Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BIOKIMIA

PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN ENZIM LIPASE

DISUSUN OLEH:

 Aulia Diastari (19009)


 Shifa Tiara Abrilia (19046)
 Silvia Vivi Marviani (19048)
 Syifa Retno Manggali (19052)

Dosen Pembimbing: Rosita Dewi, M.Si

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Jl. Cumi No.37, Tanjung Priuk, Jakarta Utara

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadrat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita, sehingga dalam menyusun makalah biokimia ini kita mampu mempelajari
dengan baik serta dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.
Makalah ini disusun untuk pembaca memperluas pengetahuan biokimia mengenai
penyakit crohn dan celiac. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memperluas
perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Tim Penyusun

Jakarta, 1 Desember 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lipase adalah enzim yang dapat larut dalam air dan bekerja dengan
mengkatalisis hidrolisis ikatan ester dalam substrat lipid ,karbon berlipid, seperti
minyak, asam lemak, dan gliserol.

Penyakit-penyakit inflamatorik kolon atau penyakit-penyakit radang usus


besar ( Inflammatory Bowel Diseases) diantaranya yang diambil dalam makalah ini
adalah Penyakit Crohn dan Penyakit Celiac.
Penyakit infeksi disebabkan karena kuman Shigella, amoeba dan
sebagainya.
Walaupun kasus ini tidak begitu sering dijumpai di Indonesia dibandingkan
dengan negara-negara Barat, akan tetapi justru karena hal ini, maka penyakit
tersebut sering kurang mendapat perhatian oleh dokter di Indonesia, sehingga
diagnosa menjadi salah dan pengobatan tidak diberikan dengan tepat.
Crohn’s disease atau penyakit Crohn adalah kondisi jangka panjang yang
menyebabkan peradangan lapisan pada sistem pencernaan. Penyakit Crohn
merupakan salah satu jenis penyakit radang usus.

Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang terjadi akibat mengonsumsi


gluten. Pada penyakit celiac, sistem kekebalan tubuh akan memberikan reaksi
setelah mengonsumsi gluten, yang dapat merusak lapisan usus halus dan
menghambat penyerapan nutrisi (malabsorpsi nutrisi). Akibatnya, penderita
penyakit celiac akan mengalami diare, lemas, atau anemia.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian penyakit crohn dan celiac?

2. Bagaimana gejala dari penyakit crohn dan celiac?

3. Bagaimana cara mengatasi penyakit chron dan celiac?

4. Apa saja diagnosa yang dilakukan dokter untuk mengetahui penyakit crohn dan
celiac?

5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terkena penyakit crohn dan celiac?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui arti dari penyakit crohn dan celiac

2. Agar pembaca mengetahui gejala dari penyakit crohn dan celiac

3. Agar pembaca mengetahui cara mengatasi penyakit crohn dan celiac

4. Untuk mengetahui diagnosa apa saja yang dilakukan dokter untuk pemeriksaan
penyakit crohn dan celiac

5. Agar pembaca mengetahui cara mencegah agar tidak terkena penyakit crohn dan
celiac
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Enzim Lipase

Lipase adalah enzim yang dapat larut dalam air dan bekerja dengan
mengkatalisis hidrolisis ikatan ester dalam substrat lipid ,karbon berlipid, seperti
minyak, asam lemak, dan gliserol.

B. Penghasil Enzim Lipase


Enzim lipase sendiri dihasilkan di pankreas, mulut dan perut. Dari ketiga
sumber tersebut, enzim lipase yang paling berperan adalah yang diproduksi oleh
pankreas.

Lipase yang diproduksi oleh pankreas disebut juga pankreatik lipase yang
menjalankan aksinya di usus halus (usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan
ileum).

C. Fungsi Enzim Lipase

Enzim lipase adalah enzim pencernaan manusia yang mampu mengubah


lemak menjadi asam lemak bernutrisi yang bisa larut dalam air yang dilakukan
didalam sistem pencernaan pada sistem ekskresi yaitu berupa usus halus. Jika kadar
normal enzim lipase melebihi 160 unit perliter dalam tubuh itu pertanda
bahwa pankreas anda sedang mengalami kerusakan atau ketidaknormalan. Jika
kadar enzim lipase lebih rendah dari 160 unit perliter berarti anda menderita
penyakit crohn yaitu infeksi yang menyebabkan peradangan di saluran percernaan
bagian ileum yaitu bagian paling bawah dari usus halus.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi enzim lipase pada usus halus :
1. Menghancurkan makanan yang mengandung lemak dan lipid untuk melindungi
kantung empedu agar selalu berada pada kondisi terbaiknya.
2. Mendukung dan mengontrol stabilitas dari sel optimal sehingga menyebabkan
semua nutrisi makanan yang dibutuhkan tubuh bisa mudah masuk kedalam sel
dan memperlancar sistem metabolisme yang merupakan faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia.
3. Menjaga dan menyusun elektrolit dalam jaringan tubuh agar selalu normal.
4. Dapat menghancurkan lemak jenuh tetapi tidak mengganggu Asam lemak
Omega 3 dan Omega 6, serta berbagai vitamin didalam tubuh.
5. Dapat menghancurkan karbohidrat yang diubah menjadi zat energi bagi tubuh
karena enzim lipase memiliki SH 1 dan SH 11.
6. Dapat mengatur dan menyusun kandungan sintesis lemak
7. Dapat menghancurkan lipoprotein densitas rendah dari bentukan asam lemak.

D. Mekanisme Enzim Lipase


Mekanisme kerja enzim lipase enzim dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan
kemudian kedalam usus, dua belas jari ( duodenum ) enzim lipase juga dihasilkan
oleh lambung, tetapi jumlahnya sedikit cara kerja enzim lipase yaitu : lipid seperti
lemak dan minyakmeruakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran
besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu
dipecah terlebih dahuli menjadi molekul yang lebih kecil, asam lemak enzim lipase
memecah molekul lipid menjadi asam lemak menjadi gliserol yang memiliki
molekul lebih sederhana dan lebih kecil asam lemak dan gliserol, memiliki molekul
lebih sederhana dan kecil asam lemak dan gliserol tidak . larut dalam air maka
pengangkutnya dilakukan oleh cairan getah bening yang disebut ( limfe) enzim
pecernaan bekerja untuk mepercepat reaksi pada perencanaan makanan.
E. Defisiensi lipase

Defisiensi lipase langsung mempengaruhi sistem pencernaan, menghambat


pencernaan lemak. Hal ini menyebabkan peningkatan kolesterol dalam tubuh.
Akumulasi trigliserida dalam tubuh menimbulkan masalah yang terkait dengan
sistem kardiovaskular.

Peningkatan risiko serangan jantung adalah hasil dari pengendapan


kolesterol dalam arteri. Orang yang kekurangan lipase memiliki kecenderungan
untuk mengembangkan diabetes juga. Hal ini juga menyebabkan akumulasi
kelebihan gula dalam urin, kondisi yang dikenal sebagai glikosuria. Lipase juga
dibutuhkan untuk metabolisme vitamin larut lemak untuk mencegah defisiensi
vitamin A, D dan E. Penurunan permeabilitas sel dan masalah varises vena adalah
efek tidak langsung dari kekurangan lipase.

Orang yang menderita penyakit celiac, penyakit cystic fibrosis dan Crohn
menderita kekurangan lipase. Gejala awal kekurangan lipase adalah kenaikan berat
badan dan pankreas masalah. Karena peningkatan kadar lemak, menyebabkan
ledakan jerawat dan bisul. Sistem pencernaan melemah dan yang menimbulkan
gangguan lain seperti batu empedu, kandung empedu stres dan sistitis. Ada
peningkatan mendadak dalam gula urin dan kolesterol. Seseorang kekurangan lipase
juga dapat menderita masalah prostat, demam, diare, dan kulit psorosis lipoma.
Kejang otot, arthritis dan kejang usus adalah gejala defisiensi lipase lainnya.
F. Penyakit yang Berhubungan dengan Enzim Lipase

1. Penyakit Crohn

a) Pengertian Penyakit Crohn


Crohn’s disease atau penyakit Crohn adalah kondisi jangka panjang yang
menyebabkan peradangan lapisan pada sistem pencernaan. Penyakit Crohn
merupakan salah satu jenis penyakit radang usus.
Peradangan dapat mempengaruhi setiap bagian dari sistem pencernaan, dari
mulut ke bagian belakang, tapi paling sering terjadi di bagian terakhir yaitu pada
usus kecil (ileum) atau usus besar (kolon).

b) Seberapa Umumkah Penyakit Chron?

Penyakit Crohn dapat terjadi pada setiap golongan jenis kelamin dan usia,
termasuk anak-anak. Namun, sebagian besar kasus terjadi pada orang-orang
yang berusia antara 16-30 tahun dan 60-80 tahun. Pada orang dewasam penyakit
ini lebih sering dialami oleh wanita dibandingkan pria. Sementara pada anak-
anak, lebih banyak anak laki-laki yang terkena penyakit ini dibandingkan anak
perempuan.

c) Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit Crohn

Penyakit Crohn dapat mempengaruhi setiap bagian dari saluran


pencernaan. Sementara itu gejala yang timbul bervariasi dari satu pasien ke
pasien lainnya dan beberapa gejala mungkin lebih banyak terjadi daripada gejala
yang lain. Beberapa tanda dan gejala khas penyakit Crohn adalah:
 Diare terus-menerus
 BAB berdarah
 Ingin segera buang air besar
 Kram dan sakit perut
 Sering merasa BAB tidak tuntas
 Sembelit (dapat menyebabkan gangguan usus)
 Demam
 Kehilangan selera makan
 Kehilangan berat badan
 Perut kembung
 Adanya pembengkakan pada limpa
 Menderita kejang usus
 Suara dari dalam usus sering terdengar

d) Penyebab Penyakit Crohn

Penyebab pasti dari penyakit Crohn tidak diketahui. Meski begitu, para
peneliti percaya bahwa ada beberapa faktor yang jadi penyebab penyakit ini.
Beberapa faktor penyebab penyakit Crohn adalah:

 Reaksi autoimun. Para peneliti percaya bakteri atau virus dapat memicu sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang lapisan dalam usus. Reaksi sistem kekebalan
tubuh ini menyebabkan peradangan, sehingga menimbulkan gejala.
 Gen. Penyakit Crohn kadang-kadang menurun dalam keluarga. Penelitian telah
menunjukkan bahwa orang yang memiliki orangtua atau saudara kandung
dengan penyakit Crohn mungkin lebih mungkin untuk menderita penyakit ini.
 Lingkungan Hidup. Beberapa studi menunjukkan bahwa hal-hal tertentu di
lingkungan dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit
Crohn, meskipun kemungkinan secara keseluruhannya rendah.
 Obat tertentu. Obat obat anti-inflamasi, antibiotik, dan pil KB dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit Crohn.
 Jenis makanan tertentu. Makan makanan dengan lemak yang tinggi juga dapat
meningkatkan kemungkinan untuk menderita penyakit Crohn.

e) Faktor-Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit Crohn adalah:

 Merokok
 Penyalahgunaan alkohol
 Makan makanan berbahaya
 Tinggal di area yang airnya tercemar
 Memiliki saudara dekat seperti orangtua, saudara kandung, atau anak yang
mengidap penyakit ini

f) Obat dan Pengobatan Penyakit Crohn

Saat ini tidak ada obat khusus untuk penyakit ini. Tujuan dilakukannya
pengobatan penyakit Crohn adalah untuk mengurangi gejala, mengendalikan
peradangan, dan mencegah komplikasi. Pengobatan biasanya melibatkan terapi
obat, operasi, dan terapi nutrisi.

Diare ringan dapat dikendalikan dengan suplemen air dan Oreol cair dan
makanan yang tepat. Jika diare semakin parah dan tidak hilang setelah tiga hari,
Anda dapat menggunakan obat anti-inflamasi seperti kortikosteroidobat
imunosupresif seperti azathioprine dan merkaptopurin, antibiotik seperti
ciprofloxacindan metronidazol.
Selain itu, dokter dapat menganjurkan Anda menggunakan suplemen
vitamin, suplemen kalsium, zat besi dan vitamin DAnda dapat mangonsumsi
obat penghilang rasa sakit jika terjadi sakit yang parah.

Jika obat-obatan dan diet sehat tidak dapat membantu Anda mengontrol
penyakit Crohn, dokter dapat merekomendasikan operasi. Setelah itu, pasien
masih memerlukan obat-obatan untuk mengurangi risiko kambuhnya penyakit
ini. Untuk dapat mendiagnosis penyakit Crohn, dokter dapat menggunakan
metode berikut:

 Tes darah dan tes darah tinja okultisme: tes ini membantu dokter Anda
untuk mengetahui adanya infeksi
 Kolonoskopi
 Sigmoidoskopi yang fleksibel
 CT Scan
 MRI
 Kapsul endoskopi

g) Pengobatan di Rumah yang dapat Dilakukan untuk Mengatasi Penyakit


Crohn

Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang mungkin


dapat membantu Anda mengatasi penyakit Crohn adalah:

 Tetap aktif beraktivitas, kecuali bila Anda harus beristirahat karena gejala
yang muncul
 Minumlah obat seperti yang disarankan oleh dokter Anda
 Ikutilah program diet dari dokter Anda yang ahli
h) Makanan yang Perlu Dihindari Penderita Penyakit Crohn

Banyak penderita penyakit Crohn melaporkan bahwa mereka


menemukan satu atau lebih makanan yang sering memicu penyakit Crohn dan
membuat gejala lebih buruk. Beberapa makanan umum termasuk:

 Alkohol (minuman campuran, bir, anggur)


 Mentega, mayones, margarin, minyak
 Minuman bersoda
 Kopi, teh, cokelat
 Produk susu (jika laktosa intoleran)
 Makanan berlemak (gorengan)
 Makanan tinggi serat
 Makanan yang menghasilkan gas (kacang-kacangan, kubis, brokoli, bawang)
 Kacang-kacangan dan biji-bijian (selai kacang, selai kacang lainnya)
 Buah mentah
 Sayur mentah
 Daging merah dan babi
 Makanan pedas
 Biji-bijian dan dedak.

Untuk memastikan penyakit Crohn dikendalikan dan mencegah untuk


kambuh, Anda perlu menggabungkan pengobatan dan operasi. Sebelum Anda
menggunakan obat apa pun atau memutuskan untuk melakukan operasi,
tanyakan kepada dokter tentang komplikasi dan efek samping sebelum Anda
membuat keputusan. Anda harus memberi tahu dokter Anda tentang obat-
obatan atau suplemen yang Anda gunakan.
i) Cara Mencegah dan Mengurangi Terkena Penyakit Crohn
1. Mengikuti program diet yang dianjurkan dokter dan ahli diet
2. Menjaga makan dari makanan terlalu pedas, asam, berlemak, bersoda dan
yang mengandung gas
3. Diet rendah lemak hewan, dengan banyak serat larut yang mengandung
makanan nabati, dan menghindari makanan berlemak olahan yang
mengandung pengemulsi
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin B
5. Mengunyah makanan secara perlahan, tidak buru-buru

2. Penyakit Celiac
a) Pengertian Penyakit Celiac

Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang terjadi akibat


mengonsumsi gluten. Pada penyakit celiac, sistem kekebalan tubuh akan
memberikan reaksi setelah mengonsumsi gluten, yang dapat merusak lapisan
usus halus dan menghambat penyerapan nutrisi (malabsorpsi nutrisi).
Akibatnya, penderita penyakit celiac akan mengalami diare, lemas,
atau anemia.

Gluten sendiri merupakan protein yang bisa ditemukan pada beberapa jenis
sereal, misalnya gandum.

Beberapa contoh makanan yang mengandung sereal adalah pasta, keik, sereal
sarapan, saus atau kecap tertentu, roti, dan beberapa jenis makanan instan.
Gluten berfungsi membuat adonan roti atau makanan lain menjadi elastis dan
kenyal.
b) Penyebab dan Faktor Resiko yang Meningkatkan Penyakit Celiac

Celiac bukanlah alergi atau intoleransi tubuh terhadap gluten. Penyakit


ini merupakan kondisi autoimun, di mana tubuh salah mengenali senyawa yang
terkandung di dalam gluten sebagai ancaman yang membahayakan dan
malah membentuk antibodi untuk mengatasinya, sehingga menyerang jaringan
tubuh yang sehat. Pada kasus celiac, antibodi membuat usus halus mengalami
peradangan dan bengkak. Zat antibodi ini akan membuat bulu-bulu halus (villi)
di permukaan usus menjadi rusak, sehingga proses penyerapan nutrisi dari
makanan menjadi tidak sempurna.

Selain itu, pada sebagian besar penderita celiac juga ditemukan kelainan
genetik yang dapat menimbulkan perubahan sel pada usus halus.

Hingga kini penyebab pasti dari penyakit celiac belum diketahui, tetapi
kombinasi dari proses autoimun dan kelainan genetik, serta pengaruh dari
kondisi lain, seperti menjalani prosedur pembedahan, kehamilan dan persalinan,
infeksi virus, atau gangguan emosional berat, diduga menjadi penyebab
penyakit celiac.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko


seseorang menderita penyakit celiac:

 Faktor keturunan. Jika memiliki anggota keluarga yang menderita


penyakit celiac, maka risiko mengalami penyakit serupa juga lebih besar.
 Faktor lingkungan. Seseorang yang pernah mengalami infeksi sistem
pencernaan saat masih anak-anak, misalnya infeksi rotavirus, akan memiliki
risiko lebih besar terkena penyakit celiac
 Kondisi kesehatan. Diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, gangguan saraf,
sindrom Down, sindrom bisa meningkatkan risiko terkena penyakit celiac.
c) Seberapa Umumkah Penyakit Celiac?

Celiac adalah salah satu penyakit yang sangat umum, terutama pada orang
keturunan Eropa Barat. Celiac tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikontrol
dengan diet bebas gluten.

d) Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit Celiac

Gejala penyakit celiac dapat muncul lalu menghilang, dari yang ringan
hingga yang berat. Gejala pada kasus yang ringan seringkali tidak nampak jelas.

Meski demikian, saat gejala ringan terdeteksi, dokter akan


menganjurkan pengobatan mengingat komplikasi tetap mungkin terjadi. Gejala
paling umum yang dirasakan penderita celiac adalah diare. Hal ini terjadi
karena ketidakmampuan sistem pencernaan menyerap nutrisi dari makanan
secara sempurna. Ketidakmampuan tubuh menyerap nutrisi ini membuat tinja
mengandung lemak yang tinggi. Kotoran yang dikeluarkan penderita penyakit
celiac akan berbau tidak sedap, berminyak, dan berbusa.

Gejala penyakit celiac pada anak-anak dan dewasa dapat sedikit


berbeda, di mana gejala pada sebagian penderita dewasa tidak berkaitan dengan
sistem pencernaan. Gejala tersebut antara lain:

 Anemia, sebagai akibat dari kekurangan zat besi atau vitamin B12.
 Kesemutan dan mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki (neuropati perifer).
 Pembengkakan pada tangan, telapak kaki, lengan, serta tungkai, akibat
penumpukan cairan di jaringan tubuh.
 Rusaknya kepadatan tulang.
 Rusaknya lapisan gigi.
 Ruam pada kulit yang terasa gatal dan lecet (dermatitis herpetiformis).
 Nyeri sendi.
 Gangguan keseimbangan tubuh.
 Gangguan fungsi limpa.
 Sulit hamil.

Sedangkan pada anak-anak, gejala penyakit celiac dapat berupa:

 Nyeri perut.
 Perut kembung.
 Konstipasi.
 Turunnya berat badan, hingga gangguan tumbuh-kembang.
 Tinggi tubuh di bawah rata-rata.
 Pubertas terlambat.
 Gangguan saraf, seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, sakit kepala, dan
koordinasi otot yang buruk.

e) Diagnosa Penyakit Celiac

Ada beberapa prosedur diagnosis yang akan dilakukan dokter jika


pasien dicurigai menderita penyakit celiac, yaitu:

 Tes darah. Tes darah yang dilakukan berupa tes serologi dan genetik. Tes
serologi bertujuan mencari antibodi celiac dalam tubuh, sedangkan tes
genetik mencari kelainan genetik pada penderita penyakit celiac (HLA-DQ2
dan HLA-DQ8).
 Endoskopi dan biopsi. Untuk mengetahui kondisi usus halus, maka dapat
dilakukan endoskopi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan alat
endoskop (selang kecil dengan cahaya dan kamera) dari mulut atau dubur
hingga mencapai daerah yang dituju. Setelah ditemukan, akan diambil
sampel jaringan untuk dilihat perubahannya di bawah mikroskop. Terdapat
juga pemeriksaan endoskopi kapsul, yaitu kamera nirkabel yang ditelan
untuk melihat keadaan sepanjang saluran pencernaan. Namun, pemeriksaan
ini tidak dapat dibarengi dengan pemeriksaan biopsi.
 Biopsi kulit. Jika pasien terlihat menderita dermatitis herpetiformis, maka
diperlukan pengambilan sampel kulit untuk memastikannya.
 BMD. Pasien akan menjalani pemeriksaan kepadatan tulang dengan BMD

Tes untuk mengidentifikasi penyakit celiac ini dijalani pasien


sebelum melakukan diet bebas gluten terlebih dahulu.

f) Cara Mencegah Penyakit Celiac

1. Memakan makanan yang bebas gluten (mie instan, dan lain-lain)


2. Menghindari mengkonsumsi minuman beralkohol yang terbuat dari biji-
bijian yang mengandung gluten, seperti bir dan wiski
3. Mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral

g) Makanan yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Celiac


1. Gandum
2. Roti
3. Pasta
4. Sereal
5. Mie instan
6. Barley
7. Bij-bijian
h) Pengobatan Penyakit Celiac

Untuk menangani penyakit celiac, biasanya dokter akan menyarankan


penderita menghindari seluruh makanan atau bahan apa pun yang mengandung
gluten dengan menjalankan program diet bebas gluten.
Hal ini dilakukan untuk mencegah rusaknya dinding usus, serta gejala
diare dan nyeri perut. Dokter juga akan menyarankan diet dengan gizi yang
seimbang di mana seluruh nutrisi yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi.
Selain pada makanan, gluten juga bisa terdapat pada obat-obatan, vitamin,
bahkan lipstik.

Beberapa makanan alami bebas gluten yang dapat dikonsumsi adalah


daging dan ikan, sayuran dan buah, susu dan produk olahan susu seperti keju
dan mentega, kentang, serta nasi. Beberapa jenis tepung ada yang bebas gluten,
seperti tepung beras, tepung jagung, tepung kedelai, dan tepung kentang. ASI
dan sebagian besar susu formula bayi juga bebas dari kandungan gluten.

Selain diet bebas gluten, beberapa terapi tambahan diperlukan untuk


membantu mengatasi gejala dan mencegah komplikasi. Terapi tersebut antara
lain:

 Vaksinasi. Pada beberapa kasus, penyakit celiac bisa menyebabkan kerja


limpa kurang efektif sehingga penderita rentan terkena infeksi. Oleh karena
itu, penderita membutuhkan vaksinasi tambahan, seperti vaksin flu,
vaksin Haemophillus influenza type B, vaksin meningitis, serta vaksin
pneumokokus, untuk melindungi pasien dari infeksi.
 Suplemen. Terapi ini dibutuhkan untuk menjamin penderita mendapatkan
semua nutrisi yang dibutuhkan. Suplemen yang dibutuhkan berupa kalsium,
asam folat, zat besi, vitamin B12, vitamin D, vitamin K, dan zinc.
 Kortikosteroid. Obat ini diperlukan saat kerusakan usus sangat parah, untuk
meredakan gejala selama proses penyembuhan usus.
 Dapsone. Obat ini digunakan agar gejala lebih cepat mereda. Dosis
obat dapsone yang diberikan biasanya sangat kecil, mengingat dapat
menimbulkan efek samping sakit kepala dan depresi.
Pasca diet bebas gluten dan beberapa kali terapi, pasien perlu memeriksakan
diri secara berkala guna memastikan diet dan terapi memberikan hasil seperti
yang diharapkan. Pemeriksaan yang biasanya dilakukan melalui tes darah ini
akan menentukan apakah diet bebas gluten perlu dilanjutkan atau tidak. Jika
gejala masih terus berlangsung atau kambuh kembali, maka perlu dilakukan
pemeriksaan endoskopi dengan biopsi. Setelah beberapa minggu menjalani diet
bebas gluten, biasanya kondisi pasien sudah membaik, namun penyembuhan
sistem pencernaan seluruhnya dapat memakan waktu selama 2 tahun.

i) Pengobatan di Rumah untuk Penderita Penyakit Celiac

1. Berkosultasilah kepada ahli diet atau ahli gizi untuk merencanakan diet
Anda.
2. Ikuti diet gluten-free setiap hari. Jaga diet Anda walaupun kondisi Anda
baik.
3. Minum suplemen makanan dalam resep yang dianjurkan.
4. Bergabung dengan support group jika Anda tertarik mempelajari penyakit
ini dari orang lain.
5. Hubungi dokter Anda jika gejala tidak sembuh dalam 3 minggu setelah
melakukan diet bebas gluten.
6. Hubungi dokter Anda jika demam meningkat.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. BUKU AJAR Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth Vol. 2.Jakarta : EGC

Johnson, Marion dan Maridean mass. 2004. Nursing Outcome Clasification. USA. Mosby
year book

Mc Loskey, Joanne C dan Gloria M.Bulechec. 2004. Nursing Intervention Clasification.


USA. Mosby year book

Santoso, Budi. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medikal. Jakarta

Smeljer, Susani C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah : Jakarta.EGC

Catassi, C. And Fasano, A. 2008. 1-Celiac Disease. Gluten-Free Cereal Products and
Beverages Capter 1, Page 1-27

Adams, S. 2002. Recovery from Celiac Disease. New England Journal of Medicines 346
(30)

Anda mungkin juga menyukai