

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTASSAINS DAN TEKNOLOGI

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena telah

melimpahkan kita rahmat kesempatan dan pengetahuan sehingga saya mampu

menyelesaikan makalah Intrumentasi ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah

ini disusun berdasarkan tugas dan proses pembelajaran yang telah saya terima.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menjadi pengetahuan para

pembaca. Saya memahami bahwa makalh ini jauh dari kata sempurna. Sehingga

mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi terciptanya makalah ini

lebih baik lagi. Akhir kata saya ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang

telah membantu terciptanya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

kita semua.

Palembang 17 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang...................................................................................1

2. Rumusan Masalah..............................................................................7

3. Tujuan................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

1. Apa itu Laboratorium Klinik............................................................8

2. Bagaimana jenis dan klarifikasi laboratorium klinik........................12

3. Bagaimana mengenai prinsip instrumentasi laboratorium klinik.....14

4. Bagaimana penyimpanan Instrumentasi Laboratotim Klinik...........21

5. Apa itu Kalibrasi...............................................................................22

6. Bagaimana prinsip dasar kalibrasi....................................................25

7. Bagaimana tujuan dan manfaat kalibrasi..........................................26

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan........................................................................................28

2. Saran .................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................29

iii
LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium klinik sebagai satu kesatuan yang menyediakan

pelayanan untuk kesehatan manusia mulai dari pengukuran secara manual dari

berbagai variasi analit hingga pengukurannya secara otomatis karena

kebutuhan yang terus meningkat. Laboratorium klinik memiliki hubungan

yang dalam dengan laboratorium kedokteran, dimana pemeriksaan yang

dilakukan di interpretasikan untuk mendiagnosis.

Proses Pembuatan Laruran KCL

a. Setelah melakukan penimbangan ambil bubuk KCL dan masukkan

kedalam backer glass.

b. Tuangkan aquadest kedalam gelas ukur sebanyak 100 ml

c. Kemudian tuangkan aquadest kegelas arloji yang masih terdapat

sisa bubuk KCL hingga bersih

d. Kemudian tuangkan aquadest, sisakan sedikit untuk membilas

backer glass yang digunakan

e. Aduk aquadest dan KCL hingga tercampur merata

f. Masukkan larutan KCL kedalam labu ukur menggunakan corong

g. Kemuduan bilas baker glass menggunakan aquadest yang telah

disediakan

1
h. Masukkan juga kedalam labu ukur jika larutan belum mengenai

garis labu ukur tambahkan aquadest menggunakan pipet tetes

secara perlahan hingga tepat digaris/ ukuran yang ditentukan

i. Tutup labu ukur dan homegenkan

j. Larutan KCL sudah siap digunakan

Laboratorium klinik terdiri dari banyak departemen yang berbeda.

Departemen pelayanan laboratorium biasanya terdiri dari anatomi dan patologi

klinik. Departemen anatomi patologi memeriksa semua jaringan, cairan, organ

dan semua yang keluar dari tubuh. Pemeriksaan paling banyak di laboratorim

klinik adalah patologi klinik, yang terdiri dari hematologi, kimia klinik,

mikrobilogi, imunohematologi, toksikologi, imunologi atau serologi,

urinalisis, pengumpulan spesimen dan memberikan pelayanan kepada pasien.

Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemerikasaan spesimen klinik untuk mendapatkan

informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya

diagnosa penyakit, penyembuhan, penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Laboratorium klinik berdasarkan jenis pelayanannya terbagi menjadi dua yaitu

laboratorium klinik umum dan laboratorium klinik khusus (PERMENKES,

2010).

Laboratorium umum di klasifikan menjadi beberapa bagian yaitu

laboratorium umum klinik pratama, laboratorium umum klinik madya, dan

laboratorium umum klinik utama sedangkan laboratorim klinik khusus terdiri

2
atas laboratorium mikrobiologi, laboratorium parasitologi, dan laboratorium

patologi anatomik. Laboratorium klinik umum pratama sebagaimana yang

sudah di jelaskan di atas merupakan laboratorium yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan terbatas dengan

teknik sederhana (PERMENKES, 2010).

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan perseorangan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif

dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya di

wilayah kerjanya disebut Puskesmas. Puskesmas mempunyai tugas untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat (PERMENKES, 2014). Sebagian

besar menyarakat lebih memilih berobat ke puskesmas dengan beberapa

alasan, misalnya puskesmas lebih dekat dengan dengan tempat tinggal, mudah

di jangkau, serta biaya lebih murah sehingga tidak membebankan dan cocok

untuk semua kalangan masyarakat.

Seiring dengan perkembangan jaman, puskesmas di lengkapi

dengan fasilitas laboratorium. Laboratorium puskesmas adalah sarana

pelayanan kesehatan di Puskesmas yang melaksanakan pengkuran, penetapan,

dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan

jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat

mempengaruhi pada kesehatan perorangan dan masyarakat (PERMENKES,

2012). Adanya laboratorium puskesmas bertujuan agar mampu menjawab

tuntutan masyarakat terhadap pelayanan masyarakat terhadap pelayanan

3
kesehatan yang tepat, akurat, dan profesional (PERMENKES, 2012). Maka

dari itu laboratorium puskesmas dapat menyesuaikan dengan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan mutu pelayanan.

Dalam pelaksanaannya suatu laboratorium klinik akan

membutuhkan pemantapan mutu yang artinya secara keseluruhan pemantapan

mutu laboratorium merupakan proses atau semua tindakan yang di lakukan

untuk memperoleh petunjuk diagnosis yang sesuai dari hasil yang di dapatkan

sehingga dapat di pakai untuk penetapannya. Kegiatan mutu laboratorium

tersebut meliputi kegiatan pemantapan mutu eksternal dan pemantapan mutu

internal. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang di selenggarakan

secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk

memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang

pemeriksaan tertentu (PERMENKES, 2010). Laboratorium wajib mengikuti

program pemantapan mutu eksternal untuk melihat akurasi dan presisi pada

laboratorium tersebut, namun masih banyak laboratorium yang belum

melakukan pemantapan mutu eksternal sehingga akurasi dan presisi dalam

jaminan mutu suatu laboratorium masih menjadi perhatian.

Jaminan mutu hasil pemeriksaan laboratorium adalah suatu kondisi

keberhasilan dalam mendeteksi adanya kesalahan pada rangkaian

pemeriksaan, yang dilanjutkan dengan tindakan pencegahan dan

pengeliminasian kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil mutu

pelayanan. Audit dilakukan untuk menjaga mutu pelayanan terhadap

masyarakat. Mutu pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium

secara keseluruhan, salah satunya mutu pemeriksaan atau parameter yang

4
diperiksa. Pemeriksaan akan memulai proses yang kompleks dan panjang

sebelum hasil dikeluarkan terhadap konsumen. Proses yang dilalui dapat

dibagi menjadi pra analitik, analitik dan pasca analitik, tiga tahap tersebut bisa

menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan laboratorium. Kesalahan pra

analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa oleh sebuah metode atau

instrumentasi tertentu seperti ketatausahaan, persiapan pasien, pengumpulan

spesimen dan penanganan sampel (Agus Joko Praptomo, 2018).

Ketika serum pasien dalam keadaan tidak normal seperti lipemik

dapat menyebabkan kesalahan pra analitik yang berakibat proses yang dilalui

oleh tenaga kesehatan laboratorium itu bisa menimbulkan kesalahan, sehingga

perlu sekali untuk menangani serum pasien yang tidak normal sebelum

dilakukan tahap analitik.

Dalam praktiknya akan ada kesalahan yang dilakukan, baik dari

dalam maupun dari luar, kesalahan dalam laboratorium bisa terjadi pada tahap

pra analitik, analitik dan pasca analitik, kesalahan pra analitik merupakan

kesalahan yang sering dan paling banyak prosentasinya dalam praktik yang

dilakukan di laboratorium. Serum merupakan tahap pra analitik. Sehingga

tenaga laboratorium harus memperhatikan aspek-aspek dalam menangani

suatu serum. Serum lipemik merupakan salah satu serum yang tidak normal

berwarna seperti susu dan keruh, serum tersebut harus diberi perlakuan

terlebih dahulu sebelum dilakukan pemeriksaan, serum lipemik memiliki

kadar trigliserida yang tinggi serta disebabkan oleh partikel lipoprotein yaitu

cylomicrons.

5
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium klinik yaitu

pemeriksaan kadar protein total untuk pemantauan resiko penyakit hati dan

ginjal. Metode yang digunakan adalah metode biuret yang menggunakan

prinsip pengukuran dengan spektrofotometri, apabila serum lipemik maka

akan mempengaruhi terhadap hasil pemeriksaan yang menyebabkan kesalahan

diagnosa. Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer yang mana

merupakan metode kimia analisis yang digunakan untuk menentukan

komposisi suatu sampel baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang

didasarkan interaksi antara materi dengan cahaya, sehingga pengukuran kadar

protein total pada serum lipemik cenderung lebih tinggi, dikarenakan serum

lipemik yang keruh menyebabkan intensitas warna yang terukur menjadi lebih

tinggi yang menjadikan pengukuran kadar protein total tinggi sehingga

menjadi kesalahan dalam pemeriksaan, sedangkan jika ditambah dengan

menggunakan kitosan yang mengakibatkan serum lipemik menjadi lebih

jernih dan menurunkan lipid didalam serum lipemik, sehingga kadar protein

total menjadi lebih akurat.

Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan

bekerja dengan peralatan untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu

bahan atau benda (Procter, 1981). Kegiatan di laboratorium meliputi kegiatan

yang sangat kompleks mulai dari pengukuran, pengamatan,

pengujian,penyelidikan, penelian dan sebagainya. Dalam mempelajari dan

melakukan percobaan analisis di laboratorium, diperlukan suatu alat atau

instrumentasi, yang sangat penting guna memperlancar dalam melakukan

percobaan- percobaan. Salah satu instrument yang penting dalam menunjang

6
kegiatan analisis di laboratorium adalah alat ukur. Alat ukur merupakan suatu

alat yang kita gunakan untuk mengetahui nilai ataupun besar dari satuan yang

kita ukur. Alat ukur dapat dibedakan menjadi alat ukur massa, volume,

suhu,waktu dan lain sebagainya. Alat ukur merupakan ujung tombak dalam

kualitas produk yang dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses,

sehingga perlu dipelihara untuk mendapatkan umur (life time) yang panjang.

Alat ukur ini banyak digunakan dalam berbagai kegiatan di laboratorium

terutama untuk melakukan proses pengukuran dalam suatu analisis kuantitatif.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi,atau kapasitas,biasanya

terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran adalah berupa

proses menyatakan suatu angka secara empirik dan objektif pada kejadian

nyata sedemikian rupa, sebagai angka tadi dapat menjadikan gambaran yang

jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Pengukuran tidak hanya terbatas

pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua

benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian. Di dalam

pengukuran suatu alat ukur tidak ada satupun hasil pengukuran yang

mempunyai nilai kebenaran mutlak. Oleh karena itu laboratorium pengujian

perlu mengetahui tentang nilai ketidakpastian dari alat ukur yang digunakan.

Cara untuk mengetahui nilai ketidakpastian dari alat ukur yang digunakan

adalah dengan melakukan kalibrasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Laboratorium Klinik?

2. Bagaimana jenis dan klarifikasi laboratorium klinik?

3. Bagaimana mengenai prinsip instrumentasi laboratorium klinik?

7
4. Bagaimana penyimpanan Instrumentasi Laboratotim Klinik?

5. Apa itu Kalibrasi?

6. Bagaimana prinsip dasar kalibrasi?

7. Bagaimana tujuan dan manfaat kalibrasi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Apa itu Laboratorium Klinik

2. Untuk mengetahui Bagaimana jenis dan klarifikasi laboratorium klinik

3. Untuk mengetahui Bagaimana mengenai prinsip instrumentasi

laboratorium klinik

4. Untuk mengetahui Bagaimana penyimpanan Instrumentasi Laboratotim

Klinik

5. Untuk mengetahui Apa itu Kalibrasi

6. Untuk mengetahui Bagaimana prinsip dasar kalibrasi

7. Untuk mengetahui Bagaimana tujuan dan manfaat kalibrasi

BAB II

PEMBAHASAN

8
2.1 Pengertian Laboratorium Klinik

Kata laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat

bekerja”. Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti

aslinya, yaitu tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan

praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta

adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas

dan sebagainya). Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik,

Mikrobiologi Klinik, Parasitologi Klinik, Imunologi Klinik atau bidang lain

yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk

menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memilki

klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium.

Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, laboratorium

Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan

pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan

perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, dan

memulihkan kesehatan. Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh

Seyoum; laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan berbagai

instrumen, peralatan dan bahan kimia (reagen), untuk melakukan karya

eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur pemeriksaan. Laboratorium

medik merupakan salah satu bagian laboratorium yang dilengkapi dengan

berbagai instrumen biomedis, peralatan, bahan dan reagen (bahan kimia)

9
untuk melakukan berbagai kegiatan pemeriksaan laboratorium dengan

menggunakan spesimen biologis (whole blood, serum, plasma, urine, tinja,

dll). Bila melihat kedua definisi di atas baik menurut Permenkes RI No.

411/Menkes/Per/III/2010 maupun menurut Seyoum, dapat dikatakan bahwa

laboratorium klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat

instrumen, peralatan, serta bahan dan reagen yang digunakan untuk

pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen biologis sebagai

penunjang diagnosis penyakit dan pemulihan Kesehatan.

Laboratorium klinik sebagai satu kesatuan yang menyediakan

pelayanan untuk kesehatan manusia mulai dari pengukuran secara manual dari

berbagai variasi analit hingga pengukurannya secara otomatis karena

kebutuhan yang terus meningkat. Laboratorium klinik memiliki hubungan

yang dalam dengan laboratorium kedokteran, dimana pemeriksaan yang

dilakukan di interpretasikan untuk mendiagnosis.

Laboratorium klinik terdiri dari banyak departemen yang berbeda.

Departemen pelayanan laboratorium biasanya terdiri dari anatomi dan patologi

klinik. Departemen anatomi patologi memeriksa semua jaringan, cairan, organ

dan semua yang keluar dari tubuh. Pemeriksaan paling banyak di laboratorim

klinik adalah patologi klinik, yang terdiri dari hematologi, kimia klinik,

mikrobilogi, imunohematologi, toksikologi, imunologi atau serologi,

urinalisis, pengumpulan spesimen dan memberikan pelayanan kepada pasien.

Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemerikasaan spesimen klinik untuk mendapatkan

10
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya

diagnosa penyakit, penyembuhan, penyakit, dan pemulihan kesehatan.

Laboratorium klinik berdasarkan jenis pelayanannya terbagi menjadi dua yaitu

laboratorium klinik umum dan laboratorium klinik khusus (PERMENKES,

2010).

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium klinik yaitu

pemeriksaan kadar protein total untuk pemantauan resiko penyakit hati dan

ginjal. Metode yang digunakan adalah metode biuret yang menggunakan

prinsip pengukuran dengan spektrofotometri, apabila serum lipemik maka

akan mempengaruhi terhadap hasil pemeriksaan yang menyebabkan kesalahan

diagnosa (Diasys, 2008). Pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer

yang mana merupakan metode kimia analisis yang digunakan untuk

menentukan komposisi suatu sampel baik secara kualitatif maupun kuantitatif

yang didasarkan interaksi antara materi dengan cahaya, sehingga pengukuran

kadar protein total pada serum lipemik cenderung lebih tinggi, dikarenakan

serum lipemik yang keruh menyebabkan intensitas warna yang terukur

menjadi lebih tinggi yang menjadikan pengukuran kadar protein total tinggi

sehingga menjadi kesalahan dalam pemeriksaan, sedangkan jika ditambah

dengan menggunakan kitosan yang mengakibatkan serum lipemik menjadi

lebih jernih dan menurunkan lipid didalam serum lipemik, sehingga kadar

protein total menjadi lebih akurat.

Dalam pelaksanaannya suatu laboratorium klinik akan

membutuhkan pemantapan mutu yang artinya secara keseluruhan pemantapan

mutu laboratorium merupakan proses atau semua tindakan yang di lakukan

11
untuk memperoleh petunjuk diagnosis yang sesuai dari hasil yang di dapatkan

sehingga dapat di pakai untuk penetapannya. Kegiatan mutu laboratorium

tersebut meliputi kegiatan pemantapan mutu eksternal dan pemantapan mutu

internal. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang di selenggarakan

secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk

memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang

pemeriksaan tertentu (PERMENKES, 2010). Laboratorium wajib mengikuti

program pemantapan mutu eksternal untuk melihat akurasi dan presisi pada

laboratorium tersebut, namun masih banyak laboratorium yang belum

melakukan pemantapan mutu eksternal sehingga akurasi dan presisi dalam

jaminan mutu suatu laboratorium masih menjadi perhatian.

Jaminan mutu hasil pemeriksaan laboratorium adalah suatu kondisi

keberhasilan dalam mendeteksi adanya kesalahan pada rangkaian

pemeriksaan, yang dilanjutkan dengan tindakan pencegahan dan

pengeliminasian kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil mutu

pelayanan. Audit dilakukan untuk menjaga mutu pelayanan terhadap

masyarakat. Mutu pelayanan didasari penilaian hasil pelayanan laboratorium

secara keseluruhan, salah satunya mutu pemeriksaan atau parameter yang

diperiksa. Pemeriksaan akan memulai proses yang kompleks dan panjang

sebelum hasil dikeluarkan terhadap konsumen. Proses yang dilalui dapat

dibagi menjadi pra analitik, analitik dan pasca analitik, tiga tahap tersebut bisa

menjadi sumber kesalahan dalam pemeriksaan laboratorium. Kesalahan pra

analitik terjadi sebelum spesimen pasien diperiksa oleh sebuah metode atau

12
instrumentasi tertentu seperti ketatausahaan, persiapan pasien, pengumpulan

spesimen dan penanganan sampel (Agus Joko Praptomo, 2018).

2.2 Jenis dan Klarifikasi Laboratorium Klinik

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan

kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat

digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.

Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-

alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti

thermometer, hygrometer dan spektrofotometer. Alat-alat pengukur yang

disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti

thermograph,barograph.

Berdasarkan sifat penggunaan peralatan laboratorium medik

menurut, Riswanto – 2013 dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Instrument/ peralatan utama

Instrument/ peralatan utama merupakan peralatan untuk melakukan

pengujian atau analisis. Peralatan ini memiliki sifat pengukur (analitik)

baik secara kualitatitif maupun kuantitatif di laboratorium medik.

Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan utama,

diantaranya adalah hemometer, hemocytometer, fotometer, mikroskop,

pipet westergren, dan lain-lain.

2. Instrument/ peralatan pendukung

13
Instrument/ peralatan pendukung merupakan peralatan di

laboratorium medik bukan untuk pengujian atau analisis. Peralatan ini

tidak memiliki sifat pengukur (analitik) tetapi mendukung atau menunjang

terhadap proses analisis.

Termasuk dalam kelompok instrument/ peralatan pendukung,

diantaranya adalah peralatan sampling, tabung reaksi, rak tabung reaksi,

formulir dan administrasi laboratorium, peralatan mebeleuir, dan lain-lain.

Berdasarkan jenis pelayanannya laboratorium klinik terbagi menjadi

laboratorium klinik umum dan laboratorium kinik khusus. Laboratorium

klinik umum merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan

pemerikasaan spesimen klinis dibidang hematologi, kimia klinik,

mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik. Sedangkan

laboratorium klinik khusus merupakan laboratorium yang melaksanakan

pelayanan pemeriksaan klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan dengan

kemampuan tertentu.

Berdasarkan kemampuan pemeriksaan laboraorium klinik umum

terbagi menjadi laboratorium klinik umum pratama merupakan laboratorium

yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan

kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana. Laboratorium

klinik umum madya merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan

pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan pemeriksaan tingkat

laboratorium klinik umum pratama dan pemeriksaan imunologi dengan teknik

sederhan. Laboratorium klinik umum utama merupakan laboratorium yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan kemampuan

14
pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium klinik umum madya dengan

teknik automatik. Sedangkan laboratorium klinik khusus dibedakan menjadi

laboratorium mikrobiologi klinik merupakan laboratorium yang melaksanakan

pemeriksaan mikroskopis, biakan, identifikasi bakteri, jamur, virus, dan uji

kepekaan; laboratorium parasitologi klinik merupakan laboratorium yang

melaksanakan pemeriksaan identifikasi parasit atau stadium dari parasit baik

secara mikroskopis dengan atau tanpa pulasan, biakan atau imunoesai;

laboratorium patologi anatomi merupakan laboratorium yang melaksanakan

pembuatan preparat histopatologi, pulasan khusus sederhana, pembuatan

preparat sitologi, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku (Rahayu

& Mardiana , 2017).

2.3 Bagaimana mengenai prinsip instrumentasi laboratorium klinik

1. Organisasidan Personalia

Sistem pengorganisasian dan manajemen merupakan unsur

pentingdalam membangun GLP pada suatu laboratorium. Tanpa

adanyapelaksanaan manajemen yang menyeluruh dan keterlibatan

semuapersonilnya maka sistem GLP tidak akan berfungsi sebagaimana

mestinyadan tidak memiliki kredibilitas. Struktur organisasi laboratorium

dantanggungjawab setiap personil yang sesuai dengan kompetensinya

harusditentukan dengan jelas. Struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan

yang jelas dengan sendirinya memperlihatkan fungsi laboratorium

danhubungandari setiap bagian dalam organisasilaboratoriumPersonil

15
harus memiliki kompetensi (pendidikan,pelatihan danpengalaman) dan

jumlahnya harusmencukupi untuk melaksanakanpekerjaan yangdiperlukan

di laboratorium tepat waktu. Rekaman datakualifikasi pendidikan,

pelatihan, pengalaman dan jabatan personil harusdidokumentasikan.

Pelatihan dan pengetahuan yang muktahir harus selaludiberikan kepada

personil laboratorium, khususnya personil.

2. Program Jaminan Kualitas

Quality Assurance atau penjamin mutu adalah istilah yang

biasanyaberhubungan dengan produsen, produk atau jasa, dan konsumen

sebagaipelanggan. Akan tetapi saat ini mutu dari sebuah produk atau jasa

dinilaiberdasarkan kepuasan pelanggan. Untuk itu dibutuhkan kriteria

yang harus diterapkan oleh produsen, dan penetapan tersebut

haruslahberdasarkan survei agar data yang selanjutnya digunakan untuk

kriteriaadalah valid.Quality Assurance adalah suatu proses pengukuran

mutu,menganalisis kekurangan yang telah ditemukan lalu membuat

rencanaatau kegiatan untuk meningkatkan mutu diikuti dengan penilaian

apakahsudah mengalami peningkatan atau belum. QA menggunakan

standarpengukurandalammelakukansetiap kegiatannya.

3. Peralatan,Reagen dan Material

Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan

instrumentasiyang diperlukan agar pengujian dapat dilaksanakan.

Peralatan pengujian,termasuk perangkat keras dan perangkat lunak, harus

dilindungi daripenyetelan atau pengoperasian yang dapat menyebabkan

tidak validnyahasil pengujian. Peralatan dan perangkat lunak yang

16
digunakan untukpengujian harus sesuai dengan tugas dan ruang lingkup

pengujian, mampumencapai akurasi yang disyaratkan, serta memenuhi

spesifikasi yangrelevan dengan pengujian.Peralatan dan instrument yang

tersedia harus diinspeksi secaraperiodik, dijaga kebersihan, distel dan

dikalibrasi sesuai dengan standar.Peralatan dan instrumentasi harus

dioperasikan oleh personel yang ahli,terlatih dan ditunjuk. Semua instruksi

cara operasi setiap peralatan harustersedia di tempat. Catatan setiap

peralatan harus ada dan disimpan yangmeliputi:

 Nama peralatan,deskripsidan nomor seri.

 Tanggalperolehanperalatan(delivery)

 Data maintenance,kalibrasi dan perbaikan

Keselamatan yang diperlukan bagi setiap peralataan utama. Buktibahwa

suatu peralatan tertentu menghasilkan data analisa atau test yangsesuai

standar dan memadaiuntukkontrak atau peraturan.

4. Program Kalibarasi

Semua peralatan ukur dan instrumentasi harus terlebih dahulu

dikalibrasisebelum digunakan dan dikalibrasi ulang secara reguler. Sistem

kalibrasi harusmemenuhipersyaratanstandar.

5. Sistem Uji

Laboratorium harus memvalidasi metode pengujian,

termasukmetode pengambilan contoh, sebelum metode tersebut

digunakan.Validasi metode adalah konfirmasi dengan cara menguji suatu

metode danmelengkapi bukti-bukti yang objektif apakah metode tersebut

memenuhipersyaratan yang ditetapkan dan sesuai tujuan tertentu. Dengan

17
kata lain,validasi metode merupakan proses mendapatkan informasi

penting untukmenilai kemampuansekaligus keterbatasandari suatu

metodeuntuk:

 memperolehhasil yang dapat dipercaya

 menentukankondisidi mana hasil data uji diperoleh

 menentukan batasan suatu metode, misalnya akurasi, presisi,

batasdeteksi,pengaruh matrik, dan lain-lain.

Validasi metode sangat penting karena menyangkut elemen-elemen

yangdapat mempengaruhi, seperti personel, peralatan atau instrumentasi,

bahankimia, kondisi akomodasi dan lingkungan, sampel /barang, dan

waktu yangsemuanya merupakan faktor yang dapat menimbulkan variasi

pada suatupengujian. Tujuan Validasi metode adalah untuk mengetahui

sejauh manapenyimpangan yang tidak dapat dihindari dari suatu metode

pada kondisinormal dimana seluruh elemen terkait telah dilaksanakan

dengan baik dan benar.

6. Uji dan Refereensi Item

Untuk memastikan agar pengujian dilakukan dengan benar

sertamemberikan hasil yang memuaskan dan dapat dipercaya,

laboratorium harusmenggunakan metode standar internasional maupun

nasional. Selain itu,laboratorium dapat juga menggunakan metode non-

standar yangmempunyai spesifikasi yang telah diakui serta berisi

informasi yang cukupdan ringkas tentang bagaimana melaksanakan

pengujian tersebut. Dalam halini, tambahan dokumentasi untuk tahapan

18
metode atau detail informasiperlu dilakukan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan metode,antara lain

 semua metodepengujian harus didokumentasikandan divalidasi;

 semua metode tersebut harus dipelihara kemutakhirannya

dantersediauntukpersonelyang tepat;

 metodeharus diikutisecara benar sepanjangwaktu;

 personel yang bersangkutan harus dilatih dan/atau

dievaluasikompetensinya

 metode tersebut harus dilakukan secara berkala oleh

personel yangbersangkutanuntukmemeliharakemahirannya.

7. Kinerja Studi

Untuk mendapatkan personel yang qualified,

manajemenlaboratorium harus merumuskan pendidikan, pelatihan, dan

keterampilanpersonel laboratorium. Program pelatihan harus relevan

dengan tugassekarang dan tugas masa depan yang diantisipasi oleh

laboratorium. Harusada catatan atau data tentang kualifikasi, pengalaman

dan latihan yangdipunyai oleh setiap personel. Secara umum

jenispelatihanmeliputi :

 Internal Training,yang terdiri dari :

Training untuk personel baru,merupakan pembekalan yang

dilakukandalam bentuk pengarahan oleh personel senior yang

berwenang terhadappersonel baru sebelum mendapat tugas dan

tanggung jawab. in housetraining untuk seluruh atau sebagian

personel lama, didasarkan ataskebutuhan dan antisipasi terhadap

19
lingkup pekerjaan laboratorium yangdirasakanperlu bagi

mayoritaspersonel.

 External training, dilaksanakan di luar laboratorium atas undangan

daripihak luar dalam suatu program pelatihan. Training tersebut

biasanya diikutioleh personel yang kompeten sehingga dapat

memberikan pengetahuan yangdidapat kepada personel lain.

Pelatihan jenis ini dikenal dengan istilahtraining of trainer.

8. Penyimpanan Arsip dan Laporan

Laboratorium harus mempunyai dan mengembangkan

sistemdokumentasi dan rekaman yang sesuai dengan kebutuhannya

dalammenerapkan Praktik berlaboratorium yang baik (GLP). Rekaman

data hasiluji, pemrosesan, serta penerbitan laporan hasil uji merupakan

unsur yangsangat penting dalam keseluruhan proses pengujian. Rekaman

dapat berupahard copy atau media elektronik. Seluruh rekaman data yang

berhubungandengan pengujian harus mudah dibaca, didokumentasikan,

dan dipeliharasedemikian rupa sehingga rekaman tersebut dapat mudah

diperoleh kembalidengan cepat sampai batas waktu yang ditentukan.

Selain itu, rekamantersebut harus disimpan pada lokasi yang memadai

untuk mencegahkerusakan, kehilangan dan harus dijamin aman serta

rahasia. Biasanyarekaman disimpan selama 5 tahun, dan kemudian

dimusnahkan sesuaiprosedur yang ditetapkanoleh laboratorium.

Laboratorium harus mempunyai prosedur untuk melindungi

danmempunyai rekaman pendukung atau back-up yang disimpan

secaraelektronik atau komputerisasi serta mencegah adanya akses

20
untukmengubah rekaman tersebut oleh personel yang tidak

berwenang.Pencatatan atau rekaman berfungsi untuk mendokumentasikan

apa yangdiperoleh dari perhitungan atau pengamatan orisinil tanpa

direkayasa.Pengamatan, pencatatan data dan perhitungan harus direkam

pada saatpengujian dilakukan serta dapat diidentifikasi untuk pekerjaan

tertentu. Untuk meminimalkan kesalahan rekaman, laboratorium harus

melaksanakanusaha-usaha,antar lain:

 Meningkatkan kesadaran personel penanggung jawab

melaluipelatihanatau pengarahandari atasannya

 Pemeriksaanoleh operatoryang berbeda

 Pemeriksaanperhitunganoleh orang lain

 Perhitungankembalidengan metode yang berbeda

 Verifikasidata atau hasil perhitungan.

Namun, apabila kesalahan tetap terjadi dalam suatu rekaman,

setiapkesalahan harus dicoret. Tidak diperkenankan untuk menghapus

ataumeghilangkan data aslinya, sehingga membuat tidak dapat terbaca.

Carayang benar adalah : nilai yang salah dicoret, dan nilai yang benar

ditulisdisampingnya. Karena itu, perlu dihindari penggunaan pensil yang

mudahdihapus untuk perhitungan atau pencatatan data di laboratorium.

Semuaperubahan dalam rekaman harus ditandatangani atau diparaf oleh

orangyang melakukan koreksi. Tindakan serupa harus dilakukan pada

rekamanyang disimpan secara elektronik untuk mencegah hilang atau

berubahnyadata orisinil.

21
2.4 Penyimpanan Instrumentasi Labpratorium Klinik

Penyimpanan dan penempatan alat-alat menganut prinsip sedemikian sehingga

tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan

mengembalikan alat ke tempatnya serta tidak erjad kerusakan atau penurunan

fungsi peralatan selama dalam proses penyimpanan atau ketika tidak

dipergunakan. Beberapa cara penyimpan peralatan laboratorium medik dapat

dilakukan sebagai berikut :

1. Alat yang berat atau bahan yang berbahaya diletakkan di tempat

penyimpanan yang mudah dijangkau, misalnya di rak paling bawah

2. Peralatan disimpan di tempat tersendiri yang tidak lembab, tidak panas dan

dihindarkan berdekatan dengan bahan kimia yang bersifat korosif

3. Penyimpanan alat dan bahan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat,

ukuran/volume dan lain-lain

4. Kekerapan pemakaian juga dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam

menempatkan alat. Alat yang kerap dipakai diletakkan di dalam ruang

laboratorium pada meja kerja permanen

5. Peralatan yang sering digunakan sebaiknya disimpan sedemikian hingga

mudah diambil dan dikembalikan

6. Alat-alat laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Alat-alat

seperti ini disimpan berkelompok berdasarkan jenis alat, seperti tabung

reaksi, gelas kimia, labu (seperti Erlenmeyer dan labu didih), corong, buret

dan pipet, termometer, cawan porselein, dan gelas ukur. Klem, pinset yang

22
terbuat dari logam, dan instrumen yang memiliki komponen-komponen

dari logam yang sangat halus, seperti alat-alat ukur yang bekerja

menggunakan arus listrik disimpan di tempat terpisah, jauh dari zat-zat

kimia, terutama zat-zat kimia yang korosif. Alat-alat seperti ini harus

disimpan di tempat yang kering dan bebas dari zat atau uap korosif serta

bebas goncangan

7. Masing-masing tempat penyimpanan alat diberi nama agar mudah

mencari alat yang diperlukan. Pipet dan buret sebaiknya disimpan dalam

keadan berdiri. Oleh karena itu, pipet dan buret perlu diletakkan pada

tempat yang khusus.

2.5 Defenisi Kalibrasi

Kalibrasi pada umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan

keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan

besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia atau kita sering menyebutnya dengan KBBI,

kalibrasi/ka·lib·ra·si/n Graf adalah tanda-tanda yang menyatakan pembagian

skala. Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional

nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan

terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional

maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-

bahan acuan tersertifikasi.

23
Definisi Kalibrasi Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan

Vocabulary of International Metrology (VIM) adalah serangkaian kegiatan

yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur

atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan

nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur

dalam kondisi tertentu.Dengan kata lain, kalibrasi merupakan suatu kegiatan

untuk menentukan keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan

bahan ukur berdasarkan standar. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan

"traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di

evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.

Dengan kata lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan

kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan

cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable)

ke standar nasional maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau

internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Dalam melakukan kalibrasi tidak mungkin suatu alat ukur dengan

ketepatan lebih besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu aturan yang

sering diikuti adalah suatu standar kalibrasi yang paling sedikit mempunyai

ketepatan 10 kali alat ukur yang dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa

orang yang melakukan kalibrasi alat ukur harus yakin bahwa standar kalibrasi

mempunyai ketepatan yang memadai sebagai pembanding.

Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin terjadi

bawhwa setelah beberapa waktu alat ukur mengalami kesalahan penyetelan

24
menyebabkan kesalahan nilai nol. Jadi bagi semua jenis alat ukur kalibrasi

angka nol dan jangka waktunya perlu dilakukan. Penting pula bagi pemakai

untuk mengetahui bagaimana kalibrasi dilakukan.

Kalibrasi merupakan suatu proses teknis yang terdiri dari

penentuan, penetapan yang diwakili oleh bahan ukur. Segala proses tersebut

harus sesuai dengan prosedur khusus yang sudah ditetapkan (ISO/IEC Guide

17025)[1]. Agar setiap alat memberikan hasil ukur yang akurat, alat ukur

tersebut perlu mengacu standar nasional maupun internasional (BPFK). Pada

pasal 16 ayat 2 Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengamanan Fasilitas

Kesehatan dan / institusi fasilitas kesehatan yang berwenang[2]. Kegiatan

kalibrasi juga dilakukan pada tensimeter sebagai alat tekanan darah.

Sphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan

darah arteri secara tidak langsung (Non Invasive). Seiring dengan

berkembangnya teknologi dibidang peralatan medis, tensimeter sudah

mengalami perkembangan mulai dari tensimeter air raksa, tensimeter

jarum/aneroid, dan yang terbaru adalah tensimeter digital. Pengukuran tekanan

darah harus dilakukan dengan tepat, karena menyangkut kesehatan dan

keselamatan pasien. Kesalahan dalam pengukuran tekanan darah dapat

disebabkan kesalahan manusia atau fungsi alat itu sendiri yang kurang akurat.

Berkaitan dengan hal tersebut perlu dilakukan kalibrasi untuk menentukan

nilai kebenaran suatu tensimeter dengan cara membandingkannya dengan

standart ukur yang tertelusur. Hal ini tercantum dalam Permenkes No

363/Menkes/PER/IV/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi.

25
2.6 Prinsip Dasar Kalibrasi

Kalibrasi memiliki beberapa prinsip yaitu :

 Obyek Ukur (Unit Under Test)

Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari

karakteristik dimensionalnya, misal panjang, jarak, diameter, sudut,

kekasaran permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan nilai yang

aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus

dibersihkan dahulu dari debu, minyak atau bahan lain yang menutup atau

mengganggu permukaan yang akan diukur.

 Operator / Teknisi

Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas

pengukuran dimensonal baik secara keseluruhan maupun bagian demi

bagian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya :

1. Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja)

2. Pemilihan alat‐alat ukur (dan standar ukur)

3. Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem

ukur, pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain‐lain)

4. Perhitungan analisis kesalahan pengukuran (dan pembuatan

interprestasi ketidakpastian pengukuran)

5. Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran).

Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan:

a. kemampuan membaca gambar kerja

26
b. Pengetahuan tentang sistem toleransi

c. kemampuan menjalankan alat/mesin ukur

d. pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori

ketidakpastian

 Lingkungan yg dikondisikan

Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja, diruang terbuka

maupun diruang yang terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya

pengukuran dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih

akurat,dengan persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk

keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional adalah sbb:

1. suhu 20 ±1⁰C

2. kelembaban relatif ± 50 %

 Standar Ukur

Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar yang harus

mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg

dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi).

2.7 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi

Tujuan dan Manfaat KalibrasiTujuan kalibrasi yaitu :

1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai yang menunjukkan

suatu instrumen atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk

suatu bahan ukur.

27
2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart nasional

maupun internasional (Dewan Standarisasi Nasional/DNS 1990).

Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan

bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (DNS 1990).

Sedangkan tujuan umum kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai

atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu

pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan Medik Depkes, 2001).

Fungsinya tentu saja sebagai tolak ukur jaminan keakuratan pada

pemanfaatannya.

Manfaat Kalibrasi

 Menjaga fungsi dan performa alat

 Menghidari cacat pada produk

 Menjaga agar kondisi alat tetap sesuai dengan spesifikasinya

 Menghindari resiko berbahaya

 Meenimimalisir kecelakaan kerja

 Mendukung Kesehatan dan keselamatan kerja.

Tujuan Kalibrasi

 Mencapai ketertelusuran pengukuran. Kemudian hasil pengukuran

dapat dikaitkan/ditelusuri sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti,

melalui rangkaian perbandingan.

 Untuk menentukan ketidaksesuaian atau penyimpangan keberadaan

nilai konvensional.

28
 Hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar nasional maupun

internasional.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat

bekerja”. Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti

aslinya, yaitu tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.

Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan

praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta

adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas

dan sebagainya). Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang

melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik,

Mikrobiologi Klinik, Parasitologi Klinik, Imunologi Klinik atau bidang lain

yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk

menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memilki

klasifikasi tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium.

3.2 Saran

29
Penulis tentunya menyadari jika makalah ini masih terdapat bnyak

kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah

tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang

membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013. Tentang

Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik.

Hadi, A. (2020). Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025/2005 Persyaratan

Umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi.

Gramedia Jakarta: Adventure Works Press.

Ismulyati. (2018). Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Pada Petugas

Laboratorium Klinik di Kota Pekanbaru . Jurnal Dinamika Lingkungan

Indonesia. Vol. 3 No. 1.

Khamidinal. (2021). Teknik Laboratorium Klinik. Jurnal Kesehatan, 45-51.

Siregar, C. d. (2019). Praktik Sistem Manajemen Laboratorium Pengujian Yang

baik. EGC Jakarta.

Sugiharto, A. D. (2020). Analisis Patient Safety di Laboratorium Parahita . Jurnal

Penelitian Ipteks. Vol. 5 No. 1.

30
LAMPIRAN

31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai