Anda di halaman 1dari 10

SMA NEGERI 80 JAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


KELAS XI MIPA 5
DISUSUN OLEH:
 MARISA TAMARA SARI
 M. NUR ILYAS
 SIGIT ANDRIYANTO
 SYIFA RETNO MANGGALI

MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA


GURU PEMBIMBING: IBU SARIATI S.Pd
Pendiri Budi Utomo
Wahidin Sudirohusodo (1852-1917) merupakan
Penggagas Budi Utomo. Kendati ia tidak termasuk pendiri
Budi Utomo (20 Mei 1908), namanya selalu dikaitkan
dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Sebab,
sesungguhnya dialah penggagas berdirinya organisasi
yang didirikan para pelajar STOVIA Jakarta itu.
Pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dan kawan-kawannya
(Salah satunya adalah Mangoenkoesoemo dan Soeraji)
mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Budi
Utomo. Inilah organisasi modern pertama yang lahir di
Indonesia.
Sejarah
berawal dari perjalanan dokter Wahidin Sudirohusodo
yang mengadakan kampanye di kalangan priayi Jawa
antara tahun 1906-1907. Tujuannya adalah meningkatkan
martabat rakyat dan bangsa.Ini dilaksanakan dengan
membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) yang merupakan
lembaga untuk membiayai pemuda yang cerdas tetapi
tidak mampu melanjutkan sekolahnya. Pada akhir tahun
1907, dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo.Lalu Sutomo
menceritakan kepada teman-temannya di STOVIA maksud
dan tujuan dr. Wahidin kala itu.
utamanya mendirikan suatu dana pelajar, diperluas
dengan jangkauan yang kelak memungkinkan berdirinya
organisasi Budi Utomo. Istilah Budi Utomo terdiri atas,
kata budi "perangai" dan utomo yang berarti "baik". Jadi
Budi Utomo dapat diartikan sebagai perkumpulan yang
akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi,
kebaikan perangai.
Pada hari Minggu, tanggal 20 Mei 1908, pukul 9 pagi,
bertempat di STOVIA, Sutomo menjelaskan gagasannya.
Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air
ada di tangan mereka. Maka lahirlah BoediOetomo (Budi
Utomo). Namun, para pemuda juga menyadari bahwa
tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih
banyak, di samping harus berorganisasi.
Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa "kaum tua"
yang harus memimpin Budi Utomo.
Sepuluh tahun pertama Budi Utomo mengalami beberapa
kali pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan
memang para pemimpin berasal kalangan "priayi" atau
para bangsawan dari kalangan keraton, seperti Raden
Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar
(presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto
Dirodjo dari Keraton Pakualaman.
Tujuan Budi Utomo
Memajukan pengajaran sesuai dengan apa yang dicita
citakan dr. Wahidin. Ini merupakan usaha pertama
untuk mencapai kemajuan bangsa;
Memajukan pertanian, peternakan, perdagangan. Jadi
sudah dimengerti bahwa kemajuan harus juga meliputi
bidang perekenomian;
Memajukan teknik dan industri, yang berarti bahwa ke
arah itu sudah menjadi cita-cita;
Menghidupkan kembali kebudayaan.
Perkembangan

Budi Utomo mengalami fase perkembangan penting saat


kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Saat itu,
DouwesDekker, seorang Indonesia-Belanda yang sangat
pro terhadap perjuangan bangsa Indonesia, dengan terus
terang mewujudkan kata "politik" ke dalam tindakan yang
nyata. Berkat pengaruhnya pengertian mengenai "tanah
air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk
ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah
IndischePartij yang sudah lama dipersiapkan oleh
DouwesDekker melalui aksi persnya. Perkumpulan ini
bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia
tanpa terkecuali. Baginya "tanah air api udara" (Indonesia)
adalah di atas segala-galanya.

Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Kongres yang pertama


Budi Utomo di selenggarakan di Yogyakarta. Saat
diadakannya kongres yang pertama ini, Budi Utomo telah
memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia,
Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan
Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah
Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati
Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama.
Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo,
banyak anggota baru Budi Utomo yang bergabung dari
kalangan bangsawan dan pejabat kolonial.

Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para


pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo
terdesak ke belakang. Strategi perjuangan Budi Utomo
pada dasarnya bersifat kooperatif.

Hasil Kongres I Budi Utomo di Yogyakarta adalah sebagai


berikut:
 Budi Utomo tidak berpolitik.
 Kegiatan Budi Utomo ditujukan pada bidang sosial,
budaya, dan pendidikan.
 Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada Jawa dan
Madura.
 Tirto Kusumo, Bupati Karanganyar, dipilih sebagai
ketua Budi Utomo pusat.

Mulai tahun 1912, saat Notodirjo menjadi ketua Budi


Utomo menggantikan R.T. Notokusumo, Budi Utomo ingin
mengejar ketinggalannya. Akan tetapi, hasilnya tidak
begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-
organisasi nasional lainnya, seperti Sarekat Islam (SI) dan
IndichePartij (IP).
Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar
dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka
jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia.

Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai


suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun
kecil di Solo dengan nama Sarekat Dagang Islam, untuk
saling memberi bantuan dan dukungan. Tidak berapa
lama, nama itu diubah oleh Tjokroaminoto, menjadi
Sarekat Islam, yang bertujuan untuk mempersatukan
semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh
penjajahan. Munculnya gerakan yang bersifat politik
semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo
agak terdesak ke belakang.

Kepemimpinan perjuangan nasionalisme ini kemudian


diambil alih oleh Sarekat Islam dan IndischePartij karena
dalam arena politik Budi Utomo memang belum
berpengalaman.

Agak berbeda dengan GoenawanMangoenkoesoemo yang


lebih mengutamakan kebudayaan dari pendidikan,
Soewardi menyatakan bahwa Budi Utomo merupakan
manifestasi dari perjuangan nasionalisme.
Menurut Soewardi, orang-orang Indonesia mengajarkan
kepada bangsanya bahwa "nasionalisme Indonesia"
tidaklah bersifat kultural, tetapi murni bersifat politik.
Dengan demikian, nasionalisme terdapat pada orang
Sumatera maupun Jawa, Sulawesi maupun Maluku.

Pendapat tersebut bertentangan dengan beberapa


pendapat lainnya yang mengatakan bahwa Pergerakan
Budi Utomo hanya mengenal nasionalisme Jawa sebagai
alat untuk mempersatukan orang Jawa saja dengan
menolak suku bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai