Anda di halaman 1dari 11

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

( METODE SPEKTOFOTOMETRI )

I. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan
metode spektofotometri.

II. Prinsip
Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dan adanya glukose oksidase. H 2O2(Hidrogen
Peroksida) yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4 – amino phenazone dan katalis
peroksidasi membentuk quinoneimine yang berwarna violet.

III. Reaksi
Glukosa + O2 + H2O GOD asam – glukosat + H2O2
2 H2O2 + 4 – amino phenazone + phenol POD quinoneimine + 4 H2O

IV. Tinjauan Pustaka


Glukosa darah merupakan karbohidrat dalam bentuk monosakarida yang terdapat dalam
darah.( Baron, 1984). Organ – organ yang berpengaruh dalam metabolisme glukosa antara
lain hati dan pankreas. Glukosa darah berada dalam keseimbangan dan mengatur secara
hormonal yaitu hormon teroid, hormon insulin, hormon efineprin dan hormon pertumbuhan. (
Ganong, 1990 )
Jumlah glukosa dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara jumlah yang masuk
dan yang keluar. Glukosa masuk ke dalam darah dari tiga macam sumber, yaitu :
a. Makanan yang mengandung hidratarong. Setelah dicerna dan diserap, jenis makanan ini
merupakan sumber glukosa tubuh yang paling penting.
b. Glukogen, glikogen disimpan dalam otot dan heper, dan dapat dipecah untuk melepas
glukosa.
c. Sebagian asam amino dipecah oleh heper untuk menghasilkan glukosa. (Beck,2011 )
Insulin tidak diperlukan untuk terjadinya salah satu diantara ketiga proses ini. Setelah
glukosa masuk ke dalam darah, insulin diperlukan untuk memungkinkan glukosa
meninggalkan darah dan masuk ke dalam jaringan. Pada orang non – diabetik, glukosa yang
meninggalkan aliran darah digunakan lewat dua cara , yaitu :
a. Energi segera bagi semua jaringan.
b. Energi simpan sebagai glikogen dalam heper dan otot, serta lemak di dalam jaringan
adipose. ( Beck, 2011 )
Kadar glukosa darah yang diketahui dapat membantu memprediksi metabolisme yang
mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan glukosa
dalam tubuh sangat berlebihan maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme
secara enzimatik untuk menghasilkan energy. Namun jika kandungan glukosa tersebut di
bawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa
mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesi untuk mensintesis
glukosa dan memenuhi kadar normal glukosa dalam darah ( plasma darah ) yaitu 65 – 110
mg/dl ( 3,6 – 6,1 mmol/ L ). (Murray, 2003 )
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kadar glukosa di dalam
darah. Kadar glukosa darah diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa dialirkan melalui
darah adalah sumber utama energi untuk sel – sel tubuh. Umumnya kadar glukosa darah
berada pada kadar 70 – 110 mg/dl. (Price, 2005 ). Metabolisme glukosa yang tidak normal
dapat menyebabkan hiperglikemia ( bila kadar gula darah berada pada kadar tinggi ( > 110
mg/dl )) dan hipoglikemia ( bila kadar glukosa darah terlalu rendah ( < 70 mg/dl )).
Metode pengukuran kadar glukosa :
a. Metode kimia. Prinsip pemeriksaan ini, yaitu proses kondensasi glukosa dengan akromatik
amin dan asam glasial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau
kemudian diukur dengan fotometri.
b. Metode enzimatik.
1. Metode glukosa oksidase. Prinsip pemeriksaan ini adalah enzim glukosa oksidasi
mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida yang
terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4 – amino phenazone dengan bantuan enzim
peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah muda dan dapat diukur
dengan fotometer pada λ = 546 nm.
2. Metode hexokinase.( Down, 2000 )

V. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Selotip
b. Mikropipet 10 µ dan 1000 µ
c. Tabung reaksi
d. Fotometer
e. Rak tabung
f. Inkubator
2. Bahan
a. Plasma darah 0,01 ml
b. Reagen glukosa 1 ml

VI. Cara Kerja


0,01 ml ( 10 µ ) sampel plasma darah
Tambah 1 ml reagen glukosa

Inkubasi 10 menit pada suhu 37 0C


Baca pada fotometer. λ = 546 nm dan f = 405.
Nilai Normal glukosa darah :
- Sesaat = 60 – 120 mg/dl
- Puasa = 50 – 100 mg/dl

VII. Hasil Pengamatan


NO Perlakuan Pengamatan

1 Plasma darah 10 µ Plasma darah berwarna putih agak kekuningan.


Plasma darah ditambah 1 ml reagen
2 glukosa Berwarna merah muda (pink muda)
Diinkubasi selama 10 menit dengan suhu
3 370C Berwarna merah muda ( pink)

· Hasil pemeriksaan glukosa darah


Kadar glukosa darah ( mg/dl ) Keterangan
Kelompok Sampel I II Rata - rata
1 A 69,0 mg/dl 85,5 mg/dl 76,25 mg/dl Normal
2 A 86,3 mg/dl 95,5 mg/dl 91,35 mg/dl Normal
3 A 133 mg/dl 92 mg/dl 112,5 mg/dl Normal
4 B 19,7 mg/dl 0,6 mg/dl 10,15 mg/dl Tidak normal
5 D 11,6 mg/dl 10,6 mg/dl 11,1 mg/dl Tidak normal
6 D 10,3 mg/dl 45 mg/dl 27,65 mg/dl Tidak normal
7 C 18mg/dl 95 mg/dl 56,5 mg/dl Tidak normal
8 C 133,4 mg/dl 48 mg/dl 90,7 mg/dl Normal
9 C 16 mg/dl 132 mg/dl 74 mg/dl Normal
10 B 163 mg/dl 127 mg/dl 145 mg/dl Normal
11 C 184,4 mg/dl 175 mg/dl 179,7 mg/dl Normal

VIII. Pembahasan
Pada pratikum kali ini, pemeriksaan glukosa darah yang menggunakan metode
spektofotometri. Menurut Syabatini ( 2010 ), spektofotometri merupakan suatu metode
analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur
larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektofotometri dapat dianggap sebagai
perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Dari pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan metode spektofotometri,
hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada kelompok sembilan sebesar 16 mg/dl dan 132
mg/dl dengan rata – rata 74 mg/dl untuk sampel C ( perempuan ). Berdasarkan nilai
normalnya 60 – 120 mg/dl pada sesaat dan 50 – 100 mg/dl saat puasa. Dari data tersebut,
pada pemeriksaan sampel darah C ( perempuan ) tergolong normal. Hanya saja pada
percobaan pertama kadar nilai glukosa dalam darah terlalu rendah. Nilai kadar glukosa dalam
darah ini bisa sangat rendah terjadi karena saat pengambilan serum darah kurang atau sangat
sedikit yang digunakan dalam percobaan.
Glukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik, misalnya dengan penambahan
enzim glukosa oksidase ( GOD ). Prinsip metode kerja pada pratikum ini adalah metode
enzimatik yang dibantu enzim – enzim contohnya katalase ( reaksi Hantz ) dan peroksidase
( reaksi trinder ). Pereagen yang digunakan menggunakan pereagen GOP – PAP. Absorbansi λ
dan warna absorbansi metode enzimatik intensitasnya pada λ= 546 nm dengan warna merah (
dari H2O2 yang terbentuk + peroksidase ). Dengan prinsip dasar glukosa dioksidasi oleh
oksigen dengan katalis enzim glukosa oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan
hidrogen peroksida (H2O2 ). Dengan adanya oksigen, glukosa dioksidasi oleh enzim menjadi
asam glukuromat disertai pembentukan H2O2. Enzim peroksidase ( POD )
mengakibatkan H2O2 membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai
serta memberikan warna yang sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan
intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektofotometri. Hidrogen peroksida akan
bereaksi dengan 4-amino antipyrin dan fenol dengan katalis peroksidase ( POD ) membentuk
quinoneimine dan air. Quinoneimine ini merupakan indikator yang menunjukkan kadar
glukosa dalam darah.
Bila kadar glukosa dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem
metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Glukosa darah dapat bertambah setelah kita makan
makanan sumber karbohidrat, namun kira – kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan
kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan
kadar glukosa darah, yaitu diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang
timbul karena suatu gangguan dari penkreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan
insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang
terkena diabetes melitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah ( hiperglikemia ) dan
tingginya kadar gula dalam urine. Pada orang yang menderita diabetes melitus, jumlah
glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah.

IX. Kesimpulan
Pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan dengan uji spektofometri. Hasil
pemeriksaan kadar gula dalam darah sampel C yaitu 16 mg/dl dan 132 mg/dl, dengan rata –
rata 74 mg/dl dan termasuk kategori normal. Pengetahuan tentang kadar gula dalam darah
sangat penting untuk metabolisme tubuh.

X. Daftar Pustaka
Beck, Mary.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet, Hubungannya dengan Penyakit – Penyakit Perawatan dan Dokter.
Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Dawn B, Marks. 2000. Dasar – Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Dalam : Biokimia Kedokteran Dasar.
Jakarta : EGC
Ganong, WF. 1994. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. Jakarta : EGC
Murray, RK. 2003. Harper’s Biochemistry. Edisi ke – 25. Karolina SK, penerjemah. Jakarta : EGC
Syabatini, Annisa. 2010. Analisa Campuran Dua komponen Tanpa Pemisahan dengan Spektofotometer.
Pontianak : UNLAM Pres

LAPORAN
PRAKTIKUM
PEMERIKSAAN
KADAR
GLUKOSA DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

1. PENDAHULUAN
a. Tujuan
i. Mengetahui kadar gula dala darah dengan
metode spektofotometer
b. Prinsip
Glukosa ditentukan setelah dioksidasi enzimatik dengan
adanya glukosa oksidase. Hidrogen peroksida yan
terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-aminophenazone
dengan katalis peroksidase membentuk quinoneimine yang
berwarna merah violet.

1. TINJAUAN PUSTAKA
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut
dekstrosa, karena mempunyai sifat dapat memuta cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dala
buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal
mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap,
yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah
dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber
karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah
glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada
penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih
besar dari 130 mg per 100 ml darah ( Podjiadi, 1994).

Gula darah pada orang sehat dikendalikan oleh insulin.


Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin
membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk
menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat
berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin,
atau jumlah insulin cukup namun tidak bereaksi secara
normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin ( Girindra,
1989).

Level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah


kondisi yang bisa fatal, yang disebut dengan hipoglikemia,
yang mempunyai gejala perasaan lelah, fungsi mental
yang menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan
kesadaran. Apabila levenya tetap tinggi, disebut dengan
hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu
yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat
menyebabkan masalah-masalah kesehatan, berkaitan
dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf
( Anonim, 2010)¹.

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif


untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh.
Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila
konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk
membutuhkan energi tubuh, pankreas melepaskan
glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati,
kemudian sel-sel in mengubah glikogen menjadi glukosa
( Anonim, 2010)².
Metode pemeriksaan darah meliputi metode induksi
enzimatik dan lainnya. Metode yang paling sering
digunakan adalah metode enzimatik, yaitu metode Glukosa
Oksidase (GOD) dan metode heksokinase. Metode GOD
banyak digunakan pada saat ini. Akurasi dan presisi yang
baik ( karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama).
Tetapi reaksi kedua rawan interfen ( tak spesifik). Interfen
yang bisa menggangu antara lain bilirubin, asam urat dan
asam askorbat. Harga normal dalam menentukan kadar
glukosa darah adalah : 1). Kadar gula darah sewaktu : 60 –
120 mg/dl; 2). Kadar gula darah puasa : 50 – 100 mg/dl
( Hendromartono, 1998).

1. ALAT dan BAHAN


a. Alat : mikropipet, fotometer, inkubator
( waterbath), tabung reaksi, rak tabung reaksi
b. Bahan : plasma darah vena, reagen warna
glukosa
1. CARA KERJA
Pipet plasma darah sebanyak 10 µl ( 0,01), masukkan
kedalam tabung reaksi

Tambahkan dengan reagen warna glukosa 1000 µl ( 1 ml)

Inkubasi 10 menit dengan temperatur 37ºC

Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm F


405

1. HASIL PENGAMATAN
a. Hasil pengamatan kadar glukosa darah

Sampel Perlakuan Pengamatan Keterangan

Plasma darah yang


10 µl (0,01 ml) diambil dengan
plasma darah mikropipet, telah
dimasukkan ke disentrifuge
dalam tabung reaksi sebelumnya

Ditambah dengan
reagen warna
Plasma A glukosa 1 µl
( 1000 ml) +reagen

warna

glukosaWarna plasma setelah di+ reagen, warna berubah


menjadi merah muda (violet)Diinkubasi selama 10 menit

37ºC inkubatorSetelah diinkubasi dalam waterbath,


warna berubah menjadi merah muda tipisHasil inkubasi
dibaca pada fotometer Hasil pembacaan pada fotometer,
kadar glukosa darah plasma A 132 dan 126 mg/dl

1. Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah

Kadar Gua Darah mg/dl

Klp Sampel I II Rata-rata Keterangan

1. A 132 126 129 Tidak normal

2. A 120 112 116 Normal


3. A 144 108 126 Tidak normal

4. B 180 187 183,5 Tidak normal

5. B 162 168 165 Tidak normal

6. B 83 77 80 Normal

7. B 154 142 148 Tidak normal

8. A 73 91 82 Normal

9. C 120 132 126 Tidak normal

10. C 130 78 104 Normal

1. PEMBAHASAN
Gula darah adala istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau
tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber energi
untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut sebagi gula darah,
selain glukosa, ditemukan juga jenisjenis gula lainnya,
seperti glukosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya
tingkatan glukosa yang diatur insulin.

Metode yang digunakan pada saat praktikum adalah


metode fotometer. Dengan menginkubasi sampel yang
telah ditambah reagen warna glukosa1 ml dan dibaca pada
fotometer denagn panjang gelombang 546 nm f.405
dihasilkan kadar gula darah plasma A kelompok 1 adalh
132 dan 126 dengan rata-rata 129 mg/dl. Pada praktikum
dilakukan dua kali pengulangan, hal ini dilakukan untuk
mengetahui kefalidan data yang diperoleh. Dari rata-rata
129 mg/dl, kadar gula dalam darah tidak normal. Hal ini
dikarenakan kadar gula darah yang diperiksa tidak
diketahui apakah pemilik darah sehabis mengkonsumsi
makanan yang mengandung karbohidrat atau tidak, karena
kadar gula darah yang dicek adalah kadar gula darah
sewaktu bukan kadar gula darah puasa.

Warna merah violet ( pink ) dikarenakan hidrogen


peroksida bereaksi dengan phenol dan 4 –
aminophenazone dengan katalis peroksidase maka akakn
membentuk quinoneimine yang berwarna violet.

Kadar glukosa dalam darah lebih akurat jika darah yang


diambil merupakan kadar glukosa dalam keadaan puasa.
Karena jika diambil pada saat tidak berpuasa terlebih
dahulu, biasanya kadar gula dalam darah lebih tinggi.

1. KESIMPULAN
a. Hasil pengamatan pada praktikum kali ini adalah
kadar glukosa darah sewaktu pada sampel A dengan
rata-rata 129mg/dl, tidak normal.
b. Pemeriksaan gula darah sewaktu tidak akurat
dibandingkan dengan gula darah puasa.
1. DAFTAR PUSTAKA
Anonim¹. 2010. Analisis Kadar Glukosa dalam Darah.
Diakses dari http://sangbintang.wordpress.com. Tanggal 6
April 2013 pukul 14.10 WIB
Anonim². 2010. Gula Darah. Diakses
dari http://laporanbiokimiadarah.blogspot.com. Tanggal 6
April 2013 pukul 15.03 WIB
Girindra, A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor : ITB

Hendromartono, Consensus on the Management of


Diabetes Mellitus (Perkeni 1998). In Surabaya Diabetes
Update. VI. Eds Tjokroprawiro A, Hendromartono, dkk.
Surabaya 1999 : 1 – 14

Peodjiadi, Anna. 1994. Dasar – dasar Biokimia. Jakarta : UI


Press

Anda mungkin juga menyukai